Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desharty Eka Putri
"ABSTRAK
Dehidrasi alkohol melalui katalis pasangan asam basa kuat sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah dengan penggunaan katalis alumina, 7-AI2O3. y-AbOa sering dipilih sebagai katalis karena mempunyal sifat-slfat seperti titik leleh yang tlnggl, konduktlvltas llstrik yang rendah dan tahan terhadap suhu yang tlnggl. Pada penelltlan Inl, digunakan dua katalis yaitu y-AbOs dan y-AbOa-TlOa- Penelltlan Inl bertujuan melakukan reaksl dehidrasi alkohol dengan katalis y-AbOs dan y-AbOs-TiPa menggunakan kromatografl gas on-line. Pembuatan katalis y-AbOs dislntesis darl gel boehmlte yang dihasllkan darl penambahan Ab(S04)3 dengan larutan NH4OH. Untuk katalis y-Ab03-TI02, mencampurkan larutan Ab(S04)3 dengan 3 gram TIO2 sampal terbentuk sol lalu ditambahkan larutan NH4OH. Produk reaksl dehidrasi alkohol dianallsa menggunakan kromatografl gas on-line. Kromatografl gas on-line merupakan modiflkasi darl kromatografl gas yang dipasang seperangkat reaktor. Kedua katalis tersebut dianallsa dengan difraksl sInar-X, spektrofotometri FT-IR dan anallsa luas permukaan dengan metode BET. Reaksl dehidrasi alkohol dilakukan pada varlasi suhu 200°,225°, 250°, 275°, 300°, 325°, 350°, 375° dan 400°C. Produk darl konversi metanol menggunakan kedua katalis berupa dimetll eter, sedangkan produk darl konversi etanol berupa dietll eter dan etilen. Pada ujl katalrtik kedua katalis menggunakan metanol didapatkan hasll konversi berupa dimetll eter sebesar 100 % untuk katalis Y-AI2O3 dan katalis y-Al203-Ti02. Pada uji katalitik kedua katalis menggunakan etanol didapatkan has!! konversi berupa dietil eter sebesar 35,24 % dan etilen sebesar 19,27 % untuk katalis Y-AI2O3 sedangkan pada katalis Y-Al203-Ti02 didapatkan basil konversi berupa dietil eter sebesar 42,84 % dan etilen sebesar 11,12 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzah Zakiyawati
"Y~alumina merupakan kelompok alumina aktif yang banyak digunakan
sebagal katalis, penyangga katalls dan adsorben karena mempunyai sifat
keasaman yang spesifik dan keaktifan permukaan yang besar. Dalam
penelitian inl, y-alumina dibandingkan sifat katalitiknya dengan penambahan
penyangga Ti02 dan membentuk y-Al203-Ti02. y-alumina disintesis melalui
pemanasan boehmite yang dibuat dengan mereaksikan larutan aluminium
nitrat dan larutan ammonium hidroksida pada pH 8-9 yang kemudian
dibiarkan mengalami proses penuaan selama 196 jam, masing-masing pada
suhu 40°C dan 80°C, selanjutnya padatan dikeringkan pada suhu 120°C
selama 24 jam, dan dikalsinasi pada suhu 550°C. Katalis dikarakterisasi
dengan XRD, BET dan spektrofotometer FTIR. Hal yang sama juga dilakukan
pada sintesis y-Al203-Ti02, dimana 1102 ditambahkan sebagai padatan ke
dalam larutan aluminium nitrat.
Katalis diuji keasamannya melalui adsorpsi gas NH3 yang berasal dari
larutan amonia (NH4OH). Hasil adsorpsi amonia dilakukan dengan
menggunakan 0,25 g katalis pada suhu 250°C, dan diuji dengan
spektofotometer FTIR untuk melihat puncak serapan -NH2 dan -NH4^.
