Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Afrianti
"Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang paling penting dan banyak dipakai serta diamati sebagai dasar penggolongan iklim. Bagi kebanyakan daerah di Indonesia, banyak sedikitnya hujan yang jatuh tergantung kepada Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT), bentuk medan (tiopografi), arah datangnya angin, suhu, ketinggian dan arah hadapan lereng (eksposur). Jawa Barat dengan wilayah pegunungannya yang cukup luas, setiap tahunnya rata-rata mendapat curah hujan yang' besar berkisar 2.000 mm sampai lebih besar daripada 4.000 mm. Tujuan tulisan ini adalah ingin mengetahui mengenai pola umum curah hujan dan iklim menurut Koppen di Jawa Barat. Sehubungan dengan tujuan tulisan diatas, masalah-masalah yang akan dikemukakan adalah : Bagaimana pola Umum curah hujan di Jawa Barat ? Bagaimana pola umum iklim menurut Koppen di Jawa Barat ? Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, maka digunakan variabel-variabel seperti arah datangnya angin dan ketinggian serta Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT). Sedangkan iklim dalam tulisan ini dibagi dan diklasifikaaikan menurut Koppen. Pembahasan dilakukan dengan menghubungkan variabel- variaebel tersebut dengan curah hujannya. Jika dihubungkan antara peta curah hujan dengan peta ketinggian didapatkan seamakin tinggi letak suatu tempat maka semakin besar juga curah hujannya (sampai pada ketinggian sekitar 1.000 meter diatas permukaan laut). Pada bulan-bulan Desember, Januari, Februari, curab hujan terlihat besar, arah datangnya angin dari barat. Pada bulan- bulan Maret, April, Mei, curah hujan sudah menurun, arah datangnya angin dari barat laut dan tenggara. Pads bulanbulan Juni, Juli, Agustus, curah hujan kecil, arah datangnya angin dari timnur. Pada bulan-bulan September, Oktober, November, curah hujan sudah mulai meningkat jumlahnya karena angin yang berasal dari Samudera Indonesia banyak membawa uap air. Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT) yang merupakan zona dimana suhunya paling tinggi karene pemanasan matahani jatuh pada bulan Januari."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irianti Ocktaviani
"Pulau Jawa terletak di 'ujung' perjalanan DTKA dan bentuknya yang unik memanjang dari Barat ke Timur, diperkirakan iklimnya mempunyai ciri sendiri pula, yang berbeda dengan iklim wilayah lain di Indonesia. wilayah Jawa bagian tengah seharusnya merupakan daerah yang 'kering' karena terletak di 'Ujung' perjalanan DKAT dan bentuk daratannya tidak langsung berhadapan dengan hembusan angin Barat yang basah. Tulisan ini memberikan gambaran umum tentang iklim di wilayah Jawa bagian tengah, dengan tekanan pada pola penyebaran hujan dan wilayah iklim menurut metode kiasifikasi iklim Schmidt-Ferguson."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Endrianingrum
"Dasar Pemikiran; Di Indonesia, pengamatan curah hujan sebagai dasar penggolongan iklim yang teiah dilakukan oleh heberapa pakar, diantaranya Schmidt - Ferguson, seperti pada Propinsi Lampung.
Tujuan Penelitian; Ingin mengetahui pola umum curah hujan tahunan dalam pembagian iklim menurut Schmidt - Ferguson di Lampung.
Masalah;
1. Bagaimana pola umum curah hujan tahunan di Lampung? Dan faktor apa saja yang mempengaruhinya?
2. Bagaimana pola iklim di Lampung menurut Schmidt - Ferguson?
3. Bagaimana hubungan pola iklim menurut Schmidt - Ferguson dengan tanaman kopi di Lampung ?
Hipotea; Bentuk Propinsi Lampung yang menyerupai trapesium dan topografinya dapat diperkirakan wilayah yang mendapat hujan sedikit lebih luas dibandingkan dengan wilayah yang mendapat hujan banyak. Dengan melihat perjalanan DKAT terutama pada bulan Deseinber-Januari, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Yang mendapat hujan banyak ada di lereng sebelah Barat Bukit Barisan ( wilayahnya relatif sempit)
