Ditemukan 77033 dokumen yang sesuai dengan query
Firmansyah Hadijaya
"Daerah Panas Bumi Jaboi terletak di daerah Sabang dibagian utara Nangroe Aceh Darussalam. Akibat aktivitas tektonik terbentuk stuktur - struktur berupa lipatan - lipatan dan sesar. Ditinjau dari struktur geologi diatas daerah Jaboi diperkirakan merupakan daerah prospek Geoteremal dengan keberadaan manivestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas dan fumarola. Untuk memperjelas dugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode geolistrik DC - Schlumberger dan survei geologi yang telah dilakukan sebelumnya digunakan sebagai data pendukung.
Nilai tahanan jenis yang rendah mengindikasikan keberadaan batuan alterasi (Clay Cap). Secara umum batuan alterasi dalam sistem geotermal menunjukan kemungkinan adanya daerah prospek geotermal dengan perkiraan kedalaman reservoir sistem >1000m.
Geothermal Jaboi area located in the northern part of Nanggroe Aceh Sabang Darussalam. As a result of tectonic activity formed the structure - a structure in the form of folds - folds and faults. Judging from the geological structure of the area above the estimated Jaboi Geoteremal the prospect area with the presence of surface manivestasi the form of the appearance of the hot springs and fumarole. To clarify allegations The geophysical survey was conducted using the method of geoelectric DC - Schlumberger and geological surveys that have been done previously used as supporting data.
Low resistivity value indicating the presence of rock alteration (Clay Stamp). Generally rock alteration in geothermal systems show the possibility of a geothermal prospect area with estimated depth reservoir system> 1000m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29255
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laily Nur Fitriyani
"Daerah prospek Geotermal Gunung ST merupakan tipe gunungapi strato yang berada pada lingkungan vulkanik kuarter dan memiliki manifestasi berupa fumarol dan mata air panas sebagai indikasi sistem geotermal. Pengolahan data MT dilakukan untuk mengetahui distribusi resistivitas batuan di bawah permukaan dalam menentukan komponen sistem geotermal. Proses akhir dari pengolahan data adalah dilakukan pemodelan MT inversi 3D. Daerah interest untuk pembuatan model konseptual berada pada lintasan 1. Berdasarkan analisis integrasi dengan berbagai data diidentifikasi bahwa zona konduktif menipis di wilayah upflow yaitu di puncak Gunung ST dan menebal menuju outflow yaitu di bagian relatif utara dan selatan dari Gunung ST. Struktur geologi yang mengontrol sistem geotermal di Gunung ST adalah sesar St berarah barat daya – timur laut yang letaknya memotong daerah prospek. Karakteristik sistem geotermal daerah penelitian dapat teridentifikasi, yang meliputi: clay cap sebagai lapisan penudung terletak pada kedalaman 400 m dengan ketebalan bervariasi mencapai 3000 m, reservoir di kedalaman 1000 m dengan ketebalan 1000 – 1600 m, dan heat source pada kedalaman lebih dari 4000 m dari permukaan tanah.
The geothermal prospect area of Mount ST is a stratovolcanic type located in a quarter volcanic environment and has manifestations in the form of fumaroles and hot springs as an indication of the geothermal system. MT data processing is carried out to determine the distribution of rock resistivity below the surface in determining the components of the geothermal system. The final process of data processing is 3D inversion MT modelling. The area of interest for conceptual modelling is on track 1. Based on the integration analysis with various data, it is identified that the conductive zone is thinning in the upflow area, namely at the top of Mount ST and thickens towards outflow, namely in the relatively north and south of Mount ST. The geological structure that controls the geothermal system on Mount ST is the southwest-northeast trending St fault which intersects the prospect area. The characteristics of the geothermal system in the study area can be identified, which include: clay cap as a covering layer located at a depth of 400 m with a thickness varying up to 3000 m, a reservoir at a depth of 1000 m with a thickness of 1000 – 1600 m, and a heat source at a depth of more than 4000 m from ground level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Suhendra Vebrianto
"buku ini membahas tentang potensi yang ada di dalam kerak bumu memanfaatkan sifat listrik suatu batuan dan mineral untuk mempelajari bawah permukaan bumi"
Malang: UB Press, 2016
510 SUH e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muhamad Riziq Maulana
