Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159557 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugijarto
"Dengan tujuan ingin mengetahui perubahan penggunaan tanah alang-alang sehubungan dengan adanya pertambahan penduduk dan status tanahnya di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah pada tahun 1971 - 1980. Tulisan ini akan mencoba menjawab masalah : - Wilayah-wilayah mana saja yahg tanah alang—alangnya mengalami perubahan ( berkurang ) ? - Apakah dengan adanya pertambahan penduduk mengakibatkan berkurangnya tanah alang-alang di daerah tersebut ? - Dan bagaimana pula hubungannya dengan keadaan status tanahnya ?. Secara hipotesis dapat di kemukakan bahwa di Daerah daerah di mana terjadi pertambahan penduduk, kemungkinan meluasnya tanah alang-alang tidak ada. Begitu pula pada status tanah hak ( milik ), kemungkinan meluasnya tanah alang-alang juga tidak ada. - Dalam tulisan ini, untuk penganalisaannya di lakukan dengan teknik korelasi peta dan korelasi statistik Rumus statistik yang di gunakan adalah koeflsien kontlngensi. Dari hasil penganalisaan di dapat hal-hal sebagai berlkut : - Tanah alang-alang di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah baik pada tahun 1971 maupun tahun 1980, terutama pada ketlnggian 25 - 100 m dari permukaan laut dengan kemiringan tanahnya 3 - 12 %. - Perubahan tanah alang-alang di Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah untuk masing-masing kecamatan berbeda beda. - Ada hubungan yang erat antara perubahan tanah alang dengan pertambahan penduduk. Perubahan ( berkurang ) nya tanah alang-alang yang banyak di tandai dengan pertambahan penduduk yang banyak pula, dan perubahan tanah alang-alang yang sedikit di tandai dengan pertambahan penduduk yang sedikit pula. Dan juga ada hubungan yang erat antara perubahan tanah alang-alang dengan status tanahnya. Tanah alang-alang yang mengalami perubahan ( berkurang ) kebanyakan terdapat pada status tanah hak."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitindjak, Wilson
"Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran tanah alang-alang serta kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran tanah alang-alang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kemungkinan meluasnya wilayah tanah alangalang. Guna melihat kecenderungan dari penyebaran tanah alang-alang dan kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang tersebut, didalam penulisan ini digunakan beberapa faktor antara lain : faktor ketinggian, lereng, bahan induk tanah, rah hujan, kepadatan petani serta status tanahnya. Masalah yang dibahas : Dimana terdapat tanah alang-alang tersebut ? Faktor apa yang mempengaruhinya ? dan dimana kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang ? Metode pendekatan yang dipakai adalah melalaui Superimpose peta penyebaran tanah alang-alang diatas peta-peta lainnya dan juga dibuat Superimpose berdasarkan potensi daerah pada masing-masing kecamatan menurut jumlah nilai. Kesimpulan : Tanah alang-alang dikabupaten Lampung Utara terdapat pada ketinggian kurang dari 500 meter ( wilayah tanah usaha utama satu ), terutama pada ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut dengan keminingan tanah 0 - 2 %. Adanya tanah alang-alang disebabkan oleh ladang berpindah, ini disebabkan jumlah penduduk dan pengusaha taninya yang jarang serta faktor status tanah bukan hak penggarapnya dan bahan induk tanah bukan aluvium / vulkanis. Sedangkan kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang dapat diketahul dengan melihat jumlah nhlai diatas 5 2/3 dimana kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang sangat " tinggi sekali, dan jumlah nhlal antara 4 1/3- 5 2/3 kemungkinan meluasnya wilayah tanah alang-alang sedang " sedangkan untuk jumlah nilai dibawah 4 1/3 kemungkinan meluasnya Wilayah tanah alang-alang rendah "."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Dwiana
"ABSTRAK
Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu wilayah yang memiliki bahasa asli Ogan di Propinsi Sumatera Selatan. Salah satu penyebutan yang khas dalam bahasa Ogan adalah penyebutan kekerabatan. Sejak tahun 1976, Kabupaten Ogan Ilir mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam hal infrastuktur, ekonomi maupun sosial budaya. Perkembangan tersebut menyebabkan penyebutan kekerabatan berubah akibat adanya kontak bahasa dengan penutur bahasa lain.
