Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S28272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibuk Waluyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S28319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sudarmaji
"ABSTRAK
Telah dilakukan sintesa material BiFeO3, Bi 1-x MgxFeO3 x = 0,07 dan x = 0,1 dan BiFe 1-y ZnyO3 y = 0,07 dan y = 0,1 dengan metoda sol-gel autocombustion. Material Precursor yang digunakan adalah Bi5O O 9 NO3 4 dan Fe NO3 3.9H2O dan Asam sitrat sebagai bahan bakar. Sebagai dopant Mg digunakan Mg NO3 2.6 H2O dan sebagai dopant Zn digunakan Zn NO3 2.4 H2O. Temperatur proses sol-gel dijaga antara 80-90oC. Proses autocombustion dilakukan pada temperature 150oC selama 2 jam. Proses kalsinasi dilakukan pada temperature 550oC selama 10 jam. Semua material hasil sintesa berupa material multifasa. Material yang dihasilkan memiliki rumus molekul BiFeO3, Bi0,93Mg0,07FeO3, Bi0,91Mg0,09FeO3, BiFe0,97Zn0,03O3 dan BiFe0,92Zn0,08O3. Semua material hasil sintesa bersifat soft ferromagnetic dan ferroelektrik. Intersisi Mg pada BiFeO3, menyebabkan peningkatkan magnetisasi saturasi dan magnetisasi remanen, penurunan medan magnet koersif, penurunan polarisasi saturasi dan polarisasi remanen dan menaikan medan listrik koersif BiFeO3. Substitusi Zn2 terhadap Fe3 , menyebabkan penurunan nilai magnetisasi saturasi dan magnetisasi remanen, menaikan medan magnet koersif, menurunkan polarisasi saturasi dan polarisasi remanen dan menurunkan medan listrik koersif BiFeO3

ABSTRACT
BiFeO3, Bi 1-x MgxFeO3 x = 0.07 and x = 0.1 and BiFe 1-y ZnyO3 y = 0.07 and y = 0.1 materials have been synthesised, using sol-gel auto combustion method. Bi5O OH 9 NO3 4 and Fe NO3 3.9H2O as precursor materials and citric acid as fuel. Mg dopants use Mg NO3 2.6H2O and Zn dopants use Zn NO3 2.4 H2O. Sol-gel process temperature is maintained between 80-90oC. Auto combustion process rsquo;s temperature is 150oC for 2 hours. The calcination process is performed at temperature 550oC for 10 hours. all material synthesis results are multiphase materials. The resulting materials have molecular formula BiFeO3, Bi0,93Mg0,07FeO3, Bi0,91Mg0,09FeO3, BiFe0,97Zn0,03O3 and BiFe0,92Zn0,08O3. All synthesis results materials are soft ferromagnetic and ferroelectric. Interstitial Mg in BiFeO3 causing increasing saturation and remanent magnetization, decreasing coercive magnetic field, decreasing saturation and remanent polarization, and increasing coercive electric field of BiFeO3. Substitution of Zn2 to Fe3 reducing the value of saturation and remanent magnetization, increasing coercive magnetic field, decreasing saturation and remanent polarization, decreasing coercive electric field of BiFeO"
2015
D2509
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Lestari
"Fotokatalisis merupakan metode alternatif untuk pengolahan air limbah dan fotokatalis TiO2 adalah katalis yang banyak digunakan, karena inert, tidak bersifat toksik, dan murah. Namun, celah energi (bandgap) yang lebar pada TiO2 yaitu sekitar 3.2 eV, setara dengan cahaya UV dengan A 388 nm, membatasi aplikasi fotokatalitiknya nanya pada daeran UV, tapi tidak pada daerah cahaya tampak (visible). Padahal canaya tampak tersedia melimpah sebagai cahaya matahari yang sampai ke bumi. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi fotokatalitik TiO2 yaitu dengan menyisipkan dopan pada matrik Kristal TiO2, di mana elemen dopan menjadikan matrik katalis baru yang memiliki energi celah lebih kecil, yang setara dengan energi canaya tampak. Salah satu dopan paling menjanjikan adalah nitrogen. Pacla penelitian ini dilakukan sintesis dan karakterisasi dari TiO2 yang di doping dengan nitrogen (N-TiO2) serta dibandingkan aktivitasnya baik secara fotokatalitik maupun fotoelektrokatalitik dengan TiO2 yang tidak di beri dopan. Karakterisasi bahan hasil preparasi menunjukkan bahwa N-TiO2 memiliki energi celan lebih kecil yaitu sebesar 3.0169 eV dibandingkan TiO2 yang tidak didoping dengan nitrogen yaitu sebesar 3.2861 eV. lndikasi keberhasilan penyisipan nitrogen juga diperolen clari profil puncak serapan infra merah dan spektrum Energy Dispersive Xray (EDX), yang jelas mengindikasikan kenadiran nitrogen dalam matrik N-TiO2. Pengujian aktifitas fotokatalisis dan fotolektrokatalis, baik menggunakan sinar UV dan sinar tampak, menunjukkan bahwa, dilihat dari tetapan Iaju reaksinya, N-TiO2 mampu mendegradasi zat warna Congo Red dan asam benzoat Iebih cepat dibandingkan TiO2 tampa doping."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stein, Oscar Hammer