"Identifikasi zona permeabel merupakan aspek penting dalam pengembangan dan pemantauan bidang panas bumi. Zona permeabel umumnya dikaitkan dengan kondisi tegangan bawah permukaan dan adanya struktur seperti fraktur di reservoir. Distribusi dan orientasi fraktur menjadi jalur untuk perbanyakan cairan di reservoir panas bumi. Salah satu metode geofisika untuk mendeteksi keberadaan zona permeabel adalah metode gempa mikro. Metode ini merekam respons alami tegangan-regangan batuan. Studi ini membahas distribusi gempa mikro, distribusi intensitas, dan orientasi fraktur. Data yang digunakan adalah data gempa mikro yang direkam oleh seismogram pada periode Januari - April 2018. Penentuan gempa hiposenter awal menggunakan perangkat lunak Hypo71. Hasil distribusi Hypocenter dari perhitungan Hypo71 masih memiliki spatial error dan residual RMS yang tinggi karena model kecepatan belum sesuai dengan kondisi bawah permukaan lapangan. Oleh karena itu, pembaruan model kecepatan dan relokasi hiposenter diperlukan dengan perangkat lunak Joint Hypocenter Determination (JHD) Velest. Distribusi hiposenter yang telah dipindahkan menunjukkan pergeseran posisi hiposenter ke area zona produksi dan beberapa mengikuti tren struktur permukaan. Sedangkan untuk memetakan distribusi intensitas dan orientasi fraktur, analisis Shear Wave Splitting (SWS) digunakan. Fenomena SWS terjadi ketika gelombang S merambat melalui media anisotropi. Gelombang S akan dibagi menjadi dua polarisasi (ɸ) dengan kecepatan yang berbeda, yaitu Sfast yang paralel dan Sslow yang tegak lurus dengan orientasi fraktur. Teknik korelasi rotasi digunakan untuk menentukan parameter SWS, yaitu arah polarisasi (ɸ) dan waktu tunda (dt) gelombang S. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa area tengah WKP memiliki intensitas patah yang tinggi didukung oleh keberadaan sumur dengan produksi uap terbesar di lapangan dan munculnya struktur yang lebih kompleks di permukaan. Sedangkan arah dominan orientasi fraktur dalam penelitian ini relatif paralel mengikuti tren struktur lokal NW-SE dan NE-SW.
Identification of permeable zones is an important aspect in the development and monitoring of the geothermal field. Permeable zones are generally associated with subsurface stress conditions and the presence of fracture-like structures in the reservoir. The distribution and orientation of the fracture is the pathway for the multiplication of fluids in geothermal reservoirs. One geophysical method for detecting permeable zones is the micro earthquake method. This method records the natural response of stress-strain rocks. This study discusses the micro earthquake distribution, intensity distribution, and fracture orientation. The data used are micro earthquake data recorded by seismograms in the period January - April 2018. Determination of the initial hypocenter earthquake using Hypo71 software. Hypocenter distribution results from the calculation of Hypo71 still have high spatial error and RMS residuals because the velocity model is not in accordance with the subsurface conditions. Therefore, updating the speed model and relocating the hypocenter is needed with Velest Joint Hypocenter Determination (JHD) software. The distribution of the hypocenter that has been moved shows a shift in the position of the hypocenter to the area of the production zone and some follows the surface structure trends. Whereas to map the fracture intensity and orientation distribution, Shear Wave Splitting (SWS) analysis is used. SWS phenomenon occurs when S waves propagate through anisotropic media. S waves will be divided into two polarizations (ɸ) with different speeds, namely Sfast which is parallel and Sslow which is perpendicular to the fracture orientation. Rotational correlation technique is used to determine the SWS parameters, namely the direction of polarization (ɸ) and the time delay (s) of S waves. The results of this study indicate that the central area of the WKP has a high fracture intensity supported by the presence of wells with the largest steam production in the field and the appearance of structures which is more complex on the surface. While the dominant direction of fracture orientation in this study is relatively parallel following the trends of the NW-SE and NE-SW local structures."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rianawati
"Daerah panasbumi Hu’u terletak di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditinjau dari geologi daerah Hu’u ini diduga memiliki prospek panasbumi ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas dan daerah alterasi yang penyebarannya mengikuti pola patahan/sesar berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Untuk memperjelas pendugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode gabungan gravitasi dan geolistrik DC-Schlumberger didukung oleh data geologi dan geokimia. Hasil interpretasi terpadu dapat mengindikasikan keberadaan pusat reservoir sebagai zona upflow yang diperkirakan mengarah ke timur daerah penyelidikan dengan kedalaman > 1000 meter di sekitar puncak Gunung Wawosigi dan Puma, sedangkan zona outflow berada di tengah daerah penelitian. Kontras rapat massa yang terlihat sebagai kontur positif dan kontur negatif dari anomali sisa gaya berat diinterpretasikan sebagai struktur sesar yang dapat mengontrol sirkulasi fluida panas naik ke permukaan menjadi manifestasi permukaan. Dari pemodelan 2D gravitasi didapatkan struktur depresi berupa graben dengan panjang lintasan ± 4 km, diduga merupakan wadah akulumulasi fluida panas di bawah permukaan. Pengukuran temperatur reservoir tidak dilakukan secara langsung, namun dari perhitungan geotermometer SiO2 didapatkan temperatur bawah permukaan minimum antara 124 - 180°C. Luas daerah prospek daerah penyelidikan ±15 Km2 dengan potensi terduga sebesar 90 MWe dan masih membuka ke arah timur daerah penyelidikan. Daerah panasbumi ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut.
