Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Riana
1994
S29915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermiziar
"ABSTRACT
Polychlorinated Biphenyls Absorption By Active CarbonPCB compound is highly persistent both in sediment and water that it accumulates and pollutes environment. The spreading of PCB can be through food cycle starting from plankton, fish and finally to men that causes various diseases on animals and human. The source of pollution derives from industries using PCB such as trafo oil and pulp industries.
To reduce PCB pollution level in water sphere, the use of active carbon as adsorbent is analyzed. This research method began with solution test on PCB in water area with and without humid acid and then the adsorption test of active carbon on PCB was carried out under various conditions in other words PH variations. PCB percentage was determined by GC/ECD whereas the identity of each PCB congener was confirmed by GC/MS.
PCB used in this research was arochlor 1260. The result indicated a kinetic curve of PCB solution in water in linear form over a period of 3 days. It was also found that humid acid could increase PCB solution on pH 4. PCB adsorption with active carbon showed equal adsorption after 24 hours. The presence of humid acid greatly influenced PCB adsorption on the surface of active carbon, adsorption capacity on pH 4 = 38.68 % and on pH 8 = 15.12 There was an indication that humid acid in water on PH 8 could heighten PCB solution. In addition, it was concluded that arochlor 1260 was comprised of heksachlorobiphenyls, oktachlorobiphenyls, and pentachlorobiphenyls.
Polycholrinated, Biphenyls, Active Carbon, Environment, Pollute Environment, Pollution, PCB,Adsorption, Humid Acid, Water, PH, Heksachorobiphenyls, Oktachlorobyphenyls, Pentachlorobipenyls, 1995.

ABSTRAK
Senyawa PCB sangat persisten di dalam sedimen maupun di dalam air, sehingga akumulasinya dapat mencemari lingkungan. Penyebaran PCB dapat melalui rantai makanan dimulai dari plankton, ikan dan akhirnya manusia, yang dapat menimbulkan berbagai penyakit balk pada hewan atau manusia. Sumber pencemaran ini berasal dari industri yang menggunakan PCB, antara lain industri minyak trafo dan industri kertas.
Untuk mengurangi tingkat pencemaran PCB dari lingkungan air, diteliti kemungkinan pemakaian karbon aktif sebagai adsorben. Metoda penelitian ini diawali dengan uji kelarutan PCB dalam lingkungan air, dengan dan tanpa Asam Humat,kemudian dilakukan uji kemampuan adsorpsi karbon aktif terhadap PCB pada berbagai kondisi, yaknivariasi pH. Prosentase PCB ditentukan dengan GC/ECD, sedangkan konfirmasi identitas masing-masing kongener PCB dilakukan dengan GC/MS.
PCB yang digunakan dalam penelitian ini berupa Aroclor 1260. Hasil penelitian ini menunjukkan kurva kinetika kelarutan PCB dalam air, dalam bentuk linier terhadap waktu sampai dengan 3 hari. Demikian juga ternyata Asam Humat dapat menaikkan kelarutan PCB pada pH 4. Diamati juga adsorpsi PCB dengan karbon aktif menunjukkan kesetimbangan adsorpsi baxu dicapai setelah 24 jam.
