Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucky Harfiandy
Universitas Indonesia, 2004
S30215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Buana Garbawati
"ABSTRAK
Asam lemak rantai menengah (medium Chain Fatty Acid, MCFA) merupakan fraksi asam lemak terbesar yang ada didalam minyak kelapa, terutama dalam bentuk asam laurat 44-52%. Minyak kelapa dapat diekstraksi dari santan dengan beberapa metode, salah satunya adalah ekstraksi enzimatik (aqueous extraction). Tujuan penelitian untuk mencari kondisi optimum ekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim papain. Rendemen minyak yang dihasilkan diuji beberapa sifat fisiko-kimianya dan komposisi asam lemak dengan GC. Data analisis dibandingkan dengan minyak kelapa tradisional (cara pemanasan) dan minyak kelapa komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang didapat untuk mengekstrak minyak kelapa dari 100 mL santan adalah jumlah enzim 1,20 gram, pH santan (pH 5.9), suhu inkubasi 55oC dan waktu inkubasi 20 jam. Rendemen minyak yang terekstrak sebanyak 74 % dan memiliki kualitas yang baik karena masih dalam kisaran nilai SNI 1992. Kandungan asam laurat tertinggi terdapat dalam minyak kelapa hasil ekstraksi enzimatik, 51.82%. Kata kunci: MCFA, ekstraksi enzimatik, minyak kelapa, papain.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is aimed for knowing the influence of temperature, pH, and their interaction on the amount and quality of oils formed in fermentative extraction of coconut oil using bakers, yeast the treatment examined temperature divided into four treatments, pH divided into two treatments, and three repetitions. All treatment in this research met SII. The research result show that: (1) Treatment of temperatures give different effects on the amount of oils, temperatures of 35 C and 30 C produced the highest amount of oil, give different ffects on water content, temperatures of 30 C and 35 C resulted in the lowest amount of water content, gave different effect on iodine number, and on lathering number, temperature of 35 C resulted in the lowest number, did not give different effects on the level of free-fast acid. (2) Treatment of pH did not give different effect on the amount of oil, on water content but give different effect on iodine number, on lathering number, pH of 4 was lower the pH of 4.5. (3) Interaction of treatments of temperatures and pHs give different effect on the amount of oil, temperatures of 35 C with pH of 4 and temperatures of 30 C with pH 4 produced highest amount of oil, give different effect on water content, temperature of 30 C with the pH of 4.5 resulted in the lowest amount of water content, the temperature of 25 C with pH 4.5 produced high water content (0.55%), temperature 30 C with pH 4.5 resulted in the lowest peroxide number. It gives diffent effect on the content of free fats acid, produced oil white bright colour, good taste and smell and it was not immediately rancid"
JUMASAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jeiny Agustin Mantow
"ABSTRAK Minyak kelapa adalah minyak yang besar manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan asam lauratnya yang besar, dimana asam laurat termasuk dalam golongan asam lemak rantai menengah yang lebih mudah dicerna, diserap dan diangkut. Dalam percobaan ini akan diekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim bromelain dari buah nenas dan ekstrak enzim ragi tempe. Enzim yang telah diisolasi dicampur dengan santan, diaduk perlahan selama 15 menit dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu kamar dan suhu optimal enzim. Minyak yang dihasilkan adalah minyak yang jernih dengan rendemen 80-85%. Minyak yang diperoleh kemudian diuji sifat fisiko-kimianya (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodium, dan bilangan peroksida). Dari hasil uji fisiko-kimia terlihat bahwa minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kata kunci: Bromelain, ekstraksi, enzim, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Novianingsih
"ABSTRAK
Ester sukrosa adalah emulsifier ramah lingkungan, yang dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak secara kimiawi maupun secara enzimatik. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sintesis ester sukrosa secara enzimatik dapat dilakukan dengan menggunakan lipase dalam kondisi terdapat pelarut organik dan kandungan air yang sedikit. Pada penelitian ini, ester sukrosa disintesis melalui reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak hasil hidrolisis minyak sawit menggunakan lipase Candida rugosa dengan pelarut heksana. Optimasi reaksi esterifikasi dilakukan pada beberapa parameter seperti waktu inkubasi, suhu, dan rasio substrat untuk menghasilkan persentase konversi tertinggi. Kondisi optimum diperoleh pada waktu inkubasi 12 jam, suhu reaksi 30 0C, dan rasio mol asam lemak dengan sukrosa 64:1. Identifikasi produk menggunakan instrumen FT-IR memberikan serapan gugus ester pada bilangan gelombang 1739 cm-1. Pada uji emulsi sederhana, produk yang dihasilkan dapat bertindak sebagai emulsifier. Pada hasil analisis menggunakan HPLC, diperoleh puncak monoester sukrosa pada waktu retensi 5,39; 5,71; 5,98; 6,11; 6,42 menit, puncak diester sukrosa pada waktu retensi 7,49 dan 7,85 menit, puncak triester sukrosa pada waktu retensi 12,93 menit, dan puncak tetraester sukrosa pada waktu retensi 18,12 menit. Analisis kuantitatif HPLC menunjukkan bahwa komposisi tertinggi yang terbentuk merupakan ester sukrosa dengan diester sukrosa, yaitu sebesar 77,22%.

