Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
N.A.B Vera
"Kaliks[n]aren mempakan ligan makrosiklik yang dibentuk oleh unit-unit
fenolyang termetilasidan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam.
Penelitian ini bertujuan untuk tetapan ionisasi asam pertama (Kai) dari
25,26,27,28-tetra-karboksi-metoksi-5,11,17,23-tetra-tert-butil-kaliks[4]aren
(kaliks[4]aren, LH4), 37,38,39,40,41,42-heksakis-karboksi-metoksi-
5,ll,17,23,29,35-heksakis-tert-butil-kaliks[6]aren (kaliks[6]aren,LH6) dan
49,50,51,52,53,54,55,56-okta-karboksi-metoksi-5,l 1,17,23,29,35,41,47- okta-tertbutii-
kaliks[8]aren (kaliks[8]aren, LHg). Selanjutnya ligan dengan 4, 6 dan 8
gugus karboksilat tersebut dipelajari konstanta kestabilan kompleksnya dengan
ion Yb^^ pada daerah pH sekitar pKai. Percobaan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UVA^is
berkas ganda. Kurva Absorbans (Absorbansi vs Panjang gelombang) dari ketiga
ligan dipelajari pada berbagai pH dengan kenaikan 0,50 - 1,00 satuan pada
kisaran pH 1,00 - 10,00 dibuat untuk menentukan titik-titik isobestiknya.
Selanjutnya Kai ditentukan dengan membuat kurva Absorbansi vs Panjang
Gelombang dengan daerah pH yang lebih sempit (0,03 - 0,5 satuan pH ). Dari
spektrum serapan yang diperoleh, dibuat grafik Absorbansi vs pH dari panjang
gelombang sebelum dan sesudah titik isobestik pertama. Kestabilan reaksi
kompleks Yb(III)-Kaliks[n]aren ditentukan dengan menggunakan metode
mol-rasio pada daerah pH 1,6-1,7 untuk mempelajari pengaruh ukuran molekul
ligan terhadap kestabilan kompleks.
Pada daerah pH yang dipelajari titik isobestik yang telah didapat untuk
kaliks[4]aren, kaliks[6]aren dan kaliks[8]aren berturut-turut 4, 5, dan 3 dengan
titik isobestik pertama terdapat pada panjang gelombang 242,3 nm, 237,9 nm, dan
234,4 nm. Dengan bertambahnya gugus karboksilat dan ukuran rongga ionisasi
pertama lebih sukar teijadi.
Nilai pKai rata-rata yang diperoleh dari kaliks[4]aren = 1.93 ;
kaliks[6]aren = 1.97 ; kaliks[8]aren = 2.16 dan nilai konstanta kestabilan
kompleks Yb(in)-kaliks[4]aren 5.4905.10^^; Yb(m) kaliks[6]aren 3.6697.lO^V
Yb(III)-kaliks[8]aren 2.0508 . 10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Kumala Sari
"Penentuan Hg2+ Menggunakan Elektroda Karbon Pasta yang Dimodifikasi dengan Kaliks(6)aren dengan Metode Voltametri Siklik Telah dikembangkan elektroda karbon pasta yang dimodifikasi dengan kaliks(6)aren. Komposisi elektroda karbon pasta yang dimodifikasi dengan kaliks(6)aren pada penelitian ini menggunakan komposisi optimum peneliti sebelumnya, yaitu dengan komposisi 0,2750 g karbon; 0,1500 g resin; 0,1000 g pengeras dan 0,0026 g kaliks(6)aren, suhu pemanasan 600C selama 72 jam, dengan diameter tube yang digunakan ?6 mm. Optimasi parameter pengukuran dari elektroda yang digunakan didapat pada rentang potensial -0,6 V sampai 0,6 V, scan rate 150 mV/s dan waktu akumulasi 180 detik. Batas deteksi elektroda sebesar 2,8725x10-6 M, dengan tingkat keakuratan pengulangan pengukuran sebesar 1,08%. Penambahan kation Cu2+ dan Pb2+ pada pengukuran Hg2+ memberikan penurunan tinggi puncak arus yang signifikan. Pada perbandingan konsentrasi Pb2+: Hg2+ = 1:1, penurunan tinggi puncak arusnya mencapai 59,69%, sedangkan untuk perbandingan konsentrasi Cu2+: Hg2+ = 1:1, penurunan tinggi arusnya sebesar 66,89%. Untuk elektroda tube kecil dengan diameter ?2 mm optimasi parameter pengukurannya tidak jauh berbeda dengan elektroda tube besar, yaitu dengan rentang potensial optimum pada -0,7 V sampai 0,6 V, scan rate 150 mV/s dan waktu akumulasi 120 detik. Elektroda tube kecil ini memiliki batas deteksi 3,5647x10-6 M, dengan tingkat keakuratan pengulangan pengukurannya sebesar 2,23%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Awaludin