Dari hasil identifikasi, perubahan penyebutan kekerabatan memiliki hubungan yang signifikan dengan mobilitas penduduk, jumlah media komunikasi dan informasi yang dimiliki, etnis pasangan suami/istri, dan interaksi dengan pengguna bahasa lain. Mobilitas dan interaksi penduduk dapat berlangsung bila tersedia aksesibilitas yang memadai. Hal ini menyebabkan perubahan penyebutan di Kabupaten Ogan Ilir terdapat pada wilayah dengan jaringan jalan yang lebih padat dan terjadi secara memanjang mengikuti persebaran jaringan jalan tersebut.

ABSTRACT
Ogan Ilir Regency is an area with Ogan native language in South Sumatra Province. The unique of Ogan language is the kinship citations. Since 1976, Ogan Ilir Regency has developed quite rapidly in terms of infrastructure, economic and social culture. These developments led the kinship citations changed as the results
of language contact with other languages speakers. From the identification of the result, the changes in the kinship citation have a significant relation with the mobility of the population, the number of communication and information media used, the ethnic of a husband/wife, and the interaction with other language speakers. The mobility and the interaction of the population can happen if an
adequate accessibility is available. This thing causes the changes in the kinship citation in Ogan Ilir Regency take place in area with a denser road network and happen lengthwise following the distribution of the road network.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Keunikan kaum perempuan di Air Sugihan adalah kemapuan mereka dalam mempertahankan kehidupan dalam kondisi alam yang cukup berat. Air rawa yang berwarna pembakaran hutan dan lahan pertanian sebagai teknik pembersihan lahan. Di samping itu juga jeratan hutang demi memenuhi biaya produksi dan tidak adanya pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi yang layak. Kondisi membuat para perempuan di Air Sugihan berjuang keras bersama alam demi kelangsungan hidup keluarganya, demi ketahanan pangan, demi pemeliharan alam yang berkelankutan. Pengalaman hidup yang serba terbatas di Air Sugihan lambat laun melahirkan kesadaran pada diri kaum perempuan untuk melakukan upaya mengurangi beban hidup dalam lingkaran kemiskinan."
302 JP 20:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Legianto
"Infrastruktur merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi. Secara makro, infrastruktur mempengaruhi marginal productivity of private capital dan secara mikro, infrastruktur mempengaruhi biaya produksi. Dalam keuangan negara & daerah belanja infrastruktur dikelompokkan dalam jenis belanja modal. Alokasi belanja modal memiliki konsekuensi meningkatnya belanja pemeliharaan di tahun anggaran ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belanja pemeliharaan, dan hubungannya dengan belanja modal serta bagaimana pengalokasian belanja pemeliharaan. Sebagai sebuah penelitian kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif penulis menganalisa realitas dan membandingkannya dengan teori yang ada. Data yang diolah adalah data keuangan dengan alat analisis correlation matrix yang dipadukan dengan observasi data dokumen dan teori.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi belanja pemeliharaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, alokasi belanja modal tahun sebelumnya, metode penghitungan belanja pemeliharaan, dan jumlah aset yang ada. Belanja pemeliharaan juga memiliki hubungan yang kuat terhadap belanja modal tahun sebelumnya. Koefisien korelasi tertinggi ditunjukkan oleh hubungan belanja pemeliharaan dengan belanja modal satu tahun sebelumnya yakni sebesar 0,94. Besaran alokasi belanja pemeliharaan menggunakan metode actual expenditure. Ke depan, sebaiknya pemerintah mulai menerapkan konsep multi-term expenditure framework (MTBF) dalam pengalokasian belanja modal dan belanja pemeliharaan, mulai dari planning, executing, monitoring dan evaluating. Pemerintah juga sudah harus mulai menerapkan sistem akumulasi penyusutan dalam menghitung neraca daerah sehingga aset yang tercantum dalam neraca daerah lebih realistis.

Infrastructure is the engine of economic growth. On the macroeconomics, infrastructure affecting the marginal productivity of private capital and microeconomics, infrastructure affect production costs. In the state and local finance infrastructure expenditures are grouped in this type of capital expenditures. Allocation of capital expenditures have increased consequences of maintenance expenditures in the next budget year. This study aims to determine the factors that affect the maintenance expenditure, and its relation to capital expenditure and how the allocation of maintenance expenditure. As a quantitative research supported by the qualitative approach, the authors analyze the reality and compare it with existing theories. The data is processed financial data with the correlation matrix analysis tools combined with observational data and theoretical documents.