2. Lereng tersebut diperkirakan menghadap arah angin.
3. Semakin ke Timur, wilayah yang mendapat hujan sedikit semakin luas.
Metode Penelitian; Dengan menggunakan korelasi peta, sebagai variabel adalah Lereng dan Ketinggian, Arah Angin, DKAT, dan menggunakan rumus Schmidt - Ferguson."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lasmidjah Diponegoro
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausy Musa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Wirawan
"Fenomena iklim skala global seperti ENSO (El Nino South Oscilation), yang
berpusat di Lautan Pasifik bagian tengah dan timur sekitar ekuator (daerah
pusat ENSO), dapat mempengaruhi fenomena cuaca lain seperti skala
regional dan skala lokal di Indonesia, karena letak Indonesia yang
berdekatan dengan daerah pusat ENSO. Selain El Nino yang membawa
pengaruh terhadap iktim kering di sebagian besar wilayah Indonesia, maka
La Nina cenderung membawa pengaruh tertiadap kenaikan jumlah curah
hujan di Indonesia terutama Sumatera, Jawa dan Kalimantan. La Nina yang
ditandai dengan turunnya temperatur muka perairan di daerah pusat ENSO
hingga 60Celcius dari normalnya, menyebabkan perubahan sirkulasi
atmosfer di sekitarnya, untuk wilayah Indonesia akan menyebabkan
meningkatnya aktifitas awan hujan. Penelitian mi bermaksud untuk
mengetahul kenaikan curah hujan akibat pengaruh La Nina periode April-
September di pantai Utara Jawa bagian barat pada tahun 1961 —1990,
dimana periode La Nina diidentifikasi dengan menggunakan parameter
Indeks Osilasi Se!atan (lOS) clan Suhu muka Laut (SML), yang disesuaikan
untuk melihat selisih kenaikan curah hujan pada 6 bulan tersebut. Hash
penelitian menunjukkan adanya indikasi perubahan curah hujan buanan
pada saat La Nina, dibandingkan kondisi normalnya. Dimana kenaikan
tertinggi terjadi di bagian timur wilayah penelitian, selanjutnya ke arah barat
menunjukkan pola unrnhJtnang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Aryoseno
"Adaptasi perubahan iklim tidak akan memperoleh hasil yang efektif jika tidak diperhitungan mengenai seberapa besar perkiraan dampak yang ditimbul kan, dan tidak tahu perbedaan tingkat kerentanan dampak di masing-masing wilayah. Untuk itu, diperlukan suatu penilaian yang memberikan informasi kerentanan wilayah terhadap dampak perubahan iklim yang akan terjadi di masa mendatang. Penilaian kerentanan perubahan iklim adalah pengukuran yang perlu dilakukan disetiap daerah. Setiap daerah memiliki karekteristik fisik dan lingkungan yang berbeda, kondisi topografi, hidrologi, geologi dan klimatologi yang berbeda membuat setiap daerah terpapar dampak perubahan iklim yang berbeda pula. Kota Bekasi yag terletak bersebelahan dengan ibukota negara ini tentunya diharapkan sebagai pendukung dan penyeimbang ibukota. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi wilayah perkotaan pada umumnya di negara berkembang ditambah tekanan ancaman perubahan iklim Kota Bekasi diperlukan pernilaian kerentanan, satu tahapan utama proses pengarusutamaan kebijakan strategi adaptasi kedalam perencanaan pembangunan adalah penilaian kerentanan atau vulnerability assessment (VA) yang merupakan masukan utama untuk menjadi panduan bagi para pengambil keputusan agar tidak terjadi proses mal adaptation. Penelitian ini dilakukan dengan metode Kualitatif menggunaka data yang ada kemudian dilakukan analisis kerentanan merupakan fungsi dari tingkat keterpaparan (E), sensitivitas (S), dan kemampuan adaptasi (AC) dari suatu sistem, yang berarti tingkat kerentanan sangat dipengaruhi besarnya oleh komponen E, S, dan AC dari suatu sistem. Semakin tinggi tingkat keterpaparan atau tingkat sensitivitas maka akan semakin besar kerentanan, sedangkan; semakin tinggi kemampuan adaptasi maka akan semakin kecil kerentanan. Dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk peta dengan analisa yang dilakukan per kelurahan ancaman bencana iklim di Kota Bekasi adalah Banjir, Kekeringan, Longsor dan Angin Putting Beliung, sedangkan ancaman bencana tak langsung adalah Diare, ISPA dan DBD berdasarakan data kejadian penyakit tersebut muncul karena kejadian bencana. Hasil penelitian yang dilakukan di tingkat kelurahan, beberapa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ketika terjadi bencana antara lain mengambil inisiatif penanggulangan secara swadaya. Hal ini dikarenakan bencana yang terjadi di Kota Bekasi masih tergolong rendah dan sedang, sehingga masyarakat korban masih mampu mengatasinya. Kondisi ini dapat menunjukkan tingkat kapasitas masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap bencana dan dampak perubahan iklim. Meningkatkan dan penguatan kapasitas masyarakat di Kota Bekasi agar perduli dan tanggap terhadap ancaman bahaya yang ada di sekitar lingkungannya