"Elektroda karbon pasta yang dimodifikasi secara kimia (CMCPEs)
telah banyak digunakan untuk bidang elektroanalisa. Berbagai macam
senyawa kimia telah dicoba sebagai modifier dalam elektroda karbon pasta
yang digunakan sebagai sensor untuk penentuan tingkat runutan ion-ion
logam berat.
Penelitian ini menyelidiki kemampuan kaliks(6)aren sebagai modifier
pada elektroda karbon pasta untuk merespon adanya Hg^"". Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa elektroda karbon pasta yang dimodifikasi
kaliks(6)aren dapat merespon adanya Hg^"" dengan batas deteksi 1,29x10'®M.
Sedangkan elektroda karbon pasta yang tidak dimodifikasi dengan
kaiiks(6)aren tidak dapat merespon adanya Hg^"". Pada tingkat konsentrasi
Hg^"" 1x10'^M-, ion-ion logam pengganggu seperti Cu^"", Ni^"", Mg^"", dan Zn^"" dengan konsentrasi sepuluh kali konsentrasi Hg^'' menyebabkan
penyimpangan yang signlfikan. Sedangkan pada konsentrasi ion-ion logam
pengganggu sama dengan konsentrasi Hg^"" hanya yang dapat
mempengaruhi pengukuran secara signifikan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuda Nurharumi Said
"Elektroda modifikasi berbasis karbon pasta telah berhasil difabrikasi dalam penelitian ini dengan metode voltametri sebagai metode uji. Kemampuan senyawa kaliks(6)aren sebagai senyawa pemodiflkasi dalam mendeteksi keberadaan ion Hg^^ telah diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi optimum yang diperoleh untuk membuat elektroda karbon pasta yang dimodifikasi dengan kaliks(6)aren adalah 0,275 gram karbon; 0,0026 gram kaliks(6)aren; 0,15 gram resin dan 0,1 gram pengeras serta waktu pemanasan elektroda selama 72 jam. Beberapa parameter penting pengukuran telah berhasil diidentifikasi yang meliputi kisaran potensial kerja antara -0,15 V hingga 0,7 V; scan rate 75 mV/s dan waktu akumulasi 180 detik. Batas deteksi pengukuran menggunakan elektroda modifikasi yang selektif terhadap ion Hg^"" tersebut mencapai 9,9x10'^ M. Eksperimen terhadap keberadaan ion-ion logam lain diamati pula dengan kenyataan bahwa keberadaan ion Pb^"" dan ion Cu^"" pada konsentrasi 1x10"^ M mempengaruhi respon spesifik elektroda modifikasi tersebut dengan persentase perubahan tinggi arus punoak voltamogram yang signifikan. Kemampuan elektroda modifikasi dalam hal mendeteksi ion Hg^"^ pada larutan sampel dengan teknik voltametri siklik telah dilakukan, yang hasilnya dibandingkan dengan metode AAS {graphite furnace). Pengukuran dengan teknik voltametri siklik menunjukkan hasil yang mendekati nilai sebenarnya dibandingkan dengan metode AAS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamami
