Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137976 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munasik
"Untuk mensintesis tetrasodium 4,4'-bis[[4-[bis(2-hidroksiethil]amino]-6-
(4-sulphonato-anilino)-1,3,5-triazin-2yl]amino]stilbene-2,2'-disulphonat
membutuhkan bahan baku seperti: Asam sulphanilat, cyanuric chlorid, asam
4,4-diamino stilbene-2,2-disulphonat. dan diethanol amin. Hasil yang
diperoleh berupa larutan kuning coklat transparan dengan berat 2.224,51
gram dengan % yield sebesar 43.52 %. Analisa.dengan spektrofotometer UV
didapat serapan maksimum pada panjang gelombang 348 nm sebesar
1,4951. Dengan HPLC didapat bahwa waktu retensi s^yawa sekitar 18,441
menit. Pada studi perusakan atau transformasi senyawa didapat data bahwa
terjadi penurunan serapan pada daerah UV. Serapan maksimum pada 1 jam
penyinaran sebesar 1,424. Pada 3 jam penyinaran sebesar 1,0498. Dan
pada 5 jam penyinaran sebesar 0,7325. Analisa dengan menggunakan
HPLC, pada waktu retensi 18,441 menit sudah tidak terdapat lagi puncak.
Dengan IR didapat penurunan atau hilangnya puncak serapan pada bilangan
gelombang 1.581,6 cm'^ (terjadi pemutusan ikatan rangkap >C=C< menjadi
tunggal), penambahan serapan-OH pada daerah serapan -OH. Sehingga
hasil transformasi diduga berupa alkohol"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengembangan sistem pengenalan wajah yang optimal akan sangat bergantung pada proses seleksi ciri yang digunakan sebagai basis pada pengenalan pola. Dalam proses seleksi ciri tersebut akan terdapat dua aspek yang akan saling berpengaruh yaitu, aspek reduksi terhadap jumlah data yang digunakan pada klasifikasi dan peningkatan kemampuan pendiskriminasiannya. Dalam proyek mahasiswa ini, digunakan salah satu metode pengkodean citra wajah yang dapat memenuhi kedua aspek di atas, yaitu metode Fisherface yang berbasis pada Fisher?s Linear Discriminant (FLD). FLD merupakan metode class specific yang mampu memaksimalkan perbandingan antara between scatter class dengan within scatter class. Fisherface memiliki karakteristik mampu mengenali citra wajah dalam berbagai variasi pencahayaan, ekspresi, dan atribut [BELH97]. Transformasi Whitening kemudian diterapkan sebagai pre-processor FLD. Penerapan Whitening akan menghasilkan vektor baru yang komponennya tidak saling berkorelasi dan variansinya sama dengan unity. Sedangkan Algoritma Genetika digunakan untuk mengotomatisasi proses reduksi dimensi sehingga penentuan reduksi dimensi yang optimal tidak lagi dilakukan secara eksperimental. Eksperimen dilakukan pada dua jenis basis data wajah yang berbeda. Basis data wajah Yale digunakan untuk melihat pengaruh penerapan transformasi Whitening pada citra wajah frontal. Sedangkan basis data wajah 3 Dimensi digunakan untuk melihat pengaruh transformasi Whitening pada citra wajah 3 dimensi. Hasil eksperimen dengan basis data Yale menunjukkan tingkat pengenalan Fisherface dengan transformasi Whitening relatif sama dengan yang tidak menggunakan Whitening. Sementara pada basis data 3 Dimensi, penerapan Whitening diduga dapat memperbaiki tingkat pengenalan Fisherface pada saat jumlah citra acuan relatif sedikit. Pada kedua basis data, transformasi Whitening dapat meningkatkan tingkat pengenalan pada kondisi di mana dimensi ciri yang dihasilkan sangat kecil."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Polimer Etil Silikat (Si(OC2H5)4(1-x)(OH)2x)n merupakan salah satu contoh senyawa polimer anorganik dengan basis ikatan (-Si-O-Si-)n. Senyawa ini pada umumnya dipakai sebagai bahan baku dalam keramik maju (advanced ceramic) yaitu sebagai precursor SiO2 yang berukuran nano dan bentuk amorf. Polimer Etil Silikat dibuat melalui proses hidrolisis parsial dari senyawa Tetra Etil Orto Silikat (TEOS)/(Si(OC2H5)4) dengan bantuan katalisator HCI 0,01 M. Sebagai monomer adalah hasil hidrolisis (hidrolisat) yang kemudian membentuk polimer secara poli-adisi ataupun poli-kondensasi.
