Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S33707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Angelia
"Perkembangan teknologi penginderaan jauh saat ini telah banyak dimanfaatkan untuk pemantauan masa tanam padi dengan menggunakan citra MODIS secara temporal dan indeks vegetasi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melakukan pemantauan masa tanam padi dan estimasi produksi padi tahun 2014 - 2016 di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang merupakan lumbung padi Provinsi Banten.
Dalam penelitian ini digunakan indeks vegetasi OSAVI yang mengikutsertakan faktor koreksi dan memberikan variasi tanah lebih besar untuk tutupan vegetasi yang kerapatannya tidak tinggi. MODIS OSAVI yang sudah diklasifikasi kemudian dilakukan analisis regresi untuk mengidentifikasi kelas yang mewakili pola fenologi padi. Pola fenologi padi menunjukkan waktu tanam, dan waktu panen sehingga pola masa tanam padi dapat diketahui. Dari empat kelas yang menunjukkan tutupan lahan sawah, terdapat dua kelas yang menunjukkan dua kali panen dalam satu tahun dan tiga kali panen dalam satu tahun.
Hasil perhitungan diperoleh estimasi luas panen sebesar 46.082,25 ha dan estimasi produksi padi sebesar 795.143,5 ton. Perhitungan ini telah divalidasi dengan data BPS dan memiliki tingkat kesalahan sebesar 33,8% untuk estimasi luas panen dan 35,6% untuk estimasi produksi padi. Besarnya standar eror estimasi ini dikarenakan resolusi spasial MODIS 1 pikselnya sebesar 250m x 250m. Sehingga lahan sawah yang memiliki luas kurang dari 250m x 250m akan terindentifikasi sebagai tutupan lahan lain. Pola masa tanam di kedua kabupaten ini telah diuji akurasi dan menghasilkan taraf akurasi keseluruhan sebesar 88,23%.

The development of remote sensing technology is now widely used for the monitoring of rice planting period by using MODIS temporal imagery and vegetation index. The purpose of this research was to monitor the rice planting period and estimates of paddy production in 2014 - 2016 in Pandeglang and Lebak which is the granary of Banten province.
This research used vegetation index OSAVI involving correction factor and provide greater variations in soil for vegetation cover density is not high. MODIS OSAVI already classified then performed a regression analysis to identify the class that represents rice phenological patterns. Rice phenological patterns indicate the time of planting and harvest time so that the pattern of the rice planting season can be known. Of the four classes showed wetland cover, there are two classes that showed two harvests in one year and three harvests in a year.
The results of the calculation, the estimated harvested area of 46.082,25 hectares and paddy production estimate of 795.143,5 tons. This calculation has been validated by the BPS data and has an error rate of 33,8% for the estimation of crop area and 35,6% for estimate for rice production. The magnitude of the estimated standard error caused resolution spatial of MODIS has a pixel of 250m x 250m. So that the wetland has an area less than 250m x 250m will be identified as the other land cover. The planting period pattern in these two regency have tested produce a level of overall accuracy of 88.23%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Fadhilah Auliya
"Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran penting baik di tingkat daerah maupun nasional karena sektor pertanian dapat dijadikan sebagai sektor strategis untuk perencanaan pembangunan saat ini dan masa yang akan datang. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan aktivitas kependudukan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, sehingga sisa lahan pertanian harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar hasil pertanian tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana luas areal pertanian basis tanaman pangan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan perbedaan luasan dasar tanaman pangan rendah dan tinggi. Areal basis yang diteliti adalah areal pangkal tanaman pangan yang mampu mengekspor produksi ke luar batas dengan menggunakan variabel luas tanam, ketinggian, dominasi lereng, pengairan, jarak dari ibu kota kabupaten, dan kepadatan jaringan jalan. Variabel diolah dan dianalisis menggunakan analisis spasial dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pokok tanaman pangan mempunyai karakteristik berdasarkan variabel yang cenderung hampir sama. Setelah dilakukan uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada variabel tertentu yang mempengaruhi luas pangkal tanaman pangan. Setelah dilakukan survey di daerah basis tinggi di Kecamatan Leuwidamar dan daerah basis rendah di Kecamatan Cipanas, yang membedakan jumlah pangkalan di kedua kecamatan tersebut adalah kurangnya minat petani di Kecamatan Cipanas terhadap tanaman pangan, sehingga di Kecamatan Cipanas, hasil kebun seperti manggis, cengkeh, dan ketimun.

