Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Waktu tempuh dan biaya transportasi dapat menjadi pertimbangan penduduk
dalam memilih lokasi tujuan belanja (menuju ke pasar atau ke pusat perbelanjaan).
Dalam menentukan kebijakan pada penyediaan layanan ekonomi keseharian
masyarakat untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya transportasi diperlukan
kajian yang mengetahui aksesibilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian
dan kebutuhan bukan harian penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pola belanja penduduk di Kecamatan Ciputat tahun 2005 dengan menggunakan
waktu tempuh dan biaya transportasi selama satu kali perjalanan berbelanja sebagai
variabel utamanya. Metode yang digunakan bersifat deskriptif yang mencakup
tahapan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis. Persebaran pusat
pelayanan yang tidak merata di Kecamatan Ciputat dapat menyebabkan penduduk
bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Hasil
penelitian didapatkan bahwa penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian bergerak
ke pusat pelayanan ekonomi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sedangkan
untuk memenuhi kebutuhan bukan harian (pakaian, elektronik, buku dan alat tulis),
penduduk bergerak ke lokasi tujuan belanja yang tidak selalu dekat dengan tempat
tinggalnya karena faktor waktu tempuh dan biaya transportasi tidak menjadi
pertimbangan bagi individu yang melakukan kegiatan belanja."
Universitas Indonesia, 2006
S34036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Putri Dwi Nugraheni
"Pertumbuhan ekonomi suatu negara memang merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah, namun pertumbuhan yang diharapkan adalah yang efektif dalam mengurangi kemiskinan serta pertumbuhan yang menyebar dalam setiap golongan pendapatan termasuk pada golongan penduduk miskin growth with equity. Diantara beberapa program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah, terdapat mekanisme bantuan sosial yang merupakan upaya pemerintah dalam mencegah terjadinya risiko sosial dimana salah satunya adalah kondisi kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas anggaran belanja bantuan sosial pada APBD dalam mengurangi tingkat kemiskinan pada 33 provinsi di wilayah Indonesia dalam kurun waktu tahun 2013 s.d. 2016. Belanja bantuan sosial merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam melakukan pembangunan sosial dan mencegah terjadinya risiko sosial di wilayahnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja bantuan sosial berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Dimana peningkatan 1 belanja bantuan sosial akan menyebabkan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,0009. Sedangkan belanja bantuan sosial tidak memiliki pengaruh terhadap Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2. Sehingga perlu untuk melanjutkan program bantuan sosial oleh Pemerintah Daerah namun diperlukan kebijakan yang lebih pro poor sehingga belanja bantuan sosial yang dikeluarkan tidak hanya mengangkat masyarakat miskin keatas garis kemiskinan tetapi juga menghilangkan ketimpangan diantara masyarakat miskin.

The economic growth of a country is indeed a goal to be achieved by the government, but the expected growth is effective in reducing poverty and spreading growth in every income class growth with equity. Among the poverty reduction programs that have been implemented by the government, there is a social assistance mechanism which is the government 39s effort to prevent the occurrence of social risk which one of them is the condition of poverty. This study aims to analyze the effectiveness of social assistance expenditure on local budget in reducing poverty level in 33 provinces in Indonesia region within the period of 2013 s.d. 2016. Social assistance expenditure is an effort made by the Regional Government in conducting social development and preventing the occurrence of social risks. This research uses quantitative method of panel data regression analysis.The results show that social assistance expenditure have a negative and significant effect to poverty level. Where a 1 increase in social assistance spending will result in a poverty reduction of 0.0009. While social assistance spending has no effect on Poverty Gap Index P1 and Poverty Severity Index P2. So it is necessary to continue the social assistance program by the local government but a more pro poor policy is needed so that the expenditure of social assistance issued not only raises the poor up the poverty line but also removes inequality among the poor. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S33915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Department of Information Republic of Indonesia, 1974
351.909 2 IND g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S33725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lina
"Kelurahan Kayu Putih merupakan daerah yang berkembang sangat dinamis, hal ini disebabkan lokasinya berada di pusat kota yang berbatasan dengan Kelurahan Cempaka Putih (Jakarta Pusat), Kelurahan Kelapa Gading (Jakarta Utara), Kelurahan Rawamangun, dan Kelurahan Pulo Gadung. Keberadaan di pusat perkotaan telah menyebabkan pergeseran gaya hidup dalam pola belanja. Pada kebutuhan harian rutin, penduduk miskin bergerak ke lokasi belanja yang didominasi oleh pengeluaran Rp.10.000-20.000, dan pada jarak 0-600 meter, tetapi untuk kebutuhan harian sifatnya mendadak (isidentil) bergerak menuju lokasi tujuan di warung pada jarak 0-50 meter. Sedangkan untuk kebutuhan non harian penduduk miskin didominasi oleh pengeluaran Rp.250.000-500.000, biaya transportasi

Kayu Putih is a growing area that is very dynamic. This is due to its location in the center of the district which, is bordered by Cempaka Putih (Central Jakarta), Kelapa Gading (North Jakarta), Rawamangun, and Pulo Gadung. Its presence within the midst of urban atmosphere has caused a shifting pattern in the shopping lifestyle. Shopping Expenditure patterns for the poor in daily needs leads to the fact that they depend on the closest shopping locations. On a daily basis, daily needs tend to make consumers travel to the shopping locations (markets) within a 600 meter radius and the exspense in Rp 10.000-20.000, but for sudden (accidental) daily needs they travel towards the goal locations such as stalls in the range of 0-50 meters. Meanwhile, the demand for non-daily needs within spread the location radius of shopping between 1-5 km, the exspense in Rp 10.000-20.000, and transport cost in < Rp2000. In selecting a shopping loaction there is the relationship with the distance, transport cost, expenses, and people who work in the urban sector."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Hadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S33233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>