Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Gerak mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain timbul akibat
adanya perbedaan antar dua atau lebih propinsi yang terjadi secara alami
maupun karena aktivitas manusia seperti lingkungan alam, sosial, kemajuan
ekonomi, tingkat kesejahteraan, keamanan dan sebagainya. Sejak masa
Kemerdekaan hingga tahun 2005, DKI Jakarta merupakan merupakan daerah
penerima migran masuk terbesar di Indonesia. Daya tarik DKI Jakarta sebagai
tujuan migrasi tidak terlepas dari faktor sosial ekonomi Berkaitan dengan hal
tersebut, maka permasalahan yang dikemukakan adalah kecenderungan migrasi
masuk ke Provinsi DKI Jakarta dilihat dari faktor pendorong daerah asal. Metode
yang digunakan adalah analisis spasial dengan membuat peta tiap variabel
kemudian mengkorelasi informasi pada peta arus migrasi. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa presentase individu cenderung tinggi menuju Provinsi DKI
Jakarta terlihat pada daerah asal yang memiliki memiliki jarak yang semakin dekat,
kepadatan penduduk tinggi, kepadatan penduduk petani tinggi, kesempatan kerja
rendah, tingkat pengangguran rendah, tingkat industrialisasi rendah dan PDRB Per
Kapita rendah. Selain itu juga memperlihatkan lebih tingginya penduduk
perempuan yang melakukan migrasi.
Kata Kunci : migrasi, jarak, faktor pendorong.
Ix+66 halaman;3 gambar;6 grafik;8 peta;13 tabel;11 lampiran
Bibliografi :29 ( 1981-2006)"
Universitas Indonesia, 2007
S34026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Febrina
"Sementara alasan migrasi keluar dari Provinsi Sumatera Barat relatif dipahami dengan baik, sedikit diketahui siapa dan mengapa orang bermigrasi ke Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini berkontribusi untuk mengisi celah tersebut dengan meganalisis migrasi masuk ke Sumatera Barat dengan menggunakan data SUPAS 2015. Membedakan mereka yang berstatus migran pendatang di Sumatera Barat dengan migran kembali berdasarkan karakteristik individu dan karakteristik wilayah, penelitian ini menemukan bahwa migran pendatang cenderung berusia muda, menikah, dan tidak bekerja. Dalam hal karakteristik wilayah, pola migrasi masuk ke Sumatera Barat tidak berbeda dengan pola migrasi umumnya di Indonesia. Migran pendatang terutama berasal dari provinsi yang berdekatan dengan Sumatera Barat serta nilai PDRB dan UMR relatif lebih rendah dari Sumatera Barat. Mengenai alasan pindah, migran pendatang cenderung bergerak untuk alasan pekerjaan, mencari pekerjaan, pendidikan serta mengikuti keluarga.

Even though out migration from West Sumatra is relatively well understood, there are only a few of studies regarding to who and why people migrate to West Sumatra Province. This study will contribute to a gap in the West Sumatra migration literature using SUPAS 2015 data. Distinguishing those with nonreturn migrant immigrants in West Sumatra with return migrants based on individual characteristics, the study found that immigrants tend to be younger, unmarried, and unemployed. In terms of regional characteristics, the pattern of migration into West Sumatra is no different from the general pattern of migration in Indonesia. Immigrants mainly come from the province with greater distances to West Sumatra and the value of GRDP and Minimum Wage are relatively lower than West Sumatra. Regarding the reasons for migration, immigrant migrants tend to move for work, looking for work, education and following family."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarno
"Tugas karya Akhir ini merupakan hasil penelitian tentang Kebijakan pemda DKI Jakarta daalam mengatasi Migrasi, penelitian ini penting mengingat kota Jakarta sebagai pusat Pemerintahan, Perekonomian dan perdagangan. Kondisi di atas akan menyebabkan semakin banyaknya arus Migrasi yang masuk ke Jakarta. Tingginya arus migrasi yang masuk ke wilayah DKI tersebut tampa diimbangi dengan penyediaan lapangan keija dan pemukiman yang baik akan menyebabkan bermunculannya masalah-masalah sosial di kota Jakarta. Penelitian ini mengunakan Metode Kualitatif yang menghasilkan data Deskriptif yang diperoleh melalui Studi Pustaka dan dan wawancara mendalam dengan para informan. Sementara itu pemilihan informan dilakukan secara Snowball Sampling, informan pertama memberikan pentunjuk tentang informan berikutnya yang dapat memberikan informasi yang tepat dan memdalam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijaksanaan Pemda DKI Jakarta dalam