Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
S30196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Riyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kopolimerisasi cangkok asam akrilat (AA) pada serat polipropilen isotaktik (PP) dipelajari menggunakan sinar Y dari sumber CO dengan teknik pra-iradiasi dalam atmosfir nitrogen. PP yang telah dihidrasi direaksikan dengan larutan AA dalam air. Proses pecangkokan ditentukan sebagai fungsi dosis total konsentrasi monomer temperatur dan waktu reaksi. Serat PP-g-AA dikarakterisasi dengan FTIR, DSC, SEMEDAX dan kapasitas penukaran ionnya terhadap ion Cu. Meningkatnya kadar pencangkokan akan meningkatkan pula kestabilan termal dan ketebalan serat. Serat yang telah dicangkok menunjukkan kinetika penularan ion yang tinggi terhadap ion Cu. Serat PP-g-AA dengan kadar pencangkokan 316.7% menunjukkan kapasitas penukaran ion sebesar 6.73 mek/g dan ion Cu terikat dan terdistribusi secara merata pada permukaan serat.

Graft copolymerization of acrylic acid (AA) onto polypropylene (PP) has been studied by using gamma rays from Co source by preirradition technique in nitrogen atmosphere . The preirradiated PP was treated with aqueous solution of AA . The precentage of grafting was determined as a function of total dose., monomer concentration,temperature and reaction periode PP-g-AA fibre was characterized by FTIR,DSC,SSEM-EDAX and the exchane capacity towards Cu ions.It was observed that the increase of percentage of grafting is followed by the increase of thermal stability and fibre thickness.High exchange kinetics towards Cu ions was shown.PP-g-AA fibre with degree of grafting of 316.7% showed exchange capacity of 6.73 meq/g and the binding copper ions were distributed homogenously in the fibre surface."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1997
SAIN-II-2-Mei1997-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Purwaningsih
"Telah dilakukan pencangkokan asam akrilat dan akrilamid pada film
LDPE yang telah diiradiasi dengan berkas elektron untuk memberikan sifat
hidrofilik. Bila film LDPE diiradiasi dalam udara, maka akan menginisiasi
reaksi pencangkokan monomer-monomer tersebut. Pencangkokan dilakukan
pada dosis 25 kGy dan konsentrasi larutan monomer 30% dalam pelarut air;
metanol (90 : 10) pada kondisi atmosfer nitrogen. Persen pecangkokan
meningkat dengan iamanya waktu reaksi dan sangat bergantung pada
ketebalan film serta laju dosis serap dan energi elektron. Untuk terjadi reaksi
pencangkokan, suhu yang diperlukan sekitar 80 °C untuk mendekomposisi
peroksida pada film LDPE dan mendorong difusi monomer ke dalam matriks
film. Laju dosis serap dan energi elektron menentukan banyaknya peroksida yang terbentuk pada LDPE dan ketebalan film menentukan difusi monomer
ke dalamnya. Adapun proses pencangkokan pada film tipis menghasilkan
persen pencangkokan yang lebih tinggi dibandingkan film tebal pada kondisi
yang sama. Berdasarkan kereaktifannya asam akrilat lebih mudah
dicangkokan dibandingkan akrilamid. Spektroskopi IR menunjukkan adanya
vibrasi ulur karbonil karboksilat disekitar bilangan gelombang 1700 cm"\asam
akrilat) dan vibrasi ulur amida primer pada bilangan gelombang 3365 cm'^
(akrilamid). Film LDPE yang telah tercangkok menjadi bersifat hidrofilik
sehingga mengalami pengembangan (swelling) di dalam air. Kapasitas
penyerapan air untuk PE-g-AA (asam akrilat) lebih tinggi dibandingkan PE-g-
AAm (akrilamid) , namun kecepatan penyerapan air oleh PE-g-AAm lebih
tinggi. Hal ini mendukung dugaan bahwa pencangkokan asam akrilat pada
permukaan film dimulai dari permukaan ke arah dalam pada persen
pencangkokan tertinggi, sedangkan pencangkokan akrilamid hanya pada
permukaan dan daerah sekitar permukaan. Pada penelitian ini, hasil
pencangkokan telah diuji cobakan sebagai , membran penukar ion pada air
limbah industri elektroplating"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Yuliyanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S30212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Aryanti
"Telah dilakukan modifikasi serat polipropilen dengan asam akrilat supaya dapat dipergunakan untuk penukar kation. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan serat yang dapat menukar ion logam dalam larutan ;dengan kapasitas tinggi.
