Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Andhika
"Penggunaan sumber Panas bumi melibatkan pendinginan pada fluida Panas bumi dengan cara mengekstrak panasnya. Pada kasus fluida Panas bumi suhu tinggi, pengendapan amorphous silika dari larutan membentuk kerak silika adalah masalah utama dalam efisiensi ekstraksi panas. Pengurangan atau bahkan penghilangan pembentukan kerak silika dengan penanganan yang tepat pada air dapat membuka kesempatan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber Panas bumi suhu tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pembentukan kerak silika dari contoh air Panas bumi lapangan panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara dan cara-cara pencegahannya dengan menggunakan pengaturan pH dan scale inhibitor. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya pengkerakan silika maka dilkakukan sejumlah perlakuan dengan volume larutan 300 ml dengan memvariasikan pH sampel kontrol 3,4,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Kemudian sampel ditambahkan NaCl hingga konsentrasi NaCl menjadi berturut-turut 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 10000 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengkerakan dengan menggunakan asam borat dan memvariasikan penambahan asam borat berdasarkan variasi berat, yaitu: 1, 5, 10, 20, 50 miligram. Semua perlakuan, baik variasi pH maupun penambahan NaCl dan uji inhibisi dengan asam borat, diakhiri dengan menjenuhkan larutan dengan pemanasan hingga volumenya kira-kira 100 ml.
Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa pengkerakan paling besar terjadi pada pH 7 dang kandugngan NaCl 10000 ppm. Sedangkan untuk uji inhibisi yang paling efektif pada penambahan berat asam borat sebanyak 50 mg dengan volume sampel 300 ml. Kata Kunci: Pengkerakan silika, Scaling, scale inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebakaran hutan dan lahan merupakan peristiwa yang hampir terjadi di propinsi Riau setiap tahun pada areal HPH, HPHTI, perkebunan dan perladangan. Kebakaran yang terjadi di lahan perkebunan dan HPHTI pada umumnya didahului dengan adanya konversi hutan menjadi lahan perkebunan dan HPHTI kemudian diikuti dengan pembakaran pada waktu melakukan kegiatan pembersihan lahan. Luas areal kebakaran hutan dan lahan di propinsi Riau selama lima (5) tahun terakhir mulai tahun 1997 sampai tahun 2001 adalah sebesar 42.374,16 Ha yang pada umumnya terjadi di kawasan HPH, HPHTI, perkebunan, dan perladangan masyarakat. Pada awal tahun 2003 sampai 30 Juni 2003 di propinsi Riau terdapat 5.133 hot spot yang. ditemukan di seluruh kabupaten / kota. Kebakaran hutan dan lahan akan menghasilkan emisi terutama partikulat (PM10), CO, 03, NOz, S02 yang sangat berdampak terhadap kesehatan manusia. Asap yang merupakan partikel halus yang dihasilkan proses pembakaran akan dapat meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Selain itu, kebakaran hutan dan lahan berdampak juga terhadap lingkungan fisik dan ekonomi di Pekanbaru, Riau. Total kerugian bulan Juni tahun 2003 saja sebesar Rp 19 milyar lebih. Itu pun tanpa memasukkan variabel transportasi, perdagangan, hilangnya kesempatan panen, dan peningkatan penderita ISPA (infeksi saluran pemafasan atas) akibat asap. Kebakaran hutan dan lahan akan mengakibatkan kualitas udara yang tidak baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan kualitas udara setiap waktu dimana parameter utama adalah PM10, CO, Oa, N02, S02. Hasil pemantauan tersebut akan menghasilkan suatu nilai konsentrasi dari tiap parameter yang nantinya diubah menjadi suatu nilai ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara). Nilai ISPU ini akan dianalisa dengan mencari nilai minimum, maksimum, dan rata-rata setiap bulan dalam tiga tahun (tahun 2001-2003) kemudian dibandingkan dengan standar nilai ISPU berdasarkan Keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.45/MENLH/10/1997. Kualitas udara juga dapat dilihat dari jumlah hot spot setiap kabupaten (Pekanbaru, Dumai, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Kuantan Sengingi) tahun 2001-2003. Kemudian, nilai ISPU dan jumlah hot spot akan dilihat korelasinya, apakah jumlah hot spot mempengaruhi nilai ISPU dilihat dari parameter dominan/kritis, yaitu PM10. Semakin banyak titik api akan mempengaruhi ketebalan asap sehingga berpengaruh terhadap kualitas udara di daerah tersebut. Kualitas udara di Pekanbaru, Riau memburuk pada tahun 2002 yang dapat dilihat dari banyak jumlah hot spot dan tingginya nilai ISPU. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanggulangan dan pencegahan sejak dini, dimana ada 4 (empat) tahap utama pencegahan dan penanggulangan yang saling terkait dan terintegrasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ikbal Hikmawan
