Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indragini
"ABSTRAK
Polimerisasi kationik adalah reaksi penyusunan polimer, dengan muatan positif pada ujung rantai polimer yang sedang berkembang. Pada penelitian ini, dilakukan polimerisasi kationik terhadap isoeugenol pada temperatur 5 - 70C selama 1 jam, menggunakan inisiator asam. perklorat dengan perbandingan monomer dan inisiator 1 : 0,24. Hasil polimerisasi merupakan padatan kuning kecoklatan dengan berat 4,70 gram atau 58,75% (w/w) dan termasuk dalam. jenis polimer termoplastik. Analisis poliisoeugenol yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR, dan UV, spektrometer 'H-NMR dan 13C-NMR serta difraksi sinar-X, DTA, dan TGA. Dari spektrum FT-IR dan uv, dapat diketahui keberhasilan reaksi polimerisasi, sedangkan dari difraktogram sinar-X dapat diketahui, bahwa polimer vang dihasilkan merupakan polimer semikristalin dengan kristalinitas 13,587%. Termogram DTA dan TGA memberikan informasi, bahwa poliisoeugenol memiliki titik leleh 142 0C dan ketahanan termal sampai dengan 260'C untuk selanjutnya terdegradasi. Sedangkan dari spektrum NMR, baik 'H-NMR maupun 13C-NMR, dapat dilihat, bahwa poliisoeugenol yang dihasilkan memiliki lebih dari satu macam struktur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farid
"Riset polimerisasi kationik minyak sawit berbantuan gelombang mikro belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini, minyak sawit dan hasil olahannya dipolimerisasi kationik dengan katalis borontriflorida eteral berbantuan gelombang mikro menggunakan oven gelombang mikro komersial. Komposisi bahan baku prekursor dianalisis menggunakan kromatografi gas. Bilangan iodin, gugus fungsi, serapan ultraviolet prekursor dan produk polimerisasinya dianalisis masing-masing dengan titrimetri, dan spektrofotometri inframerah Transformasi Fourier dan spektrofotometri ultraviolet. Pemindaian kalorimetrik diferensial (DSC) digunakan untuk mengamati ciri termal polimer yang terbentuk. Proses inklusi urea terhadap minyak sawit meningkatkan komponen asam lemak tak jenuh seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan fraksi asam lemak tidak jenuh, bilangan iod, intensitas penyerapan pita alkena dalam spektrum inframerah, dan absorbansi spektrum ultraviolet. Polimerisasi kationik minyak sawit terkatalisis borontrifluorida eteral menghasilkan padatan. Pembentukan polimer mengubah gugus C=C menjadi C-C, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya bilangan iodin dari produk polimer yang dihasilkan dan menurunnya intensitas pita alkena pada bilangan gelombang 3025 cm-1 (regang =C-Hcis, 1654 cm-1 dan 1648 cm-1 (regang C=C), dan 723 cm-1 (tekuk -HC=CH-) pada spektrum inframerah. Disamping itu terjadi reaksi isomerisasi cis-trans yang ditunjukkan munculnya serapan pada bilangan gelombang 968 cm-1 (regang C=C trans). Kurva termogram DSC membuktikan bahwa produk polimerisasi adalah polimer termoplastik dan memerlukan perlakuan curing. Perlakuan panas dapat menyebabkan deformasi polimer yang terbentuk, yang ditunjukkan oleh penurunan bilangan iod, penurunan serapan ultraviolet dan perubahan serapan inframerah serta kurva termogram DSC. Kopolimerisasinya bersama divinyil benzena menghasilkan polimer termoset.

