Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144872 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Aryani
"Potensi endapan zeolit di Indonesia tersebar luas dl berbagai lokasi diantaranya : Yogyakarta dan Lampung. Zeollt alam Yogya dan Lampung mengandung mineral mordenit dan klinoptllolit. Zeollt alam ini dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam yang berleblh dalam air tanah, sehingga air tanah tersebut layak digunakan untuk air minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivasi asam, pemanasan, impregnasi menggunakan Ion Mn2+ terhadap zeolit alam Yogya dan Lampung. Penelitian ini juga ingin membandingkan bila zeolit tersebut dicampur dengan 10 % zeollt alam Lampung.
Zeolit alam terleblh dahulu diaktivasi baik secara kimia maupun dengan pemanasan. Zeolit yang telah diaktivasi diimpregnasi dengan larutan KMn04 1000 ppm ataupun dengan larutan MnGIa 3 %. Kadar Mn yang teradsorpsi pada zeolit diukur dengan menggunakan AAS.
Hasll optimal yang didapatkan yaitu : Zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan KMn04 yang telah diaktivasi larutan HCI 0,5 M menghasilkan daya serap zeolit sebesar 23,513 mg/g zeolit, sedangkan zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan
MnCl2 yang telah diaktivasi pemanasan 200°G menghasilkan daya serap zeolit sebesar 95,188 mg/g zeolit.
Zeolit hasil impregnasi digunakan sebagai adsorben ion Fe pada larutan FeCb 5223 ppm dengan menggunakan metode kolom. Setiap efluen yang keluar diukur kadar Fe dan Mn dengan menggunakan AAS. Zeolit alam Yogya tanpa aktivasi dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,960 %, Mn-Zeolit baik yang diimpregnasi dengan larutan KMn64 ataupun dengan larutan MnCb dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,970 %, tetapi dengan kadar Mn yang cukup besar. Zeolit alam Yogya yang dicampur dengan 10 % zeolit alam Lampung menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 99,970 %.
Pengujian air tanah dengan menggunakan zeolit alam Yogya tanpa impregnasi menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 93,081 % dan kadar Mn sebesar 95,278 %, sedangkan Mn-Zeolit dapat menurunkan kadar Fe sebesar 96,475%, tetapi mengalami peningkatan kadar Mn sebesar 8,141 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Oka Sedana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Wulandari
"ABSTRAK
Adsorpsi merupakan salah satu cara yang telah dikenal untuk menurunkan kadar ion-ion dalam larutan . Berbagai adsorben anorganik telah digunakan, dan salah satunya adalah zeolit. Zeolit adalah senyawaan alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan juga sebagai pengadsorpsi molekul. Oksida terhidrat dari logam-logam tetravalen seperti titanium oksida terhidrat dapat digunakan sebagai penukar anion. Dalam penelitian ini kedua fakta tersebut digabungkan dengan membuat suatu
komposit adsorben dari zeo1it yang diimpregnasi dengan titanium oksoklorida terhidrat. Senyawaan titanium diimpregnasikan sebagai titanium oksoklorida yang kemudian diubah menjadi titanium oksida terhidrat di rongga-rongga zeolit.
Untuk menguji kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap kation dan anion dipakai ion amonium dan ion fosfat yang berasal dari larutan NH4 H2 PO4. Dalam
panelitian ini diketahui bahwa pH larutan mempengaruhi kemampuan penyerapan komposit adsorben. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion amoniun optinun pada.pH 7-9, lebih tinggi dari kemampuan penyerapan zeolit, tetapi pada pH rendah kemampuan penyerapannya lebih rendah daripada zeolit. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion fosfat meningkat dari pH 5 menuju pH yang lebih rendah, dan kemampuannya meningkat daripada zeolite."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanullang, Guarda
"Bentonit adalah nama dagang untuk lempung monmorilonit (smektit)
yang dapat digunakan sebagai adsorben, zat pemutih, katalisator. Bentonit
alam karangnunggal merupakan jenis kalsium bentonit mempunyai KTK
(Kapasitas Tukar Kation) yang relatif besar (80-140 mek/IOOg). Aktivasi asam
dan aktivasi pemanasan dilakukan dengan maksud memperoleh bentonit
dengan nilai KTK yang lebih besar. Aktivasi asam divariasikan dari
konsentrasi 0,025-2,5 M H2SO4, aktivasi pemanasan divariasikan 100-500°C.