Hasil analisis dengan alat Gas Chromatography dan Mass Spectrometer (GC-MS), menunjukkan bahwa monomer/hidrolisat yang dominan adalah Si(OC2H5)2(OH)2 dan Si(OC2H5)(OH3). Dalam hal ini terjadi sedikit hidrolisis sempurna polimer etil silikat membentuk gelatin. Mekanisme reaksi yang mengontrol adalah reaksi hidrolisis TEOS. Dengan menggunakan perbandingan mol pereaksi (mol TEOS/mol H20) = 1/1,50 dan tanpa menggunakan pelarut bersama selama polimerisasi diperoleh senyawa polimer rantai lurus dengan berat molekul (BM) 297, senyawa polimer rantai silang dengan BM 445 dan senyawa, polimer rantai siklis dengan BM495. Dalam penelitian ini diperoleh waktu optimum 120 menit, dengan konversi reaksi hidrolisis 95,1%."
MPI 2:1 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arnis Prameswari Putri
"Trans-Resveratrol (3,4?,5-trihidroksi-trans-stilben) merupakan senyawa yang umum ditemukan red wine. Oleh karena keberadaannya pada red wine, maka senyawa resveratrol menjadi perhatian dalam studi korelasi antara konsumsi red wine terhadap penurunan induksi penyakit jantung, yang disebut French paradox.
Dalam studi ini, dimer resveratrol sebagai derivat resveratrol, disintesis menggunakan enzim peroksidase horseradish dan larutan H­2O2 10% pada suhu 37℃. Reaksi prenilasi resveratrol dilakukan dengan katalis K2CO3 melalui medium organik (aseton dan t-butanol) dan air. Diperoleh yield produk prenilasi resveratrol terbesar pada reaksi prenilasi dengan pelarut aseton. Optimasi dilakukan pada 3, 6, 12, dan 24 jam, diperoleh efektivitas prenilasi terbaik pada 24 jam. Dimer resveratrol terprenilasi dapat disintesis dengan katalis K2CO3. Karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Visible menunjukkan adanya pergeseran batokromik pada produk prenilasi resveratrol. Spektrometer FTIR digunakan untuk menganalisis kemungkinan terjadinya C-prenilasi dan O-prenilasi, yang ditentukan dari intensitas peak pada serapan gugus hidroksi (-OH).
Analisis dengan MS/MS diperoleh resveratrol terprenilasi, dimer resveratrol, dan dimer resveratrol terprenilasi, dengan jumlah gugus prenil tersubstitusi yang berbeda. Resveratrol, produk resveratrol terprenilasi, dimer resveratrol, dan dimer resveratrol terprenilasi dilakukan uji antioksidan menggunakan larutan DPPH 0,05 mM dan diinkubasi selama 30 menit. Absorbansi sampel uji kemudian diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 517 nm. Diperoleh IC50 resveratrol, resveratrol terprenilasi, dimer resveratrol, dan dimer resveratrol terprenilasi berturut-turut: 64,03 ppm; 92,97 ppm; 22,24 ppm; dan 76,83 ppm.

Trans-Resveratrol (3,4,5-trihydroxy-trans-stilbene), a naturally occurring stilbene commonly found in red wine. Due to its appreciable quantity, it has been considerable interest on correlation study of consuming red wine and decreasing risk of heart disease, which is called ?French paradox?.
