Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianti
"Tanaman mahkota dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl, famili
Thymelaeaceae, merupakan tanaman yang secara emplris teiah digunakan
oleh masyarakat lues sebagai obat antitumor.
Telah dilakukan penelitian terhadap ekstrak aseton daun mahkota
dewa yang bertujuan untuk mengisolasi senyawa kimia yang bersifat inhibitor
terhadap sei leukemia L1210. Isolasi dilakukan dengan menggunakan teknik
kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis, sedangkan penentuan
struktur senyawa dilakukan berdasarkan data-data spektrometer massa, IR
dan UV. Dari hasil isolasi diperoleh 3 komponen yang diidentifikasi sebagai
senyawa skualena, senyawa anhidrolutein II dan senyawa echinenon.
Berdasarkan hasil uji aktivitas inhibisi terhadap perkembangbiakan sel
leukemia L1210 dari ketiga komponen tersebut diperoleh hasil dengan nilai ICso untuk komponen X1 (IC50 =3,67 / ml ); komponen X2 (IC50 =4.95 pg /
ml): dan komponen X3 (IC50 =5,67 pg / ml)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Citra Maida
"Daun girang (Leea indica. Merr) merupakan salah satu tanaman
yang biasa digunakan sebagai tanaman obat tradisional, mengandung senyawasenyawa
dari golongan flavonoid, polifenol, saponin dan terpenoid. Senyawasenyawa
ini memiliki potensi sebagai senyawa aktif antlkanker.
Uji aktivitas antikanker menggunakan sel leukemia L12i0 dilakukan
dengan cara menghitung daya hambat (aktivitas inhibisi) pertumbuhannya oleh
senyawa kimia dalam ekstrak kasar. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan ICso
sebagai konsentrasi ekstrak dalam pg/mL medium yang dapat menghambat
perkembangbiakan sel sebanyak 50 % setelah masa inkubasi 48 jam. Ekstrak
kasar yang memiliki nilai IC50 lebih kecil dari 20 pg/mL diklasifikasikan memiliki
potensi sebagai antikanker dengan sel leukemia L1210.
Hasil uji aktivitas ekstrak kasar daun girang memiliki nilai IC50
17,63 pg/mL. Ekstrak kasar dibagi ke dalam tiga fraksi berdasarkan perbedaan
kelarutan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu fraksi polar,
semi polar dan non polar. Hasil uji aktivitas tiga fraksi tersebut berturut-turut
adalah : 10,47 pg/mL; 13,36 pg/mL dan 16,18 pg/mL. Terhadap fraksi polar
yang memiliki potensi paling besar sebagai antikanker dilakukan pemurnian
terhadap fraksi tersebut sampai didapatkan senyawa mumi.
Dengan menggunakan spektrofotometer FTIR dan spektrometer GC-MS,
senyawa yang didapat dari fraksi etanol diduga adalah p-amirin yaitu senyawa golongan triterpenoid pentasiklik dengan rumus molekul C30H50O dengan berat
molekul 426 dan mempunyai titik leleh 198-201,1 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Sugiwati
"Alpha-glucosidase (EC 3.2.1.20) is a carbohydrase that catalyzes the liberation of a-glucose from the nonreducing end of the diet carbohydrate. In diabetic patients, inhibition of these enzymes causes the restraint of glucose absorption and decreases the postprandial hyperglycemia. The purpose of this research is to study the antihyperglycemic activity of mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] leaf extracts by inhibition test to alpha glucosidase enzyme. This research was conducted in three steps: fractionation and extraction samples with methanol, ethyl acetate, n-butanol, and water, followed by phytochemistry screening and alpha-glucosidase inhibition test. The alpha-glucosidase inhibition test was performed by using alpha-glucosidase enzyme and p-nitrophenyl α-D-glucopyranoside as a substrate.