Microwave assisted cationic polymerization of palm oil study has never been done yet. In this study, palm oil, and processed products have been cationic polymerized with borontrifluoride-etheral catalyst under microwave irradiation using commercial microwave ovens. The composition of the feedstock was analyzed with gas chromatography. Iodine number, functional groups, ultraviolet absorption of precursor and the polymerization products were analyzed respectively by titrimetry, and Fourier transform infrared spectrophotometry and ultraviolet spectrophotometry. Differential Scaning Calorimetric (DSC) is used to observe the thermal characteristics of polymers. The process of inclusion of Urea to palm oil increases the component of unsaturated fatty acids as indicated by the increase in the fraction of unsaturated fatty acids, iodine numbers, the intensity of alkene band absorption in the infrared spectrum, and the absorbance of the ultraviolet spectrum. The cationic polymerization of oil palm catalyzed by borontrifluoride etheral produces solids. The formation of the polymer converts the C=C group to C-C, this is indicated by the decrease of the iodine number of the resulting polymer product and the decrease of the intensity of the alkene band at wave number 3025 cm-1 (streching =C-Hcis), 1654 cm-1 and 1648 cm (streching C=C), and 723 cm-1 (bending -HC=CH-) in the infrared spectrum. The other process was cis-trans isomerization reaction showed absorption band at wave number 968 cm-1 (streching C=Ctrans. The DSC thermogram curve proves that polymerization products are thermoplastic polymers and require curing treatment. The heat treatment can cause the deformation of the formed polymer shown by changes in iodine number, infrared absorption spectrum, ultra-violet absorption spectrum and DSC thermogram curve. Copolymerization with divinyl benzene produces thermoset polymers."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatmiko
"ABSTRAK
Minyak cengkeh adalah salah satu hasil bumi yang perlu
diperhitungkan di Indonesia. Produksi dan penggunaannya cukup banyak,
pada umumnya digunakan sebagai obat Eugenol merupakan salah satu
kandungan senyawa organik yang terbanyak di dalam minyak cengkeh yang
belum banyak dimanfaatkan dalam industri kimia OIeh karena itu,pada
penelitian ini dicari alternatif pemanfaatan eugenol untuk dijadikan
polieugenol yang merupakan suatu makromolekul yang mungkin dapat berguna seperti polimer-polimer lain yang telah banyak berkembang dan
banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia.
Sintesis polieugenol dari eugenol dengan menggunakan HCI04
sebagai katahs sekaligus inisiator didasarkan pada salah satu reaksi
polimerisasi secara kationik. Pada pen&itian mi digunakan eugenol dan
isolasi minyak cengkeh ( Brataco ) dengan HCI04 70-72 % sebagai katalis
(Merck ). Reaksi berlangsung selama 4 jam pada suhu 0°C dengan
mengalirkan gas N2 . Karakterisasi dari polieugenol yang terbentuk di analisis
dengan menggunakan spektrometer l H - dan 130 - NMR, spektrofotometer
UV, I serta DSC / DTA dan XRD.
Kadar eugenol datam minyak cengkeh hasil isolasi diperoleh sebanyak
14,51 g dari 15g eugenol hasil isotasi. Menurunnya nhlai transmitan pada
ikatan rangkap dari eugenol yang diperlihatkan dalam spektrofotometer IR
menunjukkan telah terjadi proses polimerisasi. Adanya gugus OH, OCH 3 dan
olefin pada spektrometer 13C. NMR menunjukkan bahwa terjadi terminasi dan
polieugenot yang ujung-ujungnya terdapat gugus tersebut. Penentuan titik
leleh polieugenol rnenggunakan DTA menunjukkan suhu 131,970C.
