Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Novena Damar Asri
"Polimerisasi anilin dilakukan secara in situ dengan terlebin dahulu membuat garam anilinium- sitrat dan anilinium- tartrat dengan perbandingan mol antara anilin dengan asam 1:1 dan dengan tetap menjaga rasio APS/anilin sebesar 1,25. Pemantauan reaksi polimerisasi dipelajari melalui profil suhu, pengukuran berat bubuk polianilin, serta nilai absorbansi film polianilin pada substrat kaca Faktor-faktor yang mempengaruni polimerisasianilin dipelajari melalui variasi konsentrasi reaktan dengan perbandingan tetap, suhu awal polimerisasi, dan perbedaan kepolaran substrat Karakterisasi dilakukan mengunakan spektrofotometer UV Visibel, FT-IR, dan SEM. Variasi suhu dan perbandingan konsentrasi berpengaruh ternadap tanapan polimerisasi dan nilai absorbansi secara umum mengalami kenaikan seiring dengan naiknya suhu dan konsentrasi reaktan Secara umum terlihat banwa polimerisasi dengan menggunakan dopan asam sitrat dan asam tartrat berpengaruh terhadap tanapan polimerisasi dimana asam leman dengan nilai pKa lebin rendah cenderung membutuhkan waktu lebin lama untuk berpolimerisasi yang diikuti dengan semakin tingginya nilai absorbansi seiring dengan semakin lamanya tahapan polimerisasi. Karakterisasi dengan menggunakan FT-IR menunjukkan banwa reaksi antara anilin dengan asam mengikuti perbandingan mol 1:1 yang ditunjukkan dengan adanya gugus-COOH bebas. Hasil karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa polimer yang terbentuk tumbuh pada permukaan substrat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Kegemukan atau obesitas merupakan masalah kesehatan yang sering
diabaikan oleh masyarakat kita. Kegemukan atau obesitas merupakan
keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.
Penggunaan obat merupakan salah satu cara untuk mengatasi kegemukan
atau obesitas. Salah satu senyawa alam yang biasa digunakan dalam obat
adalah (-) asam hidroksisitrat yang biasa terdapat pad~spesies Garcinia .
Pada penelitian ini akan disintesis asam hidroksisitrat dengan bahan dasar
asam sitrat dimana bentuk (-) asam hidroksisitrat bisa digunakan untuk
mengatasi obesitas "d an kegemukan. Asam hidroksisitrat dibuat dengan cara
mendehidrasi asam sitrat pada suhu 140-145 °C lalu hasilnya dioksidasi
dengan KMn04. Hasil dehidrasi adalah asam akonitat dengan berat 3,6551 g
dan persentase hasil 80,67 %. Sedangkan hasil oksidasi berupa garam
hidroksisitrat seberat 0,1983 g dengan persentase hasil 31,61 %dan asam
hidroksisitrat seberat 0,1531 g dengan persentase hasil 24,40 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibuk Waluyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S28319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rohanah
"Parasetamol mempunyai sifat agak sukar larut dalam air (1:70). Penelitian ini membuat granul effervescent parasetamol dengan menggunakan pencampuran antara parasetamol dengan larutan asam sitrat 60% W/V yang dipanaskan pada suhu 80°C. Serbuk parasetamol dan larutan asam sitrat dicampurkan dengan kecepatan 1000 rpm dan dipanaskan pada suhu 50°C sampai membentuk bubur. Setelah kering, campuran tersebut diayak lalu ditambahkan bahan effervescent mix (natrium bikarbonat) dan bahan tambahan lainnya, kemudian campuran tersebut disatukan dengan campuran parasetamol sitrat hingga menjadi suatu sediaan granul effervescent pada kondisi ruangan dengan Rh 40% dan suhu 16°C. Granul effervescent yang telah terbentuk mempunyai kadar air kurang dari 2% dan waktu rekonstitusi kurang dari 3 menit.