Kopolimerisasi cangkok asam akrilat pada serat polipropilen dilakukan dengan metode peroksidasi menggunakan sinar dari sumber Co-60. Pengaruh beberapa faktor terhadap kadar pencangkokan dipelajari dengan memvariasikan dosis total iradiasil, temperatur dan waktu pencangkokan serta konsentrasi monomer. Variasi laju dosis dilakukan untuk mengetahui kecepatan pencangkokan. Terjadinya pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen diamati pada spektrum infra merah, dan kestabilan termal serat polipropilen sebelum dan sesudah pencangkokan (PP-g-AAc) diamati dengan Thermogravimetric Analysis (TGA). Rapasitas penukaran serat PP-g-AAc terhadap ion logam dalam larutan diperiksa dengan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa makin tinggi dosis total dan konsentrasi monomer makin tinggi kadar pencangkokan. Dari variasi temperatur dan waktu pencangkokan diperoleh energi pengaktivan pencangkokan asam akrilat pada serat polipropilen sebesar 5,031 kcal/mol. Pengamatan terhadap hubungan laju dosis dengan kecepatan pencangkokan diperoleh persamaan RP = C I0,8 yang berarti pada reaksi pencangkokan di samping terjadi kopolimer cangkok terjadi pula homopolimer asampoll akrilat. Pengamatan pada spektra infra merah membuktikan terjadinya pencangkokan pada bagian amorf serat. Serat PP-g-AAc yang dihasilkan mempunyai kapasitas penukaran untuk ion Cu2+ adalah sebesar 3,14 mek/g.

Graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fiber (PP) has been studied by preirradiation technique using co" gamma rays source. The preirradiated PP was treated with acrylic acid solution and heated at various temperature and period under nitrogen atmosphere. The percentage of grafting was determined and evaluated as function of total dose, reaction time, temperature and monomer concentration. The rate of grafting was studied as the function of dose rate. The grafted PP was characterized by IR spectroscopy TGA (Thermogravimetry Analysis) and the exchange capacity towards Cu(II).
From the results the activation energy calculated is 5,031 kcal/mol. The rate of grafting follow the equation of Rp = CI0'8 which is indicate that the grafting mechanism should through bimolecular mechanism. IR spectra shows that the monomer grafted on the amorf part of PP. The exchange capacity of PP-g-AAc prepared for Cu(II) is 3,14 meq/g.;Graft copolymerization of acrylic acid onto polypropylene fiber (PP) has been studied by preirradiation technique using co" gamma rays source. The preirradiated PP was treated with acrylic acid solution and heated at various temperature and period under nitrogen atmosphere. The percentage of grafting was determined and evaluated as function of total dose, reaction time, temperature and monomer concentration. The rate of grafting was studied as the function of dose rate. The grafted PP was characterized by IR spectroscopy TGA (Thermogravimetry Analysis) and the exchange capacity towards Cu(II).
From the results the activation energy calculated is 5,031 kcal/mol. The rate of grafting follow the equation of Rp = CI0'8 which is indicate that the grafting mechanism should through bimolecular mechanism. IR spectra shows that the monomer grafted on the amorf part of PP. The exchange capacity of PP-g-AAc prepared for Cu(II) is 3,14 meq/g.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulasminingsih
"In order to find an alternative method for the physical properties improvement of rayon sheet, a chemically graft copolymerization of acrylamide to rayon sheet by using cerric ammonium nitrate as an initiator under nitrogen atmosphere had been, successfully, carried out. Several circumstances that influence the degree of grafting and physical properties of rayon sheet were studied at various concentration of initiator, concentration of monomer (acrylamide), period of pre-initiation time, temperature and time of grafting process. The occurrence of acrylamide grafted to rayon sheet was evaluated by measuring the increase in weight of the treated rayon sheet and by the appearance of specific IR spectrum. Moreover, mechanical and physical property e.g. tensile strength unit, rigidity unit, and color absorption of the original rayon and grafted rayon were also evaluated.
The results from the mentioned study, briefly, can be reported as follow. In general, the degree of grafting (%grafting) increases with the increasing or initiator concentration, monomer concentration, temperature and time period of grafting process. Coincidentally, in all cases the value of rigidity unit and the ability to absorb particular dyes increase in line with the increasing in the degree of grafting. The tensile strength unit of the grafted rayon, however, does not show the similar trend. It was observed that the tensile strength unit showed an improvement only up to certain value of the degree of grafting, then become worst on farther increasing in the degree of grafting.
