Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Agung Yudo Swasono
"ABSTRAK
Hasil beberapa penelitian terhadap masalah pengendahan kualitas udara yang telah dilakukan sebelumnya oleh berbagai pihak yang terkait, menunjukkan kegiatan transportasi terutama transportasi darat menjadi peyumbang terbesar bagi penurunan kualitas udara di DKI Jakarta dan juga kota-lainnya, dibandingkan sumber-sumber pencemaran udara lainnya seperti industri dan rumah tangga. Hal tersebut diakibatkan oleh emisi buangan dari kendaraan bermotor yang melintasi ruas-ruas jalan di kota-kota tersebut, yang menyebabkan perubahan komposisi udara atmosfer normal dengan kehadiran zat-zat asing yang bersifat sebagai pencemar seperti NOx, SO2, CO dan Debu / TSP (Total Suspended Particulat) dari emisi kendaraan bermotor tersebut.
Untuk mengetahui besamya pembebanan pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor pada ruas-ruas jalan di DKI Jakarta, dilakukan evaluasi terhadap data kualitas udara rata-rata harian dan data lalu lintas pada ruas jalan / road side yang bersangkutan, yang dalam hal ini diwakili oleh 3 lokasi ruas jalan / road side di DKI Jakarta yang mempunyai kepadatan lalu lintas tinggi, sehingga dapat dianggap mewakili kondisi sesungguhnya mengenai gambaran kualitas udara ruas jalan di DKI Jakarta. Ketiga lokasi yang dipilih tersebut adalah ruas jalan Moh.Husni Thamrin, Merdeka Barat dan Casablanca. Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan faktor emisi masing-masing parameter pencemar yang berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan bermotor yang melintasi ruas tersebut. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui hubungan keterkaitan antara kegiatan transportasi dengan kualitas udara pada masing-masing ruas jalan / road side tersebut.

"
2000
S35017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wiwekowati
"Lebar jalan merupakan salah satu hal penting dalam manajemen transportasi, karena berkaitan dengan kapasitas jalan yang pada akhirnya akan menentukan tingkat pelayanan lalu-lintas. Pada ruas jalan yang mengalami penyempitan akan mengakibatkan antrian yang akan menurunkan nilai tingkat pelayanan dari nilai sebelumnya. Panjang antrian dipengaruhi oleh anus Ialu-lintas dan kapasitas jalan.
Penelitian dilakukan dengan studi literatur dari berbagai literatur yang berkaitan dengan teknik lalu-lintas untuk menentukan kinerja kontrol lalu-lintas dengan tundaan minimum dan menentukan panjang penyempitan ruas jalan maksimal. Sebagai model tundaan digunakan model Webster dengan memberikan batasan-batasan, sedangkan dalam penyelesaian persamaan digunakan Metoda Pengali Lagrange dengan bantuan program Mathcad Plus 6,0. Simulasi yang digunakan menggunakan panjang penyempitan 10 m sampai dengan 500 m, kecepatan kendaraan pada daerah penyempitan 30 km/jam dan 60 km/jam sedangkan arus jenuh yang digunakan 1900 kend/jam dan 3800 kend/jam.
Pada tesis ini telah dilakukan simulasi kinerja kontrol lalu-lintas pada penyempitan ruas jalan. Semakin tinggi kecepatan kendaraan pada daerah penyempitan maka waktu siklus semakin kecil, tundaan semakin kecil dan waktu hijau semakin besar. Semakin besar kapasitas jalan maka waktu siklus semakin kecil, tundaan semakin kecil dan waktu hijau semakin besar. Tundaan tidak dipengaruhi oleh besaran arus lalu-lintas apabila arus lalu-lintas total maksimum 2000 kendljam dan panjang penyempitan maksimum 100 m, tetapi pada saat panjang penyempitan 200 m terjadi peningkatan tundaan yang cukup besar.