Sedangkan hasil pengukuran panas transisi dari polieugenol menggunakan
DSC adalah 9,86J/g. Kekristalan dari polieugenol yang diukur dengan XRD
menghasilkan kadar kristal sebanyak 3,94% yang beranti sebagian besar dan
polieugenol berbentuk amort. Taktisitas dari polieugenol menggunakan pelarut xylene dengan metode refluks menghasilkan kadar ataktis sebesar 89,76 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Irene Windar Andika
"Polianilin PANi adalah salah satu polimer konduktif yang paling banyak dipelajari. Pada penelitian ini, PANi telah berhasil disintesis melalui reaksi polimerisasi oksidatif kimia yang dilangsungkan pada 3 temperatur larutan berbeda yaitu masing-masing pada 17 0C, 27 0C dan 57 0C. Selama proses polimerisasi anilin berjalan terlihat adanya peningkatan temperatur larutan meskipun tidak signifikan sehingga selama durasi 500 menit reaksi berjalan, temperatur larutan relatif sama. Hasil dari reaksi polimerisasi oxidatif adalah berupa emeraldine base polyaniline atau PANi-EB. Struktur PANi dikonfirmasi dengan FTIR ditandai dengan adanya vibrasi stretching C-N bilangan gelombang 1144 cm-1 dan vibrasi stretching C=C dari benzenoid pada bilangan gelombang 1493 cm-1. Sifat konduktif PANi diperoleh melalui pemberian protonasi menggunakan asam kuat masing-masing HCl dan HClO4. Diperoleh hasil, nilai konduktivitas PANi-EB sebesar 0,92-4,67 x 10-6 S/cm. Nilai konduktivitas ini mengalami peningkatan 102 kali pasca doping menggunakan HCl dan 106 kali pasca doping HClO4. Nilai konduktivitas listrik tertinggi adalah sebesar 4,678 S/cm. Semua PANi hasil sintesis memiliki kemampuan penyerapan gelombang elektromagnetik pada rentang frekuensi 10 GHz-15 GHz. Nilai RL tertinggi sekitar -11 dB pada frekuensi 10,5 GHz dan 12.5 GHz diperoleh dari PANi-EB hasil polimerasi pasca deprotonasi.

Polyaniline PANi is one of the most studied conductive polymers. In this study, PANi has been successfully synthesized through chemical oxidative polymerization reactions that were carried out at 3 different solution temperatures, respectively at 17 0C, 27 0C and 57 0C. During the aniline polymerization reaction, there was an increase in the temperature of the solution, although not significant, hence, during a duration of 500 minutes reaction time, the solution temperature was relatively un changed. Polymerization reaction has resulted PANi in the form of emeraldine base polyaniline or PANi EB. The formation of PANi was confirmed by FTIR, which characterized by vibration stretching C N at wave number 1144 cm 1 and vibration stretching C C of benzenoid at wave number 1493 cm 1. The conductive property of PANi was obtained through doping by a protonation using strong acids HCl and HClO4. It was found that conductivity value PANi EB was 0.92 4.67 x 10 6 S cm. This conductivity value increased 102 times after doped with HCl and 106 times after doped with HClO4. The highest electrical conductivity value was 4.678 S cm. All synthesized PANi has the ability to absorb electromagnetic waves in the frequency range 10 GHz 15 GHz. The highest RL values of about 11 dB at frequencies 10.5 GHz and 12.5 GHz were obtained from PANi EB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Priasti Siwi
"ABSTRAK
Permintaan vanillin yang terus meningkat baik dari industri maupun farmasi, mendorong para peneliti untuk mencari metode sintesis vaniliin yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis vanillin dari bahan isoeugenol dengan metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda Pt, Grafit dan Stainless steel. Sebagai studi awal dilakukan penentuan nilai potensial oksidasi dari masing-masing elektroda kerja dengan metode voltametri siklik. Dilanjutkan dengan penentuan kondisi optimum untuk memperoleh % yield yang maksimum. Dengan menggunakan elektroda platina, didapatkan % yield sebesar 34,4 % dari cis- isoeugenol, dan 30,72 % dari trans-isoeugenol. Sedangkan dengan elektroda grafit 10,14 % untuk cis isoeugenol dan 12,4 % untuk trans-isoeugenol. Hasil elektrolisis di karakterisasi dengan instrumen FTIR dan GC-MS. Spektra FTIR menunjukan puncak pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1 yang menunjukan daerah khas karbonil dan 2 puncak vibrasi C-H khas aldehid pada 2730 cm-1 dan 2860 cm-1 . Sedangkan, hasil MS menunjukkan pola fragmentasi vanilin pada nilai m/z 152, 151,137,109,81,51, dan 15.

