Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djuli Gustomo
"Apel adalah jenis tanaman yang biasa tumbuh pada wilayah lintang tinggi, tetapi kenyataannya tanaman tersebut dijumpai pula pada wilayah lintang rendah (tropis). Kondisi iklim yang sesuai bagi tempat tumbuh tanaman apel di wilayah tropis dimungkinkan oleh adanya pengurangan suhu sebesar 0,6 derajat Celsius untuk setiap kenaikan tempat 100 meter (Sandy,· 1986). Dengan demikian tanaman apel yang tumbuh baik di wilayah lintang tinggi kiranya dapat dijumpai pula di wilayah tropis, asalkan ketinggian dan suhunya memungkinkan. Di Indonesia, ada beberapa tempat yang terdapat tanaman apel. Namun terdapat perbedaan satu dengan yang lain, jika dilihat pada aspek potensi dan produksinya.
Tujuan penelitian ini _adalah ingin mengetahui kaitan iklim dan tanaman apel di kabupaten Malang, khususnya mengenai kesesuaian wilayah tanaman apel dengan kalsifikasi iklim. Landasan klasifikasi iklim Koppen-Trewartha (1980) dipakai untuk mengidentifikasi kaitan keduanya. Sedangkan pemakaian klasifikasi Mohr didasarkan atas pertimbangan bahwa tanaman apel membutuhkan periode kering yang cukup.
Masalah yang dibahas adalah :
1. Pada wilayah yang bagaimana tanaman apel dapat tumbuh dengan baik didasarkan pada kondisi iklim yang ada ?
2. Bagaimana kesesuaian antara iklim (klasifikasi iklim) Koppen-Trewartha dan Mohr jika dikaitkan dengan wilayah tanaman apel di kabupaten Malang ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S33729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Junico
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Hanural Burhan
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Zulfan
"ABSTRAK
Tanaman kopl membutuhkan .persyaratan tertentu di dalam pertijimbuhannya.
Juimlah maupun mutu basil dari tanaman kopi
dipengaruhi oleb berbagai faktor, salab eatu di antaranya
adalab iklim.
Tanaman kopi Jenis robusta dapat tumbub baik pada curab bujan
2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 3-4 bulan, dan snbu
udara tahunan 21-24*^ atau pada ketinggian 400-800 meter dpi,
sedangkan pada Jenis arabika tumbub baik pada curab bujan
2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 2-3 bulan, dan subu
udara tabunan 17-21° atau pada ketinggian 800-1500 dpi.
Masalab yang dibabas adalab: 1. Berdasarkan syarat tumbubnya,
di mana wilayab kesesuaian iklim untuk tanaman kopi di
propinsi Jawa Timur ? 2. Bagaimana tingkat produktifitas,
tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim ?
Metode penelitian berupa korelasi peta dan korelasi statistik.
Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetabui tingkat
produktifitas tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim
tanaman kopi di propinsi Jawa Timur.
Ringkasan yang diperoleb dari basil penelitian adalab :
Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi robusta
menyebar pada kabupaten-kabupaten Bodonegoro, Lamongan,
Ngawi, Paditan, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganduk, Kediri,
Tulung Agung, Malang, Bondowoso, Pasuruan, Mojokerto,
Jember, Jombang, Situbondo, Probolinggo, Blitar, Lumajang,
dan Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupatenkabupaten
Tuban, Gresik, Sldoarjo, Lamongan, Magetan, Madiun,
Nganduk, Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumajang, Situ
bondo, Banyuwangi, Modokerto, Ponorogo, Jember, Bodonegoro,
Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso.
Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi arabika
menyebar pada kabupaten-kabupaten Ngawi, Magetan, Pacitan,
Bodonegoro, Malang, Lamongan, Nganduk, Ponorogo, Trenggalek,
Tulung Agung, Kediri, Blitar, Jombang, Modokerto, Pasuruan,
Probolinggo, Lumadang, Jember, Sitxibondo, Bondowoso, dan
Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupaten-kabupaten
Tuban, Gresik, Sidoardo, Madiun, Lamongan, Nganduk, Magetan,
Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumadang, Situbondo,
Banyuwangi, Modokerto, Bodonegoro, Ponorogo, Jember, Ngawi,
Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso.
Wilayab curab hudan sesuai untuk tanaman kopi robusta tingkat
produktifitas rata-rata sedang, wilayab curab budan tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendab. Pada wilayab
lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas rata-rata
rendab, wilayab lama bulan kering tidak sesuai tingkat pro
duktifitas rata-rata sedang. Wilayab ketinggian sesuai ting
kat produktifitas rata-rata sedang bingga rendab, wilayab
ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah.
Wllayah iklim yang sesuai -unt-uk tanaman kopl robusta tingkat
produktlfitas rata-rata sedang, pada wllayah iklim yang tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah.