mengatasi Migrasi Masuk dapat berwujud antara lain, Kebijakan Administratif Kota yaitu bahwasannya seorang pendatang dari luar DKI harus memiliki Jaminan Tempat Tinggal, Jaminan Kerja, Datang Hams Lapor serta hams memiliki Indentitas yang lengkap. Yang ke dua kebijakan yang bersifat Preventif yaitu dengan jalan melakukan Penyuluhan, Penerangan serta Forum Pembahasan Masalah Urbanisasi, sedangkan yang ketiga kebijakan yang bersifat Represif yaitu dengan jalan melakukan Penertiban, Pembinaan dan Penyaluran. Ketiga kebijato di atas diharapkan dapat mengurangi migrasi masuk di wilayah Johar Bam pada khususnya dan wilayah DKI Jakarta pada umumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S10592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurrokhmah Rizqihandari
"Ikan air tawar konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat ikan mas dan ikan nila yang mudah rusak, memiliki rantai penanganan khusus untuk menjaga mutu ikan saat diterima oleh konsumen. Rantai pemasaran ini mencakup cara perlakuan khusus setiap pelaku pemasaran, sistem transportasi khusus, serta lokasi transaksi yang efektif.
Penelitian ini membahas pergerakan komoditas ikan air tawar dengan pendekatan rantai pemasaran dan memperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap simpul, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap simpul.
Pergerakan produk perikanan air tawar dari tiga wilayah produksi ke DKI Jakarta membentuk empat jenis rantai pemasaran. Rantai terpanjang terbentuk dari petani di lokasi produksi - pedagang pengumpul di pasar ikan/terminal ikan - pedagang grosir di pasar grosir - pedagang eceran di pasar eceran - konsumen, yang terbentuk di ketiga jalur pemasaran dari tiga lokasi produksi ke DKI Jakarta. Sedangkan rantai terpendek hanya terbentuk dari petani di Kecamatan Cisaat - pedagang eceran di pasar eceran DKI Jakarta.
Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi komponen dan biaya produksi, perbedaan lokasi simpul pemasaran mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran, serta perbedaan jalur transportasi mempengaruhi biaya transportasi. Semakin panjang rantai pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap simpul akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual pada pasar eceran di DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S6506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S6510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Favten Ari Pujiastuti
"Tesis ini meneliti tentang kemiskinan kota di Jakarta dari sisi gender dan migrasi. Perspektif gender yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga perempuan di kota dan rumah tangga laki-­laki, sementara perspektif migrasi yang dimaksud adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga migran dan rumah tangga non migran. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Data Migrasi hasil pendataan program perlindungan social (PPLS) 2011. Analisis dilakukan melalui dua metode, yakni secara deskriptif dan dengan menggunakan metode regresi logistic. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bantuan sosial yang diberikan pemerintah, seperti beras miskin (raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), dan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), tingkat pendidikan kepala rumah tangga (SD, SMP, SMA-­keatas), kepala rumah tangga pada kelompok umur di atas 64 tahun (age_tua), jenis kelamin kepala rumah tangga (jk), status pekerjaan kepala rumah tangga informal/formal (inf), kepemilikan KTP DKI Jakarta (KTP), lama tinggal kepala rumah tangga (migran), jumlah anggota rumah tangga (jml_art), rasio jumlah anggota rumah tangga yang bekerja terhadap jumlah anggota rumah tangga (ras_bekerja), angka ketergantungan/dependency ratio dalam rumah tangga (dep_rasio), luas lantai per kapita (j_lt), jenis lantai rumah (d_lt), status kepemilikan rumah (d_rmh), akses terhadap air bersih (d_air), dan akses terhadap tempat pembuangan akhir tinja (d_jamban). Hasilnya, varibel yang menjadi determinan kemiskinan perempuan di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2, Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, Status Kepemilikan Rumah, Akses terhadap Air bersih, dan Penerima manfaat program perlindungan sosial. Kemudian variabel yang menjadi determinan kemiskinan migran di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2 , Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, dan Akses terhadap Air bersih.

