Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Suseno
"ABSTRAK Alumina memiliki luas permukaan yang besar, bersifat hidrofilik dan biasanya digunakan sebagai penyerap senyawa polar. Afinitas adsorpsinya rendah untuk senyawa organik non polar, sehingga dimodifikasi menggunakan surfaktan membentuk admisel untuk meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Penelitian ini bertujuan memodifikasi permukaan ??-alumina dengan surfaktan SDS untuk membentuk admisel dan mengaplikasikannya sebagai penyerap benzena. ??-Alumina disintesis dari campuran kaolin dan (NH4)2SO4 dengan perbandingan massa 1:4. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration), CMC (Critical Micelle Concentration), konsentrasi admisel optimum dan pH optimum ditentukan dari kurva isoterm adsorpsi SDS pada alumina. Karakterisasi ??-alumina dilakukan dengan metoda analisis XRD, pembentukan admisel dengan metode BET dan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan nilai CAC dan CMC terjadi pada konsentrasi SDS 3 mM dan 6 mM, dengan pH optimum 3. Uji isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi benzena mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich. Peningkatan koefisien partisi benzena menunjukkan bahwa benzena teradsolubilisasi pada daerah core dalam admisel. Benzena teradsolubilisasi pada admisel sebesar 88,13 %. Kata kunci : admisel; adsolubilisasi; adsorpsi; CAC; CMC; koefisien partisi; SDS; ??-alumina. xiii + 53 hlm.; gbr.; lamp.; tab. Bibliografi : 35 (1966-2005)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyani Pangastuti
"Modifikasi kipas angin dengan nanomateial TiO2 telah dilakukan. Modifikasi dilakukan dengan memberikan alumunium yang telah dilapisi dengan TiO2/TEOS/AC (TiO2/Tetra etyhl Orto Silikat/Active carbon) dan sejumlah lampu UV. Teknik pelapisan adalah spray coating kemudian pemanasan pada suhu 150_C selama _ 1 jam. Hasil dari uji aktivitas dianalisa dengan GC - FID kolom PEG. Gas di injeksikan ke dalam kotak uji berukuran (1,22x0,8x0,8) m dan di beri kipas angin tambahan untuk meningkatkan turbulensi aliran gas. Katalis TiO2/ AC pada konsentrasi 10 ppm mempunyai persen penyisihan sebesar 77% sedangkan katalis TiO2 penyisihannya sebesar 57%. Pada konsentrasi 5 ppm katalis TiO2/AC mempunyai % penyisihan sebesar 33% dan katalis TiO2 penyisihannya sebesar 23%.

Fan modification using TiO2 has been studied. The Modification consists of alumunium which had been coated with TiO2/TEOS/AC (TiO2/Tetra etyhl Orto Silica/Active carbon) and UV lamps. The coating technique was spray coating and then proceed with thermal treatment at 150_C for one hour. The result from experiment had been analyzed by GC with PEG column. The pollutans was injected to the test chamber with size about (1.22 x 0.8 x 0.8) m and had been equiped with fan for increasing the turbulence of gas flow. TiO2/AC catalyst at 10 ppm gave a percentage of removel 77% meanwhile with TiO2 catalyst only have about 57%. At 5 ppm had a percentage of removel 33% and TiO2 catalyst only have about 23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52215
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Lenta Efrida