ABSTRACT
Sucrose esters are biodegradable emulsifiers, that may be synthesized by numerous methods which involve the use of either chemical or enzymatic esterification between fatty acids and sucrose. A previous study showed that enzymatic synthetis of sucrose ester could be carried out in organic media and minimum amount of water with lipase as biocatalyst. In this study, sucrose esters were synthesized by enzymatic esterification between hydrolyzed palm oil fatty acids and sucrose using lipase from Candida rugosa with hexane as solvent. Optimization of esterification reaction including incubation time, temperature reaction, and substrate molar ratio for a high conversion of sucrose ester. The optimum conditions were achieved at incubation time 12 h, temperature 30 0C, substrate fatty acid to sucrose molar ratio 64:1. Identification of products using FT-IR instrument gave an ester band at wave number 1739 cm-1. In a simple emulsion test, the synthesized product could be act as emulsifier. Analysis using HPLC gave sucrose monoester peak at the retention time of 5.39; 5.71; 5.98; 6.11; 6.42 minutes, sucrose diester peak at retention time 7.49 and 7.85 min, peak sucrose triester at retention time 12.93 minutes, and peak tetraester sucrose at retention time 18.12 minutes. Quantitative analysis using HPLC, the highest composition formed was diester sucrose, that is equal to 77.22%."
Universitas Indonesia, 2011
S683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Kosasih
"Ikan Lemuru (Sardinella sp) adalah salah satu kelompok ikan yang memiliki kandungan
protein tinggi dan kandungan minyak ikan yang banyak, tersebar luas di perairan Jawa
Timur, terutama di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk pengayaan omega-3
minyak ikan Lemuru melalui reaksi enzimatik, sehingga akan meningkatkan nilai
ekonomi dari minyak ikan lemuru yang selama ini di Muncar (sentra produksi minyak
ikan) dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak dan ikan. Minyak ikan Lemuru
dilakukan pemurnian dengan menggunakan bentonit dan karbon aktif. Minyak ikan
sebelum pemurnian dan sesudah pemurnian ditentukan kualitasnya dengan cara analisa
angka asam lemak bebas, angka asam, angka peroksida dan angka iodnya
menggunakan metode titrimetri, sedangkan pemucatan warna (bleaching) ditentukan
menggunakan nilai absorbansinya menggunakan spektofotometer. Pengayaan omega 3
minyak ikan cara hidrolisis dengan bantuan enzim lipase komersial dilakukan sebanyak
1 gram minyak ikan menggunakan tabung reaksi dan 160 gram menggunakan reaktor 1
L. Reaksi enzimatis dilakukan dengan variasi suhu (45-55), waktu (6-24 jam),
konsentrasi enzim (500, 1000, 1500 dan 2000 unit) dan agitasi (50-150 rpm).
Kandungan asam lemak omega 3 dari minyak ikan yang telah dihidrolisis dengan enzim
lipase ditentukan menggunakan Gas Chromatography (GC). Hasil pemurnian
menggunakan karbon 3% dapat menurunkan angka peroksida sampai nol dan
menurunkan nilai absorbansi yang sebelumnya 0,883 menjadi 0,559 pada λ 440 nm.
Hasil GC menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk reaksi enzimatis adalah waktu
reaksi 24 jam, konsentrasi enzim 1000 unit dan temperatur optimum 50oC. Reaksi
enzimatik menggunakan lipase komersial dapat meningkatkan kadar omega-3 minyak
ikan Lemuru yang sebelum reaksi enzimatis ALA 0,110, EPA 0.089 dan DHA 0.01 %
setelah reaksi enzimatis berturut turut menjadi menjadi 1,059 (12 kali), 1,61 (18 kali
lebih) dan 0.352 % (35 kali lebih). Reaksi enzimtais minyak ikan Lemuru dengan cara
rancangan RSM-Box Behnken mendekati sebenarnya sampai lebih dari 95%, dengan
kondisi optimum rancangan temperature, waktu dan agitasi berturut-turut 45oC, 24 jam
dan 150 rpm.

