Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Arus pejalan kaki (pedestrian) pada area pusat pelayanan atau pusat
bisnis di suatu kota, secara umum memiliki perbedaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya serta dari waktu ke waktu. Beberapa nodal prediktor seperti
gedung-gedung perkantoran, stasiun angkutan, pusat perbelanjaan, tempat
makan, tempat hiburan dan lain sebagainya kemudian dijadikan titik sampel
untuk mengetahui di mana dan seberapa besar pengaruh jenis nodal tersebut
sebagai pembangkit atau generator arus pejalan kaki. Melalui pengukuran
langsung pada 18 lokasi diperoleh pola arus pejalan kaki, yang selanjutnya
dikaitkan dengan jenis penggunaan tanah, fisik trotoar dan luas lantai
bangunan melalui analisis deskriptif sehingga diperoleh hasil bahwa secara
temporal arus pejalan kaki pada sore hari lebih tinggi dibandingkan pagi dan
siang hari; dan secara spasial arus pejalan kaki yang sangat tinggi umumnya
terjadi pada penggunaan tanah komersial atau pusat perbelanjaan.
Sedangkan luas lantai bangunan sebagai indikator banyaknya pejalan kaki
potensial ternyata tidak berkorelasi dengan tingkat arus pejalan kaki di
Koridor Sudirman Thamrin."
Universitas Indonesia, 2006
S34014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study is aimed to (1) understand whwther the resistence of the small vendors ex Taman Surya Surabaya was organized or not....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Kurniawan
"Hampir setiap orang adalah pejalan kaki. Pejalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan, khususnya pada lokasi-lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan jarak pendek seperti pada terminal transportasi. Beberapa penelitian mengenai pejalan kaki di negara-negara Asia, menyimpulkan bahwa standar perencanaan fasilitas pejalan kaki untuk negara-negara Asia sebaiknya didasarkan pada karakteristik lokal pejalan kaki; sehingga standar perancangan lokal dibutuhkan pada fasilitas-fasilitas pejalan kaki di negara-negara Asia. Namun hingga saat ini, sebagian besar studi mengenai pejalan kaki masih diarahkan pada tingkatan makroskopik. Pada tingkatan studi ini tidak mempertimbangkan interaksi atau konflik diantara pejalan kaki dan lingkungan serta tidak cocok untuk memprediksi kinerja arus pejalan kaki di dalam area atau jalur pejalan kaki khususnya untuk di dalam bangunan.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap interaksi yang terjadi diantara pejalan kaki. Dari interaksi pejalan kaki tersebut akan menimbulkan adanya tundaan dan ketidaknyaman yang akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja arus dari koridor tersebut. Untuk mendapatkan penilaian tersebut maka studi yang bersifat mikroskopik perlu dilakukan pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan fasilitas-fasilitas transportasi di Jakarta. Populasi yang digambarkan pada penelitian ini diharapkan dapat mewakili perjalanan tipikal pelaku pejalan kaki dari sebuah kota berkepadatan tinggi seperti Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gazali Ulfa
"Pembangunan simpang tak sebidang seperti flyover diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah kemacetan di kota-kota besar. Tapi pada pelaksanaannya pembangunan flyover tidak membantu memecahkan masalah kemacetan, dibeberapa tempat malah menimbulkan masalah baru. Pengguna sarana transportasi umum yang akan berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya di kaki simpang flyover kurang terfasilitasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis simulasi pejalan kaki di kaki simpang flyover yang akan berpindah moda transportasi sehingga perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana pejalan kaki dapat mempertimbangkan simulasi pejalan kaki tersebut. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode pencacahan dan metode simulasi NOMAD. Hasil analisis terbaik dari sekenario simulasi NOMAD adalah pemindahan rute angkutan umum sehingga perjalanan pejalan kaki menjadi lebih pendek.

Construction of grade separated junctions such as flyovers are expected to solve congestion problem in major cities. However, despite solving congestion problem, flyovers may also cause new problem in terms of a number pedestrian who need to shift to a connection transportation mode at intersection approach or at the outer edge of intersection leg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyahcinantya Mahadewi
"Skripsi ini membahas tingkat keramaian jalur pejalan kaki di Sudirman CentralBusiness District, Jakarta berdasarkan volume pejalan kaki dan kaitannya dengan fungsi gedung. Penelitian ini adalah penelitian idiografik dengan deskripsi tingkat keramaian jalur pejalan kaki. Sebagai kawasan superblok, jalur pejalan kaki menjadi penting karena sebagai penghubung antar blok maupun sebagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat keramaian pada jalur-jalur pejalan kaki di SCBD berfluktuasi terhadap waktu kegiatan perkantoran dan tidak dipengaruhi oleh fungsi gedung "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasir Djalili
"Pengertian hubungan Kecepatan - Arus - Kepadatan adalah sangat penting untuk perencanaan, perancangan dan operasi dari fasilitas pejalan kaki, disana banyak kesamaan antara phenomena arus dari kendaraan dan pejalan kaki. Tujuh model diterapkan untuk mencari model terbaik dalam hubungan Kecepatan - Arus - Kepadatan aliran pejalan kaki dengan mengunakan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar, 7 model tersebut terdiri dari 3 model aliran tunggal (single-regime model) yaitu : Greenshields, Underwood dan Greenberg dan 2 model aliran berganda (multi-regime model) yaitu : Greenberg dan Edie, berdasarkan kondisi yang dihadapi dilakukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi (U . I Depok model) diterapkan baik untuk single regime model maupun multi regime model.
