Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulung Gondo Kusumo
"Penelitian ini membahas pembentukan besi dari Mill scale secara efesien. Millscale yang terdiri atas 3 jenis fasa dioksidasi dahulu menjadi fasa tunggal hematite. Kemudian hematite dicampur dengan karbon dengan perbandingan berat 1:1 setelah itu dipanaskan menggunakan laju pemanasan 10ºC/menit untuk mencari temperatur efesien untuk proses reduksi oksida besi. Setelah diperoleh temperatur efesien laju pemanasan menuju dan lama pada temperatur efesien divariasikan untuk mendapatkan laju pemanasan yang efesien. Setelah didapatkan temperatur, laju dan lama pemanasan efesien dicari berat carbon minimum untuk proses reduksi. Efektivitas dari proses reduksi berusaha ditingkatkan menggunakan high energy ball mill.
Disimpulkan proses reduksi paling efesien menggunakan laju pemanasan 20ºC/menit hingga temperatur 1000ºC dimana temperatur tersebut ditahan selama 1 jam. Sedangkan perbandingan karbon dengan hematite yang paling baik adalah 1:1 lebih besar dari hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan. Sedangkan proses ball mill terbukti mampu meningkatkan efektivitas proses reduksi di udara bebas.

This research discusses how to make iron from mill scale efficiently. Mill scale which is comprised of three phase is oxidized into a single phase hematite. After that hematite is mixed with carbon with a ratio of 1:1 and then heated with a 10K/menit heating rate to find the efficient temperature for an iron oxide reduction process. After obtaining the efficient temperature the heating rate and time of heating is varied for the efficient temperature this is to obtain the efficient heating rate. After obtaining the efficient temperature, heating rate and time of heating the minimum weight of carbon for the reduction process is searched. The effectivity of the reduction process is increased using high energy ball mill.
The conclusion is that the most efficient process of reduction is using a 20 C/menit heating rate up to 1000ºC where it is held for 1 hour. While the weight ratio between hematite and carbon is 1:1 bigger than the calculated result. And the ball mill process is proven to have increased the effectivity of the reduction process on free air.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Irwan
"Skripsi ini bertujuan mengidentifikasi alur material besi tulangan pada pengelolaan limbah pembongkaran konstruksi sebagai salah satu limbah yang dihasilkan oleh pembongkaran rumah dari beton. Pengelolaan limbah konstruksi di Jakarta tidak dilakukan oleh kontraktor resmi, tetapi oleh penyedia jasa pengangkut sampau atau ""waste subcontractor ""yang kelembagaannya tidak resmi. Material besi hasil pembongkaran bangunan bersumber dari besi tulangan beton, dari kerangka atap baja, dari pagar besi, dari besi teralis, tangga dari besi pipa dll. Pada besi tulangan beton, ukuran material yang bisa didapatkan dari hasil pembongkaran adalah besi ukuran ?6-?20 mm. Besi-besi ini dipilah-pilah menjadi besi olahan dan besi rongsokan yang biasanya didefinisikan oleh para pelaku melalui penampilan fisik dari luar. Besi bermutu baik apabila bisa diperbaiki kembali, diluruskan dan diolah, bermutu rendah apabila terlihat rusak mengalami pelapukan. Material besi bekas bermutu baik ternyata dapat dipergunakan kembali untuk bangunan rumah sederhana, yaitu untuk besi tulangan dan sengkang. Pengolahan lain oleh tukang besi dapat menghasilkan barang seperti linggis, baut, pisau, pahat serta barang lainnya. Sedangkan material rongsokan biasanya dijual ke pabrik peleburan besi untuk dilebur kembali."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritasari Yuliawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yunan Hasbi
"