Adaptation to climate change will not obtain effective results if not taken as to how big the estimated impact, and do not know the difference in the level of the impact of the vulnerability in each regions. Therefore, required an assessment that provides vulnerability regions to the impact of climate change will be happen in the future. The value of vulnerability climate change is the measurements need to be done in each area. In every area having the different of environment and physical characteristics, the different condition such as topography, hydrology, geology and climatology makes every area exposed to the impact of climate change differently. City of Bekasi in located near to the capital of this county would be expected to support and balance with the capital city. Vulnerability assessment needed by developing countries in urban areas to faces the threat of climate change, Vulnerabilty assessment is one of the main stages in the policy of adaptation strategies into development planning and also serve as a guide for decision makers in order to avoid mal adaption. This research is using qualitative method, then the data do analysis assessement as function of the level of exposure (E), sensitivity (S), and the adaptive capacity (AC) of a system, which means that the vulnerabilty is highly influenced by the compoments E, E and AC from a system. Therefore, the higher the level of exposure will be the greater vulnerability, while the higher capabilty adaptation will be smaller vulnerability. The result of the research from the maps with analysis which do each village the threat of disaster will be happen in Bekasi City is Flood, Dought, Avalance and Tornado, while indirect the treat of disaster is Diare, ISPA and DBD based on the data this disease always happen because the disaster. The result of the research conducted village level, some of the actions taken by the community in times of disaster prevention, like take the initiative independently. This is due to the disaster in the city of Bekasi is still relatively low and moderate, so that affected people could still handle. This condition can indicate the level capacity of communities in an effort to disasters and climate change. Improving and strengthening the capacity of communities in the city of Bekasi to care and response to hazards that exist around the environment."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rekhan Melfina
"COVID-19 merupakan penyakit infeksius yang hingga saat ini masih menjadi pandemik hampir di seluruh dunia. Jakarta Timur menjadi kota di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak, yakni sebesar 212.021 kasus. Dalam beberapa penelitian dinyatakan bahwa faktor iklim memiliki hubungan dengan kejadian COVID-19. Selain faktor iklim, faktor risiko individu seperti usia dan jenis kelamin juga diketahui dapat mempengaruhi kejadian COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Faktor Individu ( Usia dan Jenis Kelamin ) dan Faktor Iklim ( Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, dan Curah Hujan) dengan kasus COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan pola negatif antara suhu udara dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang lemah dengan pola positif antara kelembaban udara dan curah hujan dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang sedang dengan pola positif antara kecepatan angin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif antara jenis kelamin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif pada setiap kelompok usia dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021 .

