Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rahmat Arif Putra
"Daerah panas bumi Marana terletak di sebelah bagian tengah P. Sulawesi Akibat gejala tektonik banyak terbentuk struktur-struktur lipatan, sesar dan kelurusan vulkanik yang mempunyai timur-barat dan baratlaut-tenggara. Ditinjau dari struktur geologi diatas, daerah Marana ini diduga memiliki daerah prospek geothermal dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas, bualan gas, dan daerah alterasi yang berada disekitar daerah patahan tersebut. Untuk memperjelas pendugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode terpadu gaya berat dan tahanan jenis.
Berdasarkan data pendukung Geologi dan Geofisika diperkirakan adanya zona akumulasi panas yang membentuk sistem panas bumi dibawah permukaan dengan ditandai oleh adanya anomali tahanan jenis sedang-rendah. Berdasarkan pemodelan, upflow reservoir panas bumi terdapat pada lapisan dangkal, berada pada zona patahan dengan kedalaman sekitar 500 m. Sumber panas (heat source) adalah intrusi batuan mikrogranit yang menerobos batuan metamorf yang diduga sebagai batuan alas (basement). Sedangkan daerah outflow mengarah ke selatan di luar daerah penelitian.
Pengolahan data Geokimia menghasilkan perhitungan temperatur dengan geothermometer diperoleh kisaran antara 154ºC. Temperatur bawah permukaan minimum termasuk kedalam "low to Intermediate temperature geothermal system".
Luas daerah prospek kurang lebih 8 Km2 , dengan perkiraan potensi panas bumi mencapai kisaran 27 Mwe dari potensi daerah penyelidikan. Daerah ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan pemboran landaian suhu sampai kedalaman 250 m di daerah prospek Marana.

Marana's geothermal territory located in the center of Sulawesi Island As a result of tectonic indication, a lot of folding structures are formed, fault and volcanic straighting which have east-west and North West-South East. Observed from above geology strructure, this Marana’s territory estimated have a geothermal procpect area with surface manifestation condition in the form of appearance of heat spring, bubbling of gas, and alteration area around that fractured area. To clarify that fathoming, a geophysics survey has been conducted using integrated method of gravity and variety resistance.
Based on supporting data of Geology and Geophysics estimating a heat accumulation zone which form a geothermal system under the surface which signed with a average-lowvariety resistance anomaly. Based on modelling, the upflow area of geothermal reservoir placed in shallow layer, in the fractured zone with depth of around 500 m. heat source is the microgranit rock intrusion which infiltrate metamorf rock which suspected as the basement. The outflow zone flange to south outside the area of survey.
Geochemical data tabulation producing a temperature calculation with geothermometer resulted between 154°C. Below surface minimum temperature included in "low to Intermediate temperature geothermal system".
The extensive of prospect area approximately about 8 Km², with estimation of geothermal potential about 27 Mwe from potential area of investigation. This territory prospectful for further expansion with conducting a hilt of a kris temperature drilling or exploration until depth of 250 m on the Marana’s prospect area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lapangan panasbumi Delta terletak di ujung Sesar Semangko. Ditinjau dari
struktur geologinya, lapangan panasbumi ini berada pada daerah depresi berupa
struktur graben. Manifestasi yang muncul ke permukaan diduga berasal dari fluida
hidrotermal yang mencirikan keberadaan zona upflow yaitu fumarol, solfatara, mata
air panas bertipe acid sulphate water dan penyebaran alterasi yang ada di permukaan.
