Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1999
S28383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hantarto Widjaja
"EXAFS (Extended X Ray Absorption Fine Structure) merupakan gejala osilasi koefisien absorpsi (μ) pada energi di atas ujung absorpsi pada eksperimen spektroskopi absorpsi sinar-X. Salah satu teori yang dapat menjelaskan gejala ini adalah teori hamburan berganda. Dalam teori ini, perhitungan μ dilakukan dengan melibatkan atom-atom tetangga dari atom pengabsorpsi sinar-X. Dalam tesis ini, perhitungan EXAFS dilakukan untuk ujung absorpsi K besi padat. Hasil perhitungan numerik dengan menggunakan sembilan atom dan nilai bilangan kuantum orbital l sampai dengan tiga, ternyata cukup mendekati hasil eksperimen."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumilisar, Enrico M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nisyawati
"Sejumlah masa embrio somatis dapat diperoleh dari daun imatur kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang dikulturkan dalam medium dasar Murashige & Skooh 1962 padat, cair dan cari dengan penyangga kertas saring, serta dengan penambahan 2,4-Dichlorophenoxy acetic acid sebanyak 20 mg/l. Meskipun dalam ketiga macam medium tersebut dapat dibentuk embrio somatis, namun penampakan morfologi embrio somatic yang dibentuk maupun pertumbuhannya tidak sama.
Di dalam medium padat eksplan tidak menglami pencoklatan dan embrio somatic yang dibentuk tampak jelas bentuknya yaitu terdiri dari suatu badan yang mudah terlepas satu sama lain, dengan dua buah tonjolan yang menyerupai kotiledon Di dalam medium cair eksplan mengalami pencoklatan, karena adanya pencokelatan maka pertumbuhan embrio somatic tersebut terganggu. Embrio somatic tidak berwarna dan dikelilingi oleh jaringan yang mengalami pencokelatan dan pertumbuhan embrio somatic cenderung menurun. Untuk eksplan yang di kulturkan ke dalam medium cair dengan penyangga kertas saring, tidak mengalami pencokelatan. Embrio somatis dibentuk dengan penampakan warna yang lebih hijau dibandingkan dengan embrio somatis yang dibentuk dalam kultur padat, tetapi bentuknya lebih kecil daa rapat sehingga agak sulit dalam penghitungan jumlah embrio somatis yang dibentuk di dalam medium tersebut. Subkultur ke dalam medium yang baru tidak merubah morfologi embrio somatic tersebut.
Hasil penghitungan jumlah rata-rata embrio somatis yang dibentuk di dalam medium kultur cair yang berpenyangga kertas saring, ternyata menghasilkan jumlah yang paling banyak (103 embrio somatic) dibandingkan dengan di dalam medium kultur padat (82 embrio somatis) dan cair lainnya (76 embrio somatis). Hal ini membuktikan bahwa bentuk medium mempengaruhi pertumbuhan eksplan membentuk embrio somatic. Meskipun di dalam medium kultur cair berpenyangga kertas saying menunjukan pembentukan embrio somatis yang paling banyak, tetapi potensi pembentukan embrio somatic yang normal seperti pada medium kultur padat tidak dapat diperoleh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Servatius B.A.