In this study, dimer resveratrol as resveratrol derivate, is synthesized using peroxidase horseradish and H2O2 10% at 37℃. Prenylation of resveratrol is undergone with K2CO3 catalyst in organic medium (acetone and t-butyl alcohol) and water. Prenylation in acetone yields more product than prenylation in other solvents. Optimization is done on 3, 6, 12, and 24 hours, for evaluating the best effectiveness on 24 hours. Prenylated dimer resveratrol can be synthesized using K2CO3 catalyst. Spectrophotometer UV-Visible analyze the bathochromic shift on the all prenylated resveratrol. Functional group indentification using spectrometer FTIR is used for detecting O-prenylation and C-prenylation based on intensity of the peak on hydroxy (-OH) absorption.
MS/MS analysis shows that there are prenylated resveratrol, dimer resveratrol, and prenylated dimer resveratrol with different number of substituted prenyl group. Resveratrol, prenylated resveratrol, dimer resveratrol, and prenylated dimer resveratrol are then evaluated for the antioxidant activity by using DPPH 0.05 mM and incubated for 30 minutes. Sample absorbance were then measured using spectrophotometer UV-Visible in 517 nm of wavelength. IC50 known from the data, resveratrol 64.03 ppm; prenylated resveratrol 92.97 ppm; dimer resveratrol 22.24 ppm; and prenylated dimer resveratrol 76.83 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertine Sri S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ali Sidiq
"Melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung banyak senyawa derivative stilbene yang memiliki banyak khasiat terutama dari sifat biologis dan farmakologisnya. Kulit melinjo diekstrak dengan etanol 80% selama 3 hari (diaduk sesekali). Senyawa derivative stilbene dipisahkan dari ekstrak kasar dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana:etil asetat (sistim gradien). Hasil fraksinasi kromatografi kolom menghasilkan 3 isolat dengan dugaan terdapat lima senyawa derivative stilbene dan analognya (isorhapontigenin, resveratrol, gnetin D, gnetifolin K, gnetol) dan satu senyawa lignan ((+)-lirioresinol B) berdasarkan hasil karakterisasi LC-ESI-MS, FTIR, dan UV-Vis. Isolat 3 yang mengandung gnetol dan (+)-lirioresinol B dilakukan reaksi prenilasi dengan prenil bromida sebagai sumber gugus prenil dan katalis K2CO3 yang direfluks pada suhu 60°C selama 24 jam. Hasil karakterisasi LC-ESI-MS menunjukkan gnetol dan (+)- lirioresinol B berhasil diprenilasi dengan tambahan 1 gugus prenil. Spektrum FTIR menunjukkan gugus prenil terikat pada atom O dari gugus -OH serta spektrum UV-Vis menunjukkan pergeseran bathochromic dan hypsochromic pada produk prenilasi. Isolat sebelum dan sesudah reaksi prenilasi diuji aktivitas antioksidan dengan DPPH. Terjadi kenaikan nilai IC50 dari isolat terprenilasi sebesar 11,10%.