Berdasarkan interpretasi data Magnetotelurik dan Gravitasi didukung oleh data
geologi, geokimia, geofisika dan data sumur, diperkirakan reservoar panasbumi
daerah ini berada pada kedalaman > 1000 m dari permukaan dengan temperatur >
200°C. Reservoar ini bertipe fracture geothermal system yang bermula dari bagian
selatan kaki Gunung Ruta. Lapisan penudung reservoar (clay cap) dimodelkan
terpisah oleh suatu zona resistif yang resistivitasnya bernilai 600 – 1200 ohm.m,
menjadi blok utara dan blok selatan. Clay cap ( resistivitas < 20 ohm.m ) blok utara
terbentuk di dalam graben dan clay cap blok selatan terbentuk dekat permukaan
sedangkan zona resistif dimodelkan berada di struktur horst yang memisahkan clay
cap tersebut. Zona resistif tersebut diduga merupakan sisa instrusi dasit yang sudah
tidak aktif yang berasal dari Gunung Duta. Disimpulkan terbaginya clay cap blok
utara dan blok selatan yang terpisah menyebabkan munculnya indikasi zona upflow
yang terpisah. Luasan zona upflow blok utara sekitar 10 km2 sedangkan blok selatan
mempunyai luas sekitar 22 km2. Untuk pengeboran lebih lanjut direkomendasikan
dilakukan di daerah upflow tersebut, yaitu di sekitar G. Ruta dan di daerah G. Tri."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S29332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Efrianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S28646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrima Wahyu
"Telah dilakukan penelitian guna delineasi zona prospek sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; menggunakan permodelan tiga Dimensi magnrtotellurik didukung data terpadu berupa geologi dan geokimia serta terintegrasi data gravitasi. Daerah panasbumi ldquo;Z rdquo; dalam tatanan tektoniknya termasuk pada jalur backarc Sumatera, tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan, disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter Andesit-Basalt . Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa alterasi dan lima mata air panas bersuhu 44,4 - 92,5 oC, pH 8,19 - 9,43 dan bertipe bikarbonat, sulfat-bikarbonat, serta sulfat-klorida. Pembentukan sistem panasbumi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik menyerong oblique antara lempeng Samudera India dan Lempeng Kontinen Eurasia searah dengan pola sesar Sumatera.
Berdasarkan analisis air panasbumi temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geothermomether SiO2 Fournier 1977 , Na-K Giggenbach 1988 , Na-K-Ca, diagram Na-K-Mg serta diagram Enthalphy - Cloride Mixing Model berkisar 145 - 155oC, termasuk dalam sistem panas bumi bertemperatur sedang. Berdasarkan inversi tiga dimensi data MT didapatkan kedalaman Top of Reservoar TOR sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; sekitar 400 m elevasi 50 mdpl sedangkan berdasarkan forward modeling data gravitasi lintasan 2 dimensi diperkirakan sumber panas berupa cooling instrusion diperkirakan batuan gabro ; resistivitas ge; 450 ?m ; densitas 2,95 - 3,15 gr/cc dan reservoar berupa batupasir resistivitas 50 - 250 ?m ; densitas 2,60 gr/cc . Sistem panasbumi daerah penelitian termasuk jenis tektonik fracture zone dengan temperatur sedang dengan luas daerah prospek sekitar 7,5 km2.

A study for delineating geothermal system of prospect area ldquo Z rdquo has been done by using tree dimension modeling of magnetotelluric supported unified data just like geological and goechemical and integrated gravity data. Geothermal area ldquo Z rdquo in tectonic setting included in Sumatra volcanic backarc, right on one of the southern part of Sumatra fault segment. Compodes by volcanic and clastic sendimentary rock are Tertiary to Quarternary Andesite Basalt. The existance of goethermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestation in form of alteration and five hot springs temperature in the ranges 44.4 ndash 92.5 oC, and pH 8.19 ndash 9.43 and type of fluida are bicarbonate, sulphate bicarbonate, and sulfate chloride. The development of geothermal system is affected by tectonic oblique between the Indian Ocean plate and the Eurasian Contenent Plate direction of the Sumatra fault patterns.
Based on the analysis of geothermal water reservoir temperature are taken through the calculation geothermometer SiO2 Fournier 1977, Na K Giggenbach 1988 , Na K Ca, Na K Mg diagram and Enthalpi Mixing Cloride Model range 145 ndash 155 oC, classified as intermediate temperature. Base on a three dimensional inversion of the magnetotelluric data obtained depth Top of Reservoir TOR geothermal system area ldquo Z rdquo about 400 m elevation 50 meters above sea leavel , while based on the two dimensional of the gravity data predicted heat sources such as cooling instrusion estimated gabbro density 2,95 ndash 3,15 gr cc and reservoar such as sandstone resistivity 50 ndash 250 m density 2,60 gr cc . The Geothermal systems of research area classified as the type of intermediate temperature tectonic fracture zone with prospect area about 7,5 km2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Susanti
"Telah dilakukan reprocessing data mentah dari Badan Geologi yaitu : data geolistrik, data geomagnet dan data gravity, diperoleh model konseptual Sistem Panas Bumi daerah Pincara, kabupaten Luwu utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Sistem panas bumi Pincara adalah sistem yang didominasi oleh air Daerah panas bumi Pincara terletak di Masamba, Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis berada pada posisi diantara 02 0 27? 00?? - 02 0 35? 00?? Lintang Selatan dan 120 0 18" 00" - 120 0 26" 00" Bujur Timur.