Kehadiran Asam Humat sangat mempengaruhi adsorpsi PCB di permukaan karbon aktif, kapasitas adsorpsi pada pH 4 = 38,63 % dan pada pH 8 = 15,12 %, juga diperoleh petunjuk bahwa Asam Humat dalam air pada pH 4 dapat memperbesar kelarutan PCB. Selain itu diperoleh kesimpulan lain bahwa Aroclor 1260 terdiri dari hepsaklorobifenil, heptaklorobifenil, oktaklorobifenil dan pentaklorobifenil."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidelis Ayodya Amba
"ABSTRAK
Sampo adalah salah satu pencemar yang terdapat pada limbah cair domestik yang biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kombinasi metode oksidasi lanjut dengan ozon, H2O2 dan adsorpsi karbon aktif diketahui dapat mendegradasi kandungan senyawa organic dan anorganik berbahaya seperti COD, TDS, TOC kandungan Surfaktan, dan Logam dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini membandingkan empat metode, yaitu ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Untuk mengetahui kondisi optimal pengolahan limbah cair sampo, dilakukan variasi terhadap dosis ozon yaitu 1.2, 3, dan 5 g/jam dan jumlah karbon aktif yang digunakan yaitu 50, 100, dan 150 gram. Parameter yang ditinjau sebagai hasil akhir penelitian ini adalah kandungan substansi organik dan anorganik COD, TDS, TOC Surfaktan dan Logam dalam limbah cair sampo yang telah diproses. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, H2O2, adsorpsi karbon aktif dan gabungan ketiganya. Hasil dari penelitian ini bertujuan memberikan solusi alternatif dan eketif dalam pengolahan limbah cair sampo. Penelitian ini menggunakan prinsip Advanced Oxidation Process (AOPs). Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode Gabungan Ozonasi, H2O2 dan adsorpsi GAC menggunakan ozonator B, dosis H2O2 1,5 mL dengan jumlah injeksi 4 kali dan jumlah GAC sebesar 150gr menurunkan nilai COD sebesar 51,43%, TOC sebesar 39,31%, Surfaktan sebesar 32,2%, dan pH sebesar 7,68%"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Mario
"Adsorpsi hidrogen merupakan cara alternatif dalam penyimpanan hidrogen yang menggunakan metode adsorpsi dimana digunakan karbon aktif sebagai media untuk menyimpan hidrogen. Karbon aktif merupakan adsorben yang memiliki luas permukaan dan volume pori, dimana gas hidrogen akan tersimpan di dalamnya. Sehingga untuk mendapatkan jumlah hidrogen yang tersimpan semakin banyak, maka diperlukan sebuah karbon aktif yang memiliki volume pori yang semakin besar. Jenis karbon aktif yang digunakan batok kelapa berbentuk granular. Percobaan untuk mengetahui kapasitas penyerapan hidrogen ini dilakaukan pada temperatur 35°C, 25°C dan 0°C, sedangkan variasi tekanannya dimulai dari 2,5 sampai 40 bar. Hasilnya adalah semakin rendah temperatur, maka semakin banyak pula penyerapannya, dan semakin tinggi tekanan semakin besar pula penyerapannya. Setelah mendapatkan data kapasitas penyerapan hidrogen pada batok kelapa, dilakukan sebuah pendekatan persamaan isotermal untuk mengetahui kesetimbangan kapasitas penyerapannya. Pendekatan persamaan tersebut menggunakan persamaan Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freundlich. Hasilnya ada pendekatan dengan menggunakan persamaan Langmuir-Freundlich adalah pendekatan terbaik untuk percobaan ini, karena simpangan atau standar deviasi yang dihasilkan paling kecil daripada 2 persamaan lainnya.

Adsorption of hydrogen is an alternative way of storing hydrogen in the use of methods which use activated carbon adsorption as a medium for storing hydrogen. Activated carbon is an adsorbent which has a surface area and pore volume, in which hydrogen gas is stored in it. So to get the amount of hydrogen stored more and more, it would require an active carbon having a pore volume increases. Types of activated carbon used is coconut shell granular form. Experiments to determine the absorption capacity of hydrogen at a temperature of 35°C, 25°C and dilakaukan 0°C, whereas the pressure variation starts from 2.5 to 40 bar. The result is the lower the temperature, so the more absorption, and the higher the pressure the greater the absorption. After getting the data on the hydrogen absorption capacity of coconut shells, carried out an isothermal equation approach to determine the equilibrium absorption capacity. Approach to these equations using the Langmuir equation, Toth, and Langmuir-Freundlich. The result is an approach using the Langmuir-Freundlich equation is the best approach for this experiment, because the standard deviation or produced the smallest deviation than the other two equations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses adsorpsi amenia yang terkandung dalam catran dapat dilakukan rnelalui proses adsorpsi batch rnaupun fixed bed. Pada proses batch adsorption karbon aktif yang digunakan sebagai adsorban dikontakkan langsung ke dalarn cairan yang mengandung arnonia dalarn sebuah labu erlenmeyer dan dilakukan pengadukan secara elektik guna mempercepat proses penyerapan. Setelah pengadukan selarna 2 jam, konsentrasi amonia ditentukan menggunakan ala! spektrofotometri dengan menambahkan reagen Nessler kedalam larutan yang mengandung amonia untuk memberikan warna pada cairan agar bisa ditentukam konsentrasi akhir setelah mengalami adsorpsi. Dari perbedaan konsentrasi larutan dapat diketahui kemampuan penyerapan karbon aktif terhadap amonia dalam cairan.