This thesis examines the urban poverty in Jakarta in terms of gender and migration. Gender perspective in this research mean to compare the poverty characteristics of women and men households , while migration perspective mean to compare the poverty characteristics of migrant and non-­ migrant households . The data used in this study comes from the Integrated Data Base (BDT) which is managed by the National Team for Accelerating Poverty Reduction (TNP2K) and Migration Data from data collection on social protection program (PPLS) 2011. The analysis was performed in two methods, descriptively and logistic regression. The variables used in this study are the social assistance provided by the government , such as rice for the poor (Raskin), Family Hope Program (PKH), and health insurance (jamkesmas) , the level of education of household head (SD, SMP, SMA-­keatas) , household heads in the age group above 64 years (age_tua), gender of household head (jk), employment status of the head of household (inf), ownership of Jakarta ID card (KTP), length of stay of the head of the household (migrant), number of household members (jml_art), the ratio of the number of household members who work on the number of household members (ras_bekerja) , the dependency ratio in the household (dep_rasio), floor area per capita (J_lt), the type of the floor of the house (d_lt), home ownership status (d_rmh), access to clean water (d_air) , and access to the place of final disposal of feces (d_jamban). The result of the research, which becomes the determinant variables of poverty among women in Jakarta are the number of household members , dependecy ratio , employment status ( Informal ) , floor area < 8m2 , the floor type , bad sanitation , Age of the head of household was over 64 years, education of the head of household, proportion of member of household that work, Home Ownership status, access to clean water, and beneficiaries of social protection programs. Meanwhile, the determinant variables of urban poverty among migrants in Jakarta is the number of household members, dependecy ratio, employment status (Informal) , floor area < 8m2 , the floor type, bad sanitation, Age of the head of household was over 64 years, education of household head, proportion of member of household that work, and access to clean water."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP019
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Frisca Chesyta Zihni
"Skripsi ini menganalisis faktor penarik dan pendorong (push-pull factors) arus balik migrasi (return migration) menuju Jepang yang dilakukan oleh Nikkei Brazil berdasarkan teori migrasi tentang push and pull yang dikemukakan oleh Everett S. Lee (1966). Penelitian ini adalah penelitian historis. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga buah faktor penarik dan pendorong yang secara umum mendukung terbentuknya arus migrasi kembali dari Brazil ke Jepang. Pertama, krisis ekonomi di Brazil yang bertepatan dengan krisis tenaga kerja di Jepang. Kedua, adanya kesenjangan pendapatan antara di Brazil dan Jepang. Ketiga, adanya faktor-faktor pendukung lainnya, seperti adanya kesadaran akan etnis transnasional, dan adanya revisi Peraturan Imigrasi Jepang tahun 1990 yang memberikan legitimasi para Nikkeijin untuk datang dan bekerja di Jepang. Analisis tentang arus balik migrasi Nikkei Brazil ke Jepang di awal tahun 1990-an, memperlihatkan bahwa migrasi tersebut terjadi tidak hanya didorong oleh faktor ekonomi semata. Penelusuran historis terhadap migrasi yang dilakukan para Nikkei Brazil mengungkapkan sebuah rangkaian kekuatan sosio-historis, politik, dan ekonomi yang kompleks di antara kedua negara, Brazil dan Jepang.

This thesis analyses the push and pull factors of return migration to Japan by Brazilian Nikkeijin based on the theory of push and pull factors proposed by Everett S. Lee (1966). This research uses historical methods. From this research, it can be concluded that there are three push and pull factors that generally encourage the flow of return migration from Brazil to Japan. First is the economic crisis in Brazil which coincided with labor shortage in Japan. Second is the income gap between Brazil and Japan. Third is the presence of other supporting factors, such as the awareness of transnational ethnic groups and the 1990 revision of Japanese Immigration Law which allow Nikkeijin to come and work in Japan. An analysis of return migration flow of Brazilian Nikkeijin to Japan in early 1990s, suggests that the migration is not solely driven by economic motives. Historical research on emigrations, immigrations, and return migrations of Brazilian Nikkeijin reveal a series of complex socio-historical, politic, and economic forces between the two countries, Brazil and Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>