Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwanda
"Geomorfologi mempelajari relief muka bumi melalui klasifikasi dan pemeriannya (Lobeck, 1939). R.A- van Zuidam melakukan analisis terrain secara geomorfologi ditinjau dari 3 aspek, yaitu jenis relief, genesis dan jenis batuan genesis, A.J. Pannekoek menggolongkan fisiografi pulau Jawa dalam 3 zona, yaitu zona Utara, Tengah dan Selatan- Wilayah kompleks gunung api Danau termasuk zona fisiografi Utara yang merupakan wilayah lipatan. Van Bemmelen menyatakan, bahwa wilayah kompleks gunung api Danau merupakan bagian sisi Barat zona Bogor yang telah memperlihatkan perbedaan dengan garis-garis fisiografi tipe Jawa. Kompleks gunung api ini pusatnya disebut kaldera Danau (kepundan atau gunting api Danau). Bagian puncak gunung api ini mula-mula tinggi, bukan ditenggelamkan melainkan tepinya sendiri yang rendah mempunyai lereng luar yang landai dengan bagian dalam tebing yang terjal serta mengelilingi danau yang hanya sebagian saja berisi air, terletak pada ketinggian hanya beberapa meter (90 m) di atas permukaan laut- Dalam pada itu beberapa sisa-sisa yang tidak teratur dari gunung-gunung api yang lebih tua ini muncullah dari lereng sebelah luar sejumlah gunung-gunung api, beberapa di antaranya menutup bagian selatan tepi kepundan. Yang terbesar adalah gunung Karang (1778 m) dengan kerucutnya yang teratur dan mudah dikenal. (Pannekoek, Outline of the Geomorphology of Java, p- 318-319)
Tujuan penelitian ini ingin melihat unit-unit kompleks gunung api Danau dan aspek aliran sungainya tiap unit geomorfologi. Adapun permasalahan yang hendak dibahas, terdiri dari
1. Unit-unit geomorfologi apa yang dijumpai di kompleks gunung api Danau ?
2. Bagaimana bentuk-bentuknya yang masih nampak sekarang ?
3. Bagaimana pola aliran dan kerapatan aliran sungainya tiap unit geomorfologi "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S33652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustiar Hamdani O`bany
"ABSTRAK
Kiasifikasi ataupun penggolongan bentuk muka burnt merupakan salah satu cara untuk
mernpermudah dalarn memberikan gambaran muka buini dan sebenarnya merupakan sebuah
proses yang berlangsung secara terus menerus. Terlepas dart kiasifikasi mana yang balk, mudah
diterapkan dan dimengerti, semuanya itu mempunyai tujuan yang sarna, yaitw bermaksud
menyederhanakan bentuk perrnukaan burnt yang sangat kompleks menjadi unit-unit yang
memiliki kesarnaan dalam sifat dan perwatakannya. Berbagai tulisan balk menurut Pannekoek,
Beinmelen maupun Sandy rnenyebutkan bahwa daerah panelitian secara fisiografi umurn berada
pada wilayah depresi berupa cekungan, barisan pegunungan vulkartik serta wilayah lipatan
selatan dan lipatan utara,
Dengan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan, permasalahan yang dibahas pada
penelitian mi adalah:
Unit - Unit Geomorfologi apa saja yang terdapat pada Daerah Tasikmalaya dan Sekitarnya?
Untuk menjawab permasalahan di atas, digunakan berbagai pendekatan dan sistem kiasifikasi
yang telah ada dengan mellhat berbagai aspek geornorfologi, terutama sangat ditekankan
kepada aspek morfologi dan aspek morfogenesis, sehingga dthasilkan wilayah bentukan asal dan
unit-unit geornorfologi daerah penelitian yang disertai uraian deskriptif setiap unit
geomorfologi.
Dengan melihat serta membandmgkan adanya keterkaitan dan berbagai aspek geomorfologi
daerah penelitian, terdapat 5 (lima) bentukan asal yang mempengaruhi adanya perbedaan
bentuk muka burnt. Ke-5 bentukan asal tersebut adalah:
1. Wilayah Bentukan Asal Fluvial
2. Wilayah Bentukan Asal Denudasi - Degradasi
3. Wilayah Bentukan Asal Struktural
4. Wilayah Bentukan Asal Vulkanik
5. Wilayah Bentukan Asal Karstik - Eksokarst dan Endokarst
Pada daerah penelitian, proses denudasi hanya dipengaruhi oleh proses degradasi yang terdapat
di sebelah selatan dan barat taut Tasikmalaya dan di beberapa tempat di sebelah timur taut
Ciaxnis, dirnana pengikisan dan pengangkutan sangat dorninan pada masa sekarang. Untuk
wilayah bentukan asal Karstik, pada penelitian ku dikelompokkan kedalam dua bagian, yaltu;
bentukan karstik-eksokarst berupa bentukan karstik permukaan di sebelah selatan dan barat
daya Tasikxnalaya dan bentukan karstik-endokarst, yaitu; bentukan karstik bawah permukaan
berupa Gua batugamping yang berada di sebelah selatan Tasikrnalaya dalarn lingkungan Unit
Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis.
