Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulaiman
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S33915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Waktu tempuh dan biaya transportasi dapat menjadi pertimbangan penduduk
dalam memilih lokasi tujuan belanja (menuju ke pasar atau ke pusat perbelanjaan).
Dalam menentukan kebijakan pada penyediaan layanan ekonomi keseharian
masyarakat untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya transportasi diperlukan
kajian yang mengetahui aksesibilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian
dan kebutuhan bukan harian penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pola belanja penduduk di Kecamatan Ciputat tahun 2005 dengan menggunakan
waktu tempuh dan biaya transportasi selama satu kali perjalanan berbelanja sebagai
variabel utamanya. Metode yang digunakan bersifat deskriptif yang mencakup
tahapan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis. Persebaran pusat
pelayanan yang tidak merata di Kecamatan Ciputat dapat menyebabkan penduduk
bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Hasil
penelitian didapatkan bahwa penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian bergerak
ke pusat pelayanan ekonomi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sedangkan
untuk memenuhi kebutuhan bukan harian (pakaian, elektronik, buku dan alat tulis),
penduduk bergerak ke lokasi tujuan belanja yang tidak selalu dekat dengan tempat
tinggalnya karena faktor waktu tempuh dan biaya transportasi tidak menjadi
pertimbangan bagi individu yang melakukan kegiatan belanja."
Universitas Indonesia, 2006
S34036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S33725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lina
"Kelurahan Kayu Putih merupakan daerah yang berkembang sangat dinamis, hal ini disebabkan lokasinya berada di pusat kota yang berbatasan dengan Kelurahan Cempaka Putih (Jakarta Pusat), Kelurahan Kelapa Gading (Jakarta Utara), Kelurahan Rawamangun, dan Kelurahan Pulo Gadung. Keberadaan di pusat perkotaan telah menyebabkan pergeseran gaya hidup dalam pola belanja. Pada kebutuhan harian rutin, penduduk miskin bergerak ke lokasi belanja yang didominasi oleh pengeluaran Rp.10.000-20.000, dan pada jarak 0-600 meter, tetapi untuk kebutuhan harian sifatnya mendadak (isidentil) bergerak menuju lokasi tujuan di warung pada jarak 0-50 meter. Sedangkan untuk kebutuhan non harian penduduk miskin didominasi oleh pengeluaran Rp.250.000-500.000, biaya transportasi

Kayu Putih is a growing area that is very dynamic. This is due to its location in the center of the district which, is bordered by Cempaka Putih (Central Jakarta), Kelapa Gading (North Jakarta), Rawamangun, and Pulo Gadung. Its presence within the midst of urban atmosphere has caused a shifting pattern in the shopping lifestyle. Shopping Expenditure patterns for the poor in daily needs leads to the fact that they depend on the closest shopping locations. On a daily basis, daily needs tend to make consumers travel to the shopping locations (markets) within a 600 meter radius and the exspense in Rp 10.000-20.000, but for sudden (accidental) daily needs they travel towards the goal locations such as stalls in the range of 0-50 meters. Meanwhile, the demand for non-daily needs within spread the location radius of shopping between 1-5 km, the exspense in Rp 10.000-20.000, and transport cost in < Rp2000. In selecting a shopping loaction there is the relationship with the distance, transport cost, expenses, and people who work in the urban sector."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Hadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S33233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Nugroho
"Letak Kecamatan Sukmajaya yang strategis mampu meningkatkan mobilitas penduduknya ke lokasi belanja yang berada di dalam wilayah dan di luar wilayah Kota Depok. Penelitian ini mengkaji mengenai tujuan lokasi belanja oleh penduduk wanita di Kecamatan Sukmajaya yang tinggal di Perumnas Depok II Tengah dan di permukiman tidak teratur di sekitar Perumnas Depok II Tengah berdasarkan kelompok usia penduduk. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan keruangan dan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan lokasi belanja oleh penduduk wanita yang tinggal di Perumnas Depok II Tengah dan yang tinggal di permukiman tidak teratur di sekitar Perumnas Depok II Tengah memiliki kecenderungan yang sama untuk setiap kelompok usia penduduk. Namun, perbedaan yang cukup jelas dapat terlihat pada alasan dan moda transportasi yang digunakan oleh penduduk wanita di Perumnas Depok II Tengah dan permukiman tidak teratur di sekitar Perumnas Depok II Tengah untuk ke tujuan lokasi belanja.