Pada Model konseptual sistem panas bumi Pincara, diduga merupakan sistem panas bumi outflow berdasarkan pada penyeledikan geokimia oleh badan geologi, dimana mata air panas yang terdapat dipermukaan bersifat bikarbonat dengan pH netral. Sumber panas dan reservoar diduga berada di tenggara penyelidikan hal ini berdasarkan pada data geologi dan peta geologi bahwa di tenggara dipekirakan merupakan pusat erupsi magma yang menyebabkan terbentuknya penggunungan Baliase.
Disebelah tenggara daerah penyelidikan diperkirakan terdapat lapisan impermeabel yang menahan fluida hydrothermal sampai kepermukaan, namun dengan diperkirakan terdapatnya sesar/patahan pada beberapa titik pengukuran berdasarkan pada pemodelan gravity dan data geomagnet, maka fluida hydrothermal tersebut dapat muncul kepermukaan.

The reprocessing data from Geology Office was done to be processed, they are: data geolistrik, data geomagnet and data gravity. It is got the conceptual model system hydrothermal Pincara, district luwu north, province south. System hydrothermal pincara that is dominated by water.
The system hydrothermal Pincara is located in Masamba, district Luwu North, South Sulawesi. Based on geographically it is between 020 27 00 - 020 35 00 latitude south and 1200 18" 00 - 120 0 26" 00 longitude east. Conceptual model system hydrothermal pincara, guessed to be earth hot system outflow based on geokimia survey by geology office, where does hot spring found has bicarbonate with ph neutral. hot source and reservoar guessed to reside in south east this matter quest based on in geology data and geology map that is at south east be centre erupsi magma that causes bentuknya penggunungan baliase.
Beside south east quest region is estimated found layer impermeabel that hold back fluid hydrothermal until kepermukaan, but with estimated dapatnya fault/fracture in several measurements points based on in pemodelan gravity and data geomagnet, so fluid hydrothermal can appear kepermukaan such as those which be seen in picture 5.6 menyekitar points measurement - points sounding.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati
"Daerah panasbumi Hu’u terletak di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditinjau dari geologi daerah Hu’u ini diduga memiliki prospek panasbumi ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa pemunculan mata air panas dan daerah alterasi yang penyebarannya mengikuti pola patahan/sesar berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Untuk memperjelas pendugaan tersebut telah dilakukan survei geofisika dengan menggunakan metode gabungan gravitasi dan geolistrik DC-Schlumberger didukung oleh data geologi dan geokimia. Hasil interpretasi terpadu dapat mengindikasikan keberadaan pusat reservoir sebagai zona upflow yang diperkirakan mengarah ke timur daerah penyelidikan dengan kedalaman > 1000 meter di sekitar puncak Gunung Wawosigi dan Puma, sedangkan zona outflow berada di tengah daerah penelitian. Kontras rapat massa yang terlihat sebagai kontur positif dan kontur negatif dari anomali sisa gaya berat diinterpretasikan sebagai struktur sesar yang dapat mengontrol sirkulasi fluida panas naik ke permukaan menjadi manifestasi permukaan. Dari pemodelan 2D gravitasi didapatkan struktur depresi berupa graben dengan panjang lintasan ± 4 km, diduga merupakan wadah akulumulasi fluida panas di bawah permukaan. Pengukuran temperatur reservoir tidak dilakukan secara langsung, namun dari perhitungan geotermometer SiO2 didapatkan temperatur bawah permukaan minimum antara 124 - 180°C. Luas daerah prospek daerah penyelidikan ±15 Km2 dengan potensi terduga sebesar 90 MWe dan masih membuka ke arah timur daerah penyelidikan. Daerah panasbumi ini cukup prospek untuk dikembangkan lebih lanjut.

