Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 2003
S28742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2007
S29325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2003
S28738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faruk Afero
"Metode magnetotelurik merupakan metode yang menggunakan sumber gelombang elektromagnetik natural untuk mencitrakan struktur resistivitas bawah permukaan. Tetapi salah satu tantangan yang dihadapi dalam interpretasi adalah adanya distorsi data yang disebabkan efek galvanik dari heterogenitas konduktivitas dekat permukaan maupun topografi. Salah satu teknik yang dikembangkan untuk mengekstrak data yang tidak terdistorsi adalah analisis tensor fasa. Selain itu digunakan juga data induction arrow sebagai informasi tambahan dalam analisis tensor fasa. Analisis tensor fasa diterapkan ke data lapangan panas bumi ?FH?. Dari analisis tensor fasa dapat dilakukan analisis dimensionalitas serta resistivitas data. Dari analisis dimensionalitas diketahui bahwa data dapat didekati oleh kondisi 2-D pada rentang frekuensi antara 320 Hz sampai 0.5-0.01 Hz dan bersifat 3-D untuk frekuensi lebih rendah.
Hasil analisis menyatakan arah geoelectrical strike dari area pengukuran adalah N0°E-N10°E, dengan ambiguitas sebesar 90°, atau N90°E-N100°E. Hasil analisis tensor fasa diimplementasikan dalam pemodelan resistivitas. Pemodelan 1-D dan 2-D telah menghasilkan model resistivitas sistem panas bumi lapangan ?FH?. Model ini terdiri dari lapisan dengan resistivitas bervariasi yang diinterpretasikan sebagai overburden, merupakan intrusi batuan dioritik sampai granodioritik komplek dengan ketebalan berkisar antara 500-1000 meter. Konduktor kuat dengan ketebalan sekitar 1000-3000 meter yang bervariasi yang diinterpretasikan sebagai geothermal clay cap, lapisan dengan nilai sekitar 15-40 Ohm meter hingga ke kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut yang diinterpretasikan sebagai reservoir panas bumi, dan lapisan dengan nilai lebih dari 500 Ohm meter yang diinterpretasikan sebagai batuan dasar yang merupakan bagian dari sumber panas bumi.

Magnetotelluric is a method using natural electromagnetic wave source to delineate subsurface resistivity structure. However, one of the challenge in data interpretation is galvanic effects produced by heterogeneities in near-surface conductivity distort the regional MT response. One of technique being developed to extract undistorted data is phase tensor analysis. In the other hand, induction arrow data can be applied as additional information for phase tensor analysis. Phase tensor analysis has been applied to ?FH? geothermal field data. Dimensionality and resistivity analysis can be obtained from phase tensor analysis. From dimensionality analysis, it was shown that the dimensionality of the data are 2-D in between frequency of 320 Hz till 0.5-0.01 Hz and 3-D for the lower frequency.
The results of the resistivity analysis has shown that the geoelectrical strike direction of the measurement area is N0°E-N10°E, with 90° ambiguity, or N90°E-N100°E. The results from phase tensor analysis are then applied to 1-D and 2-D resistivity modeling of ?FH? geothermal system. This model consists of layers with varying resistivity which were interpreted as the overburden, derived from the complex of dioritic to granodioritic intrusion with the thickness of 500-1000 meter, strong conductor which was interpreted as geothermal clay cap with the thickness of 1000-3000 meter, a layer with resistivity value of 15-40 Ohm meters up to a depth of 3000 meters which was interpreted as geothermal reservoir, and layer with resistivity values more than 500 Ohm m which was interpreted as a basement which was part of geothermal heat source.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurivi Putri Islamey
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan pada lokasi penelitian serta memanfaatkan informasi geologi tersebut untuk mendukung rencana pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti melihat adanya stuktur patahan, lapisan batuan lunak dan keras, dan air tanah pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Data yang digunakan adalah data resistivitas. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengukuran dilakukan di 2 segmen yang masing-masing segmen terdapat 4 lintasan. Menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan (Telford, 1990), dan data bor. Pengolahan dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Dari hasil pengolahan dan analisis terdapat beberapa jenis litologi dengan distibusi resistivitas yaitu litologi batu pasir dengan nilai resistivitas sebesar 80-200 Ωm dan nilai SPT 30. Litologi kedua yaitu lapisan lempung dengan nilai resistivitas sebesar 0-80 Ωm dan nilai SPT 20. Litologi ketiga yaitu lapisan Andesit dengan nilai resistivitas lebih dari 200 Ωm dan nilai SPT 50. Ditemukan juga adanya struktur patahan pada lintasan 5, serta potensi air tanah yang menyebar pada litologi batuan pasir yang ada pada setiap lintasan.

This research was conducted to identify subsurface geological at the research location and utilize this geological information to support the Sumatra Highway development plan, such as looking at fault structures, soft and hard rock layers, and groundwater at the research location. This study uses the resistivity method. The data used is resistivity data. This data is secondary data obtained from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT). Measurements were carried out in 2 segments where each segment has 4 tracks. Using the Wenner-Schlumberger Configuration. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification (Telford, 1990), and drill data. Processing is done by two dimensional inversion method and three-dimensional modeling. From the processing and analysis results, there are several types of lithology with resistivity distribution, namely sandstone lithology with a resistivity value of 80-200 Ωm and an SPT value of 30. The second lithology is a layer of clay with a resistivity value of 0-80 Ωm and an SPT value of 20. The third lithology is andesite layer with a resistivity value of more than 200 Ωm and an SPT value of 50. There was also a fault structure on track 5, as well as the potential for groundwater spreading in the sandstone lithology on each track."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Rizki Rohayat
"Dalam studi ini, penerapan metode analisis diagram polar impedansi dan splitting curve data magnetotellurik (MT) Lapangan Panas Bumi Wayang Windu bagian selatan adalah untuk mendeteksi struktur geologi bawah permukaan dan juga untuk mengetahui apakah metode ini dapat diterapkan pada area tersebut. Analisis ini dilakukan dengan membuat pemodelan forward terlebih dahulu sebagai acuan.
Hasil dari pemodelan forward menunjukkan bahwa adanya perbedaan resistivitas dua batuan atau lebih yang mengalami kontak akan menyebabkan split pada kurva MT dan distorsi pada bentuk diagram polar impedasi yang membentuk elongasi sejajar atau tegak lurus terhadap struktur (garis kontak). Struktur ini dikomparasi dengan data geologi, data hiposenter microearthquake, dan data sumur.
Hasil komparasi menunjukkan bahwa terdapat empat struktur hasil interpretasi data MT yang memiliki kecocokkan dengan struktur geologi dari data geologi dan sumur, dan beberapa struktur tidak memiliki kecocokkan atau hanya merupakan resistivity structure. Di sisi lain, metode ini dapat memprediksi arah dominan struktur geologi pada area penelitian.

In this study, application of the impedance polar diagram and splitting curve analysis method on magnetotelluric (MT) data of southern Wayang Windu geothermal field are to detect subsurface geological structure and also to find out whether this method can be applied to this area. This analysis is done by making forward modelling as a reference.
The result of forward modelling shows that the difference in resistivity of two or more rocks in contact will cause a split on the MT curve and distortion in the shape of the impedance polar diagram forming parallel or perpendicular elongation to the structure (contact line). This structures are compared with geological data, microearthquake hypocenter data, and well data.
The comparation results show that four structures of MT data interpretation results have correlation with the geological structure of the geological and well data, and some structures do not have correlation or merely resistivity structures. On the other hand, this method can predict the dominant direction of geological structure in the research area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T45112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>