Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dibuat rancang bangun alat uji untuk mengetahui konstanta
dielektrik sampel dengan metode arus konstan yang tampilannya
menggunakan piranti lunak LabVIEW (National Instruments, Texas).
Pengontrolan dilakukan oleh PC dengan memberikan output dari 0 volt
sampai 5 volt. Sample yang digunakan pada pengujian ini adalah kaca
corning yang dilapisi bahan dielektrik PZT (Lead Zirkonat Titanat) yang telah
didoping. Lapisan tipis PZT yang telah didoping terdiri dari PGZT, PIZT,
PNZT, dan PVZT. Lapisan tipis ini ditempatkan pada elektroda yang diberi
tegangan listrik sebesar 1000 VDC. Pada penelitian ini didapat tegangan
output dari masing-masing lapisan tipis tersebut. Konstanta dielektrik didapat
dengan menggunakan RLC meter, berikut adalah konstanta dielektrik dari
masing-masing bahan lapisan tipis : PGZT 8% = 20.062, PIZT 8% = 20.178,
PNZT 8% = 22.211, PVZT 8% = 22.923, corning = 2.061."
[Universitas Indonesia, ], 2006
S29202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dibuat suatu alat ukur untuk menetukan konstanta dielektrik lapisan
tipis dengan metode arus konstan. Alat itu, dicoba untuk mengukur lima sampel
yaitu substrat corning dideposisi lapisan tipis dengan teknik spin coating dari
PIZT 8%, PVZT 8%, PNT8%, dan PGZT 8%. Hasil yang diperoleh dari
pengukuran mengalami problem sehingga tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Oleh karena itu penghitungan konstanta dielektrik dilakukan dengan
menggunakan bantuan RCL meter tipe Fluke PM6306. Hasil penghitungan
konstanta memakai alat yang dibuat yang diprogram dengan Labview diperoleh
Hasil penghitungan konstanta masing-masing sampel tersebut adalah dengan
program Labview diperoleh K substrat corning = 3,33; K PIZT 8% = 9,97; K PVZT 8% =
19,88; K PNZT 8% = 11,60 dan K PGZT 8% = 8,06. Dibandingkan dengan hasil
pengukuran memakai RCL meter Fluke PM 6306 diperoleh K substrat corning = 2,061;
K PIZT 8% = 20,178; K PVZT 8% = 22,923; K PNZT 8% = 22,211 dan K PGZT 8% = 20,062.
Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang berarti. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian yang lebih lanjut."
[Universitas Indonesia, ], 2006
S29147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstract Spectral decomposition is an established technique for stratigraphic analysis from seismic reflection data. Interpretation is usually purely qualitative, but in some circumstances the technique can also provide quantitative information about bed thickness, especially near or below seismic resolution. This thesis describes a novel extension of the spectral decomposition technique that improves the accuracy of bed thickness estimation. Thin beds produce periodic notches in the spectrum of the seismic trace. The spacing of these notches, which is inversely proportional to bed thickness, can be accurately measured by calculating the Fourier transform of the spectrum. This so-called cepstrum has local maxima corresponding to the thickness of the thin bed or beds. Since the technique does not rely on picking a single frequency, but instead detects tuning effects from the entire spectrum, it copes better with noise and is also able to resolve overlapping and interfering thin-bed effects. In this thesis, I present examples from two-dimensional synthetic seismic traces, three-dimensional synthetic seismic models and three-dimensional synthetic real data. The result show that in two-dimensional synthetic seismic traces that using this technique can separate reflector better than classic data processing. in three-dimensional seismic traces this technique also work well to show channel possibility and predict their thickness. Cepstral peaks are also a better predictor of thickness than the time difference between the top and base interpreted from the seismic trace. Key Word: Spectral decomposition; bed thickness; cepstrum; spectrum (xii+62) hlm; gbr; lamp; Daftar Acuan : 20 (1963-2006)"
Universitas Indonesia, 2006
S28866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstrak Lapisan Tipis Ba0,5Sr0,5TiO3 IM dengan variasi suhu pemanasan proses pembuatan telah dihasilkan. Menggunakan teknik CSD (chemical solution deposition ) pada spin coating yang diputer 3000 rpm selama 30 detik. sampel yang ada diberikan perlakuan panas beberapa tahap (pengeringan-pirolisis-annealing). Struktur dari lapisan tipis BST dianalisis dengan menggunakan XRD ..."