Selain menggunakan proses adsorpsi batch, juga dilakukan percobaan untuk proses adsorpsi dengan aliran kontinyu. Tetapi padajixed bed adsorption, terjadi penurunan kinerja, dimana jumlah amonia yang terserap per gram karbon lebih kecil. Harga q (mg NH,Ig karbon) rata-rata untuk proses batch menggunakan karbon aktif
granular dengan konsentrasi awallanitan amonia 4 mg/L, adalah : 0,089 mg NH,Ig
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miko Satria
"Dibanding bahan bakar fosil, pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar jauh lebih efektif dalam energy pembakaran hampir 3 kali lipat Keunggulan lain dari hidrogen adalah jumlahnya di alam ini sangat melimpah, 93 % dari seluruh atom yang ada di jagat raya ini adalah hidrogen. Tiga perempat dari massa jagat raya ini adalah hidrogen. Walaupun memiliki banyak keunggulan, penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar juga memiliki kekurangan yaitu dalam hal penyimpanannya, hidrogen dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir berbentuk fase gas sehingga memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas. Penelitian berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan Hidrogen terus dilakukan, dengan hasil sejauh ini adalah kesimpulan bahwa penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. untuk meningkatkan daya adsorspsi dari karbon aktif dapat dilakukan dengan menjadikan partikelnya berukuran nano sehingga akan lebih banyak memiliki mikropori.
Dari data hasil eksperimen diketahui kapasitas adsorpsi tempurung kelapa dalam bentuk granular pada suhu -5°C sebesar 0.004214 kg/kg adsorben, untuk suhu 25°C sebesar 0.003428 kg/kg adsorben. Untuk tempurung kelapa hasil mechanical ball miling diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dengan bentuk granular yaitu sebesar 0.004187 kg/kg adsorben pada suhu -5°C dan sebesar 0.003694 kg/kg adsorben pada suhu 25°C. hal ini dikarenakan jumlah total volume pori dari karbon aktif tempurung kelapa hasil mechanical ball miling relative sama dengan karbon aktif granular, walaupun dari segi luas permukaan terjadi penurunan yang cukup signifikan. Peningkatan kapasitas adsorpsi yang cukup siknifikan didapat pada karbon aktif tempurung kelapa yang telah dibentuk menjadi pellet dan mengalami reaktifasi secara kimia dengan menggunakan KOH pada suhu 700°C selama 1 jam yaitu sebesar 0.019434 kg/kg adsorben pada suhu -5°C dan sebesar 0.018756 kg/kg adsorben pada suhu 25°C.

Compared to fossil fuels, use of hydrogen as a fuel is much more effective at burning energy is almost three times as Another advantage is the amount of hydrogen is very abundant in nature, 93% of all the atoms in the universe are hydrogen. Three quarters of the mass of the universe are hydrogen. Although it has many advantages, the use of hydrogen as a fuel also has the disadvantage that in terms of storage, hydrogen at room temperature and atmospheric pressure so that the shape of the gas phase has a very low energy ratio of the volume if stored in gaseous form. Research related to methods and materials for storing hydrogen is ongoing, with results so far is the conclusion that the principle of hydrogen storage by adsorption in the form of granular activated carbon as adsorbent is very promising because it can decrease the pressure in the tank with a storage capacity of the same relative. to enhance adsorspsi of activated carbon can be done by making nano-sized particles that would have more micropore.
From the results of experimental data known to the adsorption capacity of coconut shell in granular form at a temperature of -5°C of 0.004214 kg / kg adsorbent, at temperature of 25°C at 0.003428 kg / kg adsorbent. For the coconut shell mechanical ball miling results obtained with the results are not much different from the granular form that is equal to 0.004187 kg / kg adsorbent at a temperature of -5°C and amounted to 0.003694 kg / kg adsorbent at 25°C. this is because the total pore volume of activated carbon coconut shell with the results of mechanical ball miling is relatively similar to granular activated carbon, although in terms of surface area decreased significantly. The increase is quite significant adsorption capacity obtained on activated carbon coconut shell which has been formed into pellets and had reactivation of chemically using KOH at a temperature of 700°C for 1 hour is equal to 0.019434 kg / kg adsorbent at a temperature of -5°C and amounted to 0.018756 kg / kg adsorbent at 25°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Hidrogen adalah salah satu energi terbarukan yang menjanjikan dan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil.Namun, aplikasi hidrogen sebagai bahan bakar memiliki kekurangan, yaitu dalam hal penyimpanannya. Dalam suhu kamar dan tekanan atmosfir, hidrogen memiliki rasio energi yang sangat rendah terhadap volumenya jika disimpan dalam bentuk gas sehingga perlu dilakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan metode dan material untuk menyimpan hidrogen terus dilakukan. Sejauh ini metode penyimpanan hidrogen memakai prinsip adsorpsi dengan karbon aktif berbentuk granular sebagai adsorben sangat menjanjikan karena bisa menurunkan tekanan dalam tangki dengan kapasitas penyimpanan yang relatif sama. Pada penelitian ini, karbon aktif yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif berbahan dasar batu bara. Proses pengambilan data dilakukan dengan metode volumetrik dan tipe adsorpsi yang digunakan adalah adsorpsi isotermal. Penyerapan dilakukan pada 3 temperatur berbeda, pertama pada temperatur 35°C dan tekanan mencapai 40 bar, yang kedua adalah pada temperatur 25°C dan tekanan mencapai 40 bar dan ketiga adalah pada temperatur 0°C dan tekanan mencapai 40 bar. Pada temperatur 35°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.00228995 kg/kg pada tekanan 3935.22 kPa. Pada temperatur 25°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.00249057 kg/kg pada tekanan 3939.24 kPa Pada temperatur 0°C, penyerapan hidrogen sebesar 0.00267156kg/kg pada tekanan 3939.24 kPa. Data yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Langmuir-Freudlich.

