Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penyakit Chikungunya merupakan sejenis demam yang disebabkan oleh
virus Chikungunya (CHIKV) dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok tahun 2006 jumlah
penderita KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere yang tercatat sebanyak 204 orang.
Dinkes Kota Depok menetapkan kasus tersebut tergolong ke dalam kategori KLB
karena penyakit menular ini baru pertama kali terjadi di daerah tersebut dengan
jumlah penderita yang cukup tinggi dan dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Berbeda dengan penetapan seluruh RW di Kelurahan Cinere sebagai wilayah KLB
Chikungunya oleh Dinkes Kota Depok, dalam penelitian ini wilayah KLB
Chikungunya hanya meliputi 3 RW dimana penderita KLB Chikungunya berada
ditambah dengan buffer dari batas luarnya sejauh 200 meter sehingga penelitian
akan dilakukan dengan lebih detail. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran karakteristik wilayah KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan
Limo, Kota Depok. Variabel yang digunakan yaitu wilayah penderita KLB
Chikungunya, kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, dan penggunaan tanah.
Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi dan data
primer yang diperoleh dari survey lapang. Analisis data yang digunakan yaitu
analisis spasial berdasarkan matriks yang menggambarkan empat variabel
penelitian dengan satuan analisis berupa grid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak semua wilayah KLB Chikungunya di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota
Depok yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok terdapat penderitanya,
yang ada penderitanya hanya 11 % dari seluruh wilayah yang ditetapkan. Wilayah
KLB Chikungunya banyak penderita memiliki kepadatan penduduk tinggi (>10.000
jiwa/km2), kerapatan bangunan tinggi (>1860 bangunan/km2), dan penggunaan
tanah berupa permukiman tidak teratur, sedangkan wilayah KLB Chikungunya tidak
ada penderita memiliki kepadatan penduduk sedang (5.000 ? 10.000 jiwa/km2),
kerapatan bangunan rendah (<930 bangunan/km2), dan penggunaan tanah berupa
permukiman teratur.
Kata Kunci : KLB Chikungunya, karakteristik wilayah
x+ 48 Hal.; 7 Peta ; 15 Tabel ; 9 Gambar ; 2 Lampiran ; 9 Foto
Bibliografi: 21 (1986 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S34027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matelda Rumatora
"Chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kejadian luar biasa chikungunya baru per-tama terjadi di Dusun Mentubang Desa Harapan Mulia Kabupaten Kayong Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan den-gan kasus chikungunya pada kejadian luar biasa di Dusun Mentubang.
Metode yang digunakan yaitu rancangan kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 65. Faktor yang diteliti yaitu umur, jenis kelamin, pen-didikan, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan melaksanakan PSN, kebiasaan meng-gunakan obat anti nyamuk, kebiasaan memakai kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, keberadaan barang bekas penampung air hujan, keberadaan jentik nya-muk dalam kontainer dan penggunaan kasa pada ventilasi rumah.
Sampelnya ada-lah penduduk yang menderita gejala utama demam, ada bercak kemerahan di permukaan kulit dan nyeri sendi. Sedangkan kontrolnya adalah penduduk yang tidak mengalami gejala chikungunya. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan.
Hasil penelitian diperoleh dua faktor berhubungan dengan kejadian chikungunya yaitu kebiasaan menggunakan kelambu dengan OR=4,171 (95%CI=1,5-11,2) dan kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dengan OR=2,977 (95%CI=1,2-6,8). Faktor dominan pada kejadian chikungunya adalah kebiasaan menggunakan kelambu.
Disarankan kepada penduduk dusun Mentu-bang membiasakan menggunakan kelambu saat tidur siang atau tidur malam agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

Chikungunya is caused by the chikungunya virus is transmitted by the mosquito Aedes Aegypti and Aedes albopictus. Chikungunya outbreak first occurred in Hamlet Mentubang Harapan Mulia village North Kayong District. The study was conducted to determine the factors associated with chikungunya cases in outbreaks in hamlet Mentubang.
The method used the case control design with a number of cases and controls each of 65. Factors studied were age, sex, educa-tion, occupation, knowledge, habits implement PSN, the habit of using anti-mosquito,mosquito net use habits, the habit of hangingclothes, the presence of rainwater used goods, the presence of mosquito larvae in containers and the use of gauze on ventilation home.