Uji katalitik katalis digunakan untuk reaksi katalisis dehidrasi etanol
dengan variasi suhu dan berat katalis untuk etanol sebanyak 25 mL. Hasil
kromatogram menunjukkan produk yang dihasilkan berupa dietileter dengan hasil optimum pada suhu 250°C dan berat katalis 3 g, 53,87% dietileter
dengan katalis y-Ai203-Ti02 dan 50,37% dengan katalis y-AbOa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ali Rimbasa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Havid Agus Rivianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Fransiska Susanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widyastuti Samadi
"Keberadaan oksida nitrogen NO dan N02 yang dikenal sebagai gas NOx tidak hanya dihasilkan dari bahan bakar fosil tapi juga dihasilkan dari pembakaran biomasa, aktivitas vulkanik, emisi gas buang kendaraan bermotor, pabrik dll. Usaha untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor telah banyak dilakukan antara lain dengan mencoba menggunakan bermacam katalis logam. Zeolit alam Cu-mordenit dan zeolit sintetis Cu-ZSM5 merupakan katalis yang dapat memperlihatkan kemampuan untuk mereduksi NO dengan baik. Pembuatan Na-ZSM5 dilakukan melalui proses hidrotermal menggunakan tangki tertutup yang dibuat dari stainless steel dengan dilapisi teflon. Proses dilakukan selama 5 hari dengan tekanan 3 Bar dan suhu 150°C .Proses pembuatan katalis Cu- ZSM5 maupun Cu-Mordenit dilakukan dengan cara impregnasi Na-ZSM5 dan HMordenit menggunakan larutan Cu-asetat dan CuN03. Pada katalis Na-ZSM5 impregnasi dilakukan melalui 2 cara, secara langsung pada saat gelatisasi dan secara tidak langsung melalui pembentukan Na-ZSM5. Pada zeolit - Mordenit proses impregnasi dilakukan melalui pembentukan H-Mordenit dilanjutkan dengan penambahan larutan CuN03. Uji katalitik dilakukan dengan mengalirkan gas NO pada katalis menggunakan reaktor yang terbuat dari gelas. Uji dilakukan pada suhu 100°C sampai 500°C dengan kenaikan bertahap 100° C. Analisis konversi gas NO dilakukan menggunakan metode Griess-Saltzman. Suhu optimal yang diperoleh adalah pada 300°C dengan persen konversi untuk Cu/Na-ZSM5 ( 46 jam) = 76,5 % sedang Cu/HMordenit (3x) = 57,2 %. Uji katalitik katalis Cu/Na-ZSM5 , Cu/H -Mordenit dan H-Mordenit dilakukan pada emisi gas buang mobil diesel, diperoleh basil konversi NO mencapai 2618,04 ppm untuk Cu/Na-ZSM5 ( 42 jam) dan 1255,33 ppm untuk Cu/H-Mordenit sedang untuk H-Mordenit mencapai 1545,20 ppm.;"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fajar Riyanto
"Anisol dapat disintesis melalui reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol. Anisol sering dikenal dengan metoksibenzena atau metil fenil eter, merupakan senyawa aromatik sederhana yang termasuk dalam golongan eter. Anisol dan derivatnya digunakan dalam reaksi kima sebagai intermediet untuk sintesis suatu material seperti dyes, farmasi, minyak wangi, fotoinisiator dan agrokimia.
Uji katalitik reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol menjadi anisol menggunakan katalis zeolit X dalam fasa cairtelah dipelajari. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis zeolit X sebesar 10% berat reaktan (fenol dan metanol) dan perbandingan volume pelarut dimetilsulfoksida (DMSO) dengan reaktan (fenol dan metanol) adalah 10:1. Pelarut DMSO digunakan untuk menjaga suhu reaksi pada 135-155°C. Zeolit X yang digunakan sebagai katalis, berasal dari bahan alam yaitu kaolin yang sebelumnya diaktivasi menjadi metakaolin melalui proses kalsinasi pada suhu 750-850°C.
Perubahan bentuk struktur metakaolin dari kaolin dikarakterisasi menggunakan XRD dan untuk mengetahui komposisi kimianya digunakan XRF. Sintesis zeolit X dilakukan dengan proses hidrotermal pada suhu 900C selama 72 jam menggunakan botol polipropilen dengan komposisi gel yaitu 3.83 Na2O: 1.17K2O : AIQO3: 2.97SiO2 : 118 HQO.
Hasil sintesis zeolit X dianalisis dengan menggunakan XRD dan XRF. Zeolit X hasil sintesis mempunyai komposisi kimia yaitu Na2O 12.50%, Al2O3 32.40%, SiO; 42.50%, KQO 11.10%, TiO2 0.31%, dan Fe2O3 1.18% (% berat) dan rasio Si/Al sebesar 1.33. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu reaksi pada 135°C, 140°C, 145°C, 150°C, dan 155°C dan molar rasio reaktan (fenol : metanol) pada 1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi dan molar rasio reaktan terhadap produk anisol yang terbentuk. Selain itu, uji katalitikjuga dilakukan dengan tanpa menggunakan katalis zeolit X untuk mengetahui pengaruh katalis tersebut.
Hasil reaksi uji katalitik dianalisis menggunakan kromatogratl gas (GC) dan GCIVIS. Berdasarkan percobaan, yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik tanpa menggunakan zeolit X hanya sebesar 40.48% sedangkan yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik pada kondisi yang sama dengan menggunakan katalis zeolit X didapatkan sebesar 74.02%. Hasil reaksi uji katalitik optimum didapat pada suhu reaksi 155°C dan molar rasio reaktan 1:20 dengan persentase fenol yang terkonversi 82.70%, yield anisol yang terbentuk 81 .49%, dan selektifitas fenol yang terkonversi menjadi anisol 98.54%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Fitri Prasastiani
"Dekomposisi katalitik metana adalah salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen dan nanokarbon bermutu dan bernilai ekonomi tinggi secara simultan. Persamaan kinetika yang akurat dalam merepresentasikan reaksi dekomposisi katalitik metana diperlukan dalam pemodelan kinetika, desain reaktor, dan scale-up reaktor, maka dilakukan penelitian kinetika reaksi dekomposisi katalitik metana menggunakan reaktor katalis Ni/Cu/Al2O3 terstruktur model parallel flat plate.