Tundaan dipengaruhi waktu hijau pada saat arus lalu-lintas dan panjang penyempitan besar. Tundaan tidak dipengaruhi oleh panjang penyempitan apabila panjang penyempitan maksimum 100 m dan arus lalu-lintas maksimum 1000 kend/jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widjajanti
"ABSTRAK
Penutupan lajur jalan pada ruas jalan dengan tipe dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan kapasitas pada lokasi yang mengalami penyempitan. Permasalahan lalu lintas pada lokasi penyempitan ruas jalan (LPRJ) akan semakin kompleks apabila arus lalu lintas yang melintasi lokasi sudah mencapai kondisi lewat jenuh.
Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi kontrol lalu lintas bersinyal di jalan dua lajur dua arah tak terbagi yang mengalami penyempitan karena adanya LPRJ pada kondisi arus lalu lintas lewat jenuh. Untuk menyelesaikan antrian kendaraan akibat arus lewat jenuh pada waktu yang sama di kedua pendekat, dikembangkan metode kontrol lalu lintas bersinyal dengan perubahan waktu hijau pada siklus tertentu, yaitu dengan menggunakan parameter titik perubahan rasio akumulasi kendaraan yang dilepas terhadap akumulasi kendaraan yang datang (R).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hijau optimal terjadi apabila salah satu pendekat telah mencapai R>0,95. Dengan data arus kedatangan kendaraan yang sama, metode penelitian memberikan perbaikan kinerja bila dibandingkan dengan metode yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu model Tundaan Diskrit Minimum (Chang & Lin, 2000) dan model Maximum Throughput (Talmor & Mahalel, 2007).
Simulasi kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ dengan tipe 2/2 UD dilakukan dengan asumsi arus kedatangan lewat jenuh terjadi pada 300 detik pertama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa periode pengamatan kedatangan kendaraan optimum adalah sebesar 240 detik dan waktu siklus optimum sebesar 240 detik. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui besaran peningkatan tundaan total akibat perubahan periode pengamatan kedatangan kendaraan dari 240 detik ke periode pengamatan kedatangan kendaraan yang lebih kecil serta penurunan throughput rata-rata dan peningkatan periode arus jenuh akibat perubahan waktu siklus dari 240 detik ke waktu siklus yang lebih pendek.
Penelitian juga memberikan hasil panjang LPRJ yang dapat diakomodasi oleh kontrol lalu lintas bersinyal pada kondisi arus lewat jenuh berdasarkan besaran derajat kejenuhan total (DS) dan kecepatan rata-rata pada LPRJ (Sw) serta nomogram yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kinerja kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ tipe jalan 2/2 UD pada kondisi arus lewat jenuh. Untuk mempertajam keakurasian hasil agar sesuai dengan kondisi lapangan, diperlukan penelitian lanjut yang terkait dengan penetapan nilai ekivalensi mobil penumpang dan besaran arus jenuh yang sesuai dengan berbagai kondisi lalu lintas di Indonesia. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk arus kedatangan yang bervariasi dan kecepatan pada LPRJ < 20 km/jam.

ABSTRACT
Road activities usually require the closure of one of the two ways two lane roads (2/2 UD) constitute the restrictive bottleneck of the road system, which need a special effort to maximize the capacity of bottleneck areas, especially on over saturation traffic condition The objective of the study is to develop a signal-control strategy and its application for road closure area on two way two lanes roads which is treated as an isolated intersection during severe over saturation.
To disperse the queues of the two approaches in the same time, the study developed a new method by introducing a ratio between cumulative departure and cumulative arrival (R). The study showed that switch over of green time was effectively dispersed all the vehicles of the two approaches in the same cycle. The result of the study indicates that optimal green time happened if one of the approach has reached R>0.95. With the same arrival and saturation flow data, the method introducing in this study has a better performance results comparing amongst the previous methods, i.e. the Discrete Minimal Delay Model and the Maximum Throughput Model.
The study conducted a signalized control simulation on road closure areas on two way two lane roads with the assumption that the road severe over saturation on the first 300 seconds which indicates that various arrival detection has a different total delay but has the same average throughput and over saturation period. The simulation results show that the optimum arrival detection period is 240 seconds and the optimum cycle time is 240 seconds.