Sample is the main symptom of people suffering from fever, there are patches of redness on the surface of the skinand joint pain. While the controls are residents whodo not experience symptoms of chikungunya. Data collection through interviews and observations.
The results obtained by two factors related to occurrence of chikungunya is the habit of using bed nets (OR = 4.171 95% CI = 1.5to11.2) and the habit of hanging clothes in the room (OR =2.977 95% CI = 1.2 to 6.8). Dominant factor in the incidence of chikungunya is the habit of using mosquito nets.
It is to familiarize Mentubang villagers use mosquito nets when sleeping day or night to avoid mosquito bites of Aedes aegypti and Aedes Albopictus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T29013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmi Yumantini Oktikasari
"Pada Oktober 2006, di Kota Depok terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) chikungunya yang menyerang 200 warga di Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosiodemografi dan lingkungan serta faktor dominan yang mempengaruhi KLB chikungunya di Kelurahan Cinere Kecamatan Limo Kota Depok. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol dengan jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 118 kasus. Faktor yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, kepadatan hunian, umur, pekerjaan, jenis kelamin, mobilitas, perilaku penggunaan obat anti nyamuk, keberadaan jentik nyamuk, ketersediaan Tempat Penampungan Air, dan ketersediaan kasa nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan empat variabel berhubungan dengan KLB chikungunya, yaitu pendidikan (OR=1,9: 1,12-3,23), umur (OR= 2,1: 1,22-3,46), dan kepadatan hunian (OR=2,2: 1,25-3,80). Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah kepadatan hunian dan diikuti oleh pendidikan. Probabilitas KLB chikungunya sebesar 2,1 kali pada subyek yang huniannya tidak padat dan berpendidikan rendah.
On october 2005, in Depok occured chikungunya outbreaks that attack 200 citizen at Cinere, Limo Sub District, Depok City. This study purpose is to know the impact of sosidemographic and enviromental factor on chikungunya outbreaks at Cinere, Limo Sub District, Depok City. Research design is case control study. The number of case group and control group is 118 patient. Factor studied are education, knowlwdge, house density, age, occupation, sex, mobility, anti-mosquito chemical, existance of mosquito-larva, container, and wire netting. The result of the study suggest that there are three variabels that involved in chikungunya outbreaks, namely education (OR=1,9: 1,12-3,23), age (OR= 2,1: 1,22-3,46), and house density (OR=2,2: 1,25-3,80). Multivariat analysis showed that the most dominant factors are house density, and followed by education. Probability of chikungunya outbreaks is 2,1 for low house density and low educatio"
Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hernowo
"Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta yang merupakan daerah rawan banjir angka kesakitan dan kematiannya mengalami peningkatan yaitu dari Januari sampai dengan akhir Mei terjadi sebanyak 144 kasus leptospirosis dengan jumlah kematian sebanyak 21 orang. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri Leptospira masuk dalam tubuh melalui selaput lendir, luka lecet, maupun melalui pori-pori kulit , kemudian akan menjalar melalui peredaran darah ke berbagai bagian tubuh. Peningkatan kejadian leptospirosis ini timbul bersamaan dengan terjadinya banjir di DKI Jakarta. Kejadian leptospirosis dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan seperti kebersihan perorangan dan faktor perubahan lingkungan karena banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan faktor kebersihan perorangan dengan kejadian sakit Leptospirosis pada kejadian luar biasa leptospirosis di DKI Jakarta. Disamping itu jugs menilai hubungan variabel covarial terhadap kejadian Leptospirosis. Rancangan penelitian ini adalah rancangan kasus kontrol dengan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik multivariate.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan perorangan (Nilai p = 0,01, OR=4,62) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Variabel covariat seperti jenis kelamin, pekerjaan/profesi, penangkapan tikus, perubahan lingkungan akibat banjir dan pemeliharaan ternak secara statistik tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Sedangkan varibel covariat lainnya seperti kelompok umur, dan pemakaian sepatu bot dan sarung tangan perubahan lingkungan secara statistik mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian leptospirosis. Setelah dilakukan uji interaksi dan confounding pada analisis multivariat ternyata tidak ada satu pun variabel covariat yang mengganggu terhadap hubungan variabel kebersihan perorangan dengan kejadian leptospirosis.