COVID-19 is an infectious disease that is currently still a pandemic in almost all of the world. East Jakarta is the city in DKI Jakarta Province with the highest number of positive confirmed cases of COVID-19, amounting to 212,021 cases. Several studies have stated that climatic factors have a relationship with the incidence of COVID-19. Apart from climate factors, individual risk factors such as age and gender are also known to influence the incidence of COVID-19. In general, this study aims to determine the relationship between individual factors (age and gender) and climate factors (temperature, humidity, wind speed, and rainfall) with COVID-19 cases in East Jakarta in 2020-2021. This research uses an ecological study design based on time. The results of the study show that there is a moderate relationship with a negative pattern between ambient temperature and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a weak correlation with a positive pattern between relative humidity and rainfall with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a moderate correlation with a positive pattern between wind speed and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a strong or perfect correlation with a positive pattern between male and female sexes with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. Strong or perfect correlation with positive pattern between all age groups with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Ilmanuarif Shafar
"Perubahan iklim telah mendorong upaya global dalam mitigasi, adaptasi, dan transisi di berbagai sektor termasuk sektor keuangan yang memiliki posisi vital karena perannya dalam pembiayaan strategis. Oleh karena itu, inisiatif keuangan berkelanjutan di tingkat global yang mendorong integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam praktik bisnis berkembang pesat. Di Indonesia, adopsi prinsip keuangan berkelanjutan juga meningkat dalam lima tahun terakhir yang ditandai dengan penerbitan Taksonomi Hijau Indonesia (THI) pada tahun 2021 dan UU nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) yang memuat pasal-pasal khusus tentang keuangan berkelanjutan. Hadirnya regulasi tersebut adalah bentuk penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Menariknya, fenomena tersebut melibatkan juga peran aktor masyarakat sipil dengan jejaring transnasional yaitu World Wildlife Fund (WWF) yang melakukan advokasi. Dalam hal ini, WWF berhadapan dengan aktor dari pemerintahan dan perbankan pada isu yang bersifat sangat teknis dan elitis. Penelitian ini berupaya menyelidiki peran World Wildlife Fund (WWF) sebagai aktor non-negara yang memiliki jejaring transnasional dalam penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Metode kualitatif dan process tracing digunakan, dengan mengacu pada konsep Transnational Advocacy Network (TAN) dan faktor penunjang efektivitas advokasi NGO. Hasil penelitian menunjukkan WWF berperan sebagai aktivator dan fasilitator yang berpengaruh dalam mendorong penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Jejaring global WWF dan kapabilitas teknisnya berkontribusi pada peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kunci dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan. Hasil penelitian ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana WWF menghadapi tantangan dan kontradiksi dalam advokasi pada isu keuangan berkelanjutan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah WWF memiliki peran yang kontributif dalam mendorong transformasi sektor keuangan menuju praktik keuangan yang berkelanjutan di Indonesia

Climate change has spurred global efforts in mitigation, adaptation, and transition across various sectors. It consequently drives sustainable finance initiatives which encourages business practices to integrate environmental, social, and governance (ESG) aspects. In Indonesia, the adoption of sustainable finance principles has also seen significant growth over the past five years, marked by the issuance of the Indonesian Green Taxonomy in 2021 and the passing of Law No. 4 of 2023 on the Development and Strengthening of the Financial Sector (PPSK), which includes specific provisions on sustainable finance. These regulations signify the enhancement of sustainable financial governance in Indonesia. Notably, this phenomenon involves the active engagement of civil society actors, the World Wildlife Fund (WWF). In this context, WWF’s advocacy finds itself facing actors from government and banking on highly technical and elitist issue. This study aims to investigate the role of the World Wildlife Fund (WWF) as a non-state actor with a transnational network in the enhancement of sustainable financial governance in Indonesia. Qualitative methodology and process tracing are employed, referencing the Transnational Advocacy Network (TAN) concept and factors supporting NGO advocacy effectiveness. The research findings reveal that WWF acts as an activator and facilitator with a significant impact on enhancing sustainable financial governance in Indonesia. The global network of WWF and its technical capabilities contribute to increasing the capacity of key stakeholders to adopt sustainable finance principles. In conclusion, WWF plays a contributory role in driving the transformation of the financial sector towards sustainable financial practices in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Dharmawan
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>