The result of phytochemistry screening showed that Mahkota dewa leaves contain class of phenolics, thanins, flavonoids, alkaloids, and carbohydrates. The result of alpha-glucosidase inhibition test showed that ethyl acetate fraction extract had the highest inhibition activity with inhibition percentage at 50 ppm for old leaves which is 55.04% and for young leaves which is 56.92%. At 50 ppm, inhibition activity from the methanol extract and boiled water extract of old leaves is higher than that of young leaves with inhibition percentage of old leaves methanol extract which is 14.25% and 10.97% for young leaves and for old leaves; boiled water extract is 10.32% and 6.85% for young leaves. For n-butanol fraction extract, inhibition activity of young leaf extract (14.26%) is higher than old leaf extract (9.49%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eliza
"Buah Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl. mengandung metabolit sekunder yang aktif, sehingga dapat membunuh larva Ae. aegypti untuk mengendalikan vektor DBD tanpa resistensi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak metanol buah Mahkota Dewa dan mekanisme kerja ekstrak tersebut sebagai larvasida terhadap larva Ae.aegypti . Penelitian eksperimen ini terdiri dari dua kelompok, 1 Kontrol positif saponin dan kuersetin dari Sigma Aldrich 2 Perlakuan, yaitu ekstrak metanol dan n-heksana dan fraksi etil asetat . Uji fitokimia memperlihatkan ekstrak metanol mengandung saponin dan kuersetin. Setelah 24 jam, kelompok kontrol dengan saponin ditemukan 100 mortalitas larva. Konsentrasi ekstrak metanol 0,15 -0,30 dan ekstrak n-heksana serta fraksi etil asetat 0,20 -0,30 memperlihatkan aktivitas larvasida bermakna.

Mahkota Dewa Fruit Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl. contains active secondary metabolites, thus killing Ae.aegypti larvae to control the DHF vector without resistance. The object this study was to evaluate the activity of extract of Mahkota Dewa fruit methanol extract and the mechanism of action the extract as larvacide larvae Ae.aegypti. The study experimental consisted of two groups, 1 Positive control saponin and quercetin from Sigma Aldrich 2 Treatment, ie extract methanol and n hexane and fraction ethyl acetate . Phytochemical tests show methanol extract containing saponins and quercetin. After 24 hours, control group saponins found 100 mortality of the larvae. The concentration methanol extract 0.15 0.30 and n hexane extract and ethyl acetate fraction 0.20 0.30 showed significant larvicidal activity p."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati
"Telah dilakukan penelitian komponen aktif antioksidan dan antimikroba dari buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff)Boerl.). Isolasi mahkota dewa dilakukan dengan cara ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Pemisahan ekstrak menggunakan metode kromatografi kolom, dengan fase diam silika gel dan fase gerak campuran antara n-heksana dan etil asetat, kloroform dan metanol secara gradien. Analisis senyawa dalam fraksi A, B, dan C yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, IR, GC-MS, dan 1H NMR. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode radical scavenger (uji DPPH), sedangkan uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram. Dari data hasil analisis menunjukkan bahwa dalam ekstrak metanol buah ma hkota dewa komponen aktif antioksidan dengan IC50 sebesar 8,0 mg/L dan antimikroba diduga oleh adanya senyawa kelompok lignan.

Having been researched upon the active compound s of antioxidant and antimicrobe from mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.). The isolation of mahkota dewa is done b y numerous extracting levels using nhexane, ethyl acetic, and methanol. The chromatographic column method is used to separate the extraction result, using the gradient of the steady silica gel phase and mixing move phase between n-hexane and ethyl acetic, chloroform and methanol. The analysis of fraction A, B, and C compound is perform bay using UV-Vis, IR, GC-MS, and 1H NMR. The antioxidant activity assay is treated by the radical scavenger method (DPPH assay) while antimicrobial assay used the diffusion method by observing the inhabitation zone that was created. Based on analysis data shows that active compounds of antioxidant with IC50 = 8,0 mg/L and antimicrobe in the methanol extract of mahkota dewa is supposed of the compound of lignan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suprapti
"Pendahuluan: Kanker kolorektal adalah tumor ganas akibat pertumbuhan secara berlebihan dan berasal dari dinding usus besar. Pemberian karsinogen kimia azoksimetan (AOM) + dextran sodium sulfat (DSS) diketahui dapat menyebabkan pembentukkan adenoma pada kolon yang ditandai dengan meningkatnya ekspresi iNOS, β-catenin dan COX-2. Ekstrak etanol daun mahkota dewa diketahui memiliki efek antikanker namun hingga saat ini belum diketahui secara jelas mekanismenya. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak mahkota dewa pada karsinogenesis kolon hewan coba yang diinduksi dengan AOM-DSS.