Paracetamol is slightly soluble in water (1:70). This study was done to produce an effervescent granule of paracetamol by using the mixing of paracetamol and citric acid of solution 60% W/V which was warmed at 80°C in slurry form. Paracetamol powder and the citric acid of solution was mixed at 1000 rpm rate and warmed at 50°C. After drying, the complex form was sieved to determine the particle size distribution. This mixing form of paracetamol was added to effervescent mix (sodium bicarbonate) and others substances, to produce paracetamol effervescent granule at temperature 16°C and humidity (Rh) 40%. The granule effervescent have a water content less than 2% and the time of reconstitutions less than 3 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musni Ahyani
"Boron Karbida (B4C) dapat disintesis dari berbagai macam bahan dan metode. Dalam penelitian ini dipilih pembuatan boron karbida dengan metode reduksi karbotermik dari bahan asam borat, karbon aktif dan asam sitrat. Boron karbida hasil sintesis kemudian digunakan sebagai fasa penguat komposit material tahan peluru alumina-titania. Proses sintesis dilakukan dengan beberapa komposisi (F 1-F8) dan beberapa teknik pencampuran. Secara garis besarnya asam sitrat dan asam borat dicampur kemudian ditambahkan karbon aktif. Selanjutnya dilakukan teknik mixing yang berbeda, yaitu milling dengan potmill dan milling dengan vibrator ballmill, untuk memperoleh ukuran butiran yang berbeda. Campuran reaktan hasil mixing kemudian dilakukan kalsinasi, di press sehingga berbentuk pelet, kaemudian dilakukan sintering pada kondisi argon dengan temperatur yang bervariasi. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD), Fourier Transformator Infra Red (FTIR), uji mikrostruktur dengan Scanning-Electron Microscope (SEM), Ialu dibandingkan dengan karakteristik boron karbida produk Aldrich sebagai standar. Proses sintering pembuatan komposit alumina-titania berpenguat B4C dilakukan pada temperatur 1600 °C. Plate basil sintering diuji hardness dan fracture toughness-nya, lalu dilakukan nilai D balistik.
Dari hasil sintesis didapat komposisi optimal pada F2 yaitu pada komposisi asam sitrat 1/6 mol, hal ini dapat dilihat dari hasil pembentukkan B4C pada temperatur 1450 °C dan 1560 °C pada Metode-I (milling dengan potmill dengan ukuran butir reaktan ± 300 mesh). Pembentukkan B4C terbanyak terjadi pada temperatur 1560 °C yaitu terbentuk fasa ± 83,96 % B4C (R3m) dengan struktur kristal rombohedral, 2.56 % B203 (P31) struktur kristal heksagonal dan 13,48 % C (P63/mmc) struktur kristal heksagonal. Dari hasil sintesis Metode-II (milling dengan vibrator ballmill ukuran butir reaktan ± 87 % dibawah 1 mikron) pembentukan B4C dapat terjadi pada temperatur lebih rendah yaitu 1300 ºC terbentuk ± 75,11 % B6C (R3m) dengan struktur kristal rombohedral, 0,165 % C (P63/mmc) struktur mm helsagonal, 12,78 % Fe2O3 (R3c) struktur kristal trigonal, 10,45 % B60 (R3mH) struktur kristal rombohedral, 1,64 % B203 (P3121) struktur kristal trigonal/rombohedral. Hasil karakterisasi dengan FTIR fasa B4C dari hasil sintesis menunjukkan finger print (1087,65 cm-1) yang identik dengan standar B4C produk Aldrich (l079,64 cm-1); hal ini memperkuat hasil XRD. Sedangkan hasil SEM belum terlihat jelas karena adanya agregat dan masih bercampur dengan fasa lain. B4C hasil sintesis yang digunakan sebagai fasa penguat pada alumina-titania menunjukkan peningkatan nilai D balistik yang signifikan. Pada temperatur sintering 1600 °C penambahan 3% berat B4C pada alumina-titania menghasilkan nilai kekerasan 10,6118 GPa dan fracture toughness 3,08 MPa m½, nilai D (Balistik) 127,658.(c). Alumina-titania tanpa B4C menghasilkan nilai kekerasan 10,4474 GPa, fracture toughness 3.12 MPa m½, nilai D (Balistik) 122,641.(c). Dapat disimpulkan bahwa B4C hasil sintesis sudah dapat dipakai sebagai material tahan peluru, walaupun dalam hal ini hasil sintesis belum dimurnikan.
Boron carbide (B4C) can be synthesized by various materials and methods. In this research, boron carbide was synthesized from boric acid, active carbon and citric acid by using carbothermic reduction method. Boron carbide from this synthesis was used as reinforced material for body armor composite alumina-titania. The synthesis was conducted through several methods. In general, citric acid and boric acid were mixed and added with active carbon. In this case, two different mixing were used, pottmill and vibrator ballmill mixing. The mixing result was then encrusted at 450 °C and pressed to form a pellet, afterward it was sintered in argon condition with various temperatures. The synthesis results were characterized by using X-Ray Diffraction (XRD), the microstructure of synthesis result was characterized by Scanning Electron Microscope (SEM) and Fourier Transformator Infra Red (FTIR), and then it was compared to the boron carbide standard from Aldrich.
