Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Prawira R.
"Kadar warna alizarin red, direct red-81 dan campuran keduanya menurun seiring penambahan konsentrasi TiO2 dan waktu radiasi dengan sinar UV. Besarnya penurunan optimum pada masing-masing sampel adalah : o Larutan alizarin red 50 ppm = 22 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan direct red-81 50 ppm = 13,83 % untuk konsentrasi TiO2 30 ppm dan waktu radiasi 1 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:1) = 11,4 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:2) = 12,9 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (2:1) = 16,64 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S30282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi Hidayati
"Penggunaan zat warna sintetik untuk makanan semakin meningkat karena kegunaan dan keunggulan yang dimilikinya. Akan tetapi, ternyata, tidak semua zat warna sintetik untuk makanan yang dijual di pasaran mengandung zat warna yang aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sampel zat warna sintetik untuk makanan yang beredar di pasaran daerah Tangerang, apakah mengandung zat warna sintetik yang dilarang untuk digunakan dalam makanan atau tidak. Ekstraksi tidak perlu dilakukan terhadap sampel. Identifikasi dilakukan dengan reaksi warna dan kromatografi kertas. Kemudian, dilakukan densitometri untuk menunjang hasil identifikasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepuluh dari 31 sampel yang diperiksa, mengandung zat warna sintetik yang dilarang untuk digunakan dalam makanan. Kesepuluh sampel itu adalah tujuh sampel zat warna merah (tiga sampel mengandung Merah K4, dua sampel mengandung Rhodamin B, dan dua lainnya Scarlet GN), satu sampel zat warna jingga (mengandung Orange G), satu sampel zat warna kuning (mengandung Metanil Yellow), dan satu sampel zat warna coklat (mengandung Chocolate Brown FB)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The use of synthetic food colorants is increasing because of its advantages....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riswiyanto
"Pencemaran air oleh zat organik banyak terjadi dewasa ini. Zat-zat organik ini dapai mengubah sifat fisika air seperti kenaikan suhu. kekeruhan, warna. bau dan pH air yang tercemar tersebut. Alizarin red dan direct red-81 adalah contoh zat organik yang mencemari badan air. Keduanya berwarna merah dan digunakan dalam proses pencelupan (dyes) dalam indusiri tekstil. Pada penelitian ini dilakukan percobaan unluk mengurangi intensitas warna kedua zal warna dalam air, baik dalam kondisi berdiri sendiri maupun scbagai campuran. Menggunakan metode fotokatalisis dengan katalis 'suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibaikan molekul-molekul semikondukior TiO2 di bawah iluminasi sinar UV menghasilkan radikal hidroksil OH yang dapat mendegradasi zal warna. Setelah proses fotokatalisis. kadar warna keduanya menurun. Besarnya untuk masing-masing larutan adalah; laralizarin red 50 ppm =22 %,[TiC>2 ] 50 ppm, t radiasi 5 jam. laralizarin red 50 ppm =13,83 %.[TiQ;] 30 ppm, t radiasi 1jam"
Depok: Sains Indonesia, 2005
SAIN-10-2-2005-14
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sutanto
"Suatu pencemaran air dapat terjadi karena adanya tambahan zat organik atau anorganik ke dalam badan air dengan cara terlarut, terendap, atau membentuk koloid. Pencemaran tersebut dapat merubah sifat fisika seperti kenaikan temperatur, kekeruhan, warna, bau, dan pH air tersebut. Alizarin red merupakan suatu zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan tekstil. Dalam industri tekstil, zat ini sering menjadi limbah proses pencelupan. Senyawa ini benwarna merah dan bersifat raoun sehingga mengganggu keseimbangan dan estetika perairan. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengurangi intensitas warna alizarin red dalSatumd ia Dire gmreandagsgi.u..n, Haekrayn S umteatntood, eFM foIPtoAk aUtIa, l2i0s0i4s dengan katalis suspensi Ti02 (UV-TiOa). Proses fotokatalisis yang melibatkan pertikel-partikel semikonduktor Ti02 di bawah iluminasi sinar UV akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna. Setelah proses fotokatalisis UV-Ti02 kadar warna alizarin mehurun dan konsentrasi H" bertambah sesuai dengan perubahan waktu. Setelah 5 jam, jumlah Ti02 (mg/L) minimum yang digunakan untuk mendegradasi 500 mL 10 ppm larutan alizarin red dengan lampu UV 10 Watt, 30 Watt, 36 Watt, dan matahari berturut-turut: 600 mg, 280 mg, 250 mg, dan 50 mg. Untuk f keempat sumber sinar, yang paling efektif adalah sinar matahari karena hanya membutuhkan 50 mg Ti02 untuk jumlah alizarin yang sama. Kemungkinan senyawa intermediet yang terbentuk adalah asam ftalat dan hidroksi fenol (katekol)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sarasvita
"Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini mengalami peningkatan penderita penyalahguna zat yang cukup pesat. Bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan
juga sudah merambah pada kota-kora kecil. jenis zat yang disalahgunakan sejak 1994
pada umumnya adalah jenis Heroin, yang dikenal sebagai zat yang bigh addiit (Fisher
& Harrison, 1997). Risiko kesehatan dan sosial yang ditimbulkan akibat
menyalahgunakan zat adalah sangat besar, mulai dari penurunan fungsi otak, kelainan
jantung, abses, tertularnya penderita dengan berbagai macam virus seperti HIV dan
Hipatiris C, hingga berbagai kemungkinan tindak kriminal yang dilakukan untuk
dapat mempertahankan pola pengunaan zatnya. Berbagai macam studi di berbagai
negara menunjukkan bahwa proses intervensi untuk memulihkan penderita bukanlah
hal yang mudah (Fisher & Hanison, 1997). Angka kekambuhan di RS
Ketergantungan Obat satu-satunya rumah sakit pemerintah yang khusus menangani masalah GBZ- secara kualitatif juga tergolong tinggi. Untuk itulah perlu kiranya
pengkajian yang leblh dapat mengarah pada usaba-usaha prevensi, agar dapat
menekan laju penumbuhan penderita baru. Salah satu faktor yang secara teoritis turut
menyumbang pada perilaku penyalahgunaan zat pada seorang anak adalah
pengasuhan orangtua (Patterson ct al dikudp oleh Fedman & Weinberger, 1994).
`Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengasuhan orangtua yang seperti apakah yang terjadi pada keluarga yang anaknya terlibat GBZ dan
sekaligus membandingkannya dengan apa yang terjadi pada keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ. Dengan demikian dapat diperoleh gabungan yang lebih detil atas
pola asuh yang cenderung memiliki risiko lebih besar terhadap penyalahgunaan zat yang dilakukan oleh anak.
Penelitian dilakukan dengnn metode kualitatif Responden keluarga yang
anaknyn terlibat GBZ adalah klien peneliti sejak beberapa tahun yang lalu. Pemilihan responden dengan kriteria ini dimaksudkan agar rapport yang telah terbina sebelumnya
dapat mempermudah perolehan data, mengingat beherapa tema penelitian termasuk
sensitif Sementra respunden keluarga yang anaknya tidak terlibat GBZ adalah relasi
peneliti yang juga telah cukup lama dikenal. Pemilihan responden dengnn kriteria ini
dimaksudkan agar dapat lebih menjamin bahwa tidak satupun anak pada keluarga
tersebut terlibat pnda masalah GHZ, mengingat diagnosa bebas (SBK tidak mudah ditegakkan dalm waktu singkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antarn pola asuh keluarga
yang anaknya telibat GBZ dengan keluarga yang anaknya tidak terlibat GHZ.
Perbedaan antnfa lain terlihat pada struktur keluarga, dimana keluarga yang anaknya
terlibat GBZ cenderung memiliki struktur patogcnik, yang berarti memiliki risiko
lebih bcsnr untuk mcnghasilkan individu yang rentan terhadap stres. Struktur patogcnik yang dimaksud antara lain adalah disrupted, disardanl ataupun distrubed
(Coleman, 1986). Sementara keluarga yang anaknya tidak tenlibat GBZ cenderung bersifat non-patogenik.
Perbedaan berikutnya juga ada pada pola asuh orangtua Sekalipun dua
kategori keluarga di atas memiliki figur ayah yang cendcrung tidak tenlibat dan pasif,
namun figur ibu dari keluarga yang anaknya tidak telibat GHZ lebih menampilkan
gaya pengasuhan yang bersifat otoritatif Sedangkan figur ibu dari keluarga yang anaknya telibat GBZ,lebih cenderung bersifat permisif atau otoriter. Perbedaan juga
terdapat pada pola komunikasi antara orangtua-anak. Pada keluarga yang anaknya
tidak terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua arah, intensif dan mendalam,sebaliknya pada keluarga yang anaknya terlibat, pola komunikasi lebih bersifat dua
arah dan kurang menggali pengetahuan dan kemampuan anak. Pada umumnya
keluarga yang anaknya terlibat GBZ kurang memiliki konsep pengasuhan yang jelas,
kurang memasukkan unsur spiritualitas dalam arti yang luas pada kehidupan sehari~-harinya, dan kurang dapat mengelola konflik suami-istri secara konstruktif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pola pengasuhan yang
sempurna, yang ada hanyalah upaya. untuk terus menerus memperbaiki diri dan
bcrcermin pada kekeliruan atau kegagalan di masa lalu. Oleh karenanya perlu sikap optimis bagi setiap orangtua dalam menjalankan perannya sebagai orangtua.