Wllayah curah hujan sesuai untuk tanaman kopi arabika tingkat
produktifitas rata-rata sedang, pada wllayah curah hudan
tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Pada
wllayah lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas ratarata
tinggi, pada wllayah lama bulan kering tidak sesuai,
tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah ketinggian
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah, pada wllayah
ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata
rendah.
Wllayah iklim yang sesuai bagi tanaman kopi arabika tingkat
produktifitas rata-rata sedang, wllayah iklim yang tidak
sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah."
1995
S33551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Muzaqi
"ABSTRAK
Nama : Aris MuzaqiProgram Studi : Teknik IndustriJudul Penelitian : Perancangan Model Optimasi Distribusi Buah Apel di Kota Batu Malang Jawa Timur Dengan Metode HPSOPenelitian ini membahas mengenai distribusi pada saluran distribusi tata niaga agribisnis untuk komoditas hortikultura buah apel yang memiliki biaya transportasi yang cukup tinggi. Penentuan rute terbaik dalam pendistribusian untuk memaksimalkan keuntungan kumulatif atau meminimalkan potensi keuntungan yang hilang. Potensi keuntungan yang hilang teridentifikasi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan. Penentuan rute distribusi dengan menggunakan Vehicle Routing Problem VRP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi biaya transportasi dan memaksimalkan profit. VRP mengatur rute distribusi sehingga menghasilkan jarak tempuh total seminimal mungkin. Untuk menyelesaikan permasalahan distribusi produk di tata niaga buah apel ini, maka dikembangkan model penyelesaian VRP dengan menggunakan algoritma Hybrid Particle Swarm Optimization. Hybrid Particle Swarm Optimization merupakan salah satu kelas metaheuristik yang berbasis pada pencarian lokal. Rute usulan hasil penelitian menghasilkan perbaikan, yaitu pengurangan jarak tempuh dan biaya transportasi sebesar 11,13 dan 10,46 untuk tujuh periode pengiriman buah apel. Sehingga program optimasi ini mampu memberikan masukan pada lembaga yang terlibat dalam tata niaga agribisnis untuk meningkatkan profit berdasarkan rute distribusi yang tepat.Kata Kunci :Vehicle Routing Problem, Hybrid Particle Swarm Optimization, Optimasi Distribusi Apel, Value Chain

ABSTRACT
ABSTRACT Name Aris MuzaqiStudy Programe Industrial EngineeringTitle Model Designing Apple Fruit Distribution with HPSO Method in Batu Malang City East JavaThis study discusses the case of the distribution channel in the agribusiness commerce distribution in horticulture commodity of apple fruit that has a relatively high transportation cost. The determination of the best route in the distribution intended to maximize cumulative gain or minimize the potential loss of profit. The potential loss of profit is identified by the costs which are incurred. The determination of route using Vehicle Routing Problem VRP is one of the methods that can be used in increasing the efficiency of transportation cost and maximizing profit. The aim of VRP is to manage the distribution route so that it resulting in the lowest distance covered. To cope the problem related to the product distribution in the commerce of apple fruit, the completion model of VRP is being developed with the algorithm of Hybrid Particle Swarm Optimization. Hybrid Particle Swarm Optimization is one of the metaheuristic class which based on the local finding. The route suggested resulting in some improvements which are the decrease of the distance covered and transportation cost as much as 11.3 and 10.46 for seven periods of apple fruit shipping. This model can provide input to institutions involved in agribusiness tcommerce to increase profits based on appropriate distribution routes.Keywords Vehicle Routing Problem, Hybrid Particle Swarm Optimization, Distribution Optimization of Apple, Value Chain."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Machfud Nilriad
1996
S33570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Zahriyah
"Otonomi Daerah sebagai wujud pelaksanaan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan penerapan konsep yang membagi kekuasaan pemerintah menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kebijakan perimbangan keuangan pusat-daerah akan mengatur secara pasti pengalokasian dana perimbangan. Dengan demikian, diharapkan daerah akan lebih mampu memacu pembangunan daerah, sehingga kesenjangan pertumbuhan antar daerah dapat dikurangi. Sumber penerimaan dalam negeri yang paling dominan dan bisa diandalkan adalah pajak, yang salah satunya berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan dilakukannya bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka peranan dan kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap penerimaan daerah semakin dominan.
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menjelaskan tentang pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan serta seberapa besar kontribusi bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam program bantuan pembangunan desa di Kabupaten Malang. Dengan demikian diharapkan dari hasil studi penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan dibandingkan dengan teori-teori yang mendasarinya dan sebagai bahan pertimbangan agar dalam penyusunan anggaran pembiayaan program bantuan pembangunan desa yang diperoleh dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dapat lebih diperhatikan. Adapun analisis yang digunakan pada tesis ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan Cara menggambarkan sumber pembiayaan program bantuan pembangunan desa yang diterima dari hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan. Sedangkan teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan.