The agricultural sector is a sector that has an important role both at the regional and national levels because the agricultural sector can be used as a strategic sector for current and future development planning. However, along with the increase in population, the need for land for settlement and population activities is also increasing. This causes the phenomenon of the conversion of agricultural land into non-agricultural land, so that the remaining agricultural land must be used as much as possible so that agricultural products can still meet the needs of the community. This study aims to analyze how wide the area of ​​basic food crops is, the factors that influence it, and the differences in the basic area of ​​low and high food crops. The base area studied is the base area for food plants capable of exporting production outside the boundary by using variables of planting area, height, slope dominance, irrigation, distance from the district capital, and road network density. Variables were processed and analyzed using spatial and statistical analysis. The results showed that the staple land of food crops had characteristics based on variables that tended to be almost the same. After the statistical test was carried out, it showed that there were no certain variables that affected the base area of ​​the food plant. After conducting a survey in the high base area in Leuwidamar District and the low base area in the Cipanas District, what distinguishes the number of bases in the two sub-districts is the lack of interest of farmers in Cipanas District towards food crops, so that in Cipanas District, garden products such as mangosteen, cloves, and cucumber."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Alhabsyi
"ABSTRAK
Iklim merupakan unsur Geografis yang paling penting
dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sangat pentingnya
kedudukan iklim itu atas dasar kenyataan bahwa manusia
tidak bisa menghindarkan diri dari pengaruhnya dan tidak
bisa pula mengendalikannya (Sandy, 1985) . Dalam banyak
hal, pengaruh iklim sangat besar bagi kehidupan manusia,
kegiatan dibidang pertanian merupakan kegiatan manusia
yang sangat dipengaruhi oleh iklim (Sandy, 1987) .
Khusus untuk perkebunan lada (Piper nigrum L.) yang
merupakan penyuplai utama bagi industri makanan, industri
obat-obatan industri kosmetik dan keperluan rumah tangga,
haruslah diusahakan perkembangannya dengan meraanfaatkan
sumber daya yang ada. Beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian dalam bidang perkebunan lada adalah faktor
klimatologis, khususnya curah hujan dan kelembaban udara.
Disamping itu faktor fisik seperti ketinggian, lereng serta jenis tanah perlu diperhatikan. (Tanaman rempah dan
obat, Dinas Perkebunan Propinsi Lampung).
Penelitian ini hendak mengungkapkan pengaruh unsurunsur
iklim terhadap produktifitas tanaman lada di
Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Barat. Sehubungan
dengan tujuan penulisan diatas, maka masalah yang dikemukakan
adalah : Bagaimana pengaruh unsur-unsur iklim
terhadap produktifitas tanaman lada di kabupaten Lampung
Utara dan Lampung Barat ?.
Sebagai jawaban sementara diperkirakan akan terjadi
hal-hal sebagai berikut :
Produktifitas lada akan tinggi pada wilayah dengan
curah hujan yang tinggi dan kelembaban udara sedang
(moderat).
Beberapa batasan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
- Pengkajian pengaruh iklim terhadap tanaman lada hanya
meliputi rata-rata curah hujan dalam bulanan (1983 -
1992) dan kelembaban udara bulanan (1986 - 1992) .
- Produktifitas lada adalah lada yang dihasilkan dalam
satuan kwintal perhektar. Data produktifitas lada
meliputi periode 1983 - 1992 perkecamatan di Kabupaten
Lampung Utara dan Lampung Barat.