Hydrogen is one of promising and potential new energy sources as the substitute of fossil fuel.But, the application of hydrogen as fuel still has weakness in a storage system. Inroom temperature and atmosphere pressure, hydrogen has a very low energy/volume ratio if the hydrogen is stored in gas phase, so it's needed to do some research about the method and materials to adsorp hydrogen. Nowadays, hydrogen adsorption?s method using granular activated carbon as the adsorbent is very promising since can reduce the pressure in cell with the adsorption capacity relatively same as other methods. In this research, the activated carbon which used is coal based. The method which used in this research is volumetric method and the type of adsorption in this research is isothermal adsorption. The adsorptions in this research are in 3 temperature, first adsorption in 35°C and the pressure up to 40 bars and second adsorption in 25°C and the pressure up to 40 bars and third adsorption in 0°C and the pressure up to 40 bars. At temperature 35°C, the hydrogen adsorption is 0.00228995 kg/kg at 3935.22 kPa. At temperature 25°C, the hydrogen adsorption is 0.00249057 kg/kg at 3939.24 kPa At temperature 0oC, the hydrogen adsorption is 0.00267156 kg/kg at 3939.24 kPa.The Data are corelated with some model equations Langmuir, Toth, and Langmuir-Freudlich."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42272
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Henny Setyaningsih
"Industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah produksi yang mencemari lingkungan. Limbah produksi bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan, baik untuk jangka waktu .yang pendek maupun untuk jangka waktu yang panjang. Karena itu, perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan dalam proses produksi yang menghasilkan produk sampingan. Untuk memudahkan pengendalian pencemaran industri, maka pemusatan industri pada kawasan industri akan sangat membantu.
Air buangan bukanlah merupakan masalah yang baru di masa sekarang ini, tetapi meruapakan masalah yang telah ada sejak dulu. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum atau tidak menyadari akan pengaruh negatif dari adanya pencemaran lingkungan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya industri-industri dan perusahaan yang membuang air buangannya ke lingkungan sekitar dengan tidak memperhatikan akibat-akibat sampingan yang dapat ditimbulkan oleh air buangan tersebut.
Limbah air yang berasal dari pabrik batik mengandung bahan buangan yang berupa zat warna yang berasal dari proses pencucian kain. Warna merupakan indikator pencemaran air yang sangat mudah terlihat. Pembuangan air limbah berwarna tidak hanya merusak estetika badan air penerima tapi juga meracuni biota air di badan air penerima. Di samping itu adanya warna yang pekat akan menghalangi tembusnya sinar matahari pada badan air, sehingga mempengaruhi proses fotosintesis di dalam air. Akibatnya oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis yang dibutuhkan untuk kehidupan- biota air akan berkurang. Hal ini akan mengancam-kehidupan makhluk hidup yang ada di badan air tersebut.
Hampir sebagian besar industri batik saat ini membuang air limbahnya langsung ke badan air penerima. Hal ini disebabkan karena belum diketahuinya cara pengolahan limbah yang tepat dan murah dan juga kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan masih rendah.