"ZnO berbentuk batang nano dengan ukuran dan bentuk yang cukup seragam dibuat dengan membuat lapisan tipis dari benih nano ZnO sebagai bibit di atas kaca ITO TCO untuk dilakukan proses hidrothermal. Sampel dikarakterisasi dengan scanning electron microscopy (SEM). Benih nano disintesis dengan menggunakan zinc acetate dihydrate, 2-methoxyethanol dan ethanolamine. Larutan yang berisi benih nano di diamkan dalam waktu 2, 4, dan 6 hari, sehingga menghasilkan besar benih nano yang bervariasi dengan ukuran diameter rata-rata yaitu sebesar 82,33; 332,39; dan 1384,78 nm. Besar ukuran benih nano akan menentukan ukuran dan bentuk dari batang nano yang akan terbentuk setelah proses hidrothermal. Batang nano yang terbentuk dirakit menjadi rangkaian sel surya tersensitasi zat pewarna organik. Sel surya diuji coba untuk mengetahui tegangan terbuka yang dihasilkan dengan perbedaan ukuran batang nano yang berasal dari perbedaan waktu tahan pembuatan benih nano dan menghasilkan tegangan terbuka pada waktu penahanan larutan masing-masing 2, 4, dan 6 hari, yaitu sebesar 341,83; 270,93; dan 256,20 mV pada kondisi cahaya ruang, sedangkan 397,67; 486,03; dan 456,10 mV pada kondisi cahaya yang terfokus.

ZnO nanorod arrays with quite homogeneous size and shape were fabricated by applying ZnO seed-layer as nucleation on the ITO TCO glass to the hydrothermal reaction. The samples were characterized by scanning electron microscopy (SEM). Nanoseed were synthesized by using zinc acetate dihydrate, 2-methoxyethanol and ethanolamine. Solution that contains nanoseed were held 2,4, and 6 days until produced nanoseeds with different size and diameter of nanorod are 82,33; 332,39; dan 1384,78 nm . Nanoseed size determined the shape and size of nanorod that would be formed after the hidrothermal process. Dye sensitized solar cell were fabricated by using nanorod that were formed before. Dye sensitized solar cell were tested to examine the open circuit voltage that were produced by dye sensitized solar cell with different holding time of nanoseeds and produced open circuit voltage with each holding time of 2, 4, and 6 days, are 341,83; 270,93; and 256,20 mV respectively at room lightning, whereas at focused lightning, DSSC produced 397,67; 486,03; and 456,10 mV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Fadillah
"Telah dilakukan penelitian terhadap bahan ZnO dengan doping Litium dan Nikel menggunakan metode Sol-Gel. Prekusor yang digunakan adalah Zinc Acetate dengan 2-Propanol sebagai bahan bakar. Nikel acetate dan Litium acetate digunakan sebagai bahan dopan. Temperatur proses sol-gel dijaga tetap 70-80oC. Proses kalsinasi dilakukan pada temperatur 300oC selama 2 jam. Sedangkan proses sintering dilakukan pada temperatur 600oC selama 4 jam. Material ZnO dan ZnO dengan doping Litium menghasilkan fasa tunggal, sedangkan ZnO dengan doping Nikel menghasilkan fasa lain yaitu NiO. Semua material yang dihasilkan meiliki sifat ferroelektrik. Kurva P-E hysterisis menunjukkan bahwa ZnO memiliki polarisasi remanen 0.032 ?C/cm2dan medan koersivitas listrik 0.88 kV/cm. ZnO doping Litium dengan berbagai konsentrasi terjadi peningkatan nilai polarisasi remanen dan penurunan medan koersivitas listrik. ZnO doping Nikel dengan konsentrasi at 1 dan 3 terjadi kenaikan remanen dan penurunan medan koersivitas namun pada ZnO doping Nikel dengan konsentrasi at 6 nilai polarisasi remanen menurun dan nilai koersifitas meningkat. Pada ZnO doping Nikel dan Litium dengan konsentrasi yang sama mengalami kenaikan remanen dan penurunan koersifitas, sedangkan pada ZnO doping Nikel dan Litium dengan konsentrasi berbeda mengalami penurunan remanen dan koersifitas meningkat dibandingkan dengan didoping dengan satu pendopingan.