The strategic location of Sukmajaya District would increase the mobility of the resident to shopping locations within the region and outside the region of Depok. This study reviewing about the destination of shopping location by women resident in Sukmajaya for each age group of population that living in Perumnas Depok II Tengah and in non-regular settlements around the Perumnas Depok II Tengah. This research was conducted using the spatial approach and descriptive analysis. The results indicate that the destination shopping location by women resident who living in Perumnas Depok II Tengah and women resident who are living in non-regular settlements around the Perumnas Depok II Tengah are tend to have the same trend for each age group of population. However, the difference is quite clearly visible on the reasons and modes are used for the destination of shopping location by women resident in Perumnas Depok II Tengah and non-regular settlements around the Perumnas Depok II Tengah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disatya Aunura Bianda
"Suburbanisasi adalah suatu proses yang mampu mengubah suatu kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan. Selain perubahan penggunaan tanah, penduduk yang tinggal dalam wilayah yang terkena imbas suburbanisasi juga mengalami perubahan sistem penghidupan. Kecamatan Citeureup yang semula merupakan kawasan pedesaan yang luas, saat ini sudah berkembang menjadi suatu kawasan transisi perkotaan di mana sebagian wilayahnya dipadati oleh aktivitas industri dan permukiman. Perkembangan wilayah Citeureup tidak dapat dipisahkan dari proses suburbanisasi yang ditandai dengan perkembangan wilayah itu sendiri dan masuknya penduduk pendatang ke wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dari aktivitas konsumsi penduduk asli pada tiga periode suburbanisasi, serta kaitannya dengan interaksi terhadap penduduk pendatang dan jarak antara rumah penduduk asli dengan pusat pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan keluarga penduduk asli yang sudah tinggal di wilayah Citeureup setidaknya sejak tahun 1970an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi dari wilayah kecamatan. Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kebutuhan tersier dipenuhi dari tempat-tempat di luar kawasan pedesaan. Sementara itu, dari periode ke periode, untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, penduduk cenderung menyesuaikan diri. Penyesuaian ini terjadi beriringan dengan perkembangan wilayah di sekitar tempat tinggal penduduk. Jarak fisik dan jarak sosial juga memberikan dampak, namun tidak berperan besar, karena sebagian besar informan merasa keberadaan penduduk pendatang tidak berpengaruh vital terhadap keputusan konsumsi mereka. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan memberikan pengaruh terhadap pola spasial konsumsi penduduk asli. Di sisi lain, kehadiran penduduk pendatang tidak memberikan efek vital kepada penduduk asli.

