Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Kustiawan
"ABSTRAK Meningkatnya penggunaan logam-logam berat dalam berbagai industri mengakibatkan peningkatan pencemaran logam-logam berat di lingkungan perairan. Alumina dapat dimodifikasi dengan adsorpsi surfaktan anionik sehingga membentuk bilayer (admisel). Admisel digunakan sebagai adsorben, karena kemampuannya menyerap ion-ion logam pada permukaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal pembentukan admisel alumina-SDS, dan memanfaatkannya dalam penyerapan ion-ion Cd2+ dan Pb2+. Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi SDS dan pH. Konsentrasi SDS ditentukan dengan metode MBAS (Methyelene Blue Active Substances). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ?-alumina yang digunakan memiliki PZC pada pH 8, konsentrasi admisel kritis adalah sebesar 4 ?M dan konsentrasi misel kritis adalah 5,5 ?M serta pH optimal adalah pH 3. Tingkat desorpsi SDS pada admisel alumina-SDS adalah sebesar 0,61%. Kemampuan tukar kation penyerapan ion Cd2+ adalah sebesar 83% dan ion Pb2+ sebesar 82,5%. Kata kunci : Admisel; CAC; SDS; adsorpsi X + 57 halaman,gambar, tabel, lampiran"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Samuel Tjiputra
"ABSTRAK
Penelitian mi bertujuan untuk mempelajari mekanisme adsorpsi ion Ni(II) amoniakal dan ion sulfat pada permukaan y-Al203 dan menentukan asumsi model adsorpsi yang sesuai. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan metode pengguncangan. Metode pengguncangan ini dilakukan untuk mencari kondisi terbaik, isotenn adsorpsi dan pengaruh perubahan kuat ion. Pengaruh perubahan kuat ion pada proses adsorpsi dilakukan dengan penambahan elektrolit pendukung yaitu KNO3 dengan konsentrasi yang bervariasi antara 0,01 - I M.
Pada penelitian mi adsorpsi maksimum ion Ni(II) amoniakal diperoleh pada pH 11 dengan pengguncangan selama 45 menit. Sedangkan adsorpsi maksimum ion SO4 diperoleh pada pH 2 dengan pengguncangan selama I jam.
Mekanisme yang teijadi pada adsorpsi ion Ni(ll) amoniakal tergantung pada spesies yang terbentuk dalam larutannya dan diasumsikan membentuk kompleks
'lengkung Iuar (outer-sphere) karena adsorpsinya relatif dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Sedangkan mekanisme yang terjadi path adsorpsi ion SO4 diperkirakan melalui pertukaran ion dan diasumsikan membentuk kompleks 'Iengkung dalam' (innersphere) karena adsorpsinya relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan kuat ion. Isoterm adsorpsi kedua ion mi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monomolekuler pada pusat-pusat aktif permukaan adsorben."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pity Muliawan
"ABSTRAK Pembentukan kompleks ion logam Fe(III) dengan ligan 2-(5-bromo-2-piridilazo)-5-dietilaminofenol (5-Br-PADAP atau HL) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari secara Spektrofotometri UV-Vis dengan metode batch dan metode sentrifugasi membran cair (Centrifugal Liquid Membran/CLM). Molar ratio pembentukan kompleks dinyatakan sebagai [HL] : [(Fe(III)] = 2 : 1, sehingga diketahui kompleks yang terbentuk adalah kation kompleks FeL2+. Ligan 5-Br-PADAP dalam heksana menghasilkan spektrum transisi pada ??maks = 450 nm, dengan nilai absortivitas molar, ?? = 2,95 x 104 M-1cm-1. Dari hasil metode batch diketahui bahwa kation kompleks FeL2+ (??maks = 512 nm) yang terbentuk tidak dapat terekstraksi dalam fasa organik, melainkan larut dalam fasa air dan sebagian teradsorpsi pada antarmuka heksana-air. Adanya penambahan Sodium Dodesil Sulfat (SDS) diamati dapat menurunkan konsentrasi kation kompleks FeL2+ yang terdapat dalam fasa air, dengan membentuk pasangan ion FeL2+-DS- yang teradsorpsi pada antarmuka heksana-air. Pada penambahan konsentrasi ligan 5-Br-PADAP yang tinggi dalam fasa air diamati terbentuknya spektra transisi baru yang bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah/bathokromik) yaitu pada ??maks = 590 nm. Pembentukan spektra transisi ini dikonfirmasikan sebagai spektra transisi dari fenomena pembentukan J-aggregat (FeL2+)n dari monomer kation kompleks FeL2+. Dari hasil metode CLM, dapat diamati proses pembentukan monomer kation kompleks FeL2+ maupun aggregat (FeL2+)n pada antarmuka heksana-air terhadap perubahan waktu. ??maks monomer kation kompleks FeL2+ maupun aggregat (FeL2+)n mempunyai ??maks yang berbeda dengan ??maks yang ada dalam fasa air seperti yang dikonfirmasikan dari hasil metode batch, sehingga ??maks ini diidentifikasikan sebagai ??maks dari pembentukan monomer kation kompleks FeL2+ dan aggregat (FeL2+)n pada antarmuka heksana-air. Kata kunci : Metode Centrifugal Liquid Membran, Ligan 5-Br-PADAP, kompleks logam-piridilazo, antarmuka cair-cair, surfaktan SDS, adsorpsi, asosiasi ion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdul Juhri
"ABSTRAK
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat dengan beberapa logam alkali dan alkali tanah yang terikat di dalamnya. Zeolit mempunyai sifat antara lain sangat berpori (pori-pori berukuran molekul) dan dapat mempertukarkan kation. Selain itu zeolit juga mudah dimodifikasi, salah
satunya yaitu dengan impregnasi menggunakan oksida logam.