"Pemakaian unsur-unsur lantanida dalam berbagai sektor kehidupan terus meningkat sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi. Unsur lantanida umumnya ditemukan dalam bentuk campuran dengan unsur lantanida lainya dalam batuan. Untuk memperoleh unsur lantanida murni dibutuhkan teknik pemisahan yang selektif dan efisien. Ekstraksi pelarut adalah salah satu teknik pemisahan yang banyak dikembangkan sejalan dengan sintesis ligan-ligan baru. Senyawa 37, 38, 39, 40, 41, 42-heksakis (karboksimetoksi)-5, 11, 23, 29, 35-heksakis (tert-butil) kaliks (6) arena memiliki enam kondensasi, enam gugus karboksilat dan enam tersier butil. Senyawa ini diharapkan dapat membentuk kompleks M-kaliks (6) arena dengan ion logam Samarium (III), Erbium (III) dan Ytterbium (III) yang stabil, sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi yang tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maming
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku ekstraksi kompleks Er dan Yb-37,38,39,40,41,42-heksakis(karboksimetoksi)-5,11,17,23,29,35-heksakis(tertbutil)kaliks(61arena dalam 1,2-dikloroetana. Perilaku ekstraksi kompleks Er dan Yb tersebut dipelajari dengan mengamati pengaruh pH fasa air, konsentrasi kaliks[6]arena bebas di fasa organik, dan kuat ion NaCl, KCI, KND3 terhadap distribusi kompleks. Berdasarkan distribusi kompleks yang diperoleh pada berbagai kondisi tersebut, dapat diperkirakan spesi yang terbentuk, mekanisme ekstraksi, tetapan ekstraksi kompleks, dan selektivitas pemisahan Era+ dan Yb3+ Ekstraksi dilakukan menggunakan larutan kaliks[6]arena dalam 1,2-dikloroetana. Keasaman fasa air diatur dengan dua cara yaitu menggunakan larutan buffer asetat, dan larutan campuran tetrametilamoniumhidroksida dengan HC1( TMAH HC1 ). Proses ekstraksi dilakukan dalam erlenmeyer tertutup dengan cara pengadukan menggunakan pengaduk magnet. Pengukuran konsentrasi ion logam di dalam fasa air dilakukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom-Tungku Grafit.
Hasil percobaan menunjukkan, bahwa ekstraksi kompleks M-kaliks[6]arena pada kisaran pH sekitar 2,00 hingga 5,60 melibatkan tiga spesi ligan, yaitu : LH5, LH33, dan L6", yang terbentuk berturut-turut pada pH sekitar 3,30, 4,30, dan 5,40. Ketiga spesi ligan tersebut dapat berikatan dengan ion logam membentuk lima kemungkinan spesi kompleks, yaitu : M-kaliks-1 (MLHSX2 ), M-kaliks-2 ( MLH3 ), dan M-kaliks-3 (MLY3, M2L, dan M2L2Y6 ), bergantung pada pH dan konsentrasi ligan (M = Er3+ atau Yb3}, X = anion bermuatan -1, dan Y = kation bermuatan +1 ). Efxsiensi ekstraksi kompleks M-kaliks[6]arena bertambah dengan peningkatan pH fasa air dan konsentrasi ligan bebas di fasa organik Dengan adanya garam ( NaCl, SCI, dan. KND3 ) dalam fasa air menyebabkan efisiensi ekstraksi turun dengan meningkatnya kuat ion hingga 0,10, kecuali Yb-kaliks-3 yang naik pada kuat ion rendah hingga 0,03. Pada kisaran kuat ion 0,10 - 0,30, efisiensi ekstraksi dapat dikatakan tidak berubah dengan kenaikan kuat ion. Efek penurunan efisiensi ekstraksi lebih besar untuk ion garam yang berukuran kecil Mekanisme ekstraksi berlangsung melalui pembentukan pasangan ion pada spesi M-kaliks-1, kompleks netral pada M-kaliks-2, dan koekstraktan (pasangan ion) pada M-kaliks-3. Selektivitas pemisahan Er3+ dan Yb3+ melalui mekanisme pembentukan kompleks M-kaliks[6]arena tergolong rendah, dan sedikit meningkat dengan adanya koekstraktan ion logam natrium pada ekstraksi kompleks M-kaliks-3.