- Perkebunan lada yang dibahas dalam penelitian ini adalah perkebunan lada rakyat.
- Masa pertumbuhan lada yaitu suatu masa dimana
pertumbuhan lada mulai mengeluarkan malai bunga
sempurna (tanaman lada telah berusia lebih dari 2
tahun) sampai buah lada siap panen (masak). Masa per
tumbuhan lada ini berlangsung dari bulan Desember
(musim bunga) sampai bulan Agustus (musim panen) setiap
tahunnya.
- Varitas lada yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
varitas lada yang paling dominan ditanam di Kabupaten
Lampung Utara dan Lampung Barat yaitu jenis Belantung.
Analisa yang dilakukan meliputi ;
1. Metode Korelasi Peta
2. Analisa Statistik (Program Paket Statistik Microstat),
terdiri dari : Scatter Plot, Korelasi Matriks dan
Analisa Regresi.
Dari hasil analisa peta dan statistik didapatkan
bahwa : Produktifitas tanaman lada akan tinggi pada
wilayah dengan curah hujan tinggi dan kelembaban udara
yang rendah, tetapi pada batas curah hujan lebih dari
2300 mm selama musim tanam produktifitas tanaman lada
menurun."
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muh. Akbar Jatnika
"Mangga adalah tanaman yang tumbuh baik dan berproduksi secara maksimal di
daerah yang berikJim kering, tetapi tidaklah selalu menghasilkan panen yang
memuaskan. Hal ini disebahkan pengaruh perubahanjumlah bulan kering.
Perubahan jumlah bulan kering ini dapat mengganggu apabila jumlah bulan kering
tidak memadai bagi tanaman mangga untuk dapat menghasilkan panen yang baik.
Pennasalahan yang akan diajukw1 adalah bagaimana pengaruh perubahan jumlah
bulan kering yWig terjadi pada tahun 1987 - 1992 terhadap laju produktivitas
tanwuan mangga yang ada pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1987/1988 -
1992/1993,
Perubahan jumlah bulan kering berpengwllh terhadap produktivitas 1tanan1w1
I
mangga, pada korelasi peta memperlihatkan :
Pada tahun yang mengalami jumlah bulan kering rata-rata terpanjang yaitu tahw1
1991 (6 - 7 bulan kering) sebagian besar tingkat produktivitas mencapai jumlah
' ~ rata-rata tertinggi, ini dicapai oleh wilayah yang berada di datarw1 rendah sebelah rata-rata tertinggi, ini dicapai oleh wilayah yang berada di dataran rendah sebelah
utara dan tengah. Sebagian kecil tingkat produktivitas sedang dialami oleh wilayah
yang letaknya mendekati wilayah dengan -ketinggian lebih dari 1000 m dpl yang
berada di sebelah selatan.Sedangkan jwulah bulan kering 5 - 6 bulan kering
terdapat di ketinggian diatas 1000 dpl, yang mana tidak terdapat areal mangga.
Pada tahw1 dengan jwulah bulan kering terpendek (4 - 5 bulan kering) yaitu pada
tahun 1988 mengalami tingkat produktivitas rata-rata terendah.Dan jumlah bulan
kering dibawah 4 bulan kering yang terdapat di wilayah dengan ketinggian lebih
dari 1000 m dpl tidak terdapat tanaman mangga.
Pada korelasi tabel dan grafik menwljukkan bahwa laju produktivitas tw1amw1
mangga seiring dengan perubahanjumlah bulan kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harmia
"Fenomena degradasi tanah di lingkungan tropis, jika tidak segera diatasi, maka
akan menimbulkan kerusakan tanah (tanah kritis) yang dicirikan dengan
menurunnya produktivitas tanah atau lahan. Oleh karena itu perlu penanganan
lebih lanjut, salah satunya dengan cara mengetahui wilayah-wilayah yang
memiliki tingkat kekritisan tinggi dan perubahan luasnya hingga pada kondisi
sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luas tanah kritis
didasarkan pada tingkat kekritisan tanah menggunakan metode pembobotan
dengan variabel yaitu erosi, tutupan vegetasi, kelerengan dan produktivitas lahan.