Lemuru fish (Sardinella sp.) is a group of fish that has a high protein and oil content. It
is widespread in East Java waters, especially in Banyuwangi. The present study was
aimed to enrich the omega-3 lemuru fish oil through enzymatic reactions so that it
would increase the economic value of lemuru fish oil, which has been used as the
mixture of animal and fish feed in Muncar (fish oil production center). Lemuru fish oil
was refined using bentonite and activated carbon. The quality of fish oil before and after
purification was determined by analyzing the free fatty acid number, acid value,
peroxide value and iodine value using the titrimetric method, while bleaching analysis
was determined by absorbance value using a spectrophotometer. The enrichment of
omega-3 from fish oil by enzymatic hydrolysis using commercial lipase enzymes was
carried out in the amount of 1 gram of fish oil using a test tube and 160 grams using a 1
L reactor. Enzymatic reactions were carried out with variations in temperature (45-
55°C), time (6-24 hours), concentration enzymes (500, 1000, 1500, and 2000 units),
and agitation (50-150 rpm). The omega-3 fatty acid content of fish oil that has been
hydrolyzed with lipase was determined using gas chromatography (GC). The result of
purification using 3% carbon could reduce the peroxide value to zero and the
absorbance value from 0.883 to 0.559 at λ 440 nm. The GC result showed that the
optimum conditions for the enzymatic reaction were 24 hours, 1000 units of enzyme
concentration, and 50°C. The enzymatic reaction using commercial lipases could
increase the omega-3 levels of lemuru fish oil. It was found that before enzymatic
hydrolysis, the concentration of ALA, EPA, and DHA were 0.110%, 0.089%, and
0.01%, respectively. After the enzymatic reaction, the level of ALA, EPA, and DHA
became 1.059% (12 fold), 1.61% (18 fold), and 0.352% (35 fold), respectively. The
enzymatic hydrolysis of lemuru fish oil by using Behnken RSM-Box design approach
was true to more than 95%, with the optimum design conditions of temperature, time,
and agitation were 45°C, 24 hours and 150 rpm, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Fadillah
"Pemisahan gula dari tetes tebu (molasses) menggunakan pelarut minyak nabati dilakukan dengan studi awal melalui proses ekstraksi pelarut sistem cair dalam kolom ekstraksi berpengaduk sederhana. Pada penelitian ini, tetes tebu dengan potensi 2,5 juta ton per tahun di Indonesia dimodelkan sebagai larutan gula 20% dan dipisahkan kandungan gulanya. Pengamatan dilakukan dengan pengujian ekstraksi sederhana dan pengujian kolom ekstraksi yang ditinjau secara umum, serta membandingkan profil ekstraksi antara penggunaan pelarut minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, yaitu dengan mengamati profil kecepatan gelembung ekstraksi, koefisien distribusi, dan pengaruh pengadukan terhadap proses ekstraksi. Pada pengujian ekstraksi sederhana diperoleh bahwa sistem dengan pelarut minyak kedelai dan dengan perbandingan volume lebih besar memiliki waktu yang lebih lama pada profil kecepatan gelembung, akan tetapi nilai koefisien distribusinya (Kd) lebih kecil yaitu rata-rata 0,7 dan 0,58, daripada sistem dengan minyak kelapa sawit dengan koefisien distribusi lebih besar yaitu rata-rata 0,1 dan 0,07. Disamping itu, pengujian dalam kolom ekstraksi dilakukan, dengan mengandalkan dua jenis pengadukan dan diperoleh hasil bahwa untuk sistem dengan pelarut minyak kelapa sawit pada pengadukan secara mekanis (mechanic stirring) dapat memisahkan kandungan gula lebih banyak yaitu hingga 14%, daripada pengadukan secara statis (static stirring) yang hanya memisahkan hingga 8%.