"Volume limbah sebagai hasil sisa produksi semakin bertambah banyak sebanding dengan pesatnya pertumbuhan industri. Salah satu limbah industri adalah fenol. Fenol merupakan limbah organik yang dibuang ke lingkungan air. Salah satu cara mengolah limbah adalah melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif. Alternatif penerapan teknologi adsorpsi dengan karbon aktif dipilih karena permukaan karbon aktif luas, kemampuan adsorpsi besar, mudah diaplikasikan. Sementara itu teknik elektrokimia dengan cara elektrolisis mampu mengoksidasi limbah senyawa fenol menghasilkan dekomposisi sempurna menjadi CO2 dan H2O. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi fenol dengan menggunakan teknik adsorpsi karbon aktif, teknik oksidasi elektrokimia dengan elektroda timbal dan teknik kombinasi adsorpsi dan oksidasi pada kondisi optimum. Optimasi yang diperoleh berupa waktu kontak adsorben (karbon aktif) dengan adsorbat (fenol) selama 45 menit. Jumlah karbon aktif yang digunakan 1 gram dengan konsentrasi elektrolit NaCl 5 % serta potensial optimum 7 Volt. Dengan menggunakan kondisi optimum teknik adsorpsi menghasilkan % konversi penurunan konsentrasi fenol 52,91 %, teknik oksidasi 96,80 % dan teknik kombinasi (adsorpsi-oksidasi) adalah 98,59 %. Penurunan konsentrasi larutan fenol diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tresye Utari
"Alumina (A12O3) memiliki kemampuan yang rendah untuk mengadsorpsi senyawa organik non polar. Permukaan Y-alumina dapat dimodifikasi dengan surfaktan Sodium Dodesyl Sulfate (SDS) untuk membentuk admisel dan aplikasikannya sebagai penyerap benzena. y-Alumina disintesis dan campuran kaolin dan (NH4SC4)SO 1:4. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration), CMC (Critical Micelle Concentration), konsentrasi admisel optimum dan pH optimum ditentukan dari kurva isoterm adsorpsi SDS pada alumina. Karakterisasi y-alumina dilakukan dengan metoda analisis XRD, pembentukan admisel dengan metode BET dan FT-IR. Nilai CAC dan CMC terjadi pada konsentrasi SDS 3 mM dan 6 mM, dengan pH optimum 3. Uji Adsorpsi benzena mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich. Peningkatan koefisien partisi benzena menunjukkan, bahwa benzena teradsolubilisasi pada daerah core dalam admisel. Benzena teradsolubilisasi pada admisel sebesar 88,13 %."
2005
SAIN-10-3-2005-8
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Ramli
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renata Tamara
"Kanker kolorektal menyumbang 9,7% dari seluruh kasus kanker dan kejadiannya berhubungan dengan inflamasi kronik. Oleh karena terapi kanker saat ini masih memiliki banyak kekurangan, peptida dalam makanan semakin banyak diteliti karena murah, mudah didapat, toksisitas rendah, dan berpotensi mencegah kanker. Riset dilakukan untuk mengetahui apakah lunasin dari kacang kedelai dapat menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi TNF-I±  pada epitel kolon. Sebanyak 30 ekor mencit Swiss Webster dibagi ke dalam enam kelompok secara acak. Satu kelompok normal, sementara lima kelompok lainnya diinduksi karsinogenesis dengan azoxymethane dan dextran sodium sulfate, kemudian ada yang dibiarkan (kontrol negatif), diberi aspirin (kontrol positif), dan ekstrak kedelai kaya lunasin dalam tiga dosis berbeda (250, 300, dan 350 mg/kgBB) selama 4 minggu. Jaringan kolon distal diambil untuk diwarnai imunohistokimia dan diamati di bawah mikroskop cahaya pada pembesaran 400x untuk menghitung sel epitel berdasarkan intensitas warnanya. Indeks dihitung berdasarkan optical density score. Ekstrak kedelai kaya lunasin dapat menurunkan ekspresi TNF-I±. Perbedaan antara kontrol negatif dengan ekstrak bermakna pada dosis 300 mg/kgBB (p=0,016) dan 350 mg/kgBB (p=0,009), tetapi tidak bermakna dengan dosis 250 mg/kgBB (p=0,754). Penelitian ini menunjukkan penurunan ekspresi TNF-I± signifikan pada dosis ekstrak kedelai 300 mg/kgBB atau lebih.