Universitas Indonesia, 2007
S28898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstrak Mikrostruktur lapisan tipis amorf silikon karbon terhidrogenasi (a-Sich) telah dianalisis dengan menggunkan pendekatan medium efektif (PME) Bruggemann. Lapisan tipis dihasilakan dengan metode deposisi dc magnetron sputtering menggunakan dua jenis target : silikon dan grafit. Mikrosstruktur lapisan tipis ini dimodelkan terdiri atas tiga komponen: amorf tetrahedral (a-SicCH), amorf grafitik (a-C), dan microvoid. Untuk memperoleh respon optis komponen amor ..."
Universitas Indonesia, 2007
S28905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jan Ady
"Fungsi dieiektrik kompleks lapisan tipis amorfsilikon karbon (a-Sii.xCx:H) hasit deposisi sputtering telah ditentukan dengan menggunakan hasil pengukuran spektroskopi ellipsometer. Besaran optis lapisan tipis a-Si/.,Cx:H diperoleh dengan prosedur MSE terhadap tan i// dan cos A hasil eksperimen dengan tan y/ dan cos A model matematis sistem lapisan tipis. Mode! sistem tiga media digunakan untuk mendiskripsikan lapisan tipis a-Sii.xCx:H di alas substrat corning 7059 yang terletak di udara. Fungsi dieiektrik kompleks yang diperoleh merupakan kurva yang mulus terhadap energi dan memperlihatkan kehadiran maksimum kurva. Fungsi dieiektrik bagian riil si merefleksikan kuadrat bagian riil indeks bias n sedangkan fungsi dieiektrik bagian imajiner £2 mewakili karakteristik bagian imajiner indeks bias k. Peningkatan konsentrasi karbon mengurangi tinggi maksimum dan menggeser posisi maksimum kurva ke energi yang lebih tinggi. Gap optis bertambah dengan peningkatan konsentrasi karbon sedangkan parameter B berkurang dengan meningkatnya konsentrasi karbon. Berkurangnya harga parameter B berhubungan dengan peningkatan ketidak-teratwan dari sistem amorf. Pengaruh peningkatan konsentrasi karbon terhadap fungsi dieiektrik, gap optis dan parameter B merupakan akibat dari berkurangnya ikatan Si-Si dan bertambahnya ikatan Si-C. Pengaruh konsentrasi karbon terhadap pseudo-fungsi dieiektrik kompleks mirip dengan fungsi dieiektrik kompleks.

The complex dielectric functions of the a-Si/.,Cx:H films deposited by sputtering methods have been determined by spectroscopy ellipsometry. Optical constants of the a-Sii.xCx:H films are obtained from the MSE procedure for the experimental and model parameters y/ and A. Model of three medium systems is used to describe the a-Si/.^C^H films on corning 7059 substrate in air ambient- The complex dielectric function curves are smooth and show a maximum. The real part of dielectric function reflects the behavior of n2 and the imaginary part reflects the dependence of k on energy. The curve maximum decrease in magnitude and shift to the higher energies with the carbon concentration increase. The optical gap becomes higher with the carbon contained increase in the films but the B parameter decreases. The decrease of this parameter has been related to the increase of compositional disorder. The influence of carbon concentration on the dielectric function, optical gap and B parameter is the result of replacing Si-Si bonds by Si-C bonds. The influence of carbon concentration to the pseudo-dielectric function is similar to the dielectric function.

The complex dielectric functions of the a-Si/.,Cx:H films deposited by sputtering methods have been determined by spectroscopy ellipsometry. Optical constants of the a-Sii.xCx:H films are obtained from the MSE procedure for the experimental and model parameters y/ and A. Model of three medium systems is used to describe the a-Si/.^C^H films on corning 7059 substrate in air ambient- The complex dielectric function curves are smooth and show a maximum. The real part of dielectric function reflects the behavior of n2 and the imaginary part reflects the dependence of k on energy. The curve maximum decrease in magnitude and shift to the higher energies with the carbon concentration increase. The optical gap becomes higher with the carbon contained increase in the films but the B parameter decreases. The decrease of this parameter has been related to the increase of compositional disorder. The influence of carbon concentration on the dielectric function, optical gap and B parameter is the result of replacing Si-Si bonds by Si-C bonds. The influence of carbon concentration to the pseudo-dielectric function is similar to the dielectric function
;Fungsi dieiektrik kompleks lapisan tipis amorfsilikon karbon (a-Sii.xCx:H) hasit deposisi sputtering telah ditentukan dengan menggunakan hasil pengukuran spektroskopi ellipsometer. Besaran optis lapisan tipis a-Si/.,Cx:H diperoleh dengan prosedur MSE terhadap tan i// dan cos A hasil eksperimen dengan tan y/ dan cos A model matematis sistem lapisan tipis. Mode! sistem tiga media digunakan untuk mendiskripsikan lapisan tipis a-Sii.xCx:H di alas substrat corning 7059 yang terletak di udara. Fungsi dieiektrik kompleks yang diperoleh merupakan kurva yang mulus terhadap energi dan memperlihatkan kehadiran maksimum kurva. Fungsi dieiektrik bagian riil si merefleksikan kuadrat bagian riil indeks bias n sedangkan fungsi dieiektrik bagian imajiner £2 mewakili karakteristik bagian imajiner indeks bias k. Peningkatan konsentrasi karbon mengurangi tinggi maksimum dan menggeser posisi maksimum kurva ke energi yang lebih tinggi. Gap optis bertambah dengan peningkatan konsentrasi karbon sedangkan parameter B berkurang dengan meningkatnya konsentrasi karbon. Berkurangnya harga parameter B berhubungan dengan peningkatan ketidak-teratwan dari sistem amorf. Pengaruh peningkatan konsentrasi karbon terhadap fungsi dieiektrik, gap optis dan parameter B merupakan akibat dari berkurangnya ikatan Si-Si dan bertambahnya ikatan Si-C. Pengaruh konsentrasi karbon terhadap pseudo-fungsi dieiektrik kompleks mirip dengan fungsi dieiektrik kompleks.