Synthesis Li Ni co doped ZnO have been done with Sol Gel method. Zinc Acetate used as percussors materials and 2 propanol as fuel. Nickel Acetate and Lithium acetate used as dopant. Temperature Sol Gel process has been maintained between 60 80oC. The calcination process was performed at temperature 300oC for 2 hours and sintering process was performed at 600oC for 4 hours. The resulting materials ZnO and Li doped ZnO result single phase materials, but Ni doped ZnO has secondary phase NiO. All Synthesis materials has ferroelectric properties. P E loop hysteresis shows that ZnO have remnant polarization of 0.032 C cm2 and coercive field of 0.88 kV cm. Li doped ZnO showed an increase in the polarization remnant and a decrease in the coercive field. Ni doped ZnO on 1 at 3 at concentration showed an increase in the polarization remnant and decerease in the coercive field, howerver 6 at Ni doped ZnO showed an decrease in the polarization remnant and a increase in the coercive field. Li, Ni co doped ZnO with same concentration showed an increase in the polarization remnant and decerease in the coercive field, however Li, Ni co doped ZnO with different concentration showed a decreased in the polarization remnant and increaed in the coercive field compared by single doped ZnO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasriardy Dharma
"Pada penelitian ini, ZnO nanorods telah berhasil disintesis menggunakan metode sol-gel dengan campuran (Zn(NO3)2.4H2O), NH4OH, dan Polyethylene glycol (PEG). Variasi pada konsentrasi PEG dan penahanan laju evaporasi pada larutan dilakukan dan ZnO nanorods yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD dan SEM untuk menginvestigasi perbedaan pada diameter nanorods, morfologi dan tingkat nanokristalinitasnya. Penambahan PEG sebanyak 1, 2 dan 3 gr pada larutan meningkatkan ukuran diameter nanorods masing-masing dari 157.70, 300.60, dan 464.30 nm. Selain itu, penambahan PEG juga meningkatkan kristalinitas nanorods yang diindikasikan dengan menurunnya rata-rata nilai full width at half maximum (FWHM) dari 0.28176 menjadi 0.25299. Pada variasi waktu tahan kondensasi amonia selama 2, 3, dan 4 jam, juga meningkatkan kristalinitas dengan penurunan nilai FWHM masing-masing 94.77, 123.49, dan 166.59, serta besar kristalitnya dari 94.77, 121.49, dan 166,59 nm.

In this research, ZnO nanorods has been synthesized using sol-gel method with a mixture of (Zn(NO3)2.4H2O), NH4OH, and Polyethylene glycol (PEG). Variation in PEG concentration and condensation holding time on the solution were carried out, and the resulting ZnO nanorods were characterized by XRD and SEM to investigate the difference in nanorods diameter, morphology and nanocrystallinity. The addition of PEG from 1, 2, and 3 gr into the solution has increased the diameter of ZnO nanorods from 157.70, 300.60 and 464.30 nm. This also increases the crystallinity of the nanorods as indicated by the decrease in the average of full width at half maximum (FWHM) from 0.28176 to 0.25299. The variation in condensation holding time for 2, 3, and 4 hours, has also increased the crystallinity from 0.25299, 0.22342, to 0.21753 as well as its crystallite size from 94.77, 121.49, to 166,59 nm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51480
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Halleyan Des Alwi
"Teknologi fotokatalis TiO2 terus mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam penggunaannya yang beranekaragam. Salah satu aplikasinya ialah sebagai material anti kabut baik di kaca gedung ataupun kendaraan. Kelemahan TiO2 yang beredar dimasyarakat saat ini ialah bentuknya yang berupa serbuk, tidak berukuran nano, dan penggunaan suhu tinggi pada tahapan kalsinasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dikembangkan sintesis kristal TiO2 berukuran nano dengan penambahan PEG (poly ethylene glycol) dan pemanasan pada suhu sekitar 1000C (kristalisasi dingin). Dalam skala nano tidak hanya luas permukaan partikel TiO2 yang meningkat, namun juga menunjukkan efek-efek lain pada sifat-sifat optik dan kuantum yang dapat meningkatkan kinerja material tersebut. Adanya metode kristalisasi dingin ini, selain dapat dilapisi pada material yang tidak tahan panas seperti plastik, maka akan terjadi penghematan energi yang besar terutama jika diterapkan pada skala industri.
