Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ujang Solihin Sidik
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iksan Tafakur
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1987
S33431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hutauruk, Rosinta Paulina
"Program Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu inovasi bagi dunia pendidikan Indonesia. Sosialisasi program MBS telah dicoba dilaksanakan di sekolah-sekolah rintisan di 7 kabupaten di Indonesia oleh Departemen Pendidikan, bekerjasama dengan UNESCO dan UNICEF, program ini dicoba dilaksanakan di sekolah-sekolah rintisan di 7 (tujuh) kabupaten di Indonesia. Berbagai tangggapan baik yang mendukung maupun antipati terhadap program tersebut bermunculan. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana sosialisasi program MBS tersebut dilaksanakan, serta bagaimana tanggapan adopter terhadap pelatihan dan penerapan MBS di kedua sekolah serta karakteristik apa yang dapat menghambat dan mendukung proses adopsi dan penerapannya.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran sosialisasi program MBS, dan tingkat pemahaman dan partisipasi adopter terhadap sosialisasi program MBS serta mendapatkan karakteristik yang mendukung dan menghambat proses adopsi dan penerapan program MBS.
Dari penelitian ini, didapat temuan-temuan bahwa Karakteristik Complexity merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam proses adopsi, dan penerapannya. Karena materi tidak dikemas sedemikian rupa sesuai dengan kesiapan dan tingkat pengetahuan peserta pelatihan maka adopsi dan penerapan program mengalami banyak hambatan. Pelatihan estafet yang tidak dipersiapkan dengan baik atas materi maupun daya sumber manusianya akan berpengaruh besar terhadap pelatihan di tingkat selanjutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26814
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Ilham A Hamudy
Kementerian Dalam Negeri Ri, {s.a.}
351 JBP 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damaryanti Suryaningsih
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah masih kurangnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Di beberapa propinsi, termasuk propinsi Jawa Barat, angka persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, masih tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, dengan adanya pendampingan tersebut bidan dapat memonitor dukun bayi dan mengambil tindakan bila diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di puskesmas induk yang ada di kecamatan tersebut, yaitu puskesmas Cicurug dan puskesmas Cipari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap, dan praktek dukun bayi dan bidan di desa dalam kegiatan pendampingan bidan di desa pada persalinan yang .ditolong oleh dukun bayi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai kerjasama dalam pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan FGD.
Informan utama pada penelitian ini adalah bidan di desa, dukun bayi terlatih, dan dukun bayi tidak terlatih sebagai obyek penelitian, sedangkan informan pendukung lainnya yaitu kepala puskesmas, bidan, koordinator, kepala seksi KIA Dinas Kabupaten Sukabumi, kepala desa, dan ibu bersalin dengan dukun bayi untuk mendukung dan melengkapi informasi mengenai kerjasama tersebut.
Hasil penelitian adalah:
1. Pengetahuan dukun bayi terlatih dan bidan di desa tentang kerjasama/pendampingan persalinan cukup baik, namun demikian bidan di desa tidak mendampingi setiap persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, kecuali bila dukun bayi mengalami kesulitan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih tidak mengetahui adanya bentuk kerjasama dengan bidan di desa.
2. Sikap dukun bayi terlatih di puskesmas Cicurug terhadap hubungan kerjasama dengan bidan di desa umumnya baik, sebaliknya, di puskesmas Cipari kurang baik. Perbedaan ini disebabkan karena di puskesmas Cicurug pernah ada pelatihan dukun dan pertemuan rutin antara bidan di desa dan dukun bayi terlatih yang tetap berlangsung sampai sekarang, tidak demikian halnya dengan puskesmas Cipari selain itu juga disebabkan oleh perbedaan karakteristik antara bidan di desa dan dukun bayi dari segi usia, pendidikan, dan asal daerah.
3. Bentuk praktek kerjasama dukun bayi terlatih dan bidan di desa di puskesmas Cicurug; bidan di desa dipanggil oleh dukun bayi bila yang bersangkutan mengalami kesulitan, sedangkan di puskesmas Cipari, dukun bayi terlatih jarang memanggil bidan di desa, biasanya bila mereka mengalami kesulitan pihak keluarga yang memanggil bidan di desa. Beberapa dukun bayi terlatih baik di puskesmas Cicurug dan Cipari masih merasa kurang puas dalam hal pembagian peran kerjasama dan sistim pembayaran.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya dukun terlatih sudah mengetahui adanya kerjasama pendamping dalam pertolongan persalinan, namun demikian dalam prakteknya kerjasama tersebut baru terjadi bila dukun bayi terlatih mengalami kesulitan dalam menangani persalinan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih belum mengetahui adanya bentuk kerjasama tersebut.
Saran: Untuk meningkatkan kerjasama antara bidan di desa dan dukun bayi, hendaknya pihak Dinkes menerbitkan kebijakan lokal spesifik yang sesuai dengan budaya setempat, dan hal ini dikoordinasikan di tingkat puskesmas untuk selanjutnya disosialisasikan ke seluruh pihak.