Penelitian ini bertujuan memperoleh parameter optimal variabel proses dalam menghasilkan baja bainit Fe-Ni dengan kekuatan mencapai 1400 MPa yang mengacu standar rel tipe R60. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kandungan Ni yaitu 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% berat. Selanjutnya sampel baja dilakukan canai dingin dengan variasi reduksi 10%, 30%, 50% dan 70%. Proses pemanasan diawali dengan austenisasi pada suhu 945 °C selama 20 menit dan dilanjutkan proses austemper pada suhu 400 °C selama 30 menit kemudian didinginkan menggunakan dua jenis media pendingin yaitu air dan udara. Struktur mikro dari analisis metalografi menggunakan etsa warna menunjukkan fasa bainit mulai terbentuk pada sampel Fe-3Ni. Ukuran butir semakin kecil seiring peningkatan unsur Ni. Adanya unsur Si mampu menekan pembentukan sementit karbida dengan dibuktikan tidak adanya kemunculan karbida melalui analisis Scanning Electron Microscopy (SEM). Analisis fasa juga dilakukan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Pengujian tarik menunjukkan nilai optimal diperoleh pada baja Fe-4Ni red.70% berpendingin udara dengan nilai mencapai 972 MPa. Nilai kekerasan juga mengalami peningkatan seiring peningkatan unsur Ni.


The purpose of this study is to obtain optimal parameters from each variable process in producing Fe-Ni bainite steel with the target tensile strength up to 1400 MPa that fulfill the R60 standard. The study was conducted by varying the Ni content in steel which is 0%, 1%, 2%, 3% and 4% wt. Furthermore, steel specimens were carried out through cold rolled with various reduction of 10%, 30%, 50%, and 70%. The heating process starts at 945° C for 20 minutes and followed by austempering at 400 ° C for 30 minutes then cooled using two types of cooling media namely water and air. The microstructure of metallographic by color etching showed that the bainite phase appears to form in Fe-3Ni specimens for all cooling media. Grain size gets smaller as the nickel content increases. There was no indication about the existence of cementite carbide as evidenced by Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis. Phase analysis was also carried out using X-Ray Diffraction (XRD) for further information. Tensile testing shows that the optimal value was obtained in red.70% Fe-4Ni steel with air cooling that is 972 MPa. The hardness also increases as Ni content increase.

Keywords: Lateritic steel, austempering, cold rolling, nickel, mechanical properties, railrod

"
2019
T53206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damara Adiasa
"Recycling limbah logam saat ini merupakan sarana penting bagi industri logam. Proses recycling ini dipercepat oleh kekurangan bahan baku dan biaya yang lebih tinggi terutama di Uni Eropa. Untuk mewujudkan tujuan recycling ini, limbah logam mill scale yang diperoleh dari continuous casting dan produksi hot rolling diambil sebagai bahan baku sekunder, mereka dihancurkan, diayak, diaglomerasi dan dipanaskan untuk melakukan reduksi karbotermik dalam keadaan padat, suhu yang dipilih untuk analisisnya adalah 1200 °C, 1400 °C dan 1600 °C dalam chamber induction furnace dengan beberapa durasi reduksi yang dilakukan. Mikroskop optik dan analisis mikroskop SEM menemukan bahwa mill scale dapat didaur ulang dengan beberapa perbedaan dalam reaksi, morfologi, dan jumlah logam yang dipulihkan. Reduksi kinetika juga dipelajari dan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah reduksi seiring waktu dan suhu meningkat tetapi agak mendatar setelah beberapa waktu dan menunjukkan perkembangan yang diharapkan dari penurunan kecepatan reduksi.