Hu’u Geothermal Field lies in Dompu regency, in the province of Nusa Tenggara Barat. Geologically observed, the Hu’u area is suspected to have a geothermal prospect indicated by surface manifestation, such as hot spring and alteration zone, which spread indicated following the fault pattern towards northeast-southwest and northwest-southeast. To enhance the idea, a geophysical survey using combined methods of gravity and geoelectric DC-Schlumberger supported by geology and geochemical data has been done. The combined interpretation result can indicated the where about of the central reservoir as an upflow zone which is suspected to move towards east of the researched area with depth > 1000 meter around the peaks of mounth Wawosigi and mount Puma, while the outflow zone is right in the center of the researched area. The density contrast refered as a positive contour and a negative contour from residual anomaly of gravity methods interpretated as a fault structure that can control hot fluids circulation towards surface to become surface manifestation. From 2D gravitation modelling acquired depression structure as graben with a length of approximately 4 km, suspected as a container for accumulation of hot fluids in subsurface. Measuring reservoir temperature not done directly, but using geothermometer SiO2 calculations, we get minimum subsurface temperature between 124° - 180°C. The prospect ares is around 15 km2 with suspected potential about 90 Mwe, and it’s still possible to explore toward east of the researched area. This geothermal field has enough prospect to be developed furthermore."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Sanjaya
"Sesar Besar Sumatra memainkan peran utama dalam permeabilitas sistem panasbumi di lapangan “X”. Jejak Sesar biasanya terlihat di permukaan melalui remote sensing dan pemetaan permukaan, namun adanya aktivitas vulkanik muda dapat menutupi jejak patahan dan membuat tidak semua struktur permukaan dapat teridentifikasi, selain itu kontinuitas jejak sesar dipermukaan kebawah perurmukaan di reservoir ketidakpastian yang besar.
Gabungan interpretasi struktur permukaan berdasarkan data remote sensing, observasi lapangan dengan pengolahan survey geofisika merupakan salah satu pendekatan untuk mengkarakterisasi sesar/distribusi struktur, peta Complete Bouguer Anomaly (CBA) menunjukkan korelasi yang baik dengan zona Sesar Besar Sumatera berarah baratlaut-tenggara yang diinterpretasikan sebagai graben struktur. Integrasi pengolahan gravitasi, geologi permukaan dan data sumur menunjukkan ada beberapa jenis kelurusan struktur di sepanjang zona Sesar Besar Sumatra di lapangan “X”, selain itu, borehole image log menunjukan arah dominan rekahan terbuka yang berbeda dengan trend dari Sesar besar Sumatra yang menunjukan permeabilitas pada lapangan “X” lebih dikontrol oleh rezim ekstensional dari Sesar Besar Sumatra yang relatif memiliki arah utara-selatan. Untuk mengetahui geometri struktur (dipping) dibawah permukaan, hasil interpretasi kelurusan di integrasikan dengan 3D MT model dan 2D gravity model, integrasi model geofisika, geologi dan geokimia menghasilkan model konseptual 3 dimensi pada lapangan “X” yang mencakup lokasi upflow dan outflow, kedalaman dan batas reservoir serta pola dan distribusi permeabilitas yang mengontrol jalur fluida thermal.
Temuan baru pada berbagai tren sesar/struktur di sepanjang zona Sesar Besar Sumatra di Lapangan panasbumi “X” berdasarkan integrasi data remote sensing, geologi, geofisika dan data sumur sangat membantu untuk penggambaran karakterisasi struktur dan pola permeabilitas di Lapangan Panasbumi “X” yang juga penting dan berguna untuk rencana pengembangan terkait strategi lokasi sumur produksi dan injeksi beserta dengan penargetan sumur mengurangi risiko pemboran yang gagal.

The Great Sumatra Fault (GSF) has been identified to play a major role in controlling the permeability of the geothermal system in “X” field. The main trace of GSF is usually visible on the surface through remote sensing and surface mapping, however young volcanic activities may cover the fault traces or not all identified surface structures extend deep into the reservoir hence the structure identification becomes challenging.
Combined surface structure interpretation based on LiDAR data and field observation with Gravity processing is one of the approaches to characterize the fault/structure distribution, Complete Bouguer Anomaly (CBA) map shows a good correlation with NW-SE trending Sumatran fault zone which interpreted as graben structure. An integration of gravity processing, surface geology and well data suggests numerous types of structure lineaments along the major NW-SE GSF zone. In addition, the borehole image log also confirms different direction of fracture trends as compared to GSF zone which indicates older structural setting from the younger GSF zone. Integration of lineament interpretation with 3D MT model and 2D gravity model was conducted to interpret the geometry of fault in the subsurface (dip direction). The integrated of geophysical, geological and geochemistry model generate 3D conceptual model which explain the upflow and outflow location, depth of reservoir and reservoir boundary also permeability pattern which control the hydrothermal fluid pathway of “X” field.
The new finding on numerous fault/structure trend along the GSF zone based on gravity and image log are helpful for the delineation of the extent of the major faults/structures for permeability characterization at “X” field. Moreover, it is important and useful for future development plan related to well targeting strategy in tapping the permeable zone for more effective fracture intersection and reducing the risk of dry hole.