Qualitative Analysis of Assistance from Village midwife in Deliveries Attended by Traditional Birth Attendant at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa BaratOne of the main causes of the high maternal mortality rate in Indonesia is the inadequate coverage of childbirths attended by health care providers. In some provinces including West Java, numbers of deliveries attended by traditional birth attendants (TBA) is still rated as high. For this reasons, a companion of village midwife is needed by a TBA when attending deliveries to monitor the performance of the TBAs and to take necessary actions when needed. This research was conducted at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, specifically at the major community health centers, puskesmas Cicurug and puskesmas Cipari.
The purpose of this research is to obtain a clear picture of the level of knowledge, attitude, and practical skills of the TBAs in the subject area in relation to the program of accompanying TBA during birth attendance.
This research uses qualitative approach to collect complete information regarding cooperation between the village midwife and the TBA in deliveries attended by TBA. The data collection methods used in this research is interviews and FGD.
The main targets of information collection in this research are the Village midwife, trained TBAs, and untrained TBAs as object of the research, while the supporting source of information are the midwife coordinator, the Head of KIA at the Health Service Office in Kabupaten Sukabumi, Chief of village, and the women in labor in 2000-2001 attended by TBAs to support the cooperation in information collection project.
The results of the research are:
1. The knowledge of the trained TBAs and village midwife regarding the form of cooperation/labor accompaniment are quite well, however the village midwife is not always present at the childbirths attended by TBA, and are present only when the problems occur. While the untrained TBAs haven't had knowledge regarding the form of cooperation/labor accompaniment by village midwife.
2. The attitude of the trained TBAs and the village midwifes regarding the form of cooperation at puskesmas Cicurug is generally good, while at puskesmas Cipari is seen as not encouraging. The differences of their cooperation are due to some reasons, one of which is the puskesmas Cicurug was once organizing a training for TBAs in, addition to routine meetings, but at puskesmas Cipari such routine meetings have never been held. Aside from this fact, the difference in characteristic of TBA and village midwife such as the differences of age, education, and point of origin also become an issue.
3. The usual practice conducted by the trained TBAs and village midwifes at puskesmas Cicurug in terms of cooperation/labor accompaniment is the TBAs will call the village midwife if she faces difficulties. Whereas at puskesmas Cipari, the trained TBAs seldom ask the village midwife to help. When they have problems with labors, the family of the laboring women will call the village midwife. In terms of work role division and pay system between the village midwife and the TBAs, some trained TBAs both at Puskesmas Cicurug and Puskesmas Cipari are not quite satisfied.
Conclusion: The trained TBAs and the village midwifes have known about the form of cooperation/labor accompaniment, however on usual practice the TBAs will call the village midwife only if she faces difficulties. On the other hand, the untrained TBAs haven't known about the form of accompaniment by village midwifes.
Suggestions: to develop work relationship between the TBAs and the village midwifes, Dinkes should make a local policy which appropriate to their culture and should be coordinate in puskesmas level and will socialize in all level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Damajanti
"Menurut WHO remaja adalah kelompok usia I0-19 tabun. Kelompok ini merupakan populasi yang besar yaitu sekitar 20% dari jumlah penduduk. Kelompok ini memberikan kontribusi bermakna dalam pencapaian MDG's 2015, yaitu AKP 5011.000 K.H, AKB 5611.000 K.H dan Prevalensi BBLR tertinggi (>8%) terjadi pada kelompok ibu < 20 tabun. (SDKl 2007). Juga ditemukan kontribusi tidak langsung pada kelompok remaja yang memberi kontribusi pada risiko kematian bayi antara lain 8,3% hipertensi mulai dijumpai pada usia muda (15-17 tabun), 16,3% anemia (15-24 tabua), dan masalah perilaku seperti kebiasaan merokok (33%} teljadi pada umur < 20 tabun, serta persentasi kumulatif tertinggi (54,76%) kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 20-29 tabun. Kebanyakan lrelompok ini ada di sekolah formal, Informal dan non formal. Menjadi penting untuk mendidik merelre agar menjadi lebih baik dl masa datang. Departemen Kesehatan mengembangkan puskesmas sehagai Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sebagai upaya strategik untuk menjangkau kelompok ini. Pada tabun 2008, di Kota Sukabumi ditemukan 0,78% siswa anemia, 8,2% gizi lebih dan 32% Hb < 12 gr%. Sedangkan berdasarkan pelaporan PKPR tabun 2008 di kota Bogor ditemukan 1.009 kasus gizi, 570 gangguan belajar dan 329 kasus gangguan haid. Kota Sukabumi dl kenai sebagai kola juara dalam perlomhaan lJKS dan Bogor pada tabun 2003 implementasi PKPR, pada tabun 2006 semua puskesmas sudah PKPR. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan mana yang lebih efisien. Disain penelitian dengan cross sectional dan analisis biaya minimisasi. Perhitungan biaya menggunakan ABC (Aetivity Based Costing). Hasil studi ini adatab PKPR lebih efisien.