Recycling of metal waste is nowadays an important means to the metal industries; this is accelerated by the shortage and correspondingly higher cost of raw material especially in the European Union. To realize this recycling purpose, a metal waste of mill scales obtained from continuous casting and hot rolling production were taken as the secondary raw material, they were crushed, sieved, agglomerated and heated to perform the solid-state carbothermic reduction, the temperature chosen for the analysis are 1200°C, 1400°C and 1600°C in a chamber induction furnace with several duration of reduction being performed. Optical microscope and scanning electron microscope analysis found that the mill scale could be recycled with some differences in reaction, morphologies and amount of metal that being recovered. Reduction kinetics were also studied and showed that an improvement in amount in reduction as time and temperature increases but rather flattening after some time and show the expected development of reduced reduction velocity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meryanalinda
"ABSTRAK
Tingginya cadangan baja laterit (Fe-Ni) di Indonesia dimanfaatkan untuk meningkatkan kebutuhan baja nasional, salah satunya adalah pemenuhan komponen transportasi Indonesia dibidang rel kereta api. Pengembangan baja laterit (Fe-Ni) dilakukan dengan menambahkan paduan aluminium (2,23% wt). Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh TCMP canai hangat pada baja lateritik dengan penambahan Al terhadap pembentukan fasa bainik dan pengaruhnya terhadap peningkatan nilai kekerasan. Proses TMCP dan canai hangat dilakukan dengan melakukan pemanasan ulang pada temperatur 950oC dengan waktu tahan 20 menit kemudian diturunkan sampai temperatur 400oC, 450oC dan 500oC yang ditahan selama 30 menit kemudian dilakukan canai hangat dengan deformasi 50% dan 70% menggunakan mesin rol berkapasitas 20 ton dan dilanjutkan dengan pendinginan di udara. Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan menggunakan optical microscope (OM) dan scanning electron microscope (SEM) sedangkan untuk melihat kemungkinan karbida yang terbentuk dilakukan dengan pengujian menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan Energy Dispersive X Ray Spectroscopy (EDS). Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan metode Vickers. Hasil pengujian menujukan terbentuknya fasa bainit dan penambahan aluminium memberikan efek yang positif terhadap peningkatan kekerasan. Deformasi reduksi yang diberikan selama canai hangat juga diteliti untuk melihat pengaruh pertumbuhan butir pada Baja laterit Fe-Ni-Al.

ABSTRACT
The abundant reserve of lateritic ores in Indonesia is currently processed and studied to fulfill the national steel demand in several sectors, one of which is for railway application. The development of lateritic steel (Fe-Ni) as carbide free bainitic steel is carried out by adding Al to the Fe-Ni alloy. In this research, the effect of warm rolling and Al addition to the formation of carbide, phases development and mechanical properties was studied. The warm-rolled thermomechanical process (TMCP) was carried out by heating the material at 950oC for 20 minutes followed by second heating to 400oC, 450 oC and 500oC with holding time for 30 minutes. The materials then warm rolled with 50% and 70% reductions using 20 tons capacity roller machine and then air cooled outside the furnace chamber. The microstructure of the as-rolled materials were characterized using optical microscope (OM) and scanning electron microscope (SEM), while the phases, the chemical distribution and the possibility of carbide formation were examine using X-Ray Diffraction (XRD) pattern and energy dispersive X Ray spectroscopy (EDS). The hardness properties of the material were observed using macro Vickers hardness test. It was revealed that bainite was formed and Al addition gives positive effects to the Fe-Ni lateritic steel by increasing hardness. The reductions applied during warm rolling were observed to have effect on the growth of the grains in the Fe-Ni-Al lateritic steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Firdaus
"Penelitian ini membahas tentang berapa laju pembentukan dan energi aktivasi barium heksaferrite. Telah dilakukan eksperimen pada barium hexaferrite dengan suhu 900℃, 1100℃, dan 1200℃ masing-masing selama 1, 3, 5, 7, dan 10 jam. Diperoleh hasil bahwa pada suhu 900℃ laju pembentukan adalah 6,69x10-4/menit, pada suhu 1100℃ adalah 3,02x10-4 dan suhu 1200oC adalah 1,23x10-4/menit dengan n-1. Sedangkan energi aktivasi barium hexaferrite adalah 83,91 Kj/mol.