"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Jhanesta
"Gunung Endut merupakan salah satu lapangan di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi. Hal ini diketahui dari adanya manifestasi panas bumi berupa mata air panas Cikawah (AP-CKW) dan mata air panas Handeleum (AP-HDL). Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model konseptual terintegrasi data remote sensing, geologi, geokimia, dan geofisika. Hal ini penting dilakukan untuk mempelajari sistem panas bumi Gunung Endut secara mendetail dan diharapkan dapat menjadi guide dalam melakukan eksplorasi yang lebih detail. Data remote sensing berupa DEMNAS dan LANDSAT8 diolah menjadi peta Fault Fracture Density (FFD) dan menunjukkan adanya zona permeabilitas rendah pada area sekitar AP-CKW, AP-HDL, dan puncak Gunung Endut. Hal ini didukung pula oleh penelitian sebelumnya dengan studi alterasi permukaan dan pemetaan anomali Hg tinggi. Data gravitasi GGMplus juga menunjukkan adanya struktur berupa patahan pada area yang diduga memiliki tingkat permeabilitas tinggi. Interpretasi data hidrogeokimia menunjukkan AP-CKW dan AP-HDL berada pada zona outflow. Hasil geotermometer Na-K dan Na-K-Mg menunjukkan temperatur reservoir berkisar 150 – 160 ℃. Pemodelan forward 2-D gravitasi dan inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya pola persebaran clay cap pada kedalaman 300 – 1000 mdpl dengan ketebalan bervariasi 500 – 700 m. Pada data magnetotellurik menunjukkan adanya pola penebalan clay cap yang masih menerus ke arah puncak Gunung Endut. Model konseptual terintegrasi menunjukkan pusat reservoir diduga berada pada area puncak Gunung Endut.

Mount Endut is one of the fields in Indonesia that has geothermal potential. This is known from the presence of geothermal manifestations in the form of Cikawah hot springs (AP-CKW) and Handeleum hot springs (AP-HDL). This study aims to build an integrated conceptual model with remote sensing, geology, geochemistry, and geophysics. This is important to analyze the Mount Endut geothermal system in detail and it is hoped that it will become a guide in conducting more detailed exploration. Remote sensing data, which is DEMNAS and LANDSAT8 data, processed to Fault Fracture Density (FFD) map and shows a high permeability zone in the area around AP-CKW, AP-HDL, and the summit of Mount Endut. This is also supported by previous research with surface alteration studies and high Hg anomaly mapping. GGMplus gravity data also shows a structure in the form of a fault in an area that is thought to have a high permeability. Hydrogeochemical data interpretation showed that AP-CKW and AP-HDL were in the outflow zone. The results of the Na-K and Na-K-Mg geothermometer shows that the reservoir temperature ranges from 150 – 160 ℃. 2-D gravity forward modeling and 3-D magnetotelluric inverse modeling show a clay cap distribution at a depth of 300 - 1000 masl with a thickness varying from 500 - 700 m. The magnetotelluric data shows a pattern of thickening of the clay cap which is continuing towards the summit of Mount Endut. The integrated conceptual model shows that the reservoir center is thought to be at the peak area of Mount Endut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Ferdiansyah
"Daerah Prospek panasbumi "B" terletak di Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Dari data remote sensing diketahui bahwa arah utama dari kelurusan-kelurusan pada daerah panasbumi prospek "B" adalah Baratlaut-Tenggara yang sesuai dengan pola struktur geologi utama dan berhubungan dengan kehadiran manifestasi permukaan. Dari data geokimia diketahui bahwa zona outflow prospek panasbumi "B" berada pada daerah manifestasi mata air panas dan dari plotting ternary diagram Na-K-Mg menunjukkan temperatur reservoar sebesar 220 C. Analisis geofisika dari data gravitasi sebanyak 163 titik pengukuran dan dari data Magnetotellurik sebanyak 58 titik pengukuran menunjukan bahwa lapisan clay cap dengan densitas 2.2 gr/cc memiliki nilai resistivitas sebesar.

Area prospect of B geothermal area is located in Pesawaran, South Lampung District, Lampung. From remote sensing data is known that the main direction of the lineaments in the area of geothermal prospect B is Northwest Southeast in accordance with the pattern of major geological structures and associated with the presence of surface manifestations. From the geochemical data known that the prospects for geothermal outflow zone B in the region of hot springs and the manifestation of plotting Ternary Diagram Na K Mg shows a reservoir temperature of 220 C. Geophysical analysis from gravity 163 data and magnetotelluric 58 data measuring point indicate that the clay cap layer with a density of 2.2 g cc and resistivity of "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>