Colorectal cancer contributes to 9.7% of all cancer and its pathogenesis is related to chronic inflammation. Because of there are some lacks in current cancer therapy, peptide in food becomes popular among researchers because it is cheap, easy to get, low toxicity, and a promising cancer preventing agent. This research aimed to investigate whether lunasin from soybean can reduce the expression of pro-inflammatory cytokine TNF-I± in colonic epithelial cell. 30 Swiss Webster mice randomly allocated to six groups. One group was normal and five groups were induced carcinogenesis using azoxymethane (AOM) and dextran sodium sulfate (DSS), then was given nothing (negative control), aspirin (positive control), and lunasin-rich soybean extract in three different doses (250, 300, and 350 mg/kgBW) for four weeks. Distal colon tissue was immunohistochemically stained and then observed under light microscope with 400X magnification to count epithelial cell based on its colour. Index was calculated using optical density score. Lunasin-rich soybean extract can decrease expression of TNF-I±. There are statistically significant between negative control and dose 300 mg/kgBW (p=0.016) and 350 mg/kgBW (p=0.009), yet not significant with dose 250 mg/kgBW (p=0.754). This research shows that reduction of TNF-I± expression is significant with dose 300 mg/kgBW or higher."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Tri Utami
"Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi homopolimer butil akrilat dengan proses polimerisasi emulsi yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi surfaktan sodium lauryl sulfate (SLS) dan inisiator ammonium peroxodisulfate (APS) serta variasi teknik polimerisasi yang terdiri dari teknik semikontinu, teknik batch, dan teknik seeding 10% dengan waktu feeding 5 jam. Homopolimer yang dihasilkan kemudian ditentukan solid content, indeks viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperature glass, dan spektrum IR. Homopolimer ini selanjutnya dapat digunakan sebagai shell dalam polimer core-shell yang menimbulkan efek warna. Peningkatan konsentrasi surfaktan dan konsentrasi inisiator menghasilkan solid content yang semakin meningkat dan ukuran partikel yang cenderung menurun. Kondisi optimum yang diperoleh pada penggunaan konsentrasi surfaktan 0,5 CMC, konsentrasi inisiator 1%, melalui teknik semikontinu dengan persen konversi sebesar 97,21%, ukuran partikel 104,4 nm dan bersifat monodispers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fuad Riyadi
"Telah disintesis polianilin PANi dengan bantuan surfaktan sodium dodecyl sulfate SDS untuk meningkatan nilai konduktivitasnya. Surfaktan yang digunakan merupakan surfaktan jenis anionik yang dapat memberikan ionnya sebagai dopan kepada polianilin sehingga memudahkan terjadinya delokalisasi elektron. Polianilin disintesis dengan metode polimerisasi oksidatif kimia menggunakan 75 gram ammonium persulfat APS yang dilarutkan pada 650 ml HCl 1,5M sebagai larutan inisiator dan 75 ml anilin yang dilarutkan pada 650 ml HCl 1,5M sebagai larutan monomer. Surfaktan SDS dilarutkan pada 200 ml HCl 1,5M dengan konsentrasi 0,25 , 0,67 , 1 dan 2. Polianilin yang telah disintesis menghasilkan bentuk basa emeraldin dan dibuat konduktif melalui proses protonasi menggunakan asam perklorat HClO4. Polianilin yang telah jadi dikarakterisasi dengan FTIR, PSA dan Four Point Probe. Struktur polianilin terkonfirmasi dari hasil karakterisasi FTIR pada bilangan gelombang 1488 dan 1566 cm-1 menandakan vibrasi dari ikataran rangkap C pada cincin benzenoid dan quinoid yang merupakan puncak karakteristik dari polianilin. Nilai ukuran partikel rata-rata dari polianilin yang disintesis dengan surfaktan berkisar pada 212 ndash; 401 nm. Nilai konduktivitas polianilin yang disintesis adalah 2,12 ; 2,94 ; 3,97 dan 0,1 untuk masing-masing konsentrasi SDS. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa penambahan surfaktan anionik yaitu sodium dodecyl sulfat memberikan peningkatan pada nilai konduktivitas polianilin sekitar dua kali dari polianilin tanpa surfaktan.