"ABSTRAK
Gas CO2 yang terkandung dalam gas alam dapat menurunkan nilai kalor pembakaran (heating value) gas alam. Selain sifatnya sebagai gas asam yang korosif, CO2 juga dapat merusak sistem perpipaan pabrik karena dapat membeku pada suhu operasional yang sangat rendah. Proses gas sweetening adalah proses yang biasa dilakukan oleh pabrik pengolahan gas bumi untuk meminimalkan kandungan CO2 dalam gas. Teknik konvensional yang biasa digunakan adalah kolom absorpsi. Namun, teknologi kolom absorpsi ini memerlukan energi yang besar dan kurang efektif. Saat ini, para peneliti sedang mengembangkan hollow fiber membrane contactor agar proses CO2 removal berjalan lebih efektif. Pada penelitian ini digunakan pelarut tunggal diethanolamine (DEA) dan campuran senyawa amina monoethanolamine dan diethanolamine (MEA dan DEA). Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah variasi laju alir gas CO2 sebagai gas umpan. Variasi lain yang dilakukan adalah jumlah serat dalam modul. Analisis efektifitas modul dilakukan dengan studi perpindahan massa. Besarnya perpindahan massa ditentukan dengan koefisien perpindahan massa. Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kontaktor membran serat berongga adalah alat yang efektif dalam menyerap gas CO2 pada laju alir gas umpan yang tinggi, jumlah serat dalam modul yang sedikit, dan menggunakan pelarut tunggal DEA.

ABSTRACT
Carbon dioxide which is contained in natural gas can decrease the heating value of natural gas. Carbon dioxide is known as acid gas and it is corrosive. Carbon dioxide can also harm the piping system of the plant because it can freeze into solid phase at very low operational temperature. Gas sweetening process is a general process to minimize the carbon dioxide content in gas in natural gas processing industry. Absorption column is a conventional technique which is commonly used in CO2 removal process. But, this technique needs energy in bulk and it is not effective. Now, researchers are developing hollow fiber membrane contactor (HFMC) technology in order to the CO2 removal process runs more effectively. This research uses di-ethanolamine (DEA) as a single absorbent and mixed mono-ethanolamine (MEA) and DEA as a mixed absorbent. The variations in this research are variation of CO2 flow rate as feed gas and variation of the number of fiber in module. The performance of HFMC is analyzed by study of mass transfer. The mass transfer in HFMC is showed by the result of mass transfer coefficient. The mass transfer coefficient indicates the effectiveness of the mass transfer happened in HFMC. The result shows that HFMC is effective equipment in the absorption process of CO2 at high flow rate of feed gas and less number of fiber. It can be recommended for the CO2 removal process. Besides, DEA as a single absorbent is good and effective in absorbing CO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidikrubadi Pramudito
"Dalam tesis ini telah dipelajari kinematika dan penampang lintang hamburan en→eΣ0. Penampang lintang total tersebut dibagi ke dalam dua bagian yaitu bagian pertukaran foton untuk verteks nγΣ0 dan bagian pertukaran Z0 untuk verteks nZ0Σ0. Kedua bagian tersebut dinyatakan dalam faktor-faktor bentuk kompleks yang dipilih agar dapat dilakukan parametrisasi proses fisika di kedua verteks. Dengan menggunakan data eksperimental untuk peluruhan radiatif Σ0→nγ kedua bagian penampang lintang tersebut, dalam bentuk, 􀜴􀰊 dan 􀜴􀯓, dapat ditentukan di mana, 􀜴􀰊 dan 􀜴􀯓 adalah perbandingan kedua penampang lintang terhadap penampang lintang hamburan elastik en→en. Dengan memperhatikan pendekatan orde pertama, perhitungan dilakukan untuk berbagai energi elektron datang dari 0.3 GeV sampai dengan 1.7 GeV dan berbagai sudut hambur dari 5° sampai dengan 90°. Untuk −q2 kecil 􀜴􀰊 dan 􀜴􀯓 dapat dipandang sebagai fungsi dari q2 saja. Untuk −q2 ≈ 0.3 (GeV)2 didapatkan hasil 􀜴􀰊~10􀬿􀬵􀬸 dan 􀜴􀯓~5􀵈10􀬿􀬶􀬸. Hasil perhitungan ini menunjukkan adanya penindasan yang luar biasa pada proses en→eΣ0 relatif terhadap hamburan elastik en→en dan juga menunjukkan bahwa proses ini didominasi oleh bagian pertukaran photon. Dapat disimpulkan bahwa proses en→eΣ0 dapat terjadi meskipun dengan peluang yang sangat kecil sehingga sangat sulit untuk dapat diamati dalam pengukuran yang dilakukan dewasa ini.