Adolescent according to WHO is a group of teenager between 10 to 19 years old. This group is a large population (20%) of the total population in Indonesia.. This group contributes a significant influence to reach the MDG's 2015 goals, where Perinatal Mortality Rate (PMR) is 50/I ,000 KH, Infaot Mortality Rate (IMR) is 56/1,000 and the high Low Birth Weight Rate (>80%) in a group of mothers age below 20 years (IDHS 2007). It was also found indirect contribution to the risk of infant death. For example 8.3% hypertension cases were found in young ages (15 to 17 years), as well as 16.3% of anemia (IS to 24 years), and behavior problems such as smoking habit (33%). The highest cumulative percentage (54.76%) of AIDS' cases is also found in a group of adolescent ages between 20 to 29 years. Most of them are attending formal school, informal as well as non formal education. It is important educate this group for a better future. The Ministry of Health (MOH) uses the Health Centre as Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) or Adolescent Friendly health services (AFHS) as a strategic approach to reach the adolescent group by health workers. In 2008, it was found that in Sukabumi 0.78% student was having anemia, 8.2% with obesity and 32% was having Hb < 12 gr %. On the other hand, based on AFHS analysis year 2008 in Bogor, it was found 1,009 cases with obesity, 570 cases with problems in study and 329 cases related with menstruation problems. Sukabumi is known as a champion city for variety of UKS national championship, and Bogor in the year of 2003 implemented a trial on AFHS aod since 2006 all Puskemas have been transformed to AFHS. The objective of this study is to describe which intervention is more efficient. We employed a cross sectional design and Cost Minimization Analysis (CMA). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32391
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Fadhillah Gunawan
"Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 menempatkanKabupaten Cianjur terendah di Jawa Barat, dan Kota Sukabumi terjadi penurunanpaling signifikan di Provinsi Jawa Barat. Tujuan studi ini untuk menjelaskanimplementasi kebijakan urusan kesehatan di Kabupaten Cianjur dan KotaSukabumi serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitiandengan pendekatan postpositivisme menggunakan metode kualitatif. Hasilpenelitian implementasi kebijakan urusan kesehatan di Kabupaten Cianjurmenunjukkan belum validnya data masyarakat miskin untuk program pembiayaankesehatan, adanya hutang Pemerintah Daerah ke fasilitas kesehatan, anggarankesehatan belum 10 , akses masyarakat ke fasilitas kesehatan masih sulit,rujukan puskesmas ke rumah sakit masih tinggi, kurangnya jumlah sumber dayamanusia kesehatan dan kualitas kompetensinya yang rendah, serta belum adaperencanaan dan program pengembangan sumber daya manusia kesehatan.Sementara Kota Sukabumi implementasi kebijakan urusan kesehatan yangmeliputi pembiayaan kesehatan, fasilitas kesehatan, dan sumber daya manusiakesehatan sudah berjalan dengan baik, namun yang masih harus diperhatikanadalah program pengembangan sumber daya manusia kesehatan yang belumberjalan. Faktor kepemimpinan, komunikasi, dan sosio cultural menjadi faktordominan yang mempengaruhi implementasi kebijakan desentralisasi urusankesehatan berdasarkan konsep factors affecting implementation ofdecentralization policies yang dikemukan oleh Cheema dan Rondinelli.Kata Kunci : Kesehatan, Desentralisasi, Implementasi Kebijakan, PembiayaanKesehatan, Fasilitas Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, KabupatenCianjur, Kota Sukabumi

West Java is one of the provincial area in Indonesia which consist of 25 districtsand cities. Based on 2013 Indonesian Public Health Development Index IPHDI ,there were two areas in West Java with major public health developmentconcerns. District of Cianjur has the lowest IPHDI rank in 2013, while City ofSukabumi experienced a significant decrease in IPDHI rank from 2007 to 2013.This study aimed to analyze implementation of health affair policy and to identifyfactors that affecting it in Cianjur and Sukabumi by using post positivismapproach and qualitative method. The results of the implementation of healthaffairs policy in Cianjur showed that the accurate data on poor society for healthfinancing program was not established, the presence of local government debt tohealth facilities, health budget has not covered 10 of the total budget, difficultiesin accessing health facilities, the number of referral from Puskesmas to hospitalwas high, the number and quality of competence in health human resources waslow, and human health resources development plan and program were notavailable. On the other hand, even though Sukabumi had significant decrease inIPDHI rank, this research found out that Sukabumi has established a wellperformedimplementation of health affairs policy which consist of healthfinancing programs, health facilities and health human resources. However,Sukabumi had to consider to implement the human health resource programswhich were not yet started. Overall, the findings from Cianjur and Sukabumishowed that leadership, communication and sociocultural are the dominant factorswhich influence the implementation of health affairs policy decentralization basedon factors affecting implementation of decentralization policies conceptbyCheema dan Rondinelli.Key words Healthy, Desentralization, Policy Implementation, Health Financing,Health Facility, Human Health Resources, Cianjur, Sukabumi"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>