Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nila Wulandari
"ABSTRAK
Adsorpsi merupakan salah satu cara yang telah dikenal untuk menurunkan kadar ion-ion dalam larutan . Berbagai adsorben anorganik telah digunakan, dan salah satunya adalah zeolit. Zeolit adalah senyawaan alumina silikat yang dapat digunakan sebagai penukar kation dan juga sebagai pengadsorpsi molekul. Oksida terhidrat dari logam-logam tetravalen seperti titanium oksida terhidrat dapat digunakan sebagai penukar anion. Dalam penelitian ini kedua fakta tersebut digabungkan dengan membuat suatu
komposit adsorben dari zeo1it yang diimpregnasi dengan titanium oksoklorida terhidrat. Senyawaan titanium diimpregnasikan sebagai titanium oksoklorida yang kemudian diubah menjadi titanium oksida terhidrat di rongga-rongga zeolit.
Untuk menguji kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap kation dan anion dipakai ion amonium dan ion fosfat yang berasal dari larutan NH4 H2 PO4. Dalam
panelitian ini diketahui bahwa pH larutan mempengaruhi kemampuan penyerapan komposit adsorben. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion amoniun optinun pada.pH 7-9, lebih tinggi dari kemampuan penyerapan zeolit, tetapi pada pH rendah kemampuan penyerapannya lebih rendah daripada zeolit. Kemampuan penyerapan komposit adsorben terhadap ion fosfat meningkat dari pH 5 menuju pH yang lebih rendah, dan kemampuannya meningkat daripada zeolite."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Aryani
"Potensi endapan zeolit di Indonesia tersebar luas dl berbagai lokasi diantaranya : Yogyakarta dan Lampung. Zeollt alam Yogya dan Lampung mengandung mineral mordenit dan klinoptllolit. Zeollt alam ini dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam yang berleblh dalam air tanah, sehingga air tanah tersebut layak digunakan untuk air minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivasi asam, pemanasan, impregnasi menggunakan Ion Mn2+ terhadap zeolit alam Yogya dan Lampung. Penelitian ini juga ingin membandingkan bila zeolit tersebut dicampur dengan 10 % zeollt alam Lampung.
Zeolit alam terleblh dahulu diaktivasi baik secara kimia maupun dengan pemanasan. Zeolit yang telah diaktivasi diimpregnasi dengan larutan KMn04 1000 ppm ataupun dengan larutan MnGIa 3 %. Kadar Mn yang teradsorpsi pada zeolit diukur dengan menggunakan AAS.
Hasll optimal yang didapatkan yaitu : Zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan KMn04 yang telah diaktivasi larutan HCI 0,5 M menghasilkan daya serap zeolit sebesar 23,513 mg/g zeolit, sedangkan zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan
MnCl2 yang telah diaktivasi pemanasan 200°G menghasilkan daya serap zeolit sebesar 95,188 mg/g zeolit.
Zeolit hasil impregnasi digunakan sebagai adsorben ion Fe pada larutan FeCb 5223 ppm dengan menggunakan metode kolom. Setiap efluen yang keluar diukur kadar Fe dan Mn dengan menggunakan AAS. Zeolit alam Yogya tanpa aktivasi dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,960 %, Mn-Zeolit baik yang diimpregnasi dengan larutan KMn64 ataupun dengan larutan MnCb dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,970 %, tetapi dengan kadar Mn yang cukup besar. Zeolit alam Yogya yang dicampur dengan 10 % zeolit alam Lampung menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 99,970 %.
Pengujian air tanah dengan menggunakan zeolit alam Yogya tanpa impregnasi menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 93,081 % dan kadar Mn sebesar 95,278 %, sedangkan Mn-Zeolit dapat menurunkan kadar Fe sebesar 96,475%, tetapi mengalami peningkatan kadar Mn sebesar 8,141 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hanif
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S29689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"DegradasI fotokatalltik menggunakan titanium dioksida merupakan suatu
teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Penelitian ini melakukan
degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi Ti02. Percobaan
diiakukan untuk mengetahui pengaruh ion Pb^^, Cu^"^, dan NP terhadap proses
dagradasi serta mengamati pembentukan intermediet katekol dan hidrokuinon
yang terjadi selama proses degradasi fotokatalitik.
Proses degradasi fenol diiakukan dalam reaktor bejana gelas 1L,dengan
konsentrasi katalis 2 g/L dan konsentrasi fenol 20 mg/L. Suspensi ini diiluminasi
dengan sinar UV selama 10 jam. Penurunan Konsentrasi senyawa fenol dan analisis senyawa intermediet
ditentukan tiap jam penyinaran dengan menggunakan HPLC
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, Ion Pb memberlkan pengaruh
yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik pada konsentrasi ion
Pb^^ > 0,2 mM, untuk Ion menampakan pengaruh yang signifikan pada
konsentrasi Ion > 0,4 mM, sedangkan untuk Ion pada konsentrasi
sampal dengan 0,5 mM belum menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap
proses degradasi fotokatalitik.
