Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Harry Rustaman
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S29721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Widastri
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lokasi di wilayah
Kabupaten Pasuruan yang air tanah daiamnya terintrusi air laut serta
membandingkan metode isotop alam dengan metode pengukuran kandungan
anion dan kation dalam menentukan intrusi air laut terhadap lapisan air tanah
dalam. Penelitian ini dilakukan di 18 wilayah Kabupaten Pasuruan. Metode
yang dilakukan adalah analisis kimia fisik (parameter suhu, konduktivitas dan
pH), analisis komposisi anion dan kation dengan menggunakan AAS dan
spektrofotometer UV-Vis, serta analisis isotop dan^^H dengan
menggunakan spektrometer massa. Hasil penelitian menunjukkan parameter
suhu, konduktivitas dan pH tidak cukup untuk menyimpulkan adanya intrusi
air laut. Diagram piper trilinear menunjukkan adanya intrusi pada sampel.
Parameter isotop dan menunjukkan semakin tinggi elevasi lokasi air
tanah-dalamnya maka kandungan dan semakin depleted atau miskin.
Komposisi isotop dari sampel air tanah berada disekitar garis meteoric local
(5^H) = 8,1389 (5^®0) + 14, 645, dan bukan komposisi air laut. Metode
isotop alam dan metode anion-kation saling mendukung untuk menyimpulkan
bahwa air tanah dalam di wilayah Kabupaten Pasuruan belum terintrusi air
laut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Apriliani
"Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bag! manusia dalam kelangsungan hidupnya. Air yang ada di alam terdiri atas tiga macam, yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah. Ketiganya itu saling bergantung dan berada dalam sistem siklus hidrologi. Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup yang luas, yaitu sifat-sifat air, pergerakan dan penyebaran air, keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan. Air mengandung atom JH. ^H, dan Isotop (jH) merupakan isotop radioaktif yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi pergerakan dan umur air tanah terutama air tanah dangkal, sehingga kandungan isotop (^H) dapat digunakan untuk studi tentang air. Kandungan isotop (^H) alam dalam air biasanya sangat kecil berkisar antara 3-6 TU. Untuk dapat dicacah dengan alat sintilasi cair, maka kandungan isotop (jH) dalam sampel perlu diperkaya. Proses pengkayaan dilakukan dengan cara elektrolisis pada alat pengkayaan {enrichment). Kemudian sampel dicacah menggunakan alat LSC {Liquid Scintillation Counter) untuk diketahui aktivitasnya dalam satuan tritium unit (TU). Hasil analisis kandungan isotop H) air hujan memiliki nilai ratarata 4,89 ± 1,21 TU. Sedangkan air tanah dangkal dan dalam, memiliki nilai rata-rata 4,31 ± 0,60 TU dan 0,32 ± 0,15 TU. Air tanah dangkal memiliki kandungan isotop (j H) yang hampir sama dengan air hujan. Sedangkan air tanah dalam, memiliki kandungan isotop (^H) yang jauh lebih kecil dibanding dengan air hujan. Dari analisis tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa air tanah dangkal berasal dari air hujan setempat (local recharge) yang merembes masuk ke dalam sistem air tanah dangkal sedangkan air tanah dalam, berasal dari suatu lokasi yang letaknya cukup jauh dari lokasi penelitian. Dilihat dari bentuk kontur isotop H) air tanah dangkal, dapat diindikasikan adanya arah gerakan kandungan isotop {]H) yaitu makin kecil ke arah tenggara. Isotop (^H) juga dapat digunakan untuk menentukan umur fair tanah. Dari analisis yang diperoleh, umur air tanah dangkal adalah 2,24 tahun. Sedangkan umur air tanah dalam, adalah 48,49 tahun"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Agglomeratian method could be used to decrease the pyritic sulfur content in the coal. Bituminous
coal from Tanjung Enim Sumatera Seiatan with 13.34 % of ash and 1,86 % of sulfur contents as raw
materials, were mired by water and oil in the stainless steel cylinder, then be agitated to produce
agglomerate. By using the palm oil and crude palm oil (CPO) as agglomerating oils, the ash and sulfur
contents decreased to 4. 66 % and 1.42 % respectively.
