Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2000
S33756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subur Kurniawan
"Tanah dalam arti ruang mempunyai kedudukan yang strategis bagi kehidupan manusia,
terutama untuk pembangunan.Salah satu bentuk pembangunan itu adalah pembangunan
dibidang pertanian, baik oleh pemerintah, swasta maupun perorangan.Transniigrasi
lazimnya diartikan sebagai kegiatan sehubungan dengan tanaman pangan, sehubungan
dengan itu kualitas tanah yang dicari adalah yang baik untuk tanaman pangan dan
penetapan suatu daerah transmigrasi hams benar-benar dinilai kemampuan
tanahnya.Keberhasilan suatu daerah transmigrasi mengakibatkan peningkatan jumlah
penduduk.
Penggunaan tanah tidak statis melainkan berkembang kearah peningkatan kualita dan
peningkatan luas, karena jumlah manusia meningkat. Pengaruh tekanan penduduk dapat
meningkatkan teknologi pertanian di suatu daerah, misalnya merubah tanah alang-alang
menjadi sawah.
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Panaragan Jaya dan UPT Mulyo Kencono secara
administrasi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tulang Bawang Tengah, sedangkan UPT
Kartasari masuk wilayah Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Lampung Utara.
Ketiga UPT mi memiliki persamaan yaitu kondisi fisik yang relatif sama, penempatan
penduduk pada waktu sama, yaitu pada tahun 1974 dan penyerahan UPT kepada
pemerintah daerah pada tahun yang sama pula, yaitu tahun 1981.
Masalah dalam penelitian mi adalah bagaimana pola perubahan penggunaan tanah di tiga
UPT tahun 1981 dan tahun 1996, dan bagaimana persamaan dan perbedaan dal pola
perubahan penggunaan tanah di tiga UPT tersebut tahun 1981 dan tahun 1996 ? (Pola
perubahan yang dilihat adalah sejauh 5 km dari pusat UPT dari tiap-tiap UPT)
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola penggunaan tanah di UPT Panaragan Jaya
relatif tidak mengalami perubahan, yaitu didominasi oleh penggunaan tanah tegalan.
Sedangkan di UPT Mulyo Kencono mengalami perubahan dan penggunaan tanah tegalan
menjadi sawah sampai dengan 3 km dari pusat UPT. Di UPT Kartasani mengalami
perubahan penggunaan tanah padang menjadi sawah. Persamaan dari penubahan penggunaan tanah pertanian di tiga UPT adalah pada
penggunaan, tanah perkebunan yang mengalami peningkatan luas: Sedangkan dan
persentase penggunaan tanah intensif (sawali dan tegalan) makin jauh dan pusat UPT
persentase relatif makin. berkurang. Perbedaan perubahan penggunaan tanah terdapat pada
perubahan luas perkebunan dan sawah. Peningkatan jumlah penduduk, kepadatan, dan
persentasejumlah petani sejalãn dengan peningkatan penggunaan tanah pertanian"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjanto
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Tonny Horas
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S8525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Pratiwi Putri
"Masalah yang diajukan adalah Dimana terjadi penurunan dan pertambahan jumlah penduduk di Kodya Bogor? Dimana terjadi penurunan dan pertambahan luas tanah perumahan di Kodya Bogor ? Bagaimana korelasi antara perubahan jumlah penduduk dan perubahan luas tanah perumahan ? Bagaimana karakteristik daerah yang mengalami perubahan jumlah penduduk dan luas tanah perumahan di Kodya Bogor ?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif. Data-data yang diperlukan diperoleh dari Instansi- Instansi yang terkait. Kemudian data-data tersebut dikiasifikasikan dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram-diagram, grafik-grafik dan peta-peta.
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan peta perubahan jumlah penduduk dan luas tanah perumahan dengan faktor-faktor yang berpengaruh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril Umar
"Dari segi pola keruangan di wilayah perkotaan ada beberapa teori yang menyatakan tentang struktur kota, yaitu teori Burgess, teori Hoyt, teori, Harris dan Ulimaxi serta teori tentang struktur kota Kolonial di Indonesia oleh Sandy. Teori-teori tersebat juga menyatakan tentañg adanya perbedaan kelas tempat tinggal penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan akibat bervariasinya aktifitas sosial ekonomi dan tingkat pendapatan. Bervariasinya corak kehidupan di kota akan menimibulkan segregasi (pemisahan), sehingga dimungkinkan untuk terbentuknya suatu struktur kota tertentu. Kotamadya Bukittinggi pada mulanya dibangun oleb Belanda untuk pasat Pemerintahan dan kubu pertahanannya. Kota tersebut dibangun pada suatu wilayah dataran tinggi dengan keadaan, topografi yang bervariasi dan pusat kotanya berada pada wilayah yang paling tinggi dari daerah sekitarnya. Pada perkembangan kota selanjutnya, keadaan fisik wilayah tersebat tentu akan membentuk suatu straktur kota tertentu. Berdasarkan hal tersebat di atas, penulis ingin meneliti kota Bukittinggi khususnya tentang struktur fisik pemukimannya. Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah :
1. Bagaimana struktar pemukiman di Kotamadya Bukittinggi ?
2. Bagaimana pola struktur pemukiman di Kotamadya Bukittinggi jika dibandingkan dengan pola struktur penrnkiman menurat Burgess, Hoyt, Harris Ian Ullman serta Sandy?."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nurman Nurusman
"Setiap manusia dalam kegiatannya selalu membutuhkan tanah. Penggunaan tanah merupakan
indikator dari dinamika masyarakat. Sementara kondisi fisik merupakan faktor pembatas manusia
dalam menggunakan tanah.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan Kodya Bukittinggi sebagai wilayah
penelitian pada tahun 1985 dan 1995. Kelurahan digunakan sebagai unit pengamatan. Selanjutnya
melihat perubahan penggunaan tanah dari pertanian menjadi non pertanian dan membandingkan
dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan angka kepadatan penduduk dan 1ereng.
Dari basil penelitian terungkap, bagian barat wilayah penelitian mengalami perubahan
penggunaan tanah terbesar pada tiap unit pengamatan (> 12 ha). Besamya perubahan ini lebih
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk ketimbang perubahan angka kepadatan penduduk.
Perubahan penggunaan tanah dari pertanian, terutama berubah menjadi permukiman. Faktor
lereng tidak begitu banyak berpengaruh pada perubahan penggunaan tanah ini.
Perubahan penggunaan tanah pertanian menjadi non pertanian sebagian besar menjadi
permukiman seluas 123,56 ha, diikuti penggunaan tanah jasa, industri dan perusahaan. Sedang
penggunaan tanah pertanian yang mengalami penyusutan terbesar adalah kebun campuran seluas
71,44 ha. Faktor pertambahan jumlah penduduk lebih sejalan dengan perubahan penggunaan ·
tanah. Lereng lebih bersifat sebagai faktor pembatas pada perubahan penggunaan tanah ini,
terutama pada lereng > 40%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Basuki Indrayanto
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>