Penelitian lanjulan yang bersifat kuantitaif perlu dilakukan, agar
dapat memberikan gambaran yang lebih kaya,1uas dan representif. hasil penelitian ini diharapkan juga dapar digunakan sebagai landasan pembuatan program prevensi
yang komprehensif bukan hanya melibatkan orangtua, melainkan juga melibatkan dunia sekolah dan pemerintah secara umum. Apapun juga, mencegah jauh lebih baik
daripada mengobati.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjadi
Yogjakarta: Kanisius, 1998
615.19 SUD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yahdiana
"Congo Red sebagai salah satu bahan kimia organik sintetik yang banyak digunakan untuk industri tekstil mencemari lingkungan air dan tanah. Zat warna tekstil ada beberapa macam, pada penelitian ini menggunakan zat warna congo red. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi limbah zat warna congo red dengan metode fotokatalitik menggunakan katalis suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibatkan partikel-partikel semikonduktor TiO2 di bawah iluminasi sinar UV-Vis akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna congo red.
Hasil yang didapat menunjukkan konsentrasi TiO2 optimum untuk mendegradasi zat warna congo red adalah 4,5 mg dan waktu optimum yang didapat 150 menit. Penggunaan jumlah TiO2 Optimum (4,5 mg) dengan lama waktu radiasi yang optimum (150 menit), pada berbagai konsentrasi. TiO2 optimum dan waktu optimum adalah sebesar 48,90 %. Sedangkan CODnya sebesar 84,1 %. Penggunaan penjumlahan TiO2 optimum (4,5 mg) dengan lama waktu radiasi yang optimum (150 menit), pada berbagai variasi konsentrasi masih cukup effektif pada konsentrasi congo red 50 ppm absorbansi berkurang sebesar 62,5 % COD berkurang sebesar 10,71 %.

Congo Red as one of the synthetic organic chemicals that widely used for textile industries has been contributed on water and soil polution. In this experiment, congo red dye is used as subtrate. The purpose of this experiment is to reduce congo red dye by photocatalytic process, using TiO2 as catalyst. Photocatalysis process involving TiO2 semiconductor particles under illumination of UV-Vis will produce hydroxyl radicals that can degrade the dye congo red.
The results showed the optimum concentration of TiO2 to degrade the dye congo red was 4.5 mg and obtained the optimum time 150 minutes. Optimum use of the TiO2 (4.5 mg) with the optimum duration of radiation (150 minutes), at various concentrations. TiO2 optimum and optimum time amounted to 48.90 %. While COD of 84.1 %, optimum use of the sum of TiO2 (4.5 mg) with the optimum duration of radiation (150 minutes), at various concentrations are still quite effective at 50 ppm concentration of congo red absorbance was reduced by 62.5% COD was reduced by 10.71 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Rama Kifli
"ABSTRAK
Penggunan zat warna pada industri tekstil di satu sisi menimbulkan limbah yang dapat menggangu ekosistem. Zat warna tekstil ada beberapa macam. Pada penelitian ini menggunakan zat warna chloranil. Chloranil merupakan suatu senyawa organohalogen yang cukup bersifat racun. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi limbah zat warna chloranil dengan metode fotokatalitik menggunakan katalis suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibatkan partikel ? partikel semikonduktor TiO2 dibawah iluminasi sinar UV-Vis akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna chloranil. Hasil yang didapat menunjukkan konsentrasi TiO2 optimum untuk mendegradasi zat warna chloranil adalah 60 ppm dan waktu optimum yang didapat 6 jam. Penurunan zat warna chloranil (20 ppm) pada konsentrasi TiO2 optimum dan waktu optimum adalah sebesar 95,2% sedangkan CODnya sebesar 33,3%. Penggunaan jumlah TiO2 optimum (60 ppm) dengan lama waktu radiasi yang optimum (6 jam), pada berbagai konsentrasi masih cukup efektif pada konsentrasi chloranil 40 ppm (absorbansi berkurang sebesar 63,5 % COD berkurang sebesar 15,1%)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>