Melinjo (Gnetum gnemon L.) contain many compounds stilbene derivative which has many benefits especially from the biological and pharmacological properties. Bark of melinjo extracted with 80% ethanol for 3 days (stirring occasionally). Stilbene derivative compounds separated from crude extract by column chromatography with eluent n-hexane:ethyl acetate (gradient system). The results of the fractionation column chromatography resulted in 3 isolates with allegations contained five stilbene derivatives compounds (isorhapontigenin, resveratrol, gnetin D, gnetifolin K, gnetol) and one lignan compound ((+)-lirioresinol B) based on the results of the characterization of LC-ESI-MS, FTIR, and UV-Vis. Isolate 3 that containing gnetol and (+)-lirioresinol B conducted prenylation reaction with prenyl bromide as a source of prenyl group and K2CO3 as a catalyst with reflux system at a temperature of 60oC for 24 hours. The results of the characterization of LC-ESI-MS showed gnetol and (+)-lirioresinol B succeeded prenylated with an additional one prenyl group. The FTIR spectrum shows the prenyl group bound to the O atom of the -OH group and the UV - Vis spectra showed bathochromic and hypsochromic shift in prenylation product. Isolate 3 before and after the prenylation reaction tested antioxidant activity with DPPH. Percentage of IC50 of prenylated isolat is increasing to become 11,10%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Junaedi
"ABSTRAK
Limbah Tetra Butoksi Titanat (TBT) merupakan limbah B3 yang masih mengandung TiO2 (Titanium Oksida) cukup tinggi. Dengan sistem fotokatalisis, TiO2 dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi senyawa 1.4-dioksan yang sulit didegradasi dalam lingkungan karena sifatnya yang stabil, daya adsorbsinya kecil serta toksik. Titanium dioksida disintesis dari Limbah TBT dengan menggunakan metode hidrotermal. Hasil sintesis, dilakukan kalsinasi pada 700C, 4000C, dan 7000C untuk mengetahui pengaruh kalsinasi terhadap TiO2. Karakterisasi dilakukan dengan TEM, DRS, FT-IR, XRD dan BET untuk mengetahui sifat dan karakter TiO2. Untuk meningkatkan daya degradasi TiO2 dalam sistem fotokatalisis, dilakukan pembentukan katalis komposit dengan carbon nanotube (CNT) yang divariasikan konsentrasinya (0%, 1%, 2%, 3%, 5%). Pengujian degradasi senyawa 1.4-dioksan dengan sistem fotokatalisis menggunakan katalis TiO2 dan katalis komposit TiO2/CNT dilakukan dalam reaktor dengan sumber cahaya UV 10 watt (λ = 254 nm). Hasil penelitian disimpulkan TiO2-nanosheet berhasil disintesis dari limbah TBT dengan karakteristik: ukuran kristal 17.73nm, %-kristaliniti 90.3%, energi pita celah 3.46 eV, luas permukaan spesifik BET 20.37 m2/g. Sistem fotokatalisis yang paling optimum yaitu sistem fotokatalisis komposit TiO2/CNT-1%, mampu mendegradasi senyawa 1.4-Dioksan dengan konversi %-degradasi mencapai 73.5% dengan waktu kontak 90 menit

ABSTRACT
A utilization of a chemical waste to reprocess other waste can be considered as an environmental conservation. In this study, we investigate the capability of a composite material consisting of carbon nanotubes (CNT) and titanium dioxide (TiO2) composites in degrading the 1,4-dioxane. It is widely known that 1,4-dioxane is both toxic and harmful for human and environment, thus degrading this compound is crucial. We used tetra butyl titanate (TBT) waste to synthesize titanium dioxide (TiO2) using hydrothermal method with a varied temperature of 70 0C, 400 0C, and 700 0C. The degradation level of composite material was further studied via varying the CNT concentration (0%, 1%, 2%, 3% and 5%) under UV photo sources (λ = 254 nm). TEM, DRS, FT-IR, XRD and BET were used in order to characterize the as-prepared materials. The results show that TiO2 nanosheet could be successfully obtained from the hydrothermal process of TBT with crystal lattice of 17.73 nm, crystallinity of 90.3%, band gap of 3.46 eV and surface area of 20.37 m2/g. We found that the optimum condition for photocatalitic performance was acheived at CNT concentration of 1%, resulting in a degradation level of 73.5% for 90 min
"
2016
T44755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Nuryulia Ardy
"Senyawa stilben terprenilasi diketahui memiliki banyak potensi aktivitas biologis seperti anti-tumor dan anti-kanker. Pada umumnya senyawa-senyawa tersebut didapat dari hasil isolasi atau ekstraksi. Oleh sebab itu diperlukan metode untuk dapat mensintesis stilben terprenilasi dengan menggunakan katalis yang mempunyai aktivitas dan selektivitas yang baik. Reaksi prenilasi senyawa stilben dapat dikatalisis dengan menggunakan katalis zeolit KNaX dan γ-Al2O3/NaOH/Na pada suhu 600C dengan waktu yang divariasikan. Waktu optimum untuk reaksi prenilasi trans-stilben dengan katalis zeolit KNaX adalah 12 jam dengan persen konversi produk sebesar 17,65 %. Waktu optimum untuk reaksi prenilasi trans-stilben dengan katalis γ-Al2O3/NaOH/Na adalah 6 jam dengan persen konversi produk sebesar 18,33 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa katalis γ- Al2O3/NaOH/Na memiliki selektivitas dan aktivitas yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit KNaX.