The results showed that the allocation of maintenance expenditure is influenced by several factors namely, the allocation of the previous year capital expenditure, maintenance expenditure method of calculation, and the amount of existing assets. Maintenance expenditures also have a strong relationship to the previous year capital expenditure. The highest correlation coefficient indicated by the relations of maintenance expenditures with capital expenditure of the previous year for 0.94. Maintenance expenditure allocation quantities using actual expenditure. For the future, the government should begin to apply the concept of multi-term expenditure framework (MTBF) in the allocation of capital expenditure and maintenance expenditure, ranging from planning, executing, monitoring, and evaluating. The government also must begin to implement the system in calculating accumulated depreciation balance of the region so that the assets listed in the regional balance is more realistic."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33243
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munziah
"Prevalensi ISPA pada balita di Indonesia masih tinggi yaitu 36%, sedangkan data SKRT tahun 1995 menemukan proporsi-kematian balita (1-4 tahun) akibat ISPA adalah sebesar 18,2%. Penelitian dilakukan di 3 desa Kecamatan lnderalaya Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Sclatan tahun 2002, dengan alasan masih tingginya kasus 1SPA pada bayi dan balita dimana prevalensi ISPA 32,4% ( Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2001)
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsentrasi partikulat melayang (PM10) rumah dengan kejadian gangguan saluran pemapasan pada bayi dan balita. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita (0 bulan-59 bulan). Dengan desain penelitian survei menggunakan rancangan cross secsional dengan jumlah sampel sebanyak 100 keluarga yang memiliki bayi dan balita secara random sampling yang tersebar di 3 desa. Dari 15 variabel yang diajukan, ternyata hanya 7 variabel yang terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian gangguan saluran pernapasan pada bayi dan balita. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian gangguan saluran pernapasan pada bayi dan balita adalah ventilasi rumah .
Hasil analisis model akhir menunjukan bahwa faktor yang secara bersama-sama berhubungan dengan kejadian gangguan saluran pernapasan pada bayi dan balita adalah jenis dinding, ventilasi, adanya perokok dan pemakaian obat nyamuk bakar.
Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir disarankan perlu adanya penyuluhan yang lebih menekankan pada aspek kesehatan lingkungan rumah terdiri dari ventilasi rumah dan kebiasaan merokok. Disarankan kepada penduduk desa terutama di Kecamatan lnderalaya agar membuka jendela pada pagi hari dan kebiasaan merokok jangan didekat bayi dan balita.

The Relationship of Fly Particulate Concentration (PM10) Houses with the Incident of Respiratory Tract Problem (Study on Infant and Baby at Inderalaya Sub-District, Ogan Komering Ilir District, South Sumatra, 2002)
The prevalence of Acute Respiratory Infections (ARI) on under-five in Indonesia is still high that as 36%, while the Household Health Survey data in 1995 showed that the proportion of under-five death (1-4 year(s) caused by ARI was 18.2%. This study was conducted at three villages of Inderalaya Sub-District, Ogan Kemering Iiir District, South Sumatra, 2002. The reason, it is still high the cases of ARI on infant and baby, where the prevalence of ARI as 32.4% (Profile of Local Health Service, Ogan Komering Ilir District, 2001).
In general, the objective of this study was to determine the relationship of fly particulate concentration (PM 10) houses and the indication of respiratory tract problem on infant and baby. The subject was mothers that having infant and baby (0 month - 59 months). Study design used cross-sectional, with the sample 100 families who's having infant and baby randomly sampling that spread out at three villages. Out of 15 variables that submitted, the fact only 7 variables that proved significantly relationship with incident of respiratory tract problem on infant and baby. The factor that the most dominant related to incident of respiratory tract problem on infant and baby was house ventilation.
The result of analyses on final model showed that the factor that all together related to incident of respiratory tract problem on infant and baby were type of wall, ventilation, there was smoker and using baked mosquito drug.
The head of Local Health Service of Ogan Komering Ilir District is suggested it needs an education that addresses on house environmental health aspect that consist of house ventilation and habit of smoking. It is recommended to people at the villages, especially Inderalaya Sub-District to open the windows in the mornings and the habit not smoking closed to infant and baby.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akram Yonda Putra
"Tanah gambut adalah material organik yang berasal dari campuran fragmen-fragmen tumbuhan yang telahmembusuk akibat air endapan dan terbentuk dalam tanah basah yang berubah secara kimia akibat pengaruhcuaca, kondisi topografi, sirkulasi oksigen yang kurang bagus ,dan proses dekomposisi oleh bakteri danmikroorganisme lain di dalam tanah yang tidak sempurna. Tanah gambut termasuk tanah yang bermasalah danpersebarannya banyak ditemukan di beberapa daerah yang memiliki sungai dan rawa lebih banyak seperti diSumatera, Kalimantan dan Papua. Luas tanah gambut di Sumatera Selatan terbanyak kedua yakni 1.43 jutahektar dari 7.14 juta hektar lahan gambut di Sumatera. Untuk mengatasi permasalahan pada tanah gambutdilakukan upaya penstabilan dengan mikroorganisme selulolitik. Uji yang dilakukan sama dengan Pandamean 2014 yaitu dengan uji konsolidasi. Dari uji yang dilkukan dilihat pengaruh perubahan metode injeksi danpenambahan waktu fermentasi terhadap parameter dasar serta parameter kompresibilitas sampel. Dari hasil uji,perubahan metode injeksi serta waktu fermentasi tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan nilai parameterdasar, akan tetapi terdapat perubahan yang cukup besar pada nilai Cc 0.34 berbanding 1.96 dan nilai C 0.01 berbanding 0.02.