Dari hasil penelitian secara umum dapat diperoleh gambaran bahwa program bantuan pembangunan desa di Kabupaten Malang merupakan proyek yang salah satu dananya berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan. Kontribusi dana dari PBB terhadap pembiayaan program bantuan pembangunan desa yang diprioritaskan antara lain pada prasarana jalan, jembatan, pengairan dan pengadaan air bersih, masih sangat kecil dan perlu ditingkatkan, sehingga Wajib Pajak pedesaan merasakan adanya manfaat dari pembayaran pajak tersebut. Hal ini juga untuk menunjukkan akuntabilitas pengelolaan dana dari PBB oleh pemerintah terhadap pembayar Pajak Bumi dan Bangunan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Cintya Pradipta Hapsari
"Kabupaten Malang memiliki berbagai potensi wisata seperti wisata alam dan wisata budaya. Potensi wisata tersebut perlu didukung sarana dan prasarana yang optimal untuk perkembangan objek wisata sehingga dapat menarik wisatawan. Beberapa objek wisata di Kabupaten Malang belum memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Malang serta menganalisis hubungan antara tahap perkembangan objek wisata dengan pengelola wisata. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap perkembangan objek wisata dan pengelola wisata. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Objek wisata di Kabupaten Malang didominasi oleh tahap Involvement dengan karakteristik jumlah wisatawan yang mengalami peningkatan sedikit atau meningkat namun pertumbuhannya menurun, ketersediaan fasilitas primer, sekunder dan kondisional yang kurang beragam serta aksesibilitas yang mudah diakses dengan letak wisata di jalan lokal dan tidak tersedianya angkutan umum. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Malang dengan pengelola wisata.

Malang Regency has many tourism potentials such as natural attraction and cultural attraction. Tourism potentials need to be supported by facilities and infrastructure that are optimal for the development so that they can attract tourists. Some tourism objects in Malang Regency does not have complete facilities to support tourist. This study aims to determine the development stage of tourism objects and analyze the correlation between development stage of tourism objects with tourism organizer. Variables used in this research are the development stage of tourism objects and tourism organizer. The methods used are spatial descriptive analysis and chi-square statistical analysis. The results showed that the stage development of tourism objects in Malang Regency are dominated by the second stage of development (involvement) with the characteristics of the number of tourists experiencing a slight increase or increasing but declining growth, the availability of primary, secondary and conditional facilities that are less diverse and accessibility that is easily accessible by the location of tourism on local roads and the unavailability of public transportation. Chi-square statistical test result showed that there is a significant correlation between development stage of tourism in Malang Regency with tourism organizer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Poppy Marlina Monica
"Pariwisata tidak hanya sekedar objek dan daya tarik wisata tetapi juga tentang perpindahan wisatawan dari tempat tinggal menuju tempat wisata. Ketidakmerataan pergerakan wisatawan disebabkan oleh faktor karakteristik objek wisata yang dikunjungi dan faktor wisatawan itu sendiri. Penelitian ini mengkaji pola keruangan pergerakan wisatawan dan faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan dengan analisis keruangan dan analisis korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan wisatawan single pattern tidak bergerak ke berbagai arah dan pergerakannya paling terbatas dibandingkan dengan wisatawan multiple pattern. Sedangkan pola keruangan wisatawan multiple pattern tidak hanya mampu bergerak ke berbagai arah objek wisata alam dengan jarak fisik yang bervariasi tetapi juga berbagai jenis objek wisata alam. Wisatawan dengan sub-tipe stopover paling luas bergerak dibandingkan chaining loop dan base site dengan menjangkau hampir seluruh objek wisata alam pada jarak yang dekat hingga jauh. Sedangkan wisatawan dengan sub-tipe base site memiliki luas ruang gerak yang paling terbatas dibandingkan stopover dan chaining loop dengan bergerak pada jarak yang dekat. Faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang adalah aksesibilitas, atraksi objek wisata, daerah asal wisatawan, lama kunjungan di objek wisata, pilihan moda transportasi, motivasi wisatawan dan pengalaman berkunjung. Sedangkan faktor jumlah teman seperjalanan tidak mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang.

Tourism is not just objects and tourist attraction but also tourist movement from their homes to tourist attractions. Inequality tourist movements caused by characteristic of tourist attraction and tourist itself. This study examines the spatial pattern of tourist movement and the factors that affect the movement of tourist with spatial analysis and statistical correlation analysis. The results showed that the spatial pattern of single type is not moving in different directions and the most limited movement than the multiple pattern. While the spatial pattern of multiple type is not only able to move into different directions with varying physical distances but also various types of natural attractions. Sub-type of the multiple: stopover, tourist with sub-type stopover not only has the most widely move than chaining loop and base site but also reach almost all the natural attractions in near and far distance. While tourist with sub-type base site has the most limited space than stopover and chaining loop also moving in near distance. Tourist movement in Malang influenced by accessibility of natural destination, attraction of natural destination, origin of tourists, duration of visits in natural attractions, modes of transportation, tourist motivation and experience of visited. Meanwhile the number of tourist companion is a factor that not affect a tourist movement in Malang.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>