Dalarn pengelompokkan unit-unit geomorfologi, dikelornpokkan kedalarn dua bagian, yakni:
unit-unit geomorfologi dan detil unit geomorfologi, dengan dasar pertimbangan bahwa detil unit
geomorfologi sangat ditekankan pada keberadaan satu unit geornorfologi sebagal sebuah proses
dalant rnenghasilkan tipe-tipe betuk muka bumi yang tidak tertampung pada sekala peta yang
digunakan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amellia Dwi Santika
"Kompleks Gunungapi Rawa Danau berada di Provinsi Banten terbentuk akibat letusan dari gunungapi purba. Tersusun atas lava yang berumur kuarter berasal dari Gunung Karang, Gunung Parakasak, Gunung Tukung Gede, Gunung Marikangen dan Gunung Dano Purba yang berkaitan dengan subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia di selatan Pulau Jawa. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui jenis dari lava penyusun gunungapi, mengetahui evolusi magma serta tatanan tektonik pada daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode petrografi dan geokimia dengan analisis X-ray Fluorescence (XRF). Daerah penelitian terdiri dari mineral plagioklas, piroksen, olivin, dan amfibol serta terdapat mikro-tekstur plagioklas berupa coarse sieve, glomerocryst, oscillatory, fine sieve, dan clear. Jenis batuan yang berada di daerah penelitian adalah andesit-basaltik, basaltik trachyandesite, andesit, trachyandesite, dasit, dan trachyte trachydacite. Daerah penelitian memiliki jenis magma yaitu kalk-alkalin. Berdasarkan diagram Harker, terlihat tren yang jelas sehingga magmanya bersifat ko-genetik. Berdasarkan keberadaan amfibolnya terbagi menjadi 3 tren yaitu tren Gunung Karang yang merupakan amfibol bearing, tren Gunung Parakasak merupakan amfibol free, dan tren Gunung Tukung Gede yang merupakan amfibol free dan amfibol bearing. Proses magmatisme yang dominan terjadi pada daerah penelitian berupa fraksinasi kristal dan Proses tektonik yang terjadi adalah subduksi busur benua yang memiliki kedalaman zona Benioff-Wadati sekitar ±118 Km - ±138 Km.

The Rawa Danau Volcanoes complex is located in Banten Province. This volcano complex was formed by ancient volcanoes eruptions. It is Composed by quarterly lava originating from Mount Karang, Mount Parakasak, Mount Tukung Gede, Mount Marikangen and Mount Dano Purba which are associated with the subduction zone of the Indo-Australian plate and Eurasian plate in the southern Java. The purpose of this study is to find out the type of lava constituents of this volcano complex, to know the evolution of magma, and the tectonic history of Rawa Danau Volcanoes Complex as the study area. This study uses petrographic method and geochemical methods with X-ray Fluorescence (XRF) analysis. The study area consists of plagioclase, pyroxene, olivine, and amphibole minerals. There are also micro-textures of plagioclase in the form of coarse sieve, glomerocryst, oscillatory, fine sieve, and clear. Divided into two groups of rocks, namely the group of amphibole bearing rocks and amphibole free rocks. The SiO2 content of this area is 55% to 71%, that is why the rock are andesite-basaltic, basaltic trachyandesite, andesite, trachyandesite, dacite, and trachyte trachydacite. The type of magma is calc-alkaline. Based on the Harker diagram, the study area has a clear trend so that the magma is co-genetic, then that trend is divided into two, namely positive trend and negative trend. However, based on the presence of amphibole mineral, it is divided into three trends, namely Karang trend, which is an amphibole bearing zone, Parakasak trend is an amphibole free zone, and Tukung Gede trend, which is an amphibole free zone and amphibole bearing zone. The dominant process of magmatism in the study area was fractional crystallization and the tectonic processes that occurred was continental arc subduction which had a Benioff-Wadati zone depth of approximately ± 118 Km - ± 138 Km."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S33769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daris Efendi
"ABSTRAK
Kenampakan muka bumi yang beranekaragam merupakan basil dari proses pembentukan
muka bumi yang terus-menerus dan berlangsung sangat lama. Salah satu cara untuk
mempermudah dalam memberikan gambaran muka bumi, adalah membuat klasifikasi
atau penggolongan bentuk muka bumi kedalam satu kesatuan yang disebut unit
geomorfologi. Bemmelen (1949), mengemukakan bahwa secara fisiografi umum wilayah
penelitian merupakan wilayah paling barat dari depresi Bandung yang berada diantara
zona lipatan selatan dan zona Bogor yang diisi dengan vulkan-vulkan muda.
Pendekatan analistis yang digunakan pada wilayah penelitian dengan melihat aspekaspek
geomorfologi yang ada, terutama ditekankan pada aspek morfologi dan aspek
morfogenesis.
Hasil dari analisis aspek morfometri wilayah penelitian adalah berupa 4 wilayah bentuk
medan. Sedangkan dari hasil analisis aspek morfogenesis wilayah penelitian adalah
berupa 6 unit morfogenesis.
Hasil dari analisis aspek morfologi dan aspek morfogenesis tersebut adalah berupa 1 unit
geomorfologi berdasarkan unit morfogenesis marin, 3 unit geomorfologi berdasarkan
unit morfogenesis fluvial, 3 unit geomorfologi berdasarkan unit morfogenesis vulkanik 5 unit geomorfologi berdasarkan unit morfogenesis struktural, 3 unit geomorfologi
berdasarkan unit morfogenesis denudasi dan 1 unit geomorfologi berdasarkan unit
morfogenesis karstik. Pengelompokan unit geomorfologi lainnya berupa detil unit
geomorfologi untuk memperlihatkan arti penting keberadaan sebuah unit geomorfologi
yang masih dapat digambarkan dalam bentuk simbol pada sekala peta yang digunakan."
2000
S33599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>