The synthesis result was used as a reinforced in alumina-titania in several composition at sintering temperature of 1600 ?C and 2 hours of holding time. A plate resulted from the sintering was tested for the hardness and fracture toughness and its D ballistic-value was calculated. The optimal composition F2 of the synthesis result was obtained at 1/6 mol of citric acid at 1450 °C and 1560 °C by using Method-I (pottmill milling grain size ± 300 mesh). The highest percentage of B4C occurred at 1560 °C in which the reaction yielded in ± 83.96 % B4C (R3m) rhombohedral, 2.56 % B2O3 (P31) hexagonal and 13.48 % C (P63/mmc) hexagonal. The Synthesis result from Method-II (milled by vibrator ballmill mixing, grain size ± 87% below 1 micron) the B4C formation is obtained at a lower temperature (1300 °C), consisted of ± 75.11 % B4C (R3m) rhombohedral, 0.165 % C (P63/mmc) hexagonal, 12.18 % Fe2O3, (R3c) trigonal, 10.45 % B60 (R3mH) rhombohedral and 1.64 % B203 (P3121) in trigonal/rhombohedral. FTIR analysis showed B4C?s linger print ( 1087.65 cm") that identical with B4C standard from Aldrich (1079.64 cm-1) which comformed fhe XRD result, whereas the SEM result was still unclear due to the formation of aggregate that mingled with other phases. The synthesis result of B4C, which is used as a reinforced on alumina-titania composite showed a significant increase in D ballistic value. Using 3% weight of B4C as a reinforced in alumina-titania composite and sintering at 1600 ºC resulted in 10.6118 GPa of hardness and 3,08 MPa m½ of fracture toughness, and 127.658.(c) of D Balisstic value. It can be concluded that the B4C from this synthesis can be used as a body armor material, regardless its purity. A re-synthesis process yielded in better B4C proven by XRD end FTIR result, however, in this research, the re-synthesis result sample was not further tested as a reinforced in alumina-titania composite.
"
Depok: 2009
D1220
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
"Serangga atau insekta merupakan hewan dengan jumlah spesies
terbesar di dunia, yaitu ± 900.000 spesies. Di antara spesles-spesles
serangga tersebut, cukup banyak yang dapat memberikan manfaat bag!
kehidupan manusia. Tetapi selain itu juga terdapat banyak serangga yang
merugikan bag! manusia, khususnya dari segi kesehatan, di mana seranggaserangga
ini menjadi vektor berbagai penyakit. |viil ik PERPusTfiKflAf^""!
FfVilPA-U i I
Untuk mengatasi serangga-serangga yang me?up
diperlukan suatu bahan yang dapat menolak serangga-serangga itu, yang
dikenal sebagai insect repellent atau repelen serangga. Sudah tentu
dibutuhkan bahan repelen serangga yang murah dan tidak bersifat toksik.
Oleh karena itu pada peneiitian ini diusahakan untuk membuat salah satu
bahan aktif repelen serangga, yaitu di-n-butil suksinat, dari n-butanol dan
asam suksinat.
Pembuatan di-n-butil suksinat dilakukan dengan merefluks campuran
n-butanol, asam suksinat, dan H2SO4 pekat pada variasi suhu 40°, 60°, dan
80°C: masing-masing seiama 4 jam. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
esterifikasi, dengan H2SO4 pekat sebagai katalisnya. Data uji bercak TLC
yang didapat menunjukkan bahwa reaksi sudah optimum ketika pemanasan
telah berlangsung seiama 2 jam Pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan di-n-butil suksinat
terdekomposisi. Hal Ini ditandai dengan terjadlnya perubahan warna cairan
di-n-butil suksinat dari jernih menjadi kuning. Refluks pada suhu 80°C
menghasilkan cairan produk di-n-butil suksinat yang berwarna kuning muda
jernih, sedangkan di-n-butil suksinat yang didapat dari refluks pada 40°, dan
60°C masing-masing berupa cairan yang jernih. Pencucian dan ekstraksi din-
butil suksinat yang diperoleh dilakukan dalam corong pisah, dengan
berturut-turut menambahkan akuades dan larutan jenuh NaHCOa untuk
menetralisir H2SO4 yang masih terdapat dalam campuran produk.