The sugar separation from molasses with vegetable oil as solvent was did by apply the pre-eliminary study with liquid extraction process method and use a simple design of mixer extraction column. In this research, the molasses which 2.5 million ton per year potential in Indonesia was modeled as sugar solution and the sugar (sucrose) composition was separated. Observation were made towards a simple test of extraction process and the extraction column with a generally observe, and compare the extraction profile between the system with solvent palm kernel oil and soybean oil, consist a bubble rate profile, distribution coefficient (Kd) and stirring effects towards extraction process. Moreover, system with soybean oil has a longer time of bubble rate, however has a smaller of distribution coefficient where averages 0,7 and 0,58, than the palm oil has the bigger value of distribution coefficient where averages 0,1 and 0,07. Furthermore, on extraction column testing operated by applying two types of stirring, the mechanical stirring which can separate more sugar untill 14%, than the static stirring where just 8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivano Andriansyah
"Limbah produksi gula di Indonesia yang berupa tetes tebu (molasses) dengan jumlah mencapai 2,5 juta ton per tahun masih mengandung gula dengan kadar rata-rata 62 % atau sebanyak 1,58 juta ton gula terbuang dalam tetes tebu dalam setahun. Untuk memperoleh kembali (recovery) kandungan gula tersebut dapat dilakukan dengan proses ekstraksi cair-cair. Pada penelitian ini tetes tebu dimodelkan sebagai larutan gula dengan konsentrasi 20 % berat. Pelarut yang digunakan adalah minyak kelapa dan minyak kedelai. Proses ekstraksi dilakukan di dalam kolom ekstraksi berpengaduk pada suhu ruang dengan aliran berlawanan arah dan laju alir sebesar 1,5 gpm dan 3,2 gpm.
Pengujian dilakukan pada rasio tinggi 1 : 1 dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 8, dan 16 menit. Kinerja proses ekstraksi dibandingkan pada dua jenis pengadukan yaitu pengadukan secara statis dan pengadukan secara mekanik. Ekstraksi gula dari model tetes tebu dalam kolom ekstraksi menunjukkan peningkatan perpindahan massa dengan penambahan waktu dengan perpindahan massa pada proses dengan pengadukan secara mekanik lebih besar dari pengadukan statis.
Hasil ekstraksi gula menggunakan pelarut minyak kelapa lebih besar dibanding minyak kedelai yang ditunjukkan dengan koefisien distribusi minyak kelapa yang lebih besar yaitu 0,29 dan kofisien distribusi minyak kedelai sebesar 0,11.

Sugar production waste in Indonesia in form of molasses with the amount of 2.5 million tons per year still contains sugar with an average content of 62%. Sugar recovery can be carried out by liquid-liquid extraction process. In this study molasses modeled as sugar solution with a concentration of 20% by weight. The solvent used is coconut oil and soybean oil. The extraction process is done in a simple stirred extraction column at room temperature with a counter current flow and flow rate of 1.5 gpm and 3.2 gpm.
Tests conducted at a high ratio of 1: 1 with a variety of 1, 2, 3, 4, 5, 8, and 16 minutes. Extraction process performance compared to two types stirring which is static agitation and mechanic agitation. Extraction of sugar from molasses models in the extraction column show an increase of the mass transfer in function of time. Mass transfer in the mechanic agitation process is greater than static agitation.
The result of sugar extraction using coconut oil greater than soybean oil as indicated by the distribution coefficient in coconut oil is 0.29 greater than distribution coefficient in soybean oil which is about 0.11.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sholehudin
"Kadar sulfur yang tinggi didalam bahan bakar minyak solar, dapat mempengaruhi pencemaran udara, karena gas buangnya mengandung SO2 sebagai hasil oksidasi senyawa sulfur. Untuk itu perlu dilakukan proses pengurangan kandungan sulfur. Salah satu cara untuk pengurangan kandungan sulfur dalam minyak solar ialah dengan reaksi fotokimia dan ekstraksi cair-cair.
Dalam larutan molekul-molekul berantraksi membentuk gugusan (agregat). Zat yang bersifat polar akan berantraksi dengan pelarut polar. Senyawa sulfur mempunyai pasangan elektron yang tidak berikatan, akan membentuk gugusan dengan atom hidrogen dari larutan H2O2- Pembentukan gugusan tersebut, menyebabkan senyawa sulfur dalam solar, akan terdistribusi pada larutan H2O2 yang bersifat polar.
Bila molekul menyerap sinar ultraviolet maka akan mengalami perubahan energi dari energi tingkat dasar ke energi tereksitasi. Hidrogen peroksida akan mengalami fotoeksitasi sehingga terbentuk gugus hidroksi radikal. Senyawa sulfur dalam solar, mengalami foto dekomposisi, yang disebabkan oleh penyinaran sinar ultra violet dan adanya gugus hidroksi radikal yang terbentuk dari larutan hidrogen peroksida. Senyawa sulfur mengalami perubahan menjadi SO42' dan masuk kedalam larutan hidrogen peroksida. Penurunan kandungan total sulfur dalam minyak solar, secara fotokimia dan ekstraksi dengan pelarut H2O2 (30 %) dan lama penyinaran 12 jam sebesar 39,76 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The thirteen isolates amylolitic microbes had been tested their ability to extract the oil from "Coconut milk" and nine of them could break the emulsion and separated the oil from the water and protein...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>