KTK yang lebih besar dari bentonit tanpa aktivasi diperoleh pada aktivasi
0,025 M H2SO4 dan aktivasi pemanas'anlOO °C yaitu 47,41 mek/IOOg dan
48,82 mek/100g. Larutan (50 ppm), Zn^^ (50 ppm) diadsorpsi secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,025 H2SO4 tetapi Mn^ (50 ppm) diadsorpsi
secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,25 M H2SO4. Aktivasi diatas 100 °C
mengakibatkan adsorpsi bentonit terhadap larutan logam cenderung
berkurang. Grafik adsorpsi bentonit terhadap logam yang dibuffer
menunjukkan pada pH 5-pH 6 adalah kondisi terbaik penyerapan larutan
logam. Analisa XRD memperlihatkan tidak ada perubahan yang berarti
terhadap sudut difraksi (0) dan jarak pisah bidang kisi pemantui (d) sehingga
dapat dikatakan tidak terjadi kerusakan struktur bentonit"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmaya Haryanti
"ABSTRAK
Zeolit adalah senyawa alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan iuga sebagai pengadsorpsi molekul. Cetylethyldimetylamonium Bromida (CEDABr) merupakan garam amonium kuartener yang kationnya dapat dipertukarkan dengan kation yang berada dalam struktur zeolit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati apakah ada perbedaan daya adsorpsi zeolit yang diimpregnasi dengan Cetylethyldimetylamonium Bromida dan zeolit tanpa impregnasi terhadap ion Krom (VI) dalam air.
Pengamatan adsorpsi dilakukan dengan metode statis (pengguncangan), dengan memvariasikan konsentrasi, pH dan waktu kontak. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tennyata penyerapan Krom (VI) pada zeolit yang telah diimpregnasi dengan Cetyletyldimetylamonium Bromida mengalami peningkatan baik untuk zeolit alam maupun untuk zeolit sintetis.
Kondisi terbaik penyerapan Krom (VI) oleh komposit adsorben adalah pada konsentrasi 20 mg/L, pada larutan dengan suasana asam (pH 3), dan waktu pengguncangan selama 60 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Agustina T.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syah Afgani
"Pada penelitian ini dilakukan preparasi Cu0/zeolit alam dengan metode pertukaran ion menggunakan larutan Cu(NO3)2 ditambahkan dengan NI-I3 pekat. Proses preparasi ini berlangsung dengan mempertukarkan [Cu(NH3)4]2+ dengan Hf zeolit alam yang dilanjutkan dengan proses penyalingan, proses pemanasan pada temperatur 110 °C selama 12 jam serta kalsinasi pada temperatur 550 “C selama 4 jam.
Hasil analisis FTIR menunjukkan puncak Cu0 pada CuO/zeolit alam menumpuk pada puncak sekunder zeolit alam sehingga sulit untuk diketahui keberadaanya. Dari hasil analisis XRD dapat diketahui bahwa Cu() pada Cu0/zeolit alam terletak pada puncak utama sudut difiaksi (20) 35", 38° dan 48° dengan d-value berturut-turut 2,53; 2,33 dan 1,87 A. Hasil karakterisasi AAS, BET dan adsorpsi isotermik menunjukkan bahwa loading aktual Cu sebesar 7,96% berat, luas permukaan adalah 98,31 U12/gl' dan dispersi sebesar 60, 16%.
Pengujian adsorpsi dilakukan pada adsorben CuO/zeolit alam pada temperatur 350 °C. Sedangkan untuk proses regenerasi dibedakan atas tiga perlakuan yaitu termal pada temperatur 600 °C, reduksi pada temperatur 250 “C yang dilanjutkan dengan oksidasi pada temperatur 400 "C dan penambahan uap air pada temperatur 600 °C. Pengujian adsorpsi S02 dengan regenerasi termal dilakukan sampai dengan 3 siklus (adsorpsi-regenerasi-adsorpsi-regenerasi-adsorpsi), sedangkan untuk perlakuan regenerasi reduksi oksidasi dan penambahan uap air hanya dilakukan sampai dengan 2 siklus (adSorpsi-regenerasi-adsorpsi).
Hasil uji adsorpsi menunjukkan kemampuan CuO/zeolit alam cukup baik dalam mengeliminasi S02 sampai pada siklus ketiga. Kapasitas adsorpsi S02 CuO/zeolit alam adalah 2,27.10" mol/gr CuOf zeolit alam pada adsorpsi pertama, 5,68.l0" mol/gr CuO/zeolit alam pada adsorpsi kedua dan l,73-l0'5 mol/gr CuO/zeolit alam pada adsorpsi ketiga, Sedangkan variasi perlakuan regenerasi Dengan menggunakan reduksi H2 dilanjutkan dengan oksidasi O2 dan penambahan uap air tidak memberikan kenaikan kapasitas adsorpsi yang berarti dibandingkan dengan regenerasi termal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>