Metode : Mencit dibagi secara acak menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok tanpa perlakuan ; kelompok AOM+ mahkota dewa 25 mg + DSS; AOM+ mahkota dewa 50 mg + DSS; AOM+Aspirin 0,21 mg (kontrol positif 1); AOM+ Aspirin 0,84 mg + DSS (kontrol positif 2). Setelah seminggu induksi AOM secara intraperitoneal, ekstrak mahkota dewa/aspirin diberikan setiap hari secara peroral selama 7 hari, sedangkan DSS diberikan selama 7 hari melalui air minum ad libitum. Dua puluh minggu pasca induksi dengan AOM, mencit dikorbankan, kolonnya diambil dan dibaca histopatologinya. Ekspresi iNOS, β-catenin dan COX-2 pada kolon mencit diperiksa dengan imunohistokimia.
Hasil: Kerusakan jaringan kolon mencit yang diinduksi oleh AOM+DSS berupa inflamasi, goblet cells dysplasia + atypical epithel cells (rerata skor inflamasi = 192). Pemberian ekstrak etanol mahkota dewa daun mahkota dewa dosis 25 mg dan dosis 50 mg dapat menurunkan derajat kerusakan jaringan kolon yang diinduksi oleh AOM-DSS secara bermakna (skor menjadi 45 dan 58; p < 0,05). Ekstrak etanol daun mahkota dewa dapat menekan ekspresi iNOS, β-catenin, COX-2 yang bermakna vs AOM-+DSS pada seluruh dosis, kecuali pada ekstrak mahkota dewa dosis 50 mg, tidak mampu menurunkan ekspresi COX-2 secara bermakna.
Kesimpulan: Ekstrak etanol daun mahkota dewa dapat menurunkan proses inflamasi pada kolon mencit yang diinduksi oleh AOM+DSS. Penurunan kerusakan ini disebabkan oleh penekanan ekspresi iNOS, β-catenin dan COX-2 oleh ekstrak daun mahkota dewa.

Introduction: Colorectal cancer is a malignant tumor caused by excessive growth derived from the colon wall. Chemical carcinogens, azoxymethane (AOM) + dextran sodium sulphate (DSS) are known to cause the formation of adenoma in the colon characterized by increased expressions of iNOS, β-catenin and COX-2. Ethanol extract of mahkota dewa leaves are known to have anticancer effects, but until now the mechanism has not been fully understood. This study was aimed to determine the effect of the extract on the mahkota dewa leaves extract (MD) on colon carcinogenesis induced by AOM-DSS.
Methods: Balb/c mice were randomly divided into 6 groups of untreated control; AOM + mahkota dewa 12,5% b/v + DSS; AOM + mahkota dewa 50% b/v + DSS; AOM + aspirin 0,21 mg + DSS (positive control 1); AOM+ aspirin 0,84 mg + DSS (positive control 2). MD/aspirin was administered daily per oral for 7 days, starting 1 week after AOM induction, while DSS 1% was given through drinking water daily for 7 days ad libitum. Twenty weeks post AOM administration, mice were sacrificed, colons were taken and analyzed histopathologically. Expression of iNOS, β-catenin and COX-2 were analyzed using immunohistochemistry.
Results: Tissue damage induced by AOM + DSS goblet cells were in the form of a typical epithelial dysplasia + cells / inflammation (inflammation score = 3; p > 0,05). Ethanol extracts of mahkota dewa are shown significant to reduce tissue damage induced by AOM+DSS (histopathological score decreased to 45 and 58; p < 0,05). Ethanol extracts of mahkota dewa leaves suppressed the expression of iNOS, β- catenin and COX-2 significantly vs AOM+DSS at all doses, except for MD50, which was unable to suppress the expression of COX-2.