Dari hasil penelitian ini disarankan perlu dilakukan program penyuluhan kepada masyarakat tentang peranan kebersihan perorangan terhadap kejadian leptospirosis begitu juga kepada pekerja/profesi yang berisiko agar melindungi dirinya dengan memakai sepatu bot dan sarung tangan pada saat kontak dengan genangan air atau lumpur diwaktu bekerja.

The Relationship of Personal Hygiene and Leptospirosis outbreak in Jakarta, 2002Jakarta is one of place have flood potential, the morbidity and mortality rates were increased, from January until the end of May there were 444 cases of Leptospirosis, with the number of death were 21 people. This disease is caused by infection of Leptospira bacteria that attacked animal and human being. The Leptospira bacteria entering body through mucous membrane, scratch injure or skin pores, and then spread through blood circulation to other parts of the body. Increase of Leptospirosis case was occurred together with the flood in Jakarta The Leptospirosis is influenced by some health factors, such as personal health and the changes of environment due to flood
The objective of this study is to assess the relationship of personal hygiene factor and the Leptospirosis regarding of Leptospirosis outbreak in Jakarta. Besides, it is also to 'assess the relationship covariant variable to the occurring disease of Leptospirosis. The study design used control cases; the data is processed by regression logistic multivariate.
The result of study showed that personal hygiene (p value = 0.01, OR = 4,62) has significant relationship to the occurring of Leptospirosis. The covariant variable such as sex, profession, mouse catching, environmental changing and animal care statistically is not having significant relationship to Leptospirosis disease. While other covariant variable, such as age group, the using of boot shoes and glove, and environmental changing statistically has significant relationship to Leptospirosis.
After conducting interaction test and confounding on multivariate analysis, the fact is not any covariant variable that disturbing to the relationship of personal health variable and Leptospirosis. Based on this study, it is recommended to do a program on education to the community on the role of personal health to Leptospirosis disease. It is also recommended to the worker or professions who have a risk to Leptospirosis to prevent themselves by using boot shoes and glove during contact with stagnant water or mud while they are working.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Daningrum
"Penyakit chikungunya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes albopictus. Salah satu faktor penyebaran penyakit chikungunya adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan sosiodemografi dengan Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Desa Anyar. Rancangan penelitian ini adalah Kasus Kontrol dengan studi analitik.
Hasil penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan penyakit chikungunya adalah keberadaan tempat penampungan air, kebersihan lingkungan rumah, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan mobilitas. Dari penelitian ini disarankan masyarakat melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di semua tempat penampungan air baik di dalam maupun di luar rumah.

The Chikungunya disease is a contagious disease caused by a virus and transmitted to a human by mosquito bites of the Aedes albopictus. One of factors in spreading the disease is the environment. This study has an objective on exploring the relationship between environment and socio-demographic factors with the outbreak of Chikungunya at Anyar village. The design of the study is using a Case-Control with analytical study.
The result of the study revealed that factors have relation with the disease of Chikungunya are: the existences of water reservoir, house environment cleanliness, sex, level of education, knowledge, occupation and mobility. It is suggested that the community should always carried out a continuous activities regarding to the Mosquito Breeding-place Eradications (PSN) in all water reservoir both inside and outside of the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pratiwi
"ABSTRAK
Demam chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV) yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk. CHIKV ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. CHIKV juga merupakan penyakit arbovirus yang penting karena morbiditas yang tinggi. Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi CHIKV pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Kalimantan Timur dan DKI Jakarta. Dengan besarnya frekuensi KLB dan tingginya prevalensi infeksi CHIKV di Indonesia maka diperlukan studi genotipe CHIKV. Faktor virus seperti variasi genotipe diyakini berperan dalam menentukan derajat keparahan penyakit. Pada penelitian ini menggunakan sampel yang tersimpan di Badan Litbangkes Jakarta sebagai Pusat Rujukan pemeriksaan infeksi CHIKV. Variasi genetik CHIKV dari 19 sampel dari 8 Propinsi di Indonesia tahun 2012?2014 dikerjakan dengan melakukan amplifikasi dan sekuensing gen E1 dan Capsid. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa semua sampel pada penelitian adalah genotipe Asian. Homologi nukleotida dan asam amino gen E1 ditemukan berkisar 97,8%-100% dan 95,6%-100% untuk asam aminonya. Analisis epitop sel B dan sel T pada gen capsid memperlihatkan tidak adanya perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe CHIKV di dunia. Epitop sel B di gen E1 ada beberapa perbedaan antara CH12_069 dengan genotipe Asian yaitu K196R dan L203I, sedangkan epitop sel T pada gen E1 tidak ditemukan perubahan asam amino.