Mn02 merupakan salah satu oksida logam yang dapat digunakan
untuk melapisi zeolit. MnOa terbentuk melalui reaksi oksidasi Mn(ll) yang
sebelumnya telah diadsorpsi teriebih dahulu ke dalam permukaan zeolit
dengan oksidator Kmn04.
Zeolit-Wln02 terbukti efektif dalam menurunkan konsetrasl dan Fe2+ dalam air tanah (Rodica, Pode/Rumania). Pene|itian ini mencoba memanfaatkan Zeolit-MnOz untuk menurunkan konsentrasi ion logam lam
misalnya dan Cd'" dalam air.
Zeolit-MnOz dibandingkan dengan Mn-Zeolit yang dikalsinasi pada
suhu 300 *'C selama 3 jam. Masing-masing zeolit dimasukkan ke dalam
kolom. lalu dialiri larutan Pb'" dan Cd2+ Efluen dianalisa dengan
menggunakan alat Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Untuk mengetahui
terjadinya pelapisan pada permukaan zeolit dilakukan analisa dengan
menggunakan Difraksi Sinar-X (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi
Pb2+ dan Cd2+ setelati dialiri melalui Mn-Zeolit (kalsinasi 300 °C) dan ZeoUt-
WlnOz (zeolit Tasikmalaya dan Bayah) dalam kolom. Ketika Cd 10 ppm
dialiri melalui Mn-Zeolit Bayah (kalsinasi 300 °C). Cd2+ yang tidaR teradsorp
mencapai 0,014 mg/g (Mn^^ terdesQrpsi=3.011 mg/g). Untuk Mn-Zeolit
Tasikmalaya Cd^^ yang tidak teradsorp 0,104 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=7,198
mg/g). Sementara ketika dialiri Pb2+ 10 ppm. Pb2+ yang tidak teradsorpsi
mencapai 0 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=1.878 mg/g) untuk Mn-Zeolit Bayah dan
0,031 mg/g (Mn2+ terdesorpsi=3,028 mg/g) untuk Mn-Zeolit Tasik.
Untuk MnOrZeolit Bayah dan Tasik pada efluen sudah tidak terdapat
*
lagi Pb2+ dan Cd2+. Ketika dialiri Cd2+ 10 ppm. konsentrasi Mn2+ yang
terdesorpsi adalah 0,695 mg/g MnOz-Zeotit Bayah dan 0,806 mg/g MnOz-
Zeolit Tasik. Ketika dialiri 10 ppm konsentrasi Mn2+ adalah 0.225 mg/g
MnOz-Zeolit Bayah dan 0,618 mg/g MnOz-Zeolit Tasik.
Dari hasil tersebut MnOa-Zeolit lebih baik dibandingkan Mn-Zeolit
(kalsinasi 300 °C), sedangkan MnO-Zeolit Bayah lebih baik dibandingkan
MnO-Zeolit Tasik. Hal ini terlihat dari konsentrasi Mn2+ yang masih terdapat dalam efluen.
Sementara dari hasil Difraksi Sinar-X terlihat adanya penurunan
intensitas relatif puncak-puncak utama kristal yang disebabkan oleh hadirnya
spesi mangan pada permukaan zeolit.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastin Setiani
"Ligan 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin telah berhasil disintesis dengan metode Ciupa dkk. (2012). Reaksi yang berlangsung dalam sintesis ligan berbasis pirazolin ini merupakan reaksi kondensasi aldol dan Reduksi Wolff-kishner. Hasil yang diperoleh berupa padatan jingga dengan %yield sebesar 19,91% (0,2987 gram). Ligan 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin ini dilakukan uji karakterisasi terhadap spektrofotometer IR, H-NMR, spektrofotometer UV-Vis dan spektrofluorofotometer. Struktur kompleks yang terbentuk dari ketiga logam tersebut adalah struktur segi empat planar dengan rumus seyawa kompleks [CuL2]2+ [CdL2]2+ dan [PbL2]2+.
Aplikasi pada penelitian ini yaitu fluorosensor ligan terhadap ion logam berat berat Cu2+, Cd2+ dan Pb2+. Dengan adanya penambahan ion logam berat Cu2+ dan Pb2+ memberikan fluorosensor tipe on-off terlihat dari adanya pemadaman intensitas fluoresensi dan fluorosensor tipe off-on untuk ion logam berat Cd2+ yang ditandai dengan peningkatan intensitas fluoresensi. Ligan ini dapat mendeteksi ion logam berat dari 2x10-4 M hingga konsentrasi 2x10-6 M memiliki keselektifan terhadap ion logam berat Cd2+.