Hu’u Geothermal Field lies in Dompu regency, in the province of Nusa Tenggara Barat. Geologically observed, the Hu’u area is suspected to have a geothermal prospect indicated by surface manifestation, such as hot spring and alteration zone, which spread indicated following the fault pattern towards northeast-southwest and northwest-southeast. To enhance the idea, a geophysical survey using combined methods of gravity and geoelectric DC-Schlumberger supported by geology and geochemical data has been done. The combined interpretation result can indicated the where about of the central reservoir as an upflow zone which is suspected to move towards east of the researched area with depth > 1000 meter around the peaks of mounth Wawosigi and mount Puma, while the outflow zone is right in the center of the researched area. The density contrast refered as a positive contour and a negative contour from residual anomaly of gravity methods interpretated as a fault structure that can control hot fluids circulation towards surface to become surface manifestation. From 2D gravitation modelling acquired depression structure as graben with a length of approximately 4 km, suspected as a container for accumulation of hot fluids in subsurface. Measuring reservoir temperature not done directly, but using geothermometer SiO2 calculations, we get minimum subsurface temperature between 124° - 180°C. The prospect ares is around 15 km2 with suspected potential about 90 Mwe, and it’s still possible to explore toward east of the researched area. This geothermal field has enough prospect to be developed furthermore."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29293
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Satrio Jati
"Kegiatan monitoring dalam suatu manajeman reservoar sangat penting dilakukan untuk mengetahui perubahan kondisi reservoar akibat kegiatan produksi dan reinjeksi. Metode geofisika yang dapat digunakan untuk kegiatan monitoring salah satunya adalah Microgravity yang sangat teliti hingga mencapai orde microgal. Pengukuran telah dilakukan pada tahun 1984 dan tahun 2008 pada Bench Mark yang sama. Menghasilkan gambaran perubahan nilai medan gravitasi yang terjadi akibat kegiatan produksi dan reinjeksi. Perubahan massa dapat diperoleh dari pembuatan model 3D.
Hasil dari interpretasi mengindikasikan perubahan gravitasi positif di daerah utara yang disebabkan oleh saturasi air yang lebih besar dan perubahan gravitasi negatif di daerah Timur yang disebabkan oleh saturasi uap yang lebih besar. Dengan ini, dapat dibuat rekomendasi untuk manajemen reservoar.
Monitoring activities for reservoir management is important for estimating its changes related to production and reinjection. One of Geophysics method commonly used for monitoring activities is precision microgravity, which had accuracy up to the orde micro gal. Microgravity measurement between 1984 and 2008 had the exact Bench Mark. Giving the illustration of gravity changes values during the process of production and reinjection. Mass changes can be calculated by 3D model.
The result are positive gravity values distribution in north region by higher domination of water saturation, negative values distribution in east region by higher domination of vapor saturation, therefore recommendation for reservoir management can be made."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29409
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fathul Nugroho
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S28815
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fariz Febianto
"Ada banyak metode yang telah diterapkan terhadap data seismik dalam karakterisasi reservoar. Dekomposisi spektral telah diaplikasikan untuk interpretasi data seismik 3D seperti meningkatkan resolusi, meningkatkan visualisasi stratigrafi, memprediksi ketebalan lapisan tipis, mengurangi noise, dan mendeteksi langsung keberadaan hidrokarbon. Beberapa metode yang digunakan untuk menguraikan spektral amplitudo antara lain: DFT (discrete Fourier transform), MEM (maximum entropy method) CWT (continuous wavelet transform) dan MPD (matching pursuit decomposition). Metode matching pursuit decomposition merupakan proses crosscorrelation dari suatu wavelet dictionary terhadap tras seismik. Hasil korelasi terbaik wavelet didalam tras seismik kemudian dikurangi dari tras tersebut. Kemudian dilakukan cross-correlation lagi antara wavelet dictionary dengan residual tras seismik, dan hasil korelasi terbaiknya dikurangi lagi dari tras residual tersebut. Proses ini dilakukan secara iteratif hingga energi yang tersisa dari tras residual berada dibawah batas yang ditentukan. Hasil keluaran dari proses ini adalah susunan dari wavelet dengan waktu tempuh masing-masing dan amplitudo untuk setiap tras seismik. Hasil yang didapatkan dari proses dekomposisi spektral dengan metode MPD menunjukkan distribusi channel pada formasi Caddo terlihat lebih jelas dan mempunyai resolusi yang lebih baik dibandingkan metode DFT.