The research of extraction behavior of Er and Yb-37,38,39,40,41,42-hexakis-(carb oxymethoxy)- 5, 11,17,23,29,3 5-hexakis(ter-butyl)calix[6] arene complexes in 1,2-dichloroethane has been done. The extraction behavior of Er and 'sib complexes studied by observing the effect of aquous phase pH, the concentration of free calix[6]arene in organic phase, and ionic strength of NaCl, KCI, KNO3 to complex distribution. Based on the various condition, it was can be estimated that the formed species, extraction mechanism, a constant of complex extraction, and separation selectivity of Er31- and YIP. The extraction was done by using calix[6]arene in I,2-dichloroethane solution. The acidity of aquous phase was prepared by using acetic buffer solution, and mixed solution of tetrametylamoniumhydroxide and HCI (TMAH-HCI). Extraction process was done in closed elenmeyer by mixing with magnetic stirrer. Measurement of metal ion concentration in aquous phase was done with Atomic Absorption Spectrophotometer- Graphite Furnace.
The result of the experiment showed that extraction of M-calix[6]arene complex at pH of about 2.00 to 5.60 involved three species of ligan, those are LH5 , LH33-, and L6-, which were formed in order at pH of about 3.30, 4.30, and 5.40. The three ligan species can be bond with metal ion formed five possibilities of complex species, those are M-calix-1 (MLH5)C2), M-calix-2 (MLH3), and M-calix-3 (MLY3, M2L, and M2L2Y6 ), depended on pH and ligan concentration (M = Era+ or Yb3*, X = anion charged -1, and Y = kation charged +1). Extraction efficiency of M-calix[6]arene complex increased by the raising of pH of aquous phase and free ligand concentration at organic phase. Presence of salt ( NaCl, KCI, and KNO3 ) in aquous phase caused extraction efficiency decreased by the raising of ionic strength up to 0.10, except Yb-calix-3 which increased at ionic strength was low up to 0.03. At ionic strength of 0.10 -- 0.30, we could say that extraction efficiency did not change by the raising of ionic strength. The effect of extraction efficiency decrease was greater for salt ion which small size. Extraction mechanism ran through the formation of ion pair at M-calix-1 species, neutral complex at M-calix-2, and coextractan (ion pair) at M-calix 3. Separation selectiveness of E?+ and Yb3+ through the mechanism of complex formation of M-calix[6]arene was low; it would increase a little with coextractan of sodium metal ion at extraction of M-calix-3 complex
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2003
580 ARE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Rachman
"The Arenga pinnata palm trees do not only produce sap but also multipurpose products, such as edible fruits, building materials, fibers, and wax. Palm sugar agribusiness development copes with both technical and non technical constraint, e.g. low-skilled farmers, low yield, and less value added. To improve farmer's capacity there are some steps to take, namely: (a) Technical and management training, (b) provision of improved seed and processing unit equipments, (c) institutional and marketing empowerment, and (d) implementing better aren farming system. Furthermore, to increase farmer's bargaining position it is essential to strengthen farmers' groips through collective marketing system with farmer's groups association, as well as farmers' skill enhancement."