Prenylated stilbene compounds have been known to have many potential biological activities such as anti-tumor and anti-cancer. In general, the compounds were obtained from the isolation or extraction of natural products. Therefore, some methods are needed to synthesize prenylated stilbene, such as using catalyst which has good activity and selectivity. In this research, the prenylation of stilbene was conducted using zeolite KNaX and γ-Al2O3/NaOH/Na as basic catalyst at temperature of 600C with the variation of reaction times. The optimum time for the prenylation reaction of stilbene using zeolite KNaX was 12 hours with the conversion 17.65%. The optimum time for the prenylation reaction of stilbene using γ-Al2O3/NaOH/Na was 6 hours with the conversion 18.33%. According to those results, the catalyst γ-Al2O3/NaOH/Na had better selectivity and activity than KNaX zeolite catalysts.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Rusli
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S29701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinan Vidi Lazuardi
"Riset evaluasi ini bertujuan memberikan kebaruan model metode evaluasi yang komprehensif dan integratif dalam evaluasi program CSR sebagai bagian dari praktik Ekonomi Sirkuler. Metode evaluasi CSR sebagai bagian dari praktik ekonomi sirkuler masih cenderung beragam, terlalu dominan pada dimensi ekonomi, dan belum mengukur keseimbangan siklus nilai sosial, lingkungan dan ekonomi. Dalam studi evaluasi ini, penulis mengkombinasikan metode Main Analytical Categories, SROI untuk monetisasi nilai dampak, dan IRIS+ untuk mengukur kontribusi program kepada SDGs, sebagai tawaran baru metode yang akomodatif bagi program dengan karakteristik seperti ekonomi sirkuler. Penelitian ini memiliki argumentasi bahwa Ekonomi Sirkular sebagai bagian CSV juga memiliki dampak societal sehingga peneliti juga melihat aspek-aspek capacity building yang terjadi kepada penerima manfaat program tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam Hasil analisis MAC menunjukkan bahwa program sudah relevan tetapi belum optimal dalam aspek dampak dan keberlanjutan. Nilai SROI masih relatif rendah karena stakeholder yang terbatas dan program tidak banyak menghasilkan dampak tangible. Analisis IRIS+ menunjukkan bahwa program telah berkontribusi cukup optimal terhadap SDGs nomor 12. Model evaluasi ini selanjutnya dapat dikembangkan sebagai acuan yang akomodatif untuk mengevaluasi program CSR dengan konsep ekonomi sirkuler yang mengintegrasikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan serta capaian terhadap SDGS

This research evaluation aims to propose a new model of evaluation methods that are comprehensive and integrative in evaluating CSR programs as part of circular economy practices. Methods of evaluating CSR programs with the goal of the circular economy are still dominant in the economic dimension, they do not calculate the balance of the cycle of social, environmental, and economic value. This evaluation uses a combination of methods consisting of Main Analytical Categories, SROI for monetization on impact value, and IRIS+ to calculate the contribution of the CSR program to SDGs, as an offer to methods that accommodative to the CSR program that has characteristics like circular economy. This research also argues circular economy as part of CSR has societal impact that this research aims to see capacity-building aspects on beneficiaries from the CSR program. This study uses a qualitative method with the in-depth interview as data collecting method. The result of MAC analysis shows that the program is relevant, but it is not optimal on impact and sustainability variables. SROI value is still low because of the limitation of stakeholders and not many tangible impacts from the program. IRIS+ analysis shows a result that the CSR program has an optimal contribution to SDGs number 12. This evaluation model for the future research can be developed as a reference that accommodative to evaluate CSR programs with circular economy concepts that integrate social, economic, and environmental impact. Also, this evaluation model can be used as a reference to see the contribution to SDGs achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>