Nilai erosi didapat dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation). Perubahan luas tanah kritis di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 10
tahun (1999 - 2009) meningkat sebesar tujuh belas kali lipat. Perbedaan kategori
perubahan luas pada wilayah lereng yang sama cenderung dipengaruhi oleh besar
laju erosi. Wilayah lereng kurang dari 25% menunjukkan besar laju erosi rendah
dan nilai produktivitas tanaman sayuran yang cenderung tinggi, berbeda hal
dengan wilayah lereng diatas 25% dengan besar laju tinggi namun produktivitas
tanaman sayurannya juga cenderung tinggi dikarenakan adanya penerapan
pengelolaan tanah dan tanaman."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ika Lina
"Penelitian ini menganalisis kandungan Hg pada air, sedimen, dan tanaman perdu yang ditemukan di perairan Sungai Cikidang, Lebak, Banten. Pengambilan sampel air, sedimen, dan tanaman dilakukan pada 3 titik yang mewakili hulu, tengah, dan hilir sungai. Sampel tanaman dilakukan dengan mengambil tanaman perdu di sekitar sungai dan terdiri dari akar, batang, dan daun tanaman. Sampel air, sedimen, dan tanaman kemudian dilakukan analisa kandungan Hg dengan menggunakan prinsip metode AAS. Kandungan Hg pada air memiliki rata-rata 0,0002 mg/kg dan pada sedimen memiliki rata-rata 0,0013 mg/kg. Spesies tanaman yang ditemukan di Sungai Ciidang terdiri dari Eleutheranthera ruderalis (Sw.), Pogonatherum paniceum (Lam.) hack, dan Saccharum cf. spontaneum L. Spesies Eleutheranthera ruderalis (Sw.) memiliki nilai BCF pada akar 9425, batang 650, dan daun 500. Pada spesies Pogonatherum paniceum (Lam.) hack memiliki nilai BCF pada akar 5400, pada batang 130,8 , dan pada daun 230,8. Nilai BCF pada spesies Eleutheranthera ruderalis (Sw.) di akar 688, batang 56, dan daun 200. Nilai BCF yang lebih dari 1 menunjukan bahwa suatu tanaman tergolong memiliki efisisiensi yang tinggi dalam bioakumulasi logam berat. Nilai TF pada ketiga spesies tanaman kurang dari 1 yang menunjukan bahwa ketiga spesies tanaman menunjukan bahwa suatu tanaman memiliki retention capacity akar yang tinggi.

This study analyzed the content of Hg in water,  sediment, and herbaceous plants found in the waters of the Cikidang River, Lebak Regency, Banten. The samples of water, sediment, and plants were then  analyzed for heavy metal content of mercury using the principle of the AAS method. The working principle of the analysis is based on the Lambert-Beer law. The content of  Hg in water has an average of 0.0002 ppm and in sediments has an average of 0.0013 ppm Plant species found in the Ciidang River consisted of    Eleutheranthera ruderalis (Sw.), Pogonatherum paniceum (Lam.) hack, and Saccharum cf. spontaneum L. Species Eleutheranthera ruderalis (Sw.) had BCF values at roots of  9425, stems 650, and leaves 500. In species Pogonatherum paniceum (Lam.) hack had BCF values at roots of 5400, on stems of 130.8 , and on leaves of 230 ,8. BCF values inspecies Eleutheranthera ruderalis (Sw.)in 688 roots, 56 stems, and 200 leaves. BCF values greater than 1 indicate that a plant is classified as having high efficiency in heavy metal bioaccumulation. The TF value for the three plant species was less than 1, indicating that the three plant species indicated that a plant had retention capacity high root. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>