Lokasi pengamatan berada didepan stasiun kereta api di Kampus UI Depok, dengan mengunakan kamera video yang ditempatkan pada ketinggian ± 5,50 meter dari muka tanah. Dan 7 model tersebut didapat 5 model yang terbaik dan realitis. Kondisi single regime model diwakili oleh model : Greenshields dan Underwood, sedangkan multi regime model diwakili oleh ketiga model yaitu : Greenberg, Edie dan modifikasi UI Depok model. Kesesuaian model tersebut diuji berdasarkan kondisi hubungan antara Kecepatan - Kepadatan dan berdasarkan hasil pengujian t dan uji F satistis.
Dari hasil pengujian diperoleh Greenshields model adalah model terbaik untuk single regime model, dikarenakan Underwood mempunyai kelemahan dalam menentukan besarnya kepadatan macet atau maksimum (jam density) hasilnya kurang realitis dan hasil uji t menunjukan kurang memenuhi syarat. UI Depok model adalah model terbaik untuk multi regime model dengan memperhitungkan standard kesalahan yang paling minimal dan hasil uji t terbaik dari 2 multi regime model lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marnala R. Chandra
"Pembangunan simpang tak sebidang seperti flyover diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah kemacetan di kota-kota besar. Kenyataannya malah sebaliknya dimana flyover menjadi tempat angkutan umum untuk mengetem di kaki simpang flyover tersebut. Perilaku mengetem ini terkadang malah menambah masalah kemacetan yang ada di kota-kota besar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh arus lalu lintas yang mengalir dan jumlah penumpang terhadap perilaku mengetem angkutan umum. Adapun metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tersebut menggunakan metode pendekatan dengan regresi linier. Hasil analisa ini dapat memberikan gambaran dalam kondisi seperti apa perilaku mengetem ini mengganggu kelancaran lalu lintas dan juga sebaliknya dalam kondisi seperti apa justru tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Development of such an intersection like Flyover was expected to help solving congestion problems in big cities. In fact is the opposite Flyover to be a place where public transport to idle at the foot of flyover. Idle behavior is sometimes adds to the existing congestion problems in big cities. This study aimed to determine the influence of traffic flow and amount of passengers to public transport idle behavior. The analytical methods used to determine the effect using the method of linear regression approach. The results of this analysis can provide a illustration in what conditions the idle behavior disrupts the fluency traffic and vice versa in what conditions it does not interfere with the fluency traffic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djafarullah
"Pejalan kaki merupakan salah satu unsur lalu lintas yang perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan transportasi. Pejalan kaki dapat melakukan aktivitasnya pada sisi luar sepanjang jalan yakni pada trotoar dan dapat pula berjalan melintasi jalan (menyeberang). Pada saat melakukan kegiatan menyeberang jalan, pejalan kaki sangat rentan terhadap kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas penyeberangan yang akomodatif terhadap tuntutan keamanan dan keselamatan pejalan kaki. Studi dilakukan di sekitar jembatan penyeberangan UI dimana jembatan penyeberangan ini melintasi jalan raya dan jalan kereta api.
Pada kasus ini ketinggian jembatan yang ada lebih tinggi dari ketinggian jembatan pada umumnya dikarenakan perbedaan kontur antara sisi jalan dan kereta api yang melintas di bawah jembatan, selain itu desain jembatan tidak lazim karena terdapat tangga di bagian tengah jembatan di atas rel kereta api.