"
Jurnal Teknologi, 20 (4) Desember 2006 : 279-286, 2006
JUTE-20-4-Des2006-279
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Zulkarnaen
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S29725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan merupakan desa yang sering mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau. Daerah ini memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan sebaran penduduk yang merata, sehingga dibutuhkan suplai air bersih yang cukup untuk konsumsi dan pemenuhan kebutuhan air bersih lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui zona potensial airtanah-dalam dalam menentukan titik pemboran eksplorasi guna dikembangkan menjadi sumur produksi airtanah-dalam. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelacakan airtanah-dalam meliputi: pemetaan geologi/hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik sounding dengan konfigurasi Schlumberger. Batuan yang tersingkap di daerah kerja dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) satuan batuan, yaitu satuan batulempung sisipan batugamping, satuan perselingan batupasir gampingan dan batugamping, satuan batulempung, satuan batugamping dan lempung. Lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer adalah lapisan batupasir gampingan dengan karakteristik warna kuning pucat hingga kecoklatan, berbutir sedang-kasar, permeabilitas cukup baik (pada bagian yang tersingkap di permukaan) batuan ini termasuk pada satuan batugamping. Batuan yang berfungsi akuifer pada bagian bawah adalah batupasir gampingan yang termasuk dalam satuan perselingan betupasir gampingan dan batugamping. Titik Potensial yang direkomendasikan untuk dilakukan pemboran eksplorasi/produksi adalah titik LBR-29 dengan ketebalan akuifer 1 (yang lebih dangkal) 33,86 m dan akuifer 2 (yang lebih dalam) 23,72 m."
551 EKSPLOR 34:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin
"Permintaan sulfur dalam negeri semakin meningkat hingga 220 ribu ton pada 2014 atau setara dengan 72 juta US dollar. 70% sulfur yang ada saat ini merupakan by product dari minyak bumi. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan juga terbatasnya eksplorasi untuk penambangan sulfur menjadi pertimbangan untuk meningkatkan produksi sulfur dalam negeri. Proses pemurnian sulfur alam dengan sistem kontiniu dan tekanan tinggi yang telah ada, proses Frasch, membutuhkan modal dan biaya operasional yang besar. Proses Frasch membutuhkan air hingga 57 m3 untuk setiap ton sulfur yang dihasilkan dan juga biaya yang mahal. Pada penelitian sebelumnya dilakukan modifikasi proses produksi sulfur menggunakan autoclave dengan sistem batch untuk mereduksi biaya operasional dan dapat dilakukan pada skala kecil. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses ini dapat memurnikan batuan dengan kemurnian tinggi tetapi yield yang dihasilkan kurang optimum Pada penelitian ini dilakukan injeksi gas karbondioksida ke dalam sistem sebagai media transfer panas tambahan. Karbondioksida juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan difusifitas uap air untuk penetrasi ke dalam formasi batuan yang membantu untuk melelehkan sulfur sehingga meningkatkan yield sulfur yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi operasi untuk proses pemurnian adalah pada suhu 140oC, tekanan injeksi karbondioksida sebesar 30 psi, rasio air dan batuan sebesar 10ml/g, serta lama waktu operasi 6 menit dengan yield dan kemurnian yang didapatkan masing-masing sebesar 86,8% dan 99,82%.

Demand of sulfur in Indonesia is increasing throughout the years reaching 220 thousand tones equivalent with 72 millio US Dollar in 2014. Nowadays, 70% of sulfur is coming from byproduct of petroleum industry. As long as the depletion of oil and gas resoources and the limited of exploration of sulfur mining as the consideration to enrich the production of sulfur in domestic.The existing sulfur purification process with continue system and high pressure, Frasch process, requires high capital and operational cost. Frasch process needs water up to 57 m3 in order to get one tone of sulfur. On the previous research, modified sulfur production process used autoclave in batch system to reduce the operational cost in order to use by small industry. The result is that process can purify sulfur with high purity but, the yield itself is not optimal. In this research, carbondioxyde is injected as an addition of heat transfer. In addition, carbon dioxide has an ability to enrich the diffusivity of steam to penetrate rock formations. The injection of carbon dioxide in this system can help in melting sulfur faster in order to increase the yield itself. Based on this research, the operation condition to purify sulfur is 140 oC of temperature, 30 psi of CO2 injection, 10 ml/g of ratio between water and native sulfur ore with 6 minutes of process. The result of yield and purity are 86,8% and 99,82%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>