Conclusion: Extracts of mahkota dewa leaves reduces inflammatory process induced by chemical carcinogens AOM+DSS. This effect is due to the inhibitory effect of mahkota dewa leaves extract to the iNOS, β-catenin and COX-2 expressions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Dewi
"Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), Thymelaeaceae , merupakan tumbuhan asli Indonesia yang berasal dari Papua. Pada penelitian ini, digunakan biji mahkota dewa karena banyak pendapat mengatakan bahwa biji mahkota dewa sangat toksik. Berkaitan dengan toksisitasnya maka kemungkinan biji mahkota dewa mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai antikanker ataupun antioksidan. Biji mahkota dewa diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH dan Tiosianat. Prinsip uji aktivitas antioksidan metode DPPH yaitu mengukur besarnya serapan pemucatan warna DPPH yang diukur pada panjang gelombang 517 nm. Sedangkan prinsip uji aktivitas antioksidan metode Tiosianat yaitu mengukur besarnya serapan warna merah yang terbentuk dari senyawa kompleks ferrisianat yang diukur pada panjang gelombang 500 nm.
Uji aktivitas antioksidan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji mahkota dewa memiliki daya antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 678,1150 μg/ml, diikuti ekstrak bensin pencuci dengan nilai IC50 685,4858 μg/ml dan ekstrak klorofom dengan nilai IC50 716,7169 μg/ml. Sedangkan vitamin C memiliki nilai IC50 3,1525 μg/ml dan BHT memiliki nilai IC50 6,2611 μg/ml. Uji aktivitas antioksidan metode Tiosianat menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara ekstrak metanol, ekstrak bensin pencuci, ekstrak kloroform, vitamin C, dan BHT.

Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl, Thymelaeaceae, is an Indonesian native plant from Papua. According to this research, it used the seed of Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl that supposed by many theory about the toxicity of it. Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl has compounds that used as anti cancer either antioxidative, it will be possible by toxicity. The seed of Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl had tested for knowing antioxidative activity using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) and the thiocyanate methods. The principle of antioxidative activity using DPPH method is the measurement of the DPPH decolourisation absorption which is measured in wavelength 517 nm. While, the principle antioxidative activity using thiocyanate method is the measurement of red colour which is formed from the ferricyanate complex, measured in wavelength 500 nm.
The test indicated that methanolic extract of the seed P. macrocarpa (Scheff) Boerl had the highest antioxidative activity. It can be seen from its Inhibitory Concentration (IC50) value of 678.1150 μg/ml, then followed by wash benzin extract with IC50 value of 685.4858 μg/ml and the last chloroform extract with IC50 value of 716.7169 μg/ml. While, ascorbic acid has IC50 value of 3,1525 μg/ml, and BHT has IC50 value of 6,2611 μg/ml. In the thyocianat methods, there was not significant difference between the methanolic, wash benzin, chloroform extracts, ascorbic acid, and BHT."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia
"Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan ancaman bagi masyarakat, terutama masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian mengenai tanaman penghasil antibakteri alternatif. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua yang sudah dikenal sejak lama sebagai obat tradisional. Tanaman ini diketahui berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga. Kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman mahkota dewa antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, dan lignan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri serta konsentrasi terbaik ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae yang telah resisten terhadap beberapa antibiotik. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode uji difusi agar menurut Kirby- Baurer dengan mengamati zona hambat pertumbuhan bakteri uji sebagai parameter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan koloni bakteri uji dengan nilai konsentrasi terbaik 50%. Uji statistik dengan sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak masing-masing berpengaruh nyata (P<0,05). Interaksi antar kedua faktor tersebut pun memberikan makna yang nyata (P<0,05).

Relatively high intensity in using antibiotics caused variation problem that are a treat to society, especially bacterial resistance to antibiotic problems. This problems need to be solved with doing research about plant that could be used as alternative for producing antibacteri. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) is a native plant, i.e from Papua that have been known as a traditional medicine. This plant is known had potential ability to cure many diseases, such as eczema, acne, and wound caused by insect bits. Active substance in this plant, e.g. alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, and lignans.
The aims of this study to determine the best concentration of extract ethanol of the crown fruit of Mahkota dewa that showed the highest antibacterial activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Klebsiella pneumoniae that was resistant to many antibiotics. Antibacterial activity assays was conducted with Kirby-Baurer agar diffusion method by observing bacterial growth inhibition zone as parameter. This study was completely randomized factorial design with two factors, the type of bacteria and extract concentration.
This study showed that the best concentration that inhibit the growth of bacterial colonial tested was 50%. Statistical test for variance analysis showed that difference type of bacteria and each of concentration extract was significantly (P<0,05). Interaction between the two factors also significant (P<0,05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>