Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfikar Ali
"Tingginya kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan plastik menyebabkan sekitar 65 persen darii total produksi poliolefin ditujukan untuk pengaplikasian pada injection molding. Sejalan dengan meningkatnya permintaan , maka sudah selayaknya produsen poliolefin sebagai industri hulu dan produsen aplikasi injection molding sebagai industri hilir meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.
Khususnya untuk polipropilen pemanfaatan sifat-sifatnya seperti kerapatan yang rendah, tahan terhadap kelembaban , kekuatan mekanis yang tinggi, titik leleh relatip tinggi menjadikan polipropilen mempunyal prospek yang sangat besar untuk menggantikan bahan-bahan seperti styren, HDPE, PVC, kertas, gelas, PET dan resin rekayasa.Karena prospek tersebut penambahan agen, nukleasi akan menambah kejernihan polipropilen sehinggga dapat menaikkan niiai estatikanya.
Agen nukleasi yang digunakan pada studi ini 3,4-dimetildthenzi!idin sorbitol, konsentrasi 2500 ppm agen nukleasi ini adalah konsentrasi optimum untuk menaikkan kejernihan npolipropilen. Dampak lain yang didapatkan dari penambahan agen nukleasi ini pada konsentrasi dapat memeksimalkan kenaikan temperatur kristalisasi polipropilen sehingga dapat meminimalkan waktu-waktu pendinginan pada proses injection molding.
Penambahan agen nukleasi mi tidak dapat menakkan sifat mekanik ( kekeresan ) polipropilen, pemanfaatannya hanya untuk produk yang membutuhkan kejernihan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kun Harimurti Hertanto
"ABSTRAK
Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Pusat Pramuteknik Petrokimia PERTAMINA dan Laboratorium XRD Jurusan Fisika Universitas Indonesia. Percobaan dilakukan dengan peralatan dan mesin-mesin dalam Skala semi industri.
Bahan plastik yang berbentuk pelet diekstrusi menjadi lembaran, dan dipotong-potong menjadi pita. Pita-pita ini kemudian diorientasi dalam media air panas dengan variasi :berikut :
1. Ratio penarikan (Draw ratio, DR) dari 5 sampai 7,5 dengan suhu orientasi konstant 98°C. Suhu dari 60°C sampai 98°C dengan ratio penarikan konstan 6.
2. Pengukuran sifat fisik dari pita yang telah diorientasi meliputi denier, kuat tarik, mulur dan densitas, sedangkan sifat termal diukur dengan alat Differential Scanning Calorimeter dan titik leleh diukur dengan alat Thermovar.
3. Pengukuran derajat kristalinitas dan derajat keteraturan struktur kristal menggunakan alat Difraksi Sinar X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan derajat kristalinitas akibat proses orientasi menyebabkan terjadinya peningkatan linier sifat fisik dan termal."
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
TA828
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christophorus Agung Prakosa
"Polimer secara alami bersifat sebagai isolatar, sehingga pada aplikasinya polimer lebih banyak dipakai sebagai bahan yang bersifat isolator. Akan tetapi sifat tersebut dapat merugikan karena menyebabkan polimer mudah membangkitkan muatan statis apabila bergesekan dengan bahan isolator lainnya, suka melepaskan muatan statis yang dimiliki, dan transparan terhadap gelombang elektromagnetik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka konduktivitas listrik dari palimer harus ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkaikan konduktifitas listrik pada polimer adalah dengan mencampurkan filer konduktif atau semi konduktif, dalam hal ini serat karbon kedalam polimer (poliprofilen) dengan teknik hot blending. Teknik tersebut menghasilkan komposisi serat karbon pendek-propopilen yang bersifat acak (random)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mashuri
"Untuk mengetahui pengaruh agen ikat silang terhadap sifat kuat tarik dan titik leleh polietilen densitas tinggi (HDPE-High Density Polyethylene) dibuat sampel XPE (Crosslinked Polyethylene) dengan variasi prosentase berat (0,50 sampai 1,50 bwt) agen ikat silang DCP (Dicumyl Peroxyde). Selanjutnya dilakukan pengukuran dan pengujian seperti fraksi rantai ikat silang.. FTIR, densitas, XRD. titik leleh, temperatur dekomposisi dan sifat kuat tarik.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa DCP merangsang meningkatkan terbentuknya rental ikat silang dalem HDPE, tetapi mulai 1.50% DCP cenderung menuju keadaan jenuh. XPE dengan kendungan DCP kurang dari 1,50' terbentuk fasa kristalin ( bidang kristal (010) ) namun secara bulk XPE lebih berfasa amorfphous. Hal ini ditandai dengan penurunan nilai derajat kristalinitas dan densitas. Fenomena ini menyebabkan titik leleh dan dekomposisi meningkat, modulus Young menurun, elongasi meningkat dan UPS meningkat walau relatif kecil.Sehingga XPE merupakan polietilen yang bersifat kuat tarik lebih baik dan lebih stabil pada pemakaian temperatur operasi tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-17262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S28438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1541
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Istiawan
"ABSTRAK
Pembuatan alat-alat rumah tangga dengan memakai bahan polipropilen dilakukan dengan menggunakan alat "injection molding" pada suhu tinggi. Akibatnya bahan polimer tersebut akan mengalami proses degradasi termal dan metoda pencegahan yang dilakukan adalah dengan menambahkan aditif heat stabilizer.