Dari pengumpulan data yang diperlukan, pengolahan data, serta analisa diketahui bahwa meskipun tingkat pelayanan ( level of service ) jembatan ini sangat baik, tetapi desain tangga yang kurang baik dan kondisi ketinggian jembatan menjadikan melewati jembatan penyeberangan ini lebih melelahkan dibandingkan jembatan penyeberangan pada umumnya. Selain itu dengan ketinggian yang ada, ditambah kereta api yang melintas di bawahnya membuat sebagian penyeberang merasa was-was (takut) ketika menggunakan jembatan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Based from the city planning area, this research is part of downtown planning. As we can see in the city planning of the advanced countries, especially the pedestrian in Yogyakarta and Indonesia in general, it is time for them to get a better attention in the planning. Malioboro street as the main street in the downtown of Yogyakarta has pedestrian with various activities, current, intensity and features. These various activity has become the reason why the researcher chose Malioboro street as the location of this research. The pedestrian's activity were analized by quantitative methods, emphasizing on the various current activities, current flow and intensity flow. There are 10 variables used in this research. The empirical findings were analized with the relevant theories. the findings from this research show 3 types of pedestrian spaces on Malioboro street and each has different pedestrian activities and various space factors. There are 2 conclusions based from empirical and theoritical point of view. a. the physical factors which are affect the pedestrian's activity, i.e: V1 (arcades), V4 (without arcades), V8 (trees), and V9 (street seller) b. the physical factors which are not affect the pedestrian's activity, i.e: V5 (with shopping area), V3 (bus shelter), V6 (view), V7 (near intersection), and V10 (street crossing). The research's recommendation for pedestrian planning, i.e; 1) the factors which are predicted to affect the pedestrian's activities show the pedestrian's social life, 2) across the street seen on all part, although without street crossing. According to the activity need controller, 3) the high intensity occurs if V1 (arcades), 3 (shelter), V9 (street seller) available."
720 JAKUAJ 1:1 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Widiastuti Soepandji
"ABSTRAK
Pejalan kaki merupakan salah satu pelaku utama di ruang urban. Kelompok usia pejalan kaki yang secara fisik paling lemah terhadap sibuk dan ramainya ruang urban adalah kelompok usia kanak-kanak dan kelompok usia lanjut. Penelitian keduanya dapat digunakan sebagai parameter keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki kelompok usia remaja, pemuda dan dewasa. Kondisi yang mempengaruhi kegiatan berjalan kaki ialah cuaca, ruang berpindah, ruang berhenti, lingkungan, sarana dan prasarna, perilaku, peraturan, logika berpikir dan perasaan pelaku ruang. Kondisi tersebut diatasi oleh pejalan kaki dengan taktik-taktik tertentu sesuai kondisi yang terjadi saat perjalanan kaki dilakukan. Penelitian tesis ini mengenai taktik pejalan kaki usia kanak-kanak dan usia lanjut berdasarkan teori de Certeau yang didukung oleh teori perilaku, aksi dan interaksi dari Pierre Bordieu dan ruang berjalan kaki di ruang urban dari John Fruin. Sedangkan metode penelitian yang akan saya gunakan adalah metode penelitian studi kasus dari Robert K. Yin yaitu eksplorasi subjek pada tiap kasus secara rinci dan mendalam tanpa mempengaruhi perilaku yang biasa dilakukan oleh subjek. Lokasi penelitian di Jalan Margonda Raya Depok-Jawa Barat. Jalan tersebut merupakan jalan utama kota Depok yang merupakan titik pertemuan antara ruang bertinggal, ruang berkegiatan dan koridor transportasi masyarakat. Penelitian ini mengungkap taktik pejalan kaki sebagai aksi terhadap lingkungannya, proses produksi ruang perpindahan dan pemberhentian pejalan kaki sebagai reaksi yang dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan kondisi fisik di lingkungan urban serta sebagai bahan awal untuk memberikan rekomendasi penyusunan urban design guidelines wilayah Margonda Raya Depok.

ABSTRACT
Pedestrians are one of the main actors at the urban space. The most fragile age segments against the crowd of urban space are the children and the elders. Research based on that two age segments can be adopted as security and comfort parameter for the other segments, the teenagers, the youngsters and the adults. The conditions which influence the pedestarian activity are climate, moving space, stopping/idle space, environment, facility, customs, rules, logical thinking and the sense of the space actor. The conditions above are solved by several specific tactics which depend to the conditions. This thesis research is about the tactic of child pedestrians and elder pedestrians based on de Certeau tactic theory which is supported by habitus theory, action and reaction by Pierre Bordieu and the walking space at the urban area by John Fruin. The research method which is used, is case study research method from Robert K. Yin. The method is applied by detailed and in-depth subjects exploration on each cases without influencing the habitual deeds of the subjects Research location is Margonda Raya Street, Depok-West Java. The street is a main street of Depok City, which is the intersection between living space, activity space and mass transportation corridor. This method explains the pedestrians tactic as action to the environment, transformation space production process and pedestrian stoppings as reaction which are influenced by society habit and physical condition at the urban environment and as introductory materials for giving recommendation about urban design guidelines planning on Margonda Raya Depok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T 27629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>