Many methods have been applied to seismic data in the reservoir characterization. Spectral decomposition has been applied to 3D seismic data interpretation include enhanced resolution, improved visualization of stratigraphic features, thickness estimation for thin beds, noise suppression, and direct hydrocarbon indication. There are a variety of spectral decomposition methods. These include the DFT (dicrete Fourier transform), MEM (maximum entropy method), CWT (continuous wavelet transform), and MPD (matching pursuit decomposition). Matching pursuit decomposition involves cross-correlation of a wavelet dictionary against the seismic trace. The projection of the best correlating wavelet on the seismic trace is then subtracted from that trace. The wavelet dictionary is then cross-correlated against the residual, and again the best correlating wavelet projection is subtracted. The process is repeated iteratively until the energy left in the residual falls below some acceptable threshold. The output of the process is a list of wavelets with their respective arrival times and amplitudes for each seismic trace. The results of spectral decomposition with MPD method can show distributary channel in Caddo formation more clearly and have good resolution compared DFT method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28761
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fandi Cahya
"Dalam tulisan ini dipaparkan penggunaan teknologi AVO ( Amplitudes Variations With Offsets ) untuk karakterisasi reservoir hydrocarbon. Daerah penelitian pada penulisan ini adalah lapangan gas Sumberarum yang terletak di daerah Jawa Timur. Daerah reservoir dapat dikatakan sebagai adanya fenomena yang dikatakan dengan bright spot. Bright spot ini dapat dilihat dari penampang stack Tulisan ini secara rinci menjelaskan penggunaan atribut-atribut AVO seperti Reflektivitas Sudut Datang Normal, Derajat Kenaikan, Reflektivitas Kecepatan Gelombang P, Reflektivitas Kecepatan Gelombang S dan Faktor Fluida dalam menentukan daerah yang berpotensi sebagai reservoir atau batuan yang mengandung fluida. Data sumur seperti Gamma Ray, Vp, NPHI dan RHOB digunakan untuk menentukan batas reservoir.
This work explains the usage of AVO ( Amplitudes Variations With Offsets ) technique for characterizing hydrocarbon reservoirs. The area of interest on this work is Sumberarum gas field, which is located on the East Java. Area of reservoirs can be represented as Bright Spot phenomenon. This bright spot can be seen from stack preview .This work explains briefly the usability of AVO attributes, such as Intercept ( Normal Incidence Reflectivity ), Gradient, P Wave Velocity Reflectivity, S Wave Velocity Reflectivity and Fluid Factor in determining prospect areas which might be reservoirs. Log Data such as Gamma Ray, Vp, NPHI and RHOB are also used to determined reservoir boundary."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S28864
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan merupakan desa yang sering mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau. Daerah ini memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dan sebaran penduduk yang merata, sehingga dibutuhkan suplai air bersih yang cukup untuk konsumsi dan pemenuhan kebutuhan air bersih lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui zona potensial airtanah-dalam dalam menentukan titik pemboran eksplorasi guna dikembangkan menjadi sumur produksi airtanah-dalam. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelacakan airtanah-dalam meliputi: pemetaan geologi/hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik sounding dengan konfigurasi Schlumberger. Batuan yang tersingkap di daerah kerja dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) satuan batuan, yaitu satuan batulempung sisipan batugamping, satuan perselingan batupasir gampingan dan batugamping, satuan batulempung, satuan batugamping dan lempung. Lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer adalah lapisan batupasir gampingan dengan karakteristik warna kuning pucat hingga kecoklatan, berbutir sedang-kasar, permeabilitas cukup baik (pada bagian yang tersingkap di permukaan) batuan ini termasuk pada satuan batugamping. Batuan yang berfungsi akuifer pada bagian bawah adalah batupasir gampingan yang termasuk dalam satuan perselingan betupasir gampingan dan batugamping. Titik Potensial yang direkomendasikan untuk dilakukan pemboran eksplorasi/produksi adalah titik LBR-29 dengan ketebalan akuifer 1 (yang lebih dangkal) 33,86 m dan akuifer 2 (yang lebih dalam) 23,72 m."
551 EKSPLOR 34:1 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library