"Inhibitor ramah lingkungan saat ini diperlukan untuk mengurangi dampak pencemaran dari inhibitor anorganik. Penelitian ini mempelajari pengaruh injeksi ekstrak daun sirsak dengan pelarut tiga tingkat sebagai inhibitor organik terhadap baja karbon rendah API 5L grade A dalam larutan air terproduksi. Berdasarkan pengujian weight loss dari seluruh sampel uji, sampel 8 hari dengan penambahan inhibitor 2 ml menunjukan nilai efisiensi paling tinggi yakni sebesar 52.62 %. Hasil uji polarisasi dan EIS dengan pelarut tiga tingkat didapatkan pelarut etanol mempunyai nilai efisiensi paling besar: 88.52%, sedangkan pelarut semi polar dan non polar nilai efisiensi nya hampir sama. Data dari EIS menunjukkan tahanan larutan menjadi turun dengan semakin meningkat nya penambahan inhibitor ekstrak daun sirsak. Uji FTIR memperlihatkan bahwa terdapat gugus fungsi dari ekstrak daun sirsak dan senyawa aktif nya adalah tipe polifenol.

Green inhibitors are now increasingly needed to reduce the adverse environmental impacts of the inorganic inhibitor. This research studied the effects of injection of soursop leaves extract in three-level solvents (polar, semi polar and non polar) as an organic inhibitor for the low-carbon steel API 5L of grade A in produced water solution. Based on weight loss test of the entire sample, the 8 days's sample with addition of 2 ml inhibitor from soupsop leaves extract showed the highest efficiency value which amounted to 52.62%. The polarization and EIS tests for three levels's solvents show that the ethanol solvent (type of polar) has the greatest efficiency values: 88.52%, while the efficiency value of non-polar and semi-polar solvent is almost without difference. EIS data showed that inhibiting power of the solution decreases when the inhibitor of soursop leaves extract is increasingly added. FTIR test showed that there is a functional group in the soursop leaves's extract and the active compound is a kind of polyphenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
William
"Penyakit demam berdarah (dengue) merupakan masalah kesehatan yang serius dan hingga saat ini belum ada langkah spesifik untuk mengobati penyakit ini. Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (DENV), suatu flavivirus yang terselubung oleh envelope. Infeksi DENV dimulai dengan inisiasi proses fusi antara envelope virus dengan membran sel host, transfer materi genetik ke dalam sel target yang diikuti dengan replikasi serta pembentukan virus baru. Proses fusi ini dimediasi oleh peptida fusi yang diperkirakan merupakan suatu segmen antara residu D98-G112 pada protein envelope (E) DENV. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa peptida fusi ini tersembunyi di dalam suatu cavity dan akan diposisikan pada ujung domain II protein E DENV akibat perubahan konformasi sewaktu proses fusi terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang peptida siklis disulfida yang dapat menempati cavity ini dan berinteraksi dengan peptida fusi, sehingga mengganggu perubahan konformasi yang terjadi dan menginhibisi proses fusi.
Pendekatan komputasi dilakukan untuk memprediksi afinitas dan stabilitas antara ligan peptida siklis disulfida dengan protein E DENV. Simulasi molecular docking dan molecular dynamics dilakukan dengan software MOE 2008.10. Screening terhadap 1320 ligan menghasilkan 3 ligan terbaik, CLREC, CYREC dan CFREC yang dapat berinteraksi dengan cavity target dan juga segmen peptida fusi. Ketiga ligan ini menunjukkan afinitas yang baik dengan target berdasarkan nilai energi bebas ikatan dan interaksi protein-ligan yang terbentuk. Stabilitas kompleks protein-ligan dianalisis dengan metode molecular dynamics. Hasil simulasi molecular dynamics menunjukkan bahwa hanya CLREC yang menunjukkan kestabilan konformasi protein-ligan dan mempertahankan interaksi antara ligan dengan cavity target. Oleh karena itu CLREC memiliki potensi sebagai inhibitor fusi DENV.