Apabila polimer mengalami degradasi termal, maka akan berpengaruh terhadap sifat mekanik yang dimilikinya. Untuk melihat hubungan tersebut, telah dilaksanakan penelitian dengan cara melakukan proses daur ulang bahan polimer dan melakukan pengujian perubahan sifat mekanik yang ditimbulkannya.
Pembuatan bijih polimer dilaksanakan dengan mencampurkan bahan polipropilen pluff dengan 2 jenis aditif heat stabilizer yang berbeda dan dengan menggunakan konsentrasi aditif yang bervariasi mulai dari 0.00 % ; 0.03 % ; 0.05 % ; 0.08 % dan 0,10 %. Metoda pembuatan adalah dengan mencampur secara keying dengan alat henscle mixer dan kemudian dilakukan proses ekstruksi untuk dibuat pelet polipropilen. Masing-masing pelet yang dihasilkan dipisahkan untuk di uji sifat mekanik, struktur dan konstanta degradasi. Sedangkan sisanya di daur ulang sampai 5 kali, dengan sampel ke satu, ke tiga dan ke lima di sampling untuk diuji sifat mekanik dan uji struktur. Uji struktur dilaksanakan dengan alat Fourier Transform Infra Red dan uji konstanta degradasi dengan Differential Scanning Calorimetry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemakaian konsentrasi aditif heat stabilizer yang bertambah besar akan menurunkan harga konstanta degradasinya, sedangkan perubahan sifat mekanik yang meliputi tensile strength, elongasi, impact strength dan sifat optik whiteness index menunjukan, bahwa apabila polimer mempunyai harga konstanta degradasi yang lebih kecil, kemudian dilakukan proses daur ulang, maka perubahan sifat mekanik dan optis yang ditimbulkan akan berlangsung lebih lambat. Sedangkan proses daur ulang polimer polipropilen, akan menyebabkan perubahan struktur kimianya, hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya pita serapan gugus karbonil pada bilangan gelombang v 1716."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falah Setyo Pambudi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
TA942
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Rose Sinta Maya
"ABSTRAK
Polimer telah menjadi bagian yang panting dalam teknologi kimla dan
bahan palimer mempunyai peranan panting dalam kahidupan sahari-hari.
Untuk mamparluas aplikasi produk polimar yang talah ada, maka dilakukan
usaha untuk mandapatkan polimar dangan sifat-sifat yang labih baik. Salah
satu usaha itu adalah dangan manambahkan bahan aditif. Bahan aditif yang
ditambahkan disini adalah antioksidan dangan tujuan agar bahan polimar
yang diparolah akan mampunyai daya tahan tarhadap dagradasi yang
disababkan olah radikal babas yang tarbantuk akibat pamanasan, radiasi,
akibat pangaruh logam ataupun oksidasi.
Panalitian ini dilakukan untuk mambandingkan aktivitas antioksidan
Anox® 20 dan Vanox® GT tarhadap dagradasi polipropilan. Hasil pangukuran
OIT dangan DSC manunjukkan bahwa formulasi dangan Anox® 20
mambarikan katahanan labih panjang dangan kisaran antara 1.08 - 2.41
manit dibandingkan formulasi dangan Vanox® GT hanya mambari katahanan
dangan kisaran 1.42 - 1.90 manit. Hasil uji aging formulasi dangan Anox® 20
tahan hingga 48 jam sadangkan formulasi dangan Vanox® GT tahan hanya
24 jam. Uji MFR formulasi dangan Anox® 20 mambarikan nilai yang labih
kacil dibandingkan dangan Vanox® GT. Untuk uji optis warna formulasi
dangan Vanox® GT mambarikan nilai Yellowness Index yang labih kacil dan
nilai Whiteness Index yang labih basar dibandingkan formulasi dangan Anox® 20. Pada formulasi dengan Anox® 20 setelah aging memberikan
penurunan nilai kuat tarik yang stabil dengan kisaran nilal antara 298 - 203
kg/cm2, sedangkan untuk formulasi dengan konsentrasi Vanox® GT dengan
waktu aging yang sangat pendek mengalami penurunan yang sangat tajam.
Dari setiap pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa
antioksidan Anox® 20 dengan jenis tetrakispropionat mempunyai
kemampuan inhibisi terhadap oksidasi yang lebih baik dibanding dengan
antioksidan Vanox® GT yang berjenis isosianurat. Tetapi Vanox® GT memiliki
satu keunggulan yaitu memberikan transparansi yang lebih baik ditinjau dari
4
uji warna. Dari analisis struktur dengan FTIR menunjukkan adanya proses
oksidasi yang ditunjukkan dari timbulnya spektrum gugus karbonii pada
bilangan gelombang v sebesar 1716.5 Cm""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>