The study give indication of the percentage of increasing total delay if the there is a change of vehicle arrival detection period from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds and 180 seconds). The study also indicates the percentage of increasing total delay, decreasing of average throughput and decreasing of over saturation period if there is a change of cycle time from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds, 150 seconds,180 seconds and 210 seconds). The study also indicates the maximum work zone length that can be accommodated by signalized traffic control in over saturation traffic condition based on total Degree of Saturation (DS), average speed on lane closure area (Sw) and nomogram that can be used to predict signalized traffic control performance on oversaturated road closure areas (total delay and average throughput). In order to get more accurate results, it is necessary to study the value of passenger car equivalents and saturation flow that figure the actual traffic condition corresponds with various traffic conditions in Indonesia. It also needs to do the simulation with various arrival patterns and at average road closure area?s speed less than 20 kph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D987
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto Ludirdja
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya akan terpapar timbal dari gas buang kendaraan bermotor, keracunan timbal dapat dilihat dari indikator urin dan akibat keracunan ini antara lain adalah infertilitas. Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui apakah polisi lalu lintas yang terpapar timbal selama lebih dari 5 tahun akan mengalami perubahan pada analisis semen (air mani) yaitu menyebabkan oligozoospermia, astenozoospermia ataupun teratozoospermia. Kepada polisi lalu lintas pia, dilakukan wawancara serta pemeriksaan fisik. Parameter yang diukur yaitu kadar timbal udara lingkungan kerja, kadar timbal urin 24 jam dan analisis semen dilakukan dengan cara World health organization (WHO) terhadap 232 orang polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan 58 orang polisi lalu lintas yang bekerja di kantor sebagai staf.
Hasil dan kesimpulan : Nilai rata-rata kadar timbal udara lingkungan kerja (77.5 ± 16.8 µg/m3udara) masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu lingkungan (60 µg/m3 udara). Hasil pengukuran kadar timbal win secara keseluruhan (266.5 ± 155.8 µg/1 urin) masih lebih tinggi daripada nilai yang diperbolehkan (65 µg/1 urin) dan setelah dilakukan uji analisis statistik yaitu uji z ternyata terdapat perbedaan bermakna antara kelompok polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan polisi lalu lintas yang bekerja di kantor (p < 0.05). Hasil analisis semen yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan WHO adalah derajat keasaman (pH) semen, secara keseluruhan adalah 8.4 dan apabila dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan WHO (7.2-7.8) maka derajat keasaman (pH) semen mempunyai nilai yang lebih tinggi. Jumlah spermatozoa, motilitas dan morfologi spermatozoa apabila dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan WHO mempunyai nilai yang lebih rendah. Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna dalam kualitas semen (air mani) antara kelompok polisi lalu lintas yang bekerja di jalan raya dan yang bekerja di kantor (p< 0.05).

Scope and Research Method : Traffic Police working in high-ways are exposed to lead from motorized vehicle gas emission. Lead intoxication can be seen from urine indicator and the result of this, among others, is infertility. This study is undertaken to know whether the Traffic Police exposed to lead from more than 5 years will experienced changes in semen analysis namely causing oligozoospermia, astenozoospermia or teratozoospermia. Interview and physical examination are carried out to male traffic Police Officers. The parameter measured are the air concentration of lead in the working environment, Lead concentration in the 24 hours wine and semen analysis conducted by using World health organization (WHO) Method on 232 Traffic Police Officers working in High-ways and 58 Traffic Police Officers working in the office as staff members.