Dengue has been a major health concern and currently there is no available option to treat the infection. It is an arboviral disease caused by dengue virus (DENV), an enveloped flavivirus. DENV initiates fusion process between viral envelope and host cell membrane, transfers its viral genome into target cell and infects host. This fusion process is mediated by a fusion peptide which was predicted to be a segment of DENV envelope (E) glycoprotein located between residues D98 ? G112. Recent studies showed that this segment is hidden inside a cavity and will undergo conformational changes to be positioned at the tip of domain II E glycoprotein when fusion occurs. Our research is focused on designing disulfide cyclic peptides that can fit into this cavity and interact with fusion peptide, interrupt conformational changes and therefore inhibit the fusion process.
Computational approaches were conducted to calculate the binding affinity and stability of disulfide cyclic peptide ligands with target DENV E glycoprotein. Molecular docking and molecular dynamics simulation were performed using Molecular Operating Environment 2008.10 software (MOE 2008.10). Screening of 1320 designed ligands resulted in 3 best ligands, CLREC, CYREC and CYREC that can form interaction with target cavity and peptide fusion. These ligands showed good affinity with target DENV E glycoprotein based on free binding energy and interactions. To evaluate protein-ligand stability, we performed molecular dynamic simulation. Only CLREC showed protein-ligand stability and maintained interaction between ligand and target cavity. Therefore we propose CLREC as potential DENV fusion inhibitor candidate
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T29866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemurnian parsial dan karakterisasi β-galaktosidase dari Lactobacillus plantarum strain D-210 belum dilaporkan. L. plantarum strain D-210 ditemukan sebagai bakteri penghasil β-galaktosidase sebagian dimurnikan dengan dialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas optimum dalam 24 jam dengan dan total protein adalah 0,454 mg/ml pada pH 6.5 aktivitas enzim 252,341 U/ml, dan suhu 45°C dengan aktivitas 0,582 U/ ml. Total aktivitas β-galaktosidase L.plantarum strain D-210 adalah 138,396 U dan endapan dengan amonium sulfat dicapai pada 40% - 50% dengan aktivitas total 87,030 U. Setelah dialisis, aktivitas total adalah 50,420 U. Penghambat β - galaktosidase adalah Hg dan Cu dengan aktivitas relatif adalah 56,82% dan
1,04%, sedangkan aktivator adalah Mg, Mn, Ca, Co, Zn. Vmaks dari enzim adalah 0.093 µmol/menit dan KM enzim β-galaktosidase L. plantarum adalah 0,491 mM. Berdasarkan karakteristik β-galaktosidase, dapat disimpulkan bahwa L. plantarum strain D-210 adalah bakteri baik dan unggul yang dapat memproduksi β-galaktosidase. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kemungkinan menggunakan bakteri ini dalam pengolahan susu pada bayi dengan intoleransi laktosa."
610 JKY 21:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budiono
"Pada proses pre-commisioning jaringan pipa bawah laut diperlukan pencegahan korosi dimana laju korosi material baja API 5L grade B di dalam larutan 3,5 % NaCl teraerasi pada kondisi steady masih relatif tinggi yang dapat mencapai lebih dari 20 mpy (0,5 mm/tahun). Upaya pencegahan korosi pada saat proses hydrotest dengan media air laut dilakukan dengan penambahan inhibitor anorganik yang mengandung zat corrosion inhibitor, oxygen scavenger dan biocide sehingga diperlukan bahan organik alternatif ramah lingkungan dengan kinerja yang lebih baik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi efisiensi dari penggunaan campuran ekstrak sarang semut dan sirih merah sebagai alternatif inhibitor ramah lingkungan atau bahan campuran untuk mengurangi penggunaan inhibitor anorganik pada perlindungan korosi material baja API 5L Grade B dalam lingkungan 3,5% NaCl.