Jakarta: Forum Penelitian Agro Ekonomi, 2009
FOPEAGE
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Andarwati
"Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan pegagan (Centella asiatica) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang sistem imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan sediaan teh kombinasi kaliks rosella dan herba pegagan dengan perbandingan 1:9 dengan metode hipersensitivitas tipe lambat/DTH dan hitung jumlah sel limfosit limpa. Masing-masing metode menggunakan 32 ekor mencit ddY yang dibagi ke dalam 8 kelompok. Kelompok 1 diberi kontrol CMC 0,5%, kelompok 2 diberi pembanding levamisol 0,45 mg/0,7 ml/20g bb, kelompok 3 diberi pembanding sediaan cair herbal X 0,52 ml/20g bb, kelompok 4 diberi dosis I rosella dan pegagan sebanyak (7,8 mg + 70,2 mg)/20g bb, kelompok 5 diberi dosis II rosella dan pegagan sebanyak (5,16 mg + 140,4 mg)/20g bb, kelompok 6 diberi dosis III rosella dan pegagan sebanyak (31,2 mg + 280,8)/20g bb, kelompok 7 diberi rosella sebanyak 7,8 mg/20g bb dan kelompok 8 diberi pegagan sebanyak 70,2 mg/20g bb. Pada hari ke-0, setiap mencit diimunisasi dengan 0,1 ml sel darah merah domba (SDMD) 2% secara intraperitonial, kemudian diberi perlakuan selama 7 hari. Pada hari ke-8, setiap mencit diimunisasi kedua dengan 0,1 ml SDMD 2% secara subplantar untuk uji DTH dan secara intraperitonial untuk uji limfosit. Ketebalan kaki mencit diukur dengan menggunakan ?Vernier caliper?, sedangkan jumlah sel limfosit dihitung menggunakan hemositometer dengan pewarna trypan blue. Sediaan teh kombinasi dosis III dapat meningkatkan jumlah sel limfosit dan aktivitas DTH, namun peningkatannya tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol (p>0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achiro, Yaserita
"Stres pada manusia dapat mengakibatkan penurunan kemampuan dari sistem imun. Oleh karena itu dewasa ini dibutuhkan pengembangan dari senyawasenyawa berkhasiat imunostimulan. Telah dilakukan penelitian tentang efek imunostimulan dari sediaan teh kombinasi rosela (H. sabdariffa) dan Pegagan (C.asiatica) dengan metode Uji Bersihan Karbon. Sediaan teh kombinasi Rosela dan Pegagan dengan dosis 0,0078 g rosela/20gBB dan 0,0702 g pegagan /gBB tidak memiliki aktivitas imunostimulan dengan indeks fagositosis 1,209. Sediaan kombinasi rosela dan pegagan dengan dosis 0,0156 g rosela/20gBB dan 0,1404 g pegagan/20gBB memiliki aktivitas imunostimulan sedang dengan indeks fagositosis sebesar 1,416. Sediaan kombinasi rosela dan pegagan dengan dosis 0,0312 g rosela/20gBB dan 0,2808 g pegagan/20gBB memiliki aktivitas imunostimulan yang besar dengan nilai indeks fagositosis sebesar 1,665. Nilai ini lebih besar daripada nilai indeks fagositosis Zymosan, Rosela dan Pegagan yaitu secara berturut-turut 1,613; 1,314 dan 1,569. Dilakukan uji statistik pada seluruh sediaan uji dengan analisa ANOVA satu arah dan diperoleh nilai p < 0,05 pada pada seluruh sediaan uji bila dibandingkan dengan kontrol CMC-Na.

Stress at human will reduce the immune system capability. So that, nowadays immunostimulant is needed to be developed. It has been done research about immunostimulant activity of tea consist Rosella (H. sabdariffa) and Pegagan (C.asiatica) by measure phagocity index in Carbon Clearance Test at mice. Tea bag consist of 0.0078 rosella/20gBB and 0.0702 g pegagan/20gBB has no immunostimulant activity with phagocity index 1.209. Tea combination consist of 0.0156 g rosella/20gBB and 0.1404 g pegagan/20gBB has slight immunostimulant activity with phagocity index 1.416. Tea bag consist of 0.0312 g rosella/20gBB and 0.2808 g pegagan/20gBB has great immunostimulan activity with phagocity index 1.665. This activity is greater than Zymosan, Rosella and Pegagan alone with phagocity index 1.613; 1.314 and 1.569. One way ANOVA test showed that all of drug has immunostimulant activity greater than control with p < 0,05."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33091
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>