Dengan adanya relokasi industri batik yang berasal dari pindahan industri batik Karet Setiabudi ke daerah Kompleks Industri Kerajinan batik di desa Pasirbolang Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, maka diperlukan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah. Dengan didapatkannya cara pengolahan yang tepat dan murah, pihak industri di samping merasa tidak dirugikan, juga limbah yang dikeluarkan sudah memenuhi baku mutu lingkungan.
Untuk mendapatkan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah, dilakukan percobaan laboratorium dengan mengambil sampel dari pabrik batik Gabatex di Palmerah. pengolahan limbah yang dipilih adalah dengan proses kimia dan fisik, hal ini karena tujuan utama dari pengolahan limbah batik adalah penghilangan warna dari limbah batik. Koagulan yang digunakan adalah FeSO4 dan Ca(OH)z.
Dari percobaan yang dilakukan di laboratorium, didapat dosis optimum koagulan FeSO4 = 300 mg/1 dan Ca(OH)2 = 200 mg/l. Untuk nendapatkan pengolahan limbah yang paling tepat, dilakukan rangkaian percobaan pengolahan limbah : Koagulasi/flokulasi-sedimentasi, Koagulasi-flotasi, koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi dan proses adsorpsi Baja. Dari rangkaian percobaan tersebut, didapat hasil yang paling optimum adalah proses koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi, dengan persen pengurangan warna sebesar 100%.
Untuk mengetahui jenis adsorben yang paling bagus, dilakukan percobaan secara batch terhadap jenis karbon aktif tempurung kelapa, karbon aktif sekam padi, karbon aktif batu bara lokal dan karbon aktif batu bara impor. Karbon aktif sekam padi dibuat sendiri di laboratorium, sedang jenis karbon aktif yang lain (tanpa merek dagang) didapat dari toko bahan kimia. Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan waktu kontak dan konsentrasi dari karbon yang digunakan. Pengurangan warna yang paling besar dicapai dengan menggunakan karbon aktif sekam padi yaitu sebesar 95,16%, sedangkan dengan tempurung kelapa hanya sebesar 75,81%.
Untuk mendapatkan pembangunan unit pengolah limbah yang murah, dilakukan penbandingan antara sistem kelompok dan sistem individu. Dari perhitungan biaya pembuatan pengolahan limbah, didapat biaya yang paling murah, jika industri batik melakukan pengolahan secara berkelompok, yaitu didapat penghematan sebesar 24 juta. Angka ini didapat dari perhitungan total 4 pabrik bila melakukan pengolahan secara individu dan bila ke empat pabrik melakukan pengolahan secara berkelompok. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
LAS (Linear Alkylbenzene Suffonates) adalah bahan dasar pembuat detergen yang paling banyak digunakan saat ini [24]. LAS juga banyak ditemukan pada cairan pembersih mobil, paling, pencuci tangan tanpa air (hand sanitizer), pembersih dalam industri maupun pabrik. Jika air yang tercernar LAS terminum oleh manusia maka akan menimbulkan gangguan pencernaan, necroscopy, dan akan menimbulkan iritasi pada kulit ataupun mata jika terkena tubuh bagian luar [11,20]. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka proses pengolahan air menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Salah satu teknik baru yang sedang dikembangkan oleh Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia untuk mengolah air yang mengandung senyawa hidrokarbon seperti LAS adalah biobarrier. Biobarrier adalah penggabungan antara proses adsorpsi dan proses biodegradasi secara sirnultan. Proses ini akan dikembangkan menjadi biobarrier fluidisasi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk meninjau aspek adsorpsi saja. Pada penelitian ini akan diuji seberapa jauh efek adsorpsi karbon aktif terhadap LAS dengan memasukkan karbon aktif dalam jumlah yang sama ke larutan LAS dengan konsentrasi yang bervariasi (400, 550, 700, 850, 1000, 1150, 1300, dan 1500 ppm) pada proses batch. Metode analisa yang akan digunakan adalah analisa COD-kromat. Setelah itu sebagai data tambahan juga akan dihitung laju fluidisasi larutan LAS dan waktu breakthrough karbon aktif.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengaruh waktu kontak terhadap adsorpsi LAS, pengaruh konsentrasi LAS terhadap tegangan permukaan, pengaruh konsentrasi awal LAS terhadap kapasitas adsorpsi, dankurva adsorpsi isotermis. Nilai konstanta kesetimbangan Freundlich yang didapatkan adalah 0,004906. Laju tluidisasi untuk larutan LAS yang melewati unggun karbon aktif ±0,716 cm/s clan waktu breakrhrough-nya kurang dari 1 menit.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>