ABSTRACT
Chikungunya fever is a disease caused by the chikungunya virus (CHIKV) that can infect humans through mosquito bites. CHIKV is transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitos. CHIKV is also an important arbovirus disease because of the high morbidity. The outbreaks of CHIKV infection was first reported in 1973 in East Kalimantan and Jakarta. With the magnitude of the frequency of outbreaks and the high prevalence of CHIKV infection in Indonesia, CHIKV genotype study is needed. Viral factor such as genotype variation is suggested play a role in determining the degree of severity of the disease. In this study, we used the stored samples in National Institute of Health Research and Development Jakarta as a Reference Laboratory Center of CHIKV infection. Genetic variation CHIKV of 19 samples from 8 provinces in Indonesia in 2012? 2014 done by performing amplification and sequencing of genes E1 and capsids. Phylogenetic analysis showed that all samples in this study were Asian genotype. E1 gene nucleotide homology was found ranging from 97.8%-100% and 95.6%- 100% for the amino acid. Analysis of B cell epitops and T cells epitop in the capsid gene showed no differences between CH12_069 with CHIKV genotype in the world. B cells epitops in E1 gene were showed no specific distinction between CH12_069 among CHIKV strains all over the world. B cell epitops in E1 gene there were some differences between CH12_069 with the Asian genotype such as K196R and L203I, whereas T cell epitops in E1 gene not found amino acid changes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danang Susanto
"ABSTRAK
Demam Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor lingkungan dan perilaku yang mempengaruhi terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) demam Chikungunya di RW 03 Kelurahan
Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok pada bulan Maret-Mei
2011. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol dengan jumlah kasus dan
kontrol masing-masing sebanyak 40 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian dengan uji chi square
(CI=95%) mendapatkan hasil tidak terdapat variabel penelitian yang memiliki
hubungan bermakna. Disarankan kepada pemerintah Kota Depok untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dilingkungan sekitar
rumah melalui program yang intensif.

ABSTRACT
Chikungunya fever is caused by a viral infection occurs through the bite of the
mosquito Aedes Aegypti and Aedes Albopictus. This study aims to determine the
environmental and behavioral factors that influence the occurrence of
Chikungunya outbreak at RW 03 Bojongsari Baru, Bojongsari Sub-district, Depok
in March-May 2011. Research design is case control study. The number of case
group and control group is 40 patient. The sampling technique using Simple
Random Sampling. The results by chi square test (CI=95%) showing there is no
variables involved. Recommended to the government of Depok City to improve
hygiene behavior and healthy in the neighborhood through intensive programs."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Aulia Fitrah
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan angka kematian pada balita yang cukup tinggi. Menurut Depkes RI 2001, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita di Indonesia.
Dalam tugas akhir ini diselidiki faktor-faktor yang beresiko terhadap terjadinya ISPA pada balita di propinsi yang merupakan daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) ISPA pada balita di pulau Jawa. Penelitian menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 yang dilakukan pada Juni hingga Desember 2007.
Populasi penelitian tugas akhir ini adalah seluruh balita di pulau Jawa. Sampel diambil dengan cara sampling dua tahap, yaitu dengan menggunakan metode sampling probability proportional to size dan sistematic sampling. Untuk mencari propinsi di pulau Jawa yang merupakan daerah KLB kasus ISPA pada balita digunakan metode spatial scan statistics.
Diperoleh bahwa daerah KLB utama adalah propinsi Jawa Timur. Kemudian analisis regresi logistik biner dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya ISPA pada balita di Jawa Timur. Diperoleh bahwa balita dengan jenis kelamin perempuan, balita yang mendapat imunisasi DPT maupun campak, balita yang tinggal di kota, balita yang memiliki status ekonomi menengah dan menengah ke bawah, dan umur balita yang masih muda lebih cenderung untuk menderita ISPA. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>