Polyaniline PANi had been synthesized assisted by sodium dodecyl sulfate SDS surfactant to increase the value of conductivity. The surfactant used in this research was an anionic type, which can give its ion as dopan for polyaniline to facilitate the delocalization of electrons. Polyaniline was synthesized by chemical oxidative polymerization using 75 gram ammonium persulfate APS was dissolved in 650 ml HCl 1.5M as iniator solution and 75 ml aniline was dissolved in 650 ml HCl 1.5M as monomer solution. The SDS surfactant was dissolved in 200 ml HCl 1.5M with a variation of concentration 0.25 , 0.67 , 1 and 2. The synthesized polyaniline produces emeraldin base and became conductive after protonation process with percholic acid HClO4 . Polyaniline was characterized by FTIR, PSA and four point probe. The polyaniline structure was confirmed by FTIR characterization at wavenumbers 1488 and 1566 which denoting the vibrations of C, double bond at benzenoid and quinoid ring which are the characteristic peaks of polyaniline. The mean particle size of polyaniline assisted by surfactant ranging from 212 to 401 nm. The values of conductivity of polyaniline are 2.12, 2.94, 3.97 and 0.1 for each SDS concentration. From this research, it is concluded that the addition of anionic surfactant, like sodium dodecyl sulfate, increasing the conductivity value of polyaniline about two times than polyaniline without surfactants. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Tombe
"Latar Belakang: IBD saat ini merupakan epidemi global. Prevalensi IBD di Indonesia adalah 1,16% hingga 26,5%. Mucin-1 melindungi permukaan epitel usus besar. Namun inflamasi menyebabkan terjadinya overekspresi Mucin-1 dan berkontribusi pada progresi kanker. Lunasin dari kedelai telah terbukti dapat mengurangi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah Lunasin dapat menurunkan kadar Mucin-1. Metode: Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster, jantan, usia 12 minggu, BB 25 g yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu Normal, Negatif (Terinduksi DSS 2%), Kelompok Perlakuan 1 dan 2 merupakan kelompok yang diinduksi DSS dan diberi terapi Lunasin 12,5 mg atau 25 mg/hari. Setelah 6 minggu perlakuan, mencit dimatikan dan jaringan usus besarnya diambil. Pewarnaan imunohistokimia akan memberikan coklat kekuningan untuk Mucin-1. Kemudian pewarnaan ini akan difoto menggunakan mikroskop cahaya dan program Indomikromme. Setelah itu, kadar Mucin-1 akan dianalisis menggunakan plugin profiler IHC ImageJ. ‘ Hasil: Uji ANOVA p<0,05. Tes post hoc kelompok normal dengan tiga kelompok lainnya nilai p<0.05. Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1 menunjukkan nilai p=0.168 dibanding pada kelompok perlakuan 2 dengan nilai p=0.045. Kelompok perlakuan 1 dan 2 memperlihatkan nilai p=0.872. Kesimpulan: Lunasin dosis menurunkan konsentrasi dan kuantitas Mucin-1 pada sel epitel kolon Crypts of Lieberkühn , namun tidak terlalu berpengaruh pada dosis yang diberikan.