Tanpa adanya ketiga ion logam tersebut, degradasi berlangsung leblh
balk.selama perlode 5 Jam penurunan fenol yang terdegradasi sudah 100%,
sedangkan degradasi dengan adanya ketiga logam tersebut, terslsa fenol sekltar
39% untuk perlode 10 jam. Senyawa Intermediet pada degradasi fenol
fotokatalitik yaltu seperti katekol dan hidrokulnon, maka dengan adanya Ion Pb^^
dan Cu^^, laju pembentukan dan laju penguraian dari kedua intermediet tersebut
menjadi terganggu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Tigita S.
"Degradasi fotokatalitik menggunakan katalis TiO2 dan sinar UV merupakan metode degradasi zat organik terlarut. Penelitian ini adalah degradasi fotokatalitik senyawaan kompleks asam humat dengan ion logam Fe3+, Pb2+ dan Cu2+ dibandingkan dengan asam humat bebas, dengan menggunakan suspensi TiO2. Prinsip fotokatalitik dengan katalis TiO2 dan sinar UV adalah pembentukan radikal hidroksil dan radikal yang mengandung oksigen lain, yang berfungsi sebagai oksidator pemecah molekul asam humat menjadi molekul karbon yang lebih sederhana CO2 dan H2O.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran larutan Asam humat dengan larutan ion logam Fe3+, Pb2+ dan Cu2+ dengan perbandingan 1:1 sebanyak 500 mL dengan kondisi optimum 10 ppm dan pH 6. Konsentrasi katalis TiO2 yang digunakan adalah 1 mg/mL. Suspensi ini diiluminasi selama 8 jam. Penurunan Konsentrasi Asam Humat diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan Fluoresensi. Sedangkan kandungan zat organik terlarutnya diukur dengan bilangan Permanganat. Proses degradasi dilakukan dengan tiga variasi perlakuan yaitu iluminasi TiO2/UV, TiO2 saja dan UV saja.
Karakterisasi hasil dilakukan dengan Spektrofotometer UV-Vis dan Fluoresensi pada setiap jam degradasi. Dari data yang diperoleh, terjadi penurunan konsentrasi Asam Humat dengan urutan TiO2/UV > TiO2 > UV. Sedangkan pengaruh ion logam pada proses degradasi fotokatalitik dengan urutan Fe3+ > Cu2+ > Pb2+. Dari data pengukuran bilangan permanganat, terjadi penurunan bilangan permanganat, tetapi tidak memberikan penurunan yang cukup berarti. Sehingga dapat disimpulkan proses degradasi fotokatalitik ini tidak dapat mengurangi Kandungan zat Organik secara optimal. Urutan penurunan bilangan permanganat berdasarkan penurunan konsentrasi asam humat yaitu pada degradasi TiO2/UV > TiO2 > UV. Proses degradasi fotokatalitik dapat mengurangi konsentrasi asam humat tetapi tidak dapat mengurangi kandungan zat organiknya sehingga dapat disimpulkan terjadi zat antara ( intermediate) dimana modelnya mendekati pembentukan intermediate fenol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Kustiawan
"ABSTRAK Meningkatnya penggunaan logam-logam berat dalam berbagai industri mengakibatkan peningkatan pencemaran logam-logam berat di lingkungan perairan. Alumina dapat dimodifikasi dengan adsorpsi surfaktan anionik sehingga membentuk bilayer (admisel). Admisel digunakan sebagai adsorben, karena kemampuannya menyerap ion-ion logam pada permukaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal pembentukan admisel alumina-SDS, dan memanfaatkannya dalam penyerapan ion-ion Cd2+ dan Pb2+. Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi SDS dan pH. Konsentrasi SDS ditentukan dengan metode MBAS (Methyelene Blue Active Substances). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ?-alumina yang digunakan memiliki PZC pada pH 8, konsentrasi admisel kritis adalah sebesar 4 ?M dan konsentrasi misel kritis adalah 5,5 ?M serta pH optimal adalah pH 3. Tingkat desorpsi SDS pada admisel alumina-SDS adalah sebesar 0,61%. Kemampuan tukar kation penyerapan ion Cd2+ adalah sebesar 83% dan ion Pb2+ sebesar 82,5%. Kata kunci : Admisel; CAC; SDS; adsorpsi X + 57 halaman,gambar, tabel, lampiran"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>