Abstract
The complex dielectric functions of the a-Si/.,Cx:H films deposited by sputtering methods have been determined by spectroscopy ellipsometry. Optical constants of the a-Sii.xCx:H films are obtained from the MSE procedure for the experimental and model parameters y/ and A. Model of three medium systems is used to describe the a-Si/.^C^H films on corning 7059 substrate in air ambient- The complex dielectric function curves are smooth and show a maximum. The real part of dielectric function reflects the behavior of n2 and the imaginary part reflects the dependence of k on energy. The curve maximum decrease in magnitude and shift to the higher energies with the carbon concentration increase. The optical gap becomes higher with the carbon contained increase in the films but the B parameter decreases. The decrease of this parameter has been related to the increase of compositional disorder. The influence of carbon concentration on the dielectric function, optical gap and B parameter is the result of replacing Si-Si bonds by Si-C bonds. The influence of carbon concentration to the pseudo-dielectric function is similar to the dielectric function.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
S28185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Achdiat S.
"
ABSTRAK
Situasi kesejarahan yang diciptakan dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer menjadikan karya_-karyanya dianggap mempunyai acuan sejarah pada kurun tertentu. Dengan demikian terciptalah proses perekaman peristiwa-peristiwa sosial dalam masyarakat. Hal itulah yang terlihat dalam Arus Balik. Arus Balik mempunyai latar waktu yang jelas, seperti dalam kebanyakan karya-karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu abad ke-16 Masehi. Latar waktu tersebut mempunyai konsekuensi yang jelas terhadap masalah-masalah yang ada dalam karya Karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan situasi dan kondisi sebuah masyarakat, yang didasarkan keinginannya memperlihatkan kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam masyarakat diejawantahkan dengan konsep kenyataan hulu dan hilir.
Masa transisi yang terjadi di Jawa pada abad ke-16 Masehi menyebabkan timbulnya berbagai masalah sosial dalam masyarakat. Salah satu masalah yang timbul dalam masyarakat adalah munculnya konflik atau benturan dalam masyarakat. Masalah tersebut erat kaitannya dengan masalah kekuasaan perniagaan dan penyebaran agama yang terjadi saat itu. Pokok-pokok persoalan itulah yang dibicarakan dalam skripsi ini.
Analisis dalam skripsi ini dibatasi pada tokoh dan latar cerita. Pengambilan .kedua unsur tersebut disebabkan kedua unsur tersebut dianggap unsur yang menghubungkan antara kenyataan yang terdapat dainrtr teks dan yang terdapat di luar teks bila dibandingkan dengan unsur-unsur lainya, seperti alur dan tema. Pendekatan yang dilakukan dalam analisis ini adalah sosiologi sastra sehingga tinjauan skripsi ini bersifat sosiologis.
Selain itu, dalam skripsi ini juga digambarkan bagaimana keadaan sosial masyarakat Jwaa pada abad ke-16 Masehi. Masalah-masalah seperti penyebaran agama, perdagangan, dan penyebaran agama menjadi tilik sentral dalam pembahasan novel ini.