Kemampuan inhibisi korosi dari hasil ekstrak bahan alami diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Tafel polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) serta diverifikasi dengan pengujian kehilangan berat. Kandungan senyawa aktif dalam ekstrak sarang semut dan sirih merah beserta senyawa teradsorpsi pada permukaan logam dan mekaniseme inhibisi elektrokimia diinvestigasi dengan pengujian EIS, FTIR dan model adsorpsi isoterm. Pada konsentrasi campuran green inhibitor 2ml sarang semut + 1ml sirih merah, effisiensi inhibitor dapat mencapai 73,66%. Pada penggunaan sebagai inhibitor campuran dengan inhibitor kimia pada konsentrasi campuran 1ml kimia + 2ml green inhibitor, dapat menurunkan laju korosi secara signifikan dari 0,42 mm/year menjadi 0,03 mm/year dengan efisiensi mencapai 93,15%. Inhibitor korosi tersebut berpengaruh terhadap kurva polarisasi anodik maupun katodik sehingga dapat berperan sebagai mixed inhibitor.
Pengujian FTIR menunjukan adanya gugus-gugus fungsi ikatan kimia yang berkombinasi sebagai pembentuk lapisan (film forming) seperti Gugus hidroksil, karbonil, aromatik, alkane dan amina. Adsorpsi senyawa-senyawa terkandung dalam inhibitor sarang semut dan sirih merah pada permukaan logam terjadi spontan mengikuti Langmuir adsorpsi isoterm. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa ekstrak sarang semut dan sirih merah yang mengandung senyawa antioksidan dapat mencegah proses oksidasi pada permukaan logam sehingga akan mengurangi laju korosi.

During pre-commissioning of subsea pipeline are require corrosion prevention since the corrosion rate of steel material of API 5L grade B in 3.5% NaCl aerated solution under steady state condition is still relatively high (can reach more than 0,5 mm/year). Method to prevent the corrosion during subsea pipeline hydrotest using seawater is generally by the addition of inorganic inhibitor containing corrosion inhibitor agent, oxygen scavenger and biocide, so that require to find out the alternative eco- friendly materials with better performance. The main objective of this study is to investigate the efficiency of the use of mixture of extract of myrmecodia pendans and piper crocatum as an alternative of eco-friendly inhibitor or a compound for reducing the use of inorganic inhibitors for corrosion protection of steel material API 5L Grade B in 3,5% NaCl Environmental.
The corrosion inhibition ability of natural ingredient extraction are investigated by using tafel polarization test and electrochemical impedance spectroscopy (EIS) and verified by weight loss test. The content of the active compounds in the extract of Myrmecodia Pendans and Piper Crocatum along with adsorption compound on metal surfaces and electrochemical inhibition mekaniseme are investigated by EIS, FTIR testing and model of the Langmuir adsorption isotherm. The addition of mixed green inhibitor concentration of 2ml myrmecodia pendans and 1ml piper crocatum is resulted in approximately 73.66% inhibitor efficiency while the addition of mixed green inhibitor into chemical inhibitor with concentration of 1ml for chemical and 2ml for green inhibitor are significantly reduce the corrosion rate from 0.42 mm/year to be 0.03 mm/year with approximately 93.15% inhibitor efficiency.
The green inhibitor affected the cathodic as well as the anodic polarization curves which were known as mixed corrosion inhibitor type. The type of chemical bonds on the steel surface layer was analyzed by FTIR method which indicated hydroxyl, carbonyl, aromatic, alkane and amine group. The adsorption of compounds contained in the myrmecodia pendans and piper crocatum inhibitor on a metal surface are occur spontaneously follows the Langmuir adsorption isotherm. These results are consistent with the initial hypothesis that the extract of myrmecodia pendans and piper crocatum contains antioxidant compound which can prevent the oxidation process in the metal surface thereby will reducing the corrosion rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pada pertambangan minyak bumi, minyak mentah yang dihasilkan masih bercampur dengan garam-garam anorganik dan gas yang bersifat asam. Campuran material tersebut jika bercampur dengan air akan menjadi media yang sangat korosif terhadap pipa baja karbon. Oleh karena itu dibutuhkan penanggulangan untuk meminimalisir terjadinya korosi, yaitu dengan menggunakan inhibitor organik yang tersedia di alam yang lebih ramah lingkungan. Dalam penelitian ini digunakan ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) sebagai alternatif inhibitor terhadap korosi baja karbon API-5L dalam media NaCl 1% dengan penambahan buffer asetat pH 4 jenuh CO2. Metode yang digunakan untuk menguji aktifitas inhibisi ekstrak bawang putih adalah EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) dan polarisasi Tafel. Berdasarkan hasil skrining fitokimia, bawang putih mengandung sejumlah senyawa organik seperti alkaloid dan flavonoid serta senyawa aromatik lain yang mengandung molekul nitrogen, oksigen, asam amino, sulfur, atau ikatan rangkap yang memungkinkan menjadikan bawang putih sebagai alternatif inhibitor. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa efisiensi inhibisi maksimum terjadi pada konsentrasi inhibitor maksimum, 250 ppm, dengan %EI mencapai 91,87% pada suhu kamar. Pada suhu lebih tinggi 55 oC, efisiensi inhibisi juga meningkat hingga 97,81%, pada konsentrasi ektrak bawang putih yang sama yakni 250 ppm. Laju korosi tanpa inhibitor berkisar pada rentang 1,447-9,105 mm/y, sedangkan laju korosi dengan adanya inhibitor berkisar pada rentang 0,433-0,489 mm/y. Interaksi antara permukaan logam dengan molekul inhibitor adalah fisiosorpsi dengan nilai ΔGads sebesar -18,818 kJ/mol mengikuti isotherm Freundlich. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang putih dapat digunakan sebagai alternatif inhibitor korosi."