ABSTRAK
The increased demand on Vanilla both from industries and pharmaceuticals, encourage researchers to find the effective and efficient methods of synthesis vaniliin. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol by the electrochemical method using Pt , Grafit and Stainless Steel electrodes . A preliminary - study was conducted to obtain the oxidation potential value of each working electrode by cyclic voltametric method. Then, the optimum conditions were determined to obtain the maximum % yield. With the platinum electrode, % yield was obtained from cis-isoeugenol, and 28,69 % from trans-isoeugenol. Meanwhile with the graphite electrodes, 7,21 % yield was obtained from cis isoeugenol and 10,51 % from the trans-isoeugenol. FTIR spectra showed peaks at wave number around 1700 cm-1 which shows a typical area of the carbonyl and two vibration peaks typical aldehyde C-H at 2730 cm -1 and 2860 cm-1. Meanwhile, the results of MS showed the fragmentation pattern of vanillin on the value of m / z 152, 151,137,109,81,51, and 15."
2016
S64234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Oktaviani
"Bentonit asal Tapanuli telah dimodifikasi menjadi organoclay dengan menggunakan surfaktan kationik ODTMABr sebagai agen penginterkalasi. Kemudian produk hasil modifikasi dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, SEM¬EDS, dan TGA. Sebelum preparasi, dilakukan fraksinasi bentonit sehingga didapat Fraksi 2 yang kaya montmorillonite (MMT) yang kemudian diseragamkan kation bebasnya dengan Na+ (menjadi Na-MMT). Selanjutnya menggunakan tembaga amin, nilai KTK Na diperoleh sebesar 65,5mek/100gram Na-MMT. Variasi jumlah ODTMABr yang digunakan untuk preparasi organoclay adalah 1,0; 2,0; dan 2,5 KTK. Pengaruh penambahan ODTMABr terhadap basal spacing, diamati dengan XRD low angel, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan basal spacing dari 17.36 Å untuk Na-MMT menjadi 21.03 Å, 20.72 Å, dan 18.39 Å untuk 1,0; 2,0; dan 2,5 KTK. Kemampuan adsorpsi organoclay 1.0 KTK yang telah diprerparasi digunakan sebagai adsorben untuk fenol dan dibandingkan dengan Fraksi 2 dan Na-MMT. Data yang diperoleh pada kurva isotherm adsorpsi menunjukkan bahwa organoclay lebih efektif dalam menyerap fenol dan proses penyerapannya mengikuti kurva isotherm adsorpsi Freundlich.
Bentonite from Tapanuli has been modified into organoclay using cationic surfactant as an agent ODTMABr as intercalation agent. Then the products were characterized by XRD, FTIR, SEM-EDS, and TGA. Before perparation, bentonite fractionation was performed in order to get Fraction 2 which is rich with montmorillonite (MMT) phase, and then is cation-exchanged with Na+ (called Na-MMT). Furthermore, using a copper amine methode, its cation exchange capacity (CEC) value was determined as 65.5 mek/100gram Na-MMT. Variation of ODTMABr concentration used for the preparation of organoclay is 1.0; 2.0 and 2.5 CEC. The effect of the addition of ODTMABr to Na-MMT?s basal spacing, observed by low angel XRD, shows an increase in basal spacing of initially 17.36 Å for Na-MMT to 20.85 Å, 21.03 Å, and 18.02 Å for 1.0; 2.0; and 2.5 CEC. 1.0 CEC organoclay adsorption capacity was observed by using it as adsorbent for phenol and compared with the capacity of Fraction 2 and Na-MMT. Data obtained on the adsorption isotherm curve shows that the organoclay is more effective in adsorbing phenols and the adsorption process follows Freundlich adsorption isotherm curve."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