The degree of grafting that result the best tensile strength unit (optimum) was found to be in the values in of 11 to 12 % . The experimental condition that results the mentioned degree of grafting can be achieved by combination of initiator concentration, acrylamide concentration, pre-initiation time, grafting process time, and grafting temperature at 0.5 %; 4%; 5minutes; 35 minutes; and 60° C, respectively. The occurrence of grafted acrylamide to rayon sheet was also evidenced by appearing IR signal at 1684 cm 1 (for the indication of the introduction of carbonyl group). Although not very clear, due to absorption band overlapping from hydroxyl group, the IR signal at 3362 cm-1 and 3373 cm " (for the indication of amide group introduction) provide another evidence for the successful of grafting process.

Pencangkokan akrilamida pada kain rayon secara kimiawi dengan menggunakan inisiator ceric ammonium nitrat didalam atmosfir nitrogen, sebagai upaya alternalif untuk memperbaiki sifat-sifat fisik rayon, telah berhasil dilakukan. Pengaruh beberapa faktor terhadap-besarnya kadar pencangkokan dan sifat-sifat fisik rayon dipelajari dengan memvariasikan, antara lain, konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, waktu pra inisiasi, temperatur dan waktu pencangkokan. Keberhasilan terjadinya pencangkokan akrilamida pada kain rayon ditandai atau diarnati dengan kenaikan berat rayon (persen pencangkokan) dan perubahan spesifik spektrum infra merahnya. Terhadap rayon asli dan rayon tercangkok dilakukan beberapa evaluasi sifat fisik yang meliputi uji kekuatan tarik, uji kekakuan, dan daya scrap terhadap zat warna.
Dari penelitian yang lelah dilakukan dapat dilaporkan bahwa harga persen pencangkokan semakin besar dengan semakin tingginya konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, temperatur dan waktu pencangkokan. Sementara itu dari uji sifat fisik ditemukan bahwa dengan semakin besarnya harga persen pencangkokan maka daya serap terhadap zat warna dan kekakuannya semakin besar. Namun tidak demikian dengan kekuatan dari kain rayon yang tercangkok. Ditemukan bahwa kekuatan tarik kain rayon naik sejalan dengan besarnya persen pencangkokan hanya sampai pada harga persen pencangkokan tertentu, kemudian turun lagi meskipun harga persen pencangkokannya bertambah hesar.
Besarnya persen pencangkokan tertentu tersebut, yang memberikan kekuatan tarik paling besar (optimum), dicapai pada persen pencangkokan sebesar 11 sampai dengan 12 %. Sedangkan kondisi-kondisi untuk memperoleh persen pencangkokan tersebut dapat dicapai dengan konsentrasi irisiator, konsentrasi monomer , waktu pra inisiasi, waktu pencangkokan, dan suhu pencangkokan masing masing sebesar 0,5 %, 4 %, 5 rnenit, 35 menit dan 60° C. Disamping itu dapat dilaporkan bahv,ra keberhasilan pencangkokan akrilamida pads kain rayon ditandai dengan munculnya puncak serapan 1R pada bilangan gelombang 1684 cm-' sebagai indikasi terintroduksikannya gugus karbonit [C=D] dan, meskipun tidak terlalu nyata karena adanya tumpang suh dengan pity serapan gugus hidroksi, kecenderungan adanya puncak serapan pada bilangan geloinbang 3362 cm"' dan 3373 cm-' sebagai indikasi terintroduksinya gugus amida pada kain rayon."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Trimulyadi Rekso
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer cangkok akrilamida (AAm) dan N,N dimetilakrilarnida (DMAA) pada serat polipropilen (PP) dengan teknik prairadiasi dalam atmosfir nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses pencangkokan gugus amida yang tidak dan tersubsitusi pads serat polipropilen, untuk memperoleh serat yang dapat diaplikasikan sebagai penukar ion logam dalam larutan.
Pada penelitian ini dipelajari parameter parameter yang mempengaruhi kadar pencangkokan yaitu, jenis dan komposisi pelarut, dosis total, konsentrasi monomer, waktu, dan temperatur reaksi . Karakterisasi serat kopolimer cangkok PP-g-Aam dan PP-g-DMAA yang dihasilkan dipelajari dengan spektroskopi infra merah, kesetabilan termal, dan pengamatan mikroskop elektron.
Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik untuk pencangkokan akrilamida, adalah dosis total 20 kGy, pelarut campuran air dan metanol dengan perbandingan volume = 9 : 1 , konsentrasi akrilamida 30% (wlw), pada temperatur 400 C, dengan waktu reaksi selama 2 jam. Kadar pencangkokan rata rata yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah 215 %. Untuk monomer N,N dimetilakrilamida adalah dengan dosis 20 kGy, pelarut air, konsentrasi monomer 50 % (w/w), pada temperatur reaksi 50 ° C , dengan waktu reaksi selama 4 jam. Kadar pencangkokan rata-rata untuk monomer ini sebesar 188 %. Energi aktivasi pencangkokan monomer akrilamida dan N,N dimetilakrilamida yang diperoleh adalah berturut turut 5,71 kkal/mol dan 12,4 kkal/mol. Ini berarti bahwa AAm lebih mudah dicangkokan daripada DMAA.