Peat soil is an organic material derived from a mixture of plant fragments that have been decomposed due tosediment water and formed in wet soils that change chemically due to weather effects, topographical conditions,poor oxygen circulation, and decomposition by other bacteria and microorganisms in imperfect soil. Peat soils isone of the problematic soils and their distribution is found in areas with more rivers and swamps such asSumatra, Kalimantan and Papua. The peat soil area in South Sumatra is the second largest area in Sumatra 1.43million hectares of 7.14 million hectares of peatland in Sumatra. To solve the problems of the peat soil, theresearcher do a study about a stability efforts with cellulolytic microorganisms. The test performed is the same asPandamean 2014 by consolidation test. From the test we know that the effect of the injection method changeand the addition of fermentation time to the basic and compressibility parameters. From the test result, thechange of injection method and increasing of fermentation time did not significantly affect the value of the basicparameters, but there was a considerable change in the value of Cc 0.34 versus 1.96 and the C value 0.01 versus 0.02.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian balita sebesar 30 % menempati urutan teratas.
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol. Kasus adalah balita yang menderita radang paru ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis Puskesmas yang di dalam registernya dinyatakan sebagai penderita pneumonia, sedangkan kontrol adalah anak balita yang bertempat tinggal dalam satu kelurahan/desa dengan tempat tinggal kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara ventilasi hunian OR=4,21 (95 % CI: 2,0-8,6) p=0,000, riwayat pemberian vitamin A OR=4,14 (95 % Cl: 2,4-7,0) p=0,000 kepadatan hunian 0R=3,41 (95 % CI: 2,0-5,6) p=0,000, adanya perokok dalam keluarga OR= 2,97 (95 % CI:1,6-5,2) F0,000, imunisasi campak OR-2,21 (95 % CI: 1,3-3,6) p=0,002, dengan kejadian pneumonia pada balita.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemberian vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus diantarkan langsung oleh kader ke rumah balita, bukan ibu balita yang mengambil kerumah kader/kepala desa. Mengadakan penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, manfaat imunisasi campak dalam rangka untuk mencegah terjadinya pneumonia pada balita. Kerja sama lintas sektoral dengan Dinas Pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan perumahan terutama mengenai ventilasi hunian yang memenuhi syarat kesehatan dan kepadatan hunian.

Acute respiratory infection especially pneumonia, is the number one cause of mortality and morbidity of infant and children in developing countries included Indonesia. U the developing countries, about 4 millions out of 15 millions under five deaths every year are due to acute respiratory tract infection. In Ogan Komering Ilir district, pneumonia is still a major health problem and also a number one rank among ten cause of children under five years morbidity rate with 33 %.
The aim of this study is to investigate factors related to pneumonia incidence in children under five years in Ogan Komering Ilir district in 20002. Design of this study is case control. The case is under-five with pneumonia that diagnosed by Puskesmas noted as pneumonia in the register book and the control is under-five children live in the same house crowdedness and ventilation condition. Data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.
Multivariate analysis show five independent variable that related to pneumonia incidence in under-five children, that is ventilation condition OR 4.21 (95 % CI: 20-8.6) p=0.0000, vitamin A consumption history OR 4.14 (95 % CI: 2.4-7.0) p=0.0000, housing crowdedness OR 3.41 (95% CI: 2.0-5.6) p=0.0000, smokers among family OR 2.97 (95% Cl: 1.6-5.2) p= 0.0000, and measles immunization OR 2.21 (95% CI: I.3-3.6) p=0.0002.
Based on the research, it is suggested that free vitamin A distributed on February and August could be dropped directly to under-five children's mothers instead of picked up by under-five children's mothers to cadres of village's house. Health promotion program about smoking adverse effect to under-five children health and measles immunization advantages to prevent pneumonia incidence in under-five children should be conducted in the community. Inter-sector's coordination with the Dinas Pekerjaan Umum should be implemented in order to improve quality of housing environment especially healthy and crowdedness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>