"Montmorillonite berpilar aluminium (MBA) dan modifikasinya oleh surfaktan kationik dihasilkan dengan mereaksikan montmorillonite terhadap larutan aluminium chlorohydrate atau dengan penambahan larutan cetyl trimethyl ammonium bromide (CTABr). Kondisi untuk menghasilkan montmorillonite berpilar aluminium dan modifikasinya oleh CTABr adalah sebagai berikut: perbandingan OH / Al sebesar 2,2; rasio Al / montmorillonite divariasikan pada 5, 10, 20 mmol / gr dan perbandingan CTABr / montmorillonite 2 (w/w). Montmorillonite berpilar aluminum mempunyai basal spacing sekitar 17,5? dan 2 luas permukaannya di atas 200 m / gr. Montmorillonite berpilar aluminum yang dimodifikasi oleh CTABr (MBAc) menunjukkan lebar basal spacing yang lebih rendah menjadi 13,3?. Luas permukaan spesifik dari MBAc menjadi lebih rendah daripada MBA ataupun montmorillonite (M) awal. Ukuran diameter pori rata-rata yang didapat lebih besar dari 20? akibat hilangya spesi organik oleh kalsinasi. Sifat adsorpsi surfaktan kationik pada struktur multilayer montmorillonite ataupun interlamellar space juga dipelajari melalui spektra IR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Adi Kresna
"Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis homopolimer poli(n-butil akrilat) (PnBA) menggunakan metode atom transfer radical polymerization (ATRP) dengan memvariasikan waktu reaksi, suhu reaksi, konsentrasi katalis CuBr, dan konsentrasi monomer n-butil akrilat (nBA) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persen konversi, berat molekul, dan indeks polidispersitas (PDI) dari PnBA yang dihasilkan. Inisiator yang digunakan adalah etil-2-bromoisobutirat (EBiB), sedangkan CuBr digunakan sebagai katalis yang membentuk kompleks dengan ligan 1,1,4,7,7-pentametildietilentriamin (PMDETA). Dari hasil penelitian ini, diperoleh komposisi yang paling optimal untuk membuat PnBA adalah dengan perbandingan monomer (M): katalis (C): ligan (L): inisiator (I) = 100:1:1:1 (%mol), waktu reaksi 6 jam, dan suhu reaksi 110°C, yang mana menghasilkan persen konversi mencapai 97,2%. Untuk membuktikan bahwa produk PnBA telah terbentuk, dilakukan karakterisasi dengan menggunakan instrumen fourier transform infra-red (FTIR), differential scanningcalorimetry (DSC), dan gel permeation chromatography (GPC). Hasil karakterisasi dengan menggunakan FTIR membuktikan bahwa tidak ada lagi ikatan rangkap C=C pada spektrum produk PnBA. Berdasarkan analisis termal menggunakan DSC, diperoleh temperatur transisi gelas (Tg) produk PnBA adalah -64,46°C. Pada hasil karakterisasi dengan menggunakan GPC, diperoleh nilai berat rata-rata berat molekul (Mw) sebesar 14.756 g/mol, jumlah rata-rata berat molekul (Mn) sebesar 2.516 g/mol, dan PDI sebesar 5,86.

In this research, homopolymer poly(n-butyl acrylate) is synthesized by using atom transfer radical polymerization (ATRP) method with variation of reaction time, reaction temperature, concentration of CuBr catalyst, and concentration of n-butyl acrylate (nBA) monomer for understanding the influence to the result of percent conversion, molecular weight, and polydispersity index (PDI) of PnBA. Initiator that used is ethyl-2-bromoisobutyrate (EBiB), whereas CuBr is used as catalyst that form complex with ligand 1,1,4,7,7-pentamethyldiethylenetriamine (PMDETA). From the result of this research, the most optimal composition to make PnBA is with ratio of monomer (M): catalyst (C): ligand (L): initiator (I) = 100:1:1:1 (%mol), 6 hours of reaction time, and at 110°C reaction temperature, which is resulting percent conversion up to 97,2%. To prove that PnBA product is formed, characterization is done by using instruments fourier transform infra-red (FTIR), differential scanning calorimetry (DSC), and gel permeation chromatography (GPC). The result of characterization using FTIR proves that the double bond C=C is not exist in PnBA product spectrum. Based on the thermal analysis using DSC, the glass transition temperature of PnBA product is -64,46°C. In the result of characterization using GPC, the weight of molecular weight average (Mw) is 14.756 g/mol, the number of molecular weight average (Mn) is 2.516 g/mol, and PDI is 5,86."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursiah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Kurniahati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>