Ligand 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H pirazol-3-yl)piridin has been synthesized by Ciupa et al. (2013) method. The synthesis used aldol condensation reaction and Wolff-kishner reduction. The orange precipitated was collected and gave 19,91% yield 0,2987 gram). Ligand has been characterized by FTIR, H-NMR, UV-vis and Spectrofluorophotometer. The structur of the complex formed from the third metal is square planar with formula of complex are [CuL2]2+ [CdL2]2+ dan [PbL2]2+.
The application in this research is fluorosensor of heavy metal ions Cu2+, Cd2+ dan Pb2+. With the addition of heavy metal ions Cu2+ and Pb2+ that ligand gave fluorosensor type on-off. It conclude by quenching when ligand coordinated with Cu 2+ and Pb 2+ ions. And ligand gave fluorosensor type off-on when addition of heavy metal ion Cd2+. These ligan can detect of heavy metal ions from 2x10-4 M to a concentration of 2x10-6. It conclude by enhanching when ligand coordination with Cd2+ ion and the ligand have selectivity towards Cd2+.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mardiani
"Dewasa ini, peningkatan penggunaan senyawaan sulfat dan nitrat mengakibatkan terjadinya peningkatan pencemaran senyawaan sulfat dan nitrat di lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi permukaan ??-alumina dengan surfaktan HDTMA-Br membentuk bilayer (admisel) dan mempelajari aplikasinya sebagai penukar anion sulfat dan nitrat. Dalam penelitian ini, ??-alumina diperoleh dari pembakaran campuran amonium sulfat dan kaolin pada suhu 400oC selama 10 jam. Pzc (point of zero charge) yang diperoleh dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration) dan CMC (Critical Micelle Concentration) diperoleh dari kurva isoterm adsorpsi melalui variasi konsentrasi HDTMA-Br. Nilai CAC ??-alumina yang diperoleh berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 300 ??mol/L dan nilai CMC berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 600 ??mol/L. pH optimum dari adsorpsi alumina terhadap HDTMA-Br yang terbesar berada pada pH 10. Uji desorpsi dilakukan untuk mengetahui kekuatan adsorpsi HDTMA-Br pada alumina, hasil yang diperoleh sebesar 0,73%. Pertukaran anion sulfat dan nitrat dengan anion bromida dari admisel dilakukan dengan metode batch. Kemampuan tukar anion sulfat yang diperoleh sebesar 31,004 x 10-4 mek/g dan untuk anion nitrat sebesar 26,510 x 10-4 mek/g. Adsorpsi sulfat dan nitrat pada admisel mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawaty
"Dl alam, mineral bentonit masih bercampur dengan mineral liat lainnya. Pemurnian bentonit alam dari pengotor- pengotor lainnya dapat dilakukan dengan cara fraksinasi sedimentasi berdasarkan waktu , dan hasilnya menujukkan persentase berat F1 (sedimentasi 15 menit) sebesar 58,05%, persentase berat F2 (sedimentasi 3 hari) sebesar 22,71 %, persentase berat F3 (sedimentasi 1 minggu) sebesar4,04 % dan sisanya persentase berat F4 sebesar 9,24 %, yang didapat dengan cara sisa fraksi bentonit yang diuapkan. Karakterisasi Ukuran partikel berdasarkan distribusi sebaran massa, menujukkan ukuran partikel^FI (23,75pm ± 17,54 pm ) > F2 (14,38pm ± 3,27 pm) > F3 A (2,51pm ± 2,17 pm) > F4 (14,38pm ± 3,27 pm). Penentuan komposisi kimia dengan menggunakan metode XRF, menujukkan perbandingan nilai Si/AI F1 (6,20) > F2 (5,53) > F3 (3,56) > F4 (3,45). Penentuan jenis mineral dengan metode XRD, menujukkan bahwa pada bentonit Ft dan F2 ketidakmurnlannya maslh dlpertahankan dengan hadirnya mineral chlorit dan quarsa, sedangkan untuk bentonit F3 dan F4 hanya menghasilkan minerat montmorilonit saja. Penentuan serapan fraksinasi bentonit dalam mengadsorpsi ion logam Pb^^, Cd^^ dan Cu^^ dilakukan dengan cara mengatur pH larutan (pH 2 -10) dengan menggunakan metode polarografi, menujukkan bahwa daya serap bentonit F4 lebih tjnggi dibaridingkan bentonit Ft, F2.daniF3. A " : - : , : Data yang diperoleh menujukkan bahwa kapasita& .penyerapan fraksinasi bentonit tergantung pada phf larutan. Adsorpsi maksimum ion logam Pb^*^ terjadi pada pH larutan 7, ion logam Cd^^ terjadi pada pH larutan 8 dan untuk ion logam Cu^"^ adsorpsi maksimum Iraksinasi mineral bentonit terjadi pada pH larutan 5."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>