Pengamatan spektrum serapan FTIR dari serat yang telah dicangkok membuktikan telah terjadi pencangkokan gugus amida dengan munculnya vibrasi ulur gugus karbonil (1700 - 1600 cm -1 ) dan amina ( 3500 - 3400 cm-1 ) dan menurunnya intensitas vibrasi ulur gugus isopropil ( 1170 - 1140 cm'') dengan meningkatnya kadar pencangkokan. Pengujian sifat termal menunjukkan bahwa titik leleh serat PP-g-AAm dan PP-g-DMAA tidak menunjukkan penurunan yang berarti dibandingkan serat polipropilen . Pengamatan dengan SEM menunjukkan bahwa pencangkokan akrilamida lebih dominan sebagai poliamida dan terjadi dipermukaan serat, sedangkan N,N dimetilakrilamida cenderung terjadi di dalam serat.
Hasil pengujian pertukaran ion menunjukkan, bahwa serat PP-g-AAm mempunyai kapasitas penukaran yang masih rendah dan lebih selektif terhadap ion Cu (II) dibandingkan dengan ion ion Co (II) dan Fe (III) pads pH 4,4. Perlakuan dengan merefluks serat dalam larutan 1 N Na2CO3 dapat meningkatkan kapasitas pertukaran terhadap ion Cu (II) , pada pH 4,0 yaitu menjadi 64,5 mg/ g serat . Serat PP-g-DMAA mempunyai kapasitas pertukaran terhadap Cu (II) yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan PP-g-Aam, karena adanya pengaruh sterik dari gugus metil.

Synthesis and Characterization of Acrylamide (Aam) and N,N, Dimethylacrylamide (Dmaa) Grafted Onto Polipropylene (Pp) Fiber by Pre-Irradiation TechniquesThe synthesis and characterization of grafted acrylamide (AAm) and N,N, dimethylamide (DMAA) onto polypropylene (PP) by pre-irradiation techniques at nitrogen atmosphere have been carried out. The aim of this research was to find out optimum conditions of grafting of amide group neither substituted nor unsubstituted onto PP, and to study the grafted fibers prepared as an ion exchanger in solutions.
In this research, the parameters affected the degree of grafting e.g. solvents and its compositions, total irradiation dose, monomer concentrations, the temperatures, and the reaction period have been studied. The characterization of grafted PP-g-AAm and PP-g-DMAA copolymers were examined by Infra Red spectroscopy (FTIR), Differential Scanning Calorimetry (DSC) , and Scanning Electron Microscope (SEM).
The results show that the optimal conditions for grafting of AAm were as follows : total irradiation dose was 20 kGy, the solvent compositon was water/methanol 911 (v/v), the concentration of AAm was 30 % (w/w), temperature of 40 ° C and the reaction period of 2 hours. The averages degree of grafting was 215 %. The grafting condition reaction for DMAA as follows: irradiation dose was 20 kGy, water as a solvent, monomer concentration of 50 % (vlv), temperature of 50 °C and the reaction period of 4 hours . The average degree of grafting fibers was 188 %. The activation energy of AAm and DMAA monomers was 5.71 and 12.4 kkall mol, respectively. It means that AAm monomer was easier grafted onto PP fiber than DMAA.
From 1.111 spectra of grafted fibers, the amide group were shown by the vibration of carbonyl (1700 -- 1600 cm-I ) and amine (3500 - 3400 cm-I) groups. The increase in the degree of grafting followed by the decrease of intensity strectching vibration of isopropyl group (1170 -1140 cm-I) . Compared to the PP fibers , the melting point of PP-g-AAm and PP-g-DMAA did not differ, significantly. From the SEM observation it can be concluded that the AAm group pre dominantly as a polyacrylamide at the surface of fibers, and the DMAA grafted at the inner space of the fibers. The ion exchanger properties, shows that the capacity of PP-g-AAm as ion exchanger towards Cu(II) ion was low and higher selectivity than Co (II) and Fe (III) ions at pH 4.0. By reflux treatment in l N Na2CO3 solution, the exchange capacity towards Cu (II) ion was increased up to 64.5 mglg of fiber. The PP-g-DMAA fiber show much lower capacity as ion exchanger compared to PP-g-AAm, due to the a steric effect of methyl subtituent groups."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>