Penelitian diawali dengan memformulasikan beberapa model persamaan kinetika dengan pendekatan analisis kinetika mikro (adsorpsi isotermis). Masing-masing model persamaan kinetika kemudian diuji dengan data kinetika yang diperoleh secara eksperimental. Data kinetika eksperimental diambil dengan variasi temperature dari 650 _C sampai 750 _C pada tekanan amosferik.
Hasil pengujian model persamaan kinetika dengan data kinetika menunjukkan bahwa model kinetika yang memiliki keakuratan tertinggi dalam merepresentasikan kondisi reaksi dekomposisi katalitik metana adalah model persamaan kinetika dengan adsorpsi sebagai tahap pembatas laju reaksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk reaksi dekomposisi katalitik metana menggunakan katalis Ni/Cu/Al2O3, energi aktivasi yang diperoleh adalah sebesar 15 kJ/mol dan faktor frekuensi sebesar 115 x 106.
Hasil penelitian juga menunjukkan terjadinya deaktivasi katalis akibat deposit karbon pada permukaan katalis sehingga ditentukan pula model persamaan kinetika yang melibatkan deaktivasi katalis dengan persamaan laju deaktivasi orde nol.

Methane Catalytic Decomposition is one of the alternatives to produce qualified and expensive hydrogen and nanocarbon simultaneously. An accurate kinetic equation in representing methane catalytic decomposition reaction is needed in kinetic modelling, reactor design, and reactor scale up. Thus, A research on methane catalytic decomposition reaction using structured Ni/Cu/Al2O3 catalytic reactor with parallel flat plate model is conducted.
The research was initiated by formulating several kinetics equation model using micro kinetic analysis approach (isotermic adsorption). Each model then tested using kinetic data acquired from the experiment. The kinetic experimental data was varied in temperature range from 650 _C to 750 _C on atmospheric pressure.
The result shows that kinetic model which has the highest accuracy in representing methane catalytic decomposition reaction condition is the kinetic equation model with adsorption as the rate limiting step.
The results also shows that methane catalytic decomposition reaction using Ni/Cu/Al2O3 catalyst, the energy activation acquired is 15 kJ/mol and 115 x 106 frequency factor.
The result also shows catalyst deactivation due to carbon deposit on the catalyst surface, therefore, catalyst deactivation is involved in kinetic equation model with zero order decay rate law.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52220
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Yulina
"Produksi karbon nanotube yang memiliki nilai komersil sekaligus hidrogen sebagai bahan bakar ramah lingkungan dapat dilakukan melalui reaksi dekomposisi katalitik metana. Untuk memproduksinya pada skala komersil dibutuhkan studi kinetika untuk memperoleh parameter kinetika reaksi yang berguna untuk keperluan perancangan reaktor. Pada penelitian ini, dilakukan preparasi katalis Ni/Cu/Al yang dilapiskan pada substrat katalis gauze.
Percobaan pendahuluan dilakukan untuk memperoleh daerah kinetika yang tidak dipengaruhi oleh fenomena perpindahan massa dan panas, dengan memvariasikan laju alir pada rentang 15-23 ml/menit pada suhu 650oC. Uji kinetika reaksi pada tekanan 1 atm dan variasi suhu 650-750oC dilakukan untuk memperoleh data kinetika. Data kinetika lalu diuji dengan model kinetika mikro yang diturunkan dari mekanisme reaksi permukaan katalis. Model kinetika yang paling sesuai menunjukkan tahap penentu laju reaksi dekomposisi metana.
Hasil penelitian uji kinetika menunjukkan bahwa tahap penentu laju reaksi dekomposisi metana adalah tahap reaksi permukaan dimana terjadi pelepasan 1 molekul H dari molekul metana yang teradsorpsi pada inti aktif katalis. Energi aktivasi yang diperoleh sebesar 19,3 kJ/mol. Deaktivasi katalis terjadi pada reaksi sehingga diperlukan suatu faktor koreksi terhadap persamaan laju reaksi.

Production of carbon nanotubes which has high commercial values together with hydrogen as green energy can be done by catalytic decomposition of methane. Producing hydrogen and carbon nanotubes into commercial scale needs a kinetic study in order to get the kinetic reaction parameters which is useful for design of reactor. In this research, preparation of gauze wire as substrat of Ni/Cu/Al catalyst was done by coating the Ni/Cu/Al catalysts to the wire.
Initial experiment has been done to obtain the kinetics area which is not controlled by mass and heat transfer, by making variation of the flowrate in the range of 15-23 ml/minutes at the temperatur of 650oC. Kinetics evaluation was done at the pressure of 1 atm and the temperatur range of 650-750oC to obtain kinetics data. This data next will be evaluated by the model of micro kinetics that has been formulated by reaction mechanism of the surface of catalysts. The best kinetic model that fits with the data means that the reaction is the rate limiting step of methane decomposition.
The result of kinetic study shows that the rate limiting step is the surface reaction when a molecule of hydrogen released from the methane which is adsorbed in active site of catalysts. The activation energy obtained is 19,3 kJ/mol. Catalysts deactivation occurs in this reaction, so that it is necessary to make a correction of the rate laws.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52243
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>