Suburbanization is a process that change rural areas into urban areas. Besides land use changes, people that live in the area also facing their livelihood transformation as well. Kecamatan Citeureup, which was a large rural area, at present developed as a transitional urban area where parts of its area overflowing with industrial land and settlements. The development of Citeureup area is inseparable from the process of suburbanization which is indicated by the development of the region and the influx of migrant population to this region. The objective of this research is to find out the the spatial pattern of local people consumption in three periods of suburbanization, regard to their interaction with the immigrants and their home location to the development center. This research uses qualitative methods through in depth interviews to families that live in the area at least since 1970s. The results show that not all needs could be fulfilled by the area. Since 1970 to the present time, tertiary need wass fulfilled from stores outside of the rural area. Meanwhile, from period to period, to fulfill the primary and secondary needs, people tend to adjust. This adjustment occurred along with the development of the area around the population rsquo s residence. Physical distance and social distance also make an impact, but it does not play a big role, because most of the informant feels that the presence of migrant has no vital influence on their consumption decisions. The conclusion of this study shows that development center give influence to the local people spatial pattern consumption. In the other hand, the presence of migrant population do not give any vital effect to the local people."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Adistya Medina
"Kecamatan Bogor Tengah merupakan lokasi yang strategis dengan adanya pusat perbelanjaan baik pasar modern maupun pasar tradisional. Dalam memilih lokasi tujuan belanjanya, penduduk akan mempertimbangkan waktu tempuh dan juga jarak. Penetapan pilihan tersebut dikenal dengan istilah proses keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan jenis kebutuhan primer harian dan primer non harian, yang bertujuan untuk melihat bagaimana pola pemilihan lokasi belanja penduduk di Kecamatan Bogor Tengah dengan menggunakan variabel karakteristik demografi yakni tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan jenis pergerakan belanja. Metode yang digunakan bersifat deskriptif spasial dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara setiap variabel yang digunakan dalam memilih lokasi belanja kebutuhan primer harian.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dalam membeli kebutuhan primer harian penduduk cenderung memilih waktu tempuh serta jarak terdekat terhadap lokasi tempat tinggalnya, jenis pergerakan belanja single purpose trip mayoritas dipilih penduduk karena umumnya jarak yang ditempuh merupakan jarak dekat. Berbeda halnya dengan kebutuhan primer non harian pakaian, pergerakan belanja pakaian dipengaruhi terhadap pendapatan yang dimilikinya, sebagian besar penduduk memiliki jenis pergerakan multi purpose trip, karena jarak dan waktu tempuh tidak begitu dipertimbangkan asalkan lokasi tersebut masih terdapat di dalam Kota Bogor. Pendapatan dan pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemilihan lokasi belanja, sedangkan pada karakteristik demografi status pekerjaan hubungan yang terjadi tidak signifikan apabila tidak dikaitkan dengan tingkat pendapatan masing-masing penduduknya.

The district of central Bogor is a strategic location supported with a decent trade center which is good in both modern and traditional market. In selecting the location of store, community have the choice itself principally in terms of journey time and distance from home toward the store. The choice of it is known as the purchase decision process. This research uses the type of primary needs that are differentiated into two, called daily primary needs and non daily primary needs. The aim is to see the pattern of primary needs store site selection for central Bogor district communities using the variables demographic characteristics, that are Income level, education level, employment status and the type of shopping movement based on the distance and also the travel time to the selected store location. The method used is a descriptive spatial using the chi square test to determine the relationship between each of the variables used in selecting the location of the daily primary needs and non daily primary needs.
The result of the research shows that in buying the daily primary needs, communities tend to choose the smallest travel time needed and the closest to the location. In other side, Non daily primary needs is affected by its income. Nevertheless, the majority of the community has the type of movement of the multi purpose trip with not too consider the distance and time traveled in toward the location of the store as long as the location is still there in Bogor. The income and education have significant relationships to the location selection store, while on the demographic characteristics of the status of the work of the relationship that happened not significant when not associated with the level of the income of each of its communities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Ardiyawan
"

Sandang merupakan kebutuhan manusia berupa pakaian sebagai alat pelindung bagi tubuh. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Variabel dalam penelitian ini adalah Jenis permukiman,usia dan pendapatan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis , didapatkan pola pergerakan untuk jenis permukaan kelas rendah 18 responden memilih multi trip , kelas sedang 20 responden memilih multi trip dan kelas tinggi 6 responden memilih multi trip, dan didapatkan hasil adanya hubungan antara jenis permukiman,pendapatan terhadap pola pergerakan belanja itu dengan jenis permukiman. 

 


Clothing is a human need that consists of body armor. At first humans used clothing from bark and animals available in nature. Then humans developed spinning cotton technology into yarn to be woven into clothing. Work clothes as protection from heat and cold. The variables in this study are the type of settlement, age and income. The research variables were analyzed using spatial analysis and descriptive analysis. The results showed based on the results of the analysis, obtained the pattern of movement for the surface type class 18 respondents chose multi-trip, medium class 20 respondents chose multi-trip and high class 6 respondents chose multi-trip, and obtained the results of the presence of the relationship type of settlements, income to movement patterns shopping is by type of settlement.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S33889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>