In this thesis the kinematics and the cross section of the scattering process en→eΣ0 have been studied. The total cross section is divided into two parts, the photon exchange part for nγΣ0 vertex and the Z0 exchange part for nZ0Σ0 vertex. These two parts are expressed in terms of complex form factors which are chosen to parameterize the physics at both vertices. Using the experimental data for the radiative decay Σ0→nγ these cross sections, in term of 􀜴􀰊 and 􀜴􀯓, can be determined, whereas 􀜴􀰊 and 􀜴􀯓 are the ratio of these cross sections to cross section of the elastic scattering en→en. With regard to the first order approximation, the calculations have been performed for different incident electron energies from 0.3 GeV to 1.7 GeV, and different scattering angles from 5° to 90°. For small −q2, 􀜴􀰊 and 􀜴􀯓, can be considered as a function of only q2. For −q2 ≈ 0.3 (GeV)2 the calculation results in 􀜴􀰊~10􀬿􀬵􀬸 and 􀜴􀯓~5􀵈10􀬿􀬶􀬸. These calculations show that there exists a very large suppression in the en→eΣ0 proccess, as compared to the elastic scattering en→en, as well as that this proccess is dominated by the photon exchange part. As a conclusion, the hyperon production process en→eΣ0 may occur but with a very small probability. Therefore the measurement of this process is very difficult at present."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21583
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S28286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumandi Juliyanto
"ABSTRAK
Peningkatan radiasi sinar UV mendorong peneliti untuk mengembangkan material yang bertindak sebagai UV absorber. UV absorber dapat berupa organik dan anorganik, yang dapat mengubah, mendispersi atau mengabsorb radiasi ultraviolet. UV absorber anorganik menghadirkan sejumlah keuntungan dibandingkan uv absorber organik, seperti kestabilan terhadap cahaya dan daerah serapan UV yang lebar. Nanopartikel CeO2 sebagai UV absorber anorganik, digunakan karena memiliki aktivitas fotokatalitik yang rendah saat terkena sinar UV dibandingkan TiO2 atau ZnO. Pada penelitian ini, ekstrak alkaloid dari buah mengkudu dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel CeO2. Metode sintesis nanopartikel yang digunakan adalah metode sol-gel. Karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan nanopartikel CeO2 telah terbentuk pada daerah panjang gelombang 348 -350 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis memiliki fasa kristal fcc, morfologi nano sphere, dan ukuran rata-rata partikelnya 51.6 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis mempunyai kemampuan mengabsorpsi sinar UVA dan UVB melalui proses irradiasi sinar sebelumnya. Semakin lama waktu irradiasi sinar yang diberikan pada nanopartikel CeO2, semakin banyak sinar UVA dan UVB yang diabsorpsi.

ABSTRACT
Increased of UV radiation encourage researchers to develop a material that acts as a UV absorber. UV absorber can be organic and inorganic, which are able to transform, disperse or absorb the ultraviolet radiation. Inorganic UV absorber present some advantages over organic UV absorber, such as photostability and broad spectrum protection. CeO2 nanoparticles as inorganic UV absorber, is used because it has an important advantage, in comparison with the more widely used TiO2 or ZnO, is the fact that it exhibits much reduced photocatalytic activity when exposed to UV light. In this research, alkaloid extract of noni fruits can be used to synthesize CeO2 nanoparticles with sol gel method. Characterization by UV Vis spectrophotometer showed CeO2 nanoparticles have been formed in the wavelength range 348 350 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have an fcc crystal phase, morphology of nano sphere, and the average size of particles are 51.6 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have the ability to absorb UVA and UVB through the irradiation process before. The longer time of irradiation that given on CeO2 nanoparticles, the more UVA and UVB can be absorbed."
2016
S67486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>