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indila Mayrosa
"Pada penelitian terdahulu telah dilaporkan bahwa ekstrak etanol daun beligo (Benincasa hispida) yang diekstrak dengan metode maserasi diketahui memiliki efek inhibisi terhadap α-glukosidase (80,42% pada fraksi etil asetat). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi daun beligo teraktif sebagai inhibitor α-glukosidase dan memisahkan komponen aktifnya. Daya inhibisi ekstrak daun beligo yang diekstrak menggunakan metode soxhlet pada fraksi etanol, air, dan etil asetat, mengalami peningkatan seiring bertambahnya konsentrasi ekstrak. Pada konsentrasi 300 ppm ekstrak daun fraksi etil asetat memiliki daya inhibisi paling besar yaitu sebesar 99,46% dan IC50 sebesar 125,18 ppm. Hasil pada fraksi etil asetat paling baik dibandingkan dengan hasil fraksi etanol (78,93% dan IC50 sebesar 169,04 ppm) dan fraksi air (63,73% dan IC50 sebesar 257,53 ppm) . Pemisahan komponen aktif dari fraksi etil asetat dengan menggunakan KLT dan kromatografi kolom dengan campuran etil asetat dan n-heksana (1:4) menghasilkan beberapa spot pada fraksi 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 9. Fraksi dengan nilai Rf yang dapat diterima adalah fraksi 3, 5, 6, 7, dan 9 (0,67; 0,74; 0,7; 0,73; 0,54; 0,3; 0,38; dan 0,44). Spektrum IR pada fraksi 5 menghasilkan peak-peak yang menandakan adanya gugus O-H, C=O, C-H, C=C dan C-O.

In previous study reported that ash gourd or beligo (Benincasa hispida) leaves obtained by maceration method are known to have inhibition effects (80,42% in ethyl acetate fraction). The purpose of this study was to obtain the most active fraction of ash gourd leaves extract as α - glucosidase inhibitors and separating the active components of these fractions. Percent inhibition Benincasa hispida fraction of ethanol extract of leaves, water, and ethyl acetate were extracted by soxhlet metode increased with increasing concentrations of the extract. At concentration of 300 ppm, the fraction of ethyl acetate from extract of the leaves have a greatest inhibitory effect is equal to 99,46%and IC50 at 125,18 ppm. Results of the ethyl acetate fraction is best compared with the results of ethanol fraction (78.93 % and IC50 is 169.04 ppm) and water fraction (63.73 % and IC50 is 257.53 ppm). Separation of chemical components of ethyl acetate fraction by TLC with eluent ratio mixture of ethyl acetate and n-hexane (1:4) generate some spots on 2nd, 3rd, 4th, 5th, 6th, 7th, and 9th. Fraction with Rf value that can be accepted are 3rd, 5th, and 6th fraction (0,67; 0,74; 0,7; 0,73; 0,77; 0,54; dan 0,76). IR spectrum of 5th fraction obtained from column chromatography indicated that the active component of beligo leaves extract had C=O, C-O, C=C, and O-H groups.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>