Results and Conclusions The average value of lead concentration in the air of the working environment (77.5 ± 16.8 µg/m3 air) is still higher if compared with the standard value of environmental quality (60 µg/m3 air). The results of urine Lead concentration in its entirely (266.5 ± 155.8 µg /l urine) is still higher than the allowable value (65 µg /l urine) and statistical analysis test, namely z test, showed significant difference between the Traffic Police Group working in High-ways and those working in the office (p < 0.05). The results of semen analysis which differ from the value stipulated by WHO is the degree of semen acidity (pH), on the whole is 8.4 and if compared to the value as determined by WHO (7.2 - 7.8) hence the degree of acidity (pH) has a higher value. The value of spermatozoa, its motility and morphology when compared with the value as stipulated by WHO, they have a still lower value. The results of statistical analysis test, showed significant difference in semen analysis between the Traffic Police Group working in High-ways and those working in the office (p < 0.05).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanto
"Latar Belakang Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta mencapai 8-13% per tahun. Keadaan ini tidak diimbangi ,oleh pertambahan paniang jalan yang hanya 4% saja per tahun. Ketimpangan ini menyebabkan ruang gerak kendaraan bermotor makin sempit yang pada akhirnya menimbulkan tingkat pecnakaian jalan yang tinggi. Tingkat pecnakalan yang tinggi merupakan cerminan arus lalu-lintas yang padat. Disamping itu tingkat pemakaian jalan iuga tampak rnengikuti perkembangan unsur-unsur penarik arus lalu-lintas (Traffic Attractor), yaitu sarana jasa, komersial dan industri. Unsur-unsur ini tentunya berperan sebagai penyebab tingginya tingkat pemakaian jalan yang merupakan cerminan dari kepadatan arus lalu-lintas terutama pada jam-jam sibuk baik pagi maupun sore hari. Atas dasar latar belakang tersebut penelitian mi bertujuan membahas kaitan antara tingkat pemakaian jalan pada jam sibuk dengan tingkat kepadatan sarana iasa, komersial dan industri di DKI Jakarta.
Masalah: 1. Bagaimana pola tingkàt pemakalan jalan pada jam sibuk di DKI Jakarta ? 2. Bagaimana pola tingkat kepadatan sarana jasa, komersial dan industri di DKI Jakarta ? 3. Bagaimana kaitan antara tingkat pemakaian j alan dengan tingkat kepadatan sarana jasa, komersial dan industri di wilayah DKI Jakarta ?
Analisis dilakukan dengan Asosiasi Peta dan Korelasi Statistik Linier Sederhana (r Pearson). Kesi mpul an Pola tinqkat pemakaian jalan memperlihatkan kecenderungan bahwa tingkat pemakaian jalan semakin tinggi di daerah pusat. Pola tingkat kepadatan sarana jasa tinggi dan sedang tersebar merata di daerah pusat, sedang tingkat kepadatan rendah tersebar di bagian selatan, barat dan timur dengan pola yang teratur. Pola tingkat kepadatan sarana komersial memperlihatkan baha kepadatan tinggi dan sedang terkonsentrasi di bagian pusat, sedangkan tingkat kepadatan rendah tersebar di bagian selatan, barat dan timur. Pola tingkat kepadatan sarana industri tinggi tampak terkonsentrasi di bagian timur dan utara, sedangkan tingkat kepadatan industri sedang dan rendah terdapat di bagian pusat, barat dan selatan. Tingkat pemakaian jalan berkorelasi dengan sangat signifikan dengan tingkat kepadatan sarana jasa dan komersial. Sedang korelasi antara tingkat pemakaian jalan dengan tingkat kepadatan sarana industri adalah lemah. Tingkat kepadatan sarana jasa merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat pemakaian jalan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S33790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Narama Fadillah
"Diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kelancaran arus lalu lintas kendaraan bermotor I didapati di 6 ruas jalan, Tingkat Kelancaran ALLKB II didapati di 17 ruas jalan dan Tingkat Kelancaran ALLKB III didapati di 7 ruas jalan. Pengelolaan arus lalu lintas kendaraan bermotor di Kotamadya Bandung dipandang dari segi peletakkan lampu lalu lintas mencakup 6 lokasi kemacetan pada jam normal dan 18 lokasi pada jam sibuk. Penugasan aparat petugas lapang tampak mencakup 9 lokasi kemacetan yang ada pada jam normal dan 23 lokasi pada jam sibuk. Untuk lokasi parkir didapati 6 lokasi parkir yang berada pada lokasi kemacetan. Hubungan yang tampak antara tingkat kelancaran dengan pusat kegiatari adalah semakin menurunnya nilai kelancaran didapati pada region yang pusat-pusat kegiatannya semakin padat. Disarnping itu rasio kepadatan pusat'pusat kegiatan A terhadap B cenderung meningkat pada region yang tingkat kelancarannya menurun."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>