Peristiwa dan kejadian dalam Arus Balik lebih banyak terjadi dan terpusat di Pesisir Utara Jawa dan Tuban. Kehidupan pesisir yang penuh dengan gejolak akibat aktivitas kegiatan masyarakat di sekitarnya menciptakan suasana tersendiri dalam karya ini. Banyaknya orang asing yang berkeliaran di pesisir juga menimbulkan masalah dalam masyarakat. Benturan-benturan dari berbagai kebudayaan terlihat di sini. Penciptaan pesisir sebagai latar cerita oleh pengarang adalah suatu hal yang tepat untuk melihat kondisi masyarakat pada abad ke-I6 Masehi. Selain itu, pesisir diperlihatkan sebagai pembentuk watak kepribadian masyarakat yang ada saat itu. Keuntungan-keuntungan yang didapat dari aktivitas pesisir menyeabkan munculnya tokoh-tokoh seperti Adipati Tuban dan Syahbandar Tuban. Pesisir juga meneiptakan watak-watak keras dan berani seperti yang diperlihatkan ldayu dan Galeng. Gambaran pesisir dalam karya ini merupakan gambaran kondisi masyarakat abad ke- 16 Masehi.
Salah satu daerah pesisir yang dijadikan acuan dalam melihat masalah sosial masyarakat adalah Tuban. Sebagai sebuah bandar terkenal di Jawa, Tuban digambarkan dengan atribut kemegahan yang dicerminkan dalam kehidupan sosial Adipati Tuban dan istananya. Tuban digamharka n sebagai sebuah conloh kehidepaut sosiai masyarakat abad ke-16 Masehi yang didasari berbagai kepentingan di dalamnya.
Penggambaran tokoh dalam cerita ini telah dikonsep sejak awal oleh pengarangnya. Hal itu berkaitan erat dengan situasi abad ke-16 Masehi. Tokoh-tokoh tersebut telah ditempatkan pengarangnya mewakili berbagai golongan, kepentingan, status, dan kelas berdasarkan kehidupan sosial yang terdapat dalam cerita. Masing_-masing tokoh hadir dengan latar belakang budaya dan kepentingan yang berbeda, yang seringkali menyebabkan benturan di antara mereka.
Dalam analisis terhadap novel ini disimpulkan bahwa ada tiga kontlik yang menonjol dalam cerita ini. Konflik-koflik itu erat kaitannya dengan situasi yang terjadi saat itu. Konflik-kontlik itu diwakili masing-_masing tokoh di dalam cerita, sehingga setiap tokoh dapat dikatakan mewakili salah satu konflik yang terdapat di dalamnya meskipun ada beberapa tokoh yang dominan muncul dalam setiap konflik, seperti Adipati Tuban dan Galeng. Di sini pengarang berusaha menampilkan fakta dan fiksi sebagai sebuah kesatuan cerita.
Skripsi ini tidak membahas apakah novel ini termasuk sebuah novel sejarah atau tidak. walaupun oleh pengarangnya karya ini disebut sebagai sebuah novel sejarah. Hal itu disebabkan terdapat konsekuensi tertentu dalam membicarakan apakah sebuah karya masuk ke dalam klasifikasi novel sejarah. Konsekuensi itu berhadapan dengan data, fakta. tanggapan, dan rekonstruksi yang dilakukan pengarang terhadap sebuah peristiwa sejarah yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang hanya berkaitan dengan peristiwa sejarah di dalamnya sedangkan isi cerita atas sesuatu yang ingin diungkapkan lewat karya itu pada akhirnya akan dilakukan begitu saja.
"
1997
S10949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuhaji, Ferdinan
"Telah dibuat kapasitor lapisan tipis dengan ketebalan bervariasi antara 3000 - 10.000 A. Pembuatan dilakukan dalam ruang vakum dengan metoda termal evaporasi. Lapisan Aluminium terlebih dahulu didepositkan pada substrat kaca sebagai elektroda bawah, kemudian dengan lapisan tipis Silikon monoksida sebagai bahan dielektrik, dan dilapisi lagi dengan Aluminium sebagai elektroda atas, sehingga terbentuk struktur kapasitor Al-SiO-Al.
Karakterisasi dilakukan terhadap kapasitansi sehingga diperoleh konstanta dielektrik er = 6,2 + 0,4 , dan faktor disipasi sebesar 0,07% pada 1 kHz, Berta nilai kuat dielektrik dari 0,14 - 0,36 10° V cm-4. Harga kuat dielektrik terjadi penurunan dari harga standart, Ed = 1 3 10¢ V hal ini diperkirakan akibat impurity gas residu yang terjebak maupun yang teroksidasi sehingga terbentuk lapisan tipis campuran antara SiO dan SiO2. Peristiwa ini erat hubungannya dengan parameter deposisi seperti tekanan gas 02 dalam ruang vakum dan laju deposisi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
T6727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>