This research study about how much accelerating hexaferrite barium activation energy and forming. Have been done by experiment at hexaferrite barium with temperature 900℃, 1100℃, and 1200℃ each during 1, 3, 5, 7, and 10 hour. Obtained by result of that at temperature 900℃ accelerating forming is 6, 69x10-4 / minute, at temperature 1100℃ is 3, 02x10-4 and temperature 1200oC is 1, 23x10-4 / minute with n-1. While activation energy of hexaferrite barium is 83, 91 Kj / mole.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S28936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianafitri R.
"Telah dilakukan studi kinetika pembentukan fasa MgO hasil dekomposisi dari mineral dolomit alam menggunakan teknik sinar-x. Mineral dolomit yang dipelajari memiliki struktur formula CaMg(CO3)2. Hasil DTA menunjukkan dekomposisi fasa mulai terjadi pada suhu 400 0C menjadi CaCO3 dan MgO dan stabil sebagai fasa campuran antara CaO dan MgO pada suhu > 7500C. Penentuan fraksi volum fasa terdekomposisi dilakukan menggunakan teknik kuantitatip XRD perbandingan langsung (direct comparison) berdasarkan ratio intensitas total dari puncak difraksi masing-masing fasa. Ratio R-value masing-masing fasa hasil dekomposisi diperoleh secara eksperimental melalui pengujian material sintetis berupa campuran fasa yang sama dengan material penelitian.
Berdasarkan ratio R-value yang diperoleh dengan cara ini, berhasil ditentukan fraksi volum fasa terdekomposisi dari material penelitian sebagai fungsi suhu dan waktu. Kinetika dekomposisi fasa diasumsikan mengikuti persamaan Johnson-Mehl-Avrami sehingga dari studi komprehensif tentang dekomposisi fasa dari mineral dolomit berhasil dibangun Time Temperature Transformation Diagram untuk mineral dolomit untuk rentang suhu 400-750°C.
Studi kinetika pembentukan MgO ini menyimpulkan bahwa proses ekstraksi MgO dari dolomit dimulai dengan pemanasan pada suhu efektif 750°C selama 90 menit. Besarnya energi aktivasi yang dibutuhkan untuk mentranformasikan fasa MgO adalah 378,68 kJ/mol. Dari proses ekstraksi MgO melalui hidrasi dan karbonisasi terhadap dolomit pasca pemanasan pada suhu efektif tersebut telah diperoleh material ekstraksi berupa serbuk MgO dengan tingkat kemurnian ~ 95 wt.%. Sedangkan tingkat pencapaian hasil (yield) dari proses adalah ~ 76 wt.%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toweula, Sanserlis F.
"Terbentuknya fasa spheroidite pada proses anil tidak selalu berhasil. Oleh karena itu, diperlukan analisis struktur kristal setiap fasa spheroidite yang terbentuk untuk mengetahui sejauh mana struktur kristal ini mempengaruhi terbentuknya fasa spheroidite pada setiap proses anil. Untuk keperluan analisis struktur kristal baja karbon rendah digunakan XRD. Keluarannya dapat mengidentifikasi fasa yang terbentuk atau perubahan parameter kristal. Hasil yang diharapkan adalah sebuah hubungan antara kandungan spheroidite pada baja karbon rendah dan sedang dengan struktur kristalnya. Ini berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang sifat pembentukan fasa spheroidite."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Padmono
"Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan besi spons halus limbah proses reduksi langsung (direct reduction) menjadi komponen logam industri melalui teknik metalurgi serbuk. Untuk membuat produk melalui teknik metalurgi serbuk, diperlukan bahan baku berupa serbuk besi. Serbuk logam ini dibentuk menjadi bahan konstruksi dalam suatu cetakan dengan proses penekanan (dingin). Penekanan dilakukan secara hidraulik. Produk hasil penekanan diberi perlakuan panas pada suhu tinggi, tetapi masih dibawah temperatur lebur logam, yang disebut sebagai proses penyinteran. Bentuk partikel serbuk besi spons giling ini berupa granular sedangkan ukuran dan distribusi partikel hasil penyaringan diambil ukuran dibawah 100-mesh (-150 mikron) yang baik dalam teknik metalurgi serbuk. Penekanan dilakukan dalam cetakan silinder berdiameter 25 mm dengan tekanan 3,37; 4,72; 7,08 t/cm2 , kemudian diberikan penyinteran pada temperatur 850; 950; 1050 ° C Hasil penekanan dan penyinteran tersebut mempunyai nilai kekerasan antara 45 - 60 HRB pada densitas 4,4 - 4,9 gr/cc atau 56 - 62,5 %. Struktur mikro yang didapat berupa perlit yang berbatasan dengan pori-pori."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>