Pemisahan produk di-n-butil suksinat yang diperoleh, dari n-butanol yang
merupakan pereaksi berlebih, serta air yang berasal dari hasil samping reaksi
maupun sisa-sisa pencucian, dilakukan dengan destilasi vakum pada suhu
80°-90°C.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
pemanasan, maka semakin rendah rendemen produk yang didapat. Hal ini
didukung pula oleh data analisis FT-IR dan GC-MS yang didapat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S30099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Akhmad Ainan Salsabila
"Pada penelitian ini dibuat formulasi pembersih toilet berbahan dasar asam klorida (HCl) pada rentang variasi konsentrasi 37% (12 M) hingga 1 M dan asam sitrat (HOC(CH2CO2H)2) pada rentang variasi konsentrasi 5 M hingga 1 M yang ditambahkan surfaktan kokamida dietanolamina (CDEA) dengan metode pengadukan pada suhu ruang. Formulasi pembersih toilet yang dibuat dilakukan karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared (FT-IR), uji antibakteri, diuji stabilitas fisiknya secara visual dan uji penilaian kualitas kinerjanya secara visual dalam membersihkan noda pada keramik kamar mandi. Hasil uji antibakteri menunjukkan sampel yang dapat menghasilkan zona hambatan pada bakteri gram negatif E. coli dan bakteri gram positif S. aureus adalah surfaktan CDEA serta cairan pembersih toilet berbahan dasar HCl pada konsentrasi 7 M, 10 M, dan pekat 37%. Diameter zona hambatan pembersih toilet HCl terhadap E. coli berada pada rentang 52-96 mm, sedangkan untuk pembersih toilet asam sitrat pada rentang 64-91 mm. Diameter zona hambatan pembersih toilet HCl terhadap S. aureus berada pada rentang 56-80 mm, sedangkan pembersih toilet asam sitrat tidak menghasilkan zona hambatan. Hasil uji stabilitas fisik formula pembersih toilet selama 2 (dua) minggu menunjukkan bahwa volume fase terpisah formula pembersih toilet berbahan dasar HCl kecuali pada konsentrasi 1 M, semua mengalami peningkatan volume dari hari ke-2 hingga hari terakhir pengamatan. Sedangkan volume fase terpisah formula pembersih toilet berbahan dasar asam sitrat kecuali pada konsentrasi 1 M, semua mengalami penurunan volume dari hari ke-2 hingga hari terakhir pengamatan. Berdasarkan uji aplikasi penilaian kualitas kinerja pembersih toilet berbahan dasar HCl maupun asam sitrat menunjukkan efektivitas kemampuan menghilangkan noda dan kerak pada keramik yang semakin baik seiring meningkatnya konsentrasi senyawa asam yang digunakan.

In this study, a formulation of toilet cleaner was made using hydrochloric acid (HCl) with concentration ranging from 37% to 1 M, and citric acid with concentrations ranging from 5 M to 1 M, both added with cocamide DEA (CDEA) surfactant using stirring method at room temperature. The formulated toilet cleaner was characterized using FT-IR, tested for antibacterial activity, visually assessed for physical stability, and visually evaluated for its performance in removing stains on bathroom ceramic tiles. The antibacterial test results showed that the samples capable of producing inhibition zones against gram-negative bacteria E. coli and gram-positive bacteria S. aureus were the CDEA surfactant and the toilet cleaner with hydrochloric acid at concentrations of 7 M, 10 M, and concentrated 37%. The diameter of the inhibition zone of the HCl toilet cleaner against E. coli ranged from 52 to 96 mm, while for the citric acid toilet cleaner, it ranged from 64 to 91 mm. The diameter of the inhibition zone of the HCl toilet cleaner against S. aureus ranged from 56 to 80 mm, while the citric acid toilet cleaner did not produce any inhibition zones. The results of the physical stability test of the toilet cleaner formula showed that the separated phase volume of the hydrochloric acid-based toilet cleaner, except at a concentration of 1 M, increased from day 2 until the last day of observation. On the other hand, the separated phase volume of the citric acid-based toilet cleaner, except at a concentration of 1 M, decreased from day 2 until the last day of observation. Based on the evaluation of the performance quality of the hydrochloric acid and citric acid-based toilet cleaners, the results showed that the effectiveness in removing stains and scale on toilet ceramics improved with increasing concentration of the acid compounds used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nanto
"Telah dilakukan sintesa B4C dengan cara mengubah komposisi asam sitrat dan karbon aktif dari suatu komposisi tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Untuk pencampuran digunakan ballmill. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan XRD dan FTIR. Hasil XRD memperlihatkan bahwa dengan penambahan asam sitrat, jumlah B4C yang terbentuk naik dan dengan penambahan karbon aktif, jumlah B4C relatif turun sedikit. Data FTIR menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat maupun karbon aktif memperlihtakan adanya ikatan-ikatan B - C. Bila dibandingkan dengan data XRD maupun FTIR dari B4C Aldrich, telah terbentuk dengan baik B4C.

It has been synthesized B4C by varying citric acid and activated carbon from predetermined composition. Material mixing was done by ballmill. Characterizations of the samples were done by means of XRD and FTIR. XRD diagram showed that B4C increased by increasing citric acid and by increasing activated carbon the number of B4C decreased. FTIR data showed that by increasing citric acid or activated carbon, the bond B - C appeared. By comparing data from B4C Aldrich, the samples showed similarity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>