Background: IBD is a global epidemic. Indonesia has a 1.16-26% IBD prevalence. IBD can cause colorectal cancer. Mucin-1 protects the large intestine epithelium. However, inflammation overexpresses Mucin-1, which promotes malignancy. Soybean rich-lunasin decreases colitis. This study measures Mucin-1 levels to see if Lunasin reduces colon Mucin-1. Methods: Swiss Webster mice, 12 weeks old, 25 g, were utilised as experimental animals and separated into four groups: Normal, Negative (2 % DSS-induced), Treatment Groups 1 and 2, induced by DSS and administered Lunasin, 12.5 mg or 25 mg/day respectively. The lege artist method uses mice with large intestinal tissue on glass slides. Mucin-1 positive, H&E-stained slides are yellowish-brown. Next, we will photograph the staining with a light microscope and Indomicromme. Next, the IHC ImageJ plugin profiler will check Mucin-1 levels. Result: This study used unpaired numerical comparison. Normality, ANOVA, and post hoc tests were used on the four groups. Shapiro-Wilk normality test p>0.05. P<0.05 in ANOVA. The post hoc test compared the standard group to the other three groups with a p<0.05. The negative group's p-value for treatment group 1 was 0.168, whereas group 2's was 0.045. p=0.872 for treatment groups 1 and 2. Conclusion: Lunasin dose lowered Mucin-1 expression in Crypts of Lieberkühn colonic epithelial cells but did not significantly affect the dose."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Virhan Novianry
"ABSTRAK
Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga tersering di Amerika Serikat dengan angka mortalitas menempati peringkat kedua tahun 2012. Mortalitas kanker ini dapat ditekan melalui deteksi dini saat perkembangan kanker pada tahap polip, salah satunya dengan diagnosis biologi molekuler keberadaan DNA pada tinja maupun serum. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsentrasi cell free DNA (cfDNA) sebagai penanda tumor pada karsinogenesis kolorektal dengan menggunakan sampel serum darah mencit balb/C yang sebelumnya dinduksi oleh azoxymethane (AOM) dan promosi oleh dextan sulfate sodium (DSS). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental quasi menggunakan hewan uji mencit Balb/C. Sampel terdiri atas 6 mencit Balb/C yang setiap sampelnya mendapatkan 4 perlakuan secara serial dalam rentang waktu tertentu. Perlakuan pertama adalah pengambilan sampel serum sebelum induksi-promosi, pengambilan kedua pada minggu ke-1 (1 minggu setelah induksi azoxymethane), pengambilan ketiga minggu ke-2 (1 minggu setelah induksi-promosi oleh azoxymethane-dextran sulfate sodium) dan pengambilan ketiga minggu ke-6 (5 minggu setelah induksi-promosi oleh azoxymethane-dextran sulfate sodium). Kuantifikasi cfDNA terhadap serum dilakukan dengan metode fluoresensi SYBR Green II menggunakan Rotor Gene 6000 dan pemeriksaan histopatologis untuk melihat karsinogenesis dilakukan pada minggu ke-0, ke-1, ke-2 dan ke-6. Konsentrasi cfDNA menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok sampel sebelum induksi dan promosi (1238,49±674,84 pg/μL ) dibandingkan kelompok sampel yang serumnya diambil minggu ke-6 dengan gambaran histopatologis pra-kanker (2244,04±726,57 pg/μL ). Terdapat kenaikan cfDNA pada minggu ke-1 hanya dengan induksi AOM maupun minggu ke-2 setelah dinduksi dan dipromosi (1358,57±803,81 pg/μL ) dan 1317,23±735,92 pg/μL ), namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik.

ABSTRACT
Colorectal cancer was third of the most cancer in United States and second for the most mortal at 2012. Mortality should be decreased by early screening of the polyp stadium by molecular biology diagnoze of faecess’s DNA and serum’s DNA.The focus of this study is cell free DNA's potency as tumor marker of colorectal carcinogenesys within blood serum sample that was taken from balb/C mice induced by azoxymethane (AOM) and promoted by dextran sulfate sodium (DSS). This study is quasi experimental research. Samples were taken from 6 Balb/C mices, which are serial treated by the time. First, pre induction-promotion blood serum (week 0), second were one week post azoxymethane induction week 1st), third were one week post azoxymethane and dextran sulfate sodium induction-promotion (week 2nd), and fourth were fifth week post azoxymethane and dextran sulfate sodium induction-promotion (week 6th). Cell free DNA Quantification was performed by fluoresence of SYBR Green II method and confirmed by histopathology examination at null, 1st, 2nd and 6th week. Cell free DNA concentration show there was significant differencies of cfDNA before induction and promotion (1238,49±674,84 pg/μL ) compared to cfDNA 6th week after induction and promotion (2244,04±726,57 pg/μL ) statistically, but no significant differencies to the group of 1st week after AOM induction only and the group of 2nd week after induction and promotion, even both of those groups show increament of cfDNA concentration (1358,57±803,81 pg/μL and 1317,23±735,92 pg/μL )."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>