Sol TiO2 dipreparasi dengan prekursor berupa TiCl4 dengan menggunakan metode sol gel dan kristalisasi dingin. Sol dengan penambahan PEG yang bervariasi tersebut kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan teknik pemusingan (spin coating) yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu sekitar 1000C dengan berbagai variasi kondisi dan lama pemanasan. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan XRD, EDAX , FTIR, dan BET untuk mengetahui karakteristik nanomaterial yang terbentuk. Uji hidrofilitas material fotokatalis secara kuantitatif dilakukan dengan mengukur sudut kontak tetesan air di atas film dengan menggunakan alat contact angle meter sedangkan secara kualitatif akan dilakukan pengamatan langsung.
Didapatkan bahwa tahapan yang paling mempengaruhi pembentukan kristal anatase TiO2 pada suhu rendah ialah penambahan PEG dan lama pendinginan. Kondisi optimum untuk aplikasi kaca anti kabut ialah dengan penambahan PEG 4x massa TiO2, pendinginan 16 jam, pemanasan vakum 12 jam, dan konsentrasi TiO2 0.1M. Pada komposisi dan kondisi tersebut, sudut kontak yang terbentuk antara kaca berlapis film TiO2 dengan air mencapai 00 dalam waktu 4 menit. Hal ini menunjukkan sifat hidrofilisitas yang sangat baik. Hasil karakterisasi terhadap TiO2 dalam bentuk serbuk pada kondisi yang sama menunjukkan ukuran kristal sebesar 6.6 nm dan luas permukaan 143.5 m2/g.

Photocatalyst technology of TiO2 has been having tremendous development especially in diversity of application. One of the applications is as an anti-fogging material for buildings and vehicles?s windows.The existing TiO2 has limitation in its application because of its powder form and not in nano size. The research of nano sized and the film form of TiO2 should be done to solve this problem. In this kind of size and form, the surface area and perfomance has increased. They can be seen from the optical and quantum properties. The obstacle in the preparation of the catalyst is the high calcinations temperature that will limit the applications. Cold crystallization which need lower temperature that about 1000C is utilized. Beside that, PEG is added to produce nano sized TiO2. The usage of the cold crystallization will make the TiO2 more applicable especially to material wich is unresistable to heat such as plastic, and will safe much energy if it is used in industries.
The sol of TiO2 is prepared with TiCl4 precursor and using sol gel and crystallization methods. Then, the glass is coated with the sol using spin coating method and continued with heating in 1000C. Conditions and duration of heating, and composition of PEG are variated . The properties of catalysts were characterized using XRD, EDAX, FTIR, and BET. The hydrophilic properties of material in film form is known by using the contact angle meter for quantitatively, and using camera for qualitatively.
The results show that the addition of PEG and cooling period affect the formation of anatase crystal in low temperature the most. The result conclude that the optimum conditions for anti fogging application in the glass is the addition of PEG in four times of TiO2 mass, 16 hours of cooling period, 12 hours of vacuum heating period, and 0.1 M of TiO2 concentration. This condition can make 00 of contact angle between glass and water in just 4 minutes that shows very hydrophilic properties of TiO2. In its powder from, the crystals size are about 6.6 nm with 143.5 m2/gr of surface area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanty
"Reaksi oksidasi parsial metana mulai diminati sejak 1990-an, karena reaksinya yang bersifat eksotermik dan juga rasio H2/CO yang dihasilkan adalah 2 yang cocok untuk reaksi Fischer Tropsch dan praduksi metanol. Proses ini menguntungkan dibandingkan dengan proses pembentukan sintesis gas dengan metode konvensional (reformasi kukus) yang sangat endotermik dan rasio H2/CO≥3 yang tidak sesuai untuk proses Fischer Tropsch. Katalis Ni/A1203 telah banyak digunakan untuk reaksi oksidasi parsial metana. Namur terjadinya deposit karbon dan deaktivasi katalis menjadi kendala utama pada proses ini.
Katalis serbuk Ni/ γ -A1203 dipreparasi dengan metode sol gel menggunakan aluminium isopropoksida sebagai prekursor untuk mendapatkan penyangga dengan luas permukaan tinggi dan lebih berpori, metode impregnasi dengan Ni(NO3)3.6H2O sebagai prekursor untuk mendapatkan inti aktif nikel dengan variasi penambahan promotor CeO2, La2O3, dan MgO alau kombinasinya. Perlakuan ultrasonik diberikan pada saat proses impregnasi dengan frekuensi 18 - 22 kHz selama 60 menit.
Katalis Nily-A1203 dengan variasi promotor CeO2 dari MgO (SG 5NCT--CeMg) dengan loading Ni 5% berat memiliki aktivitas katalitik yang tinggi dan stabil dalam waktu reaksi hingga 48 jam. Konversi metana rata-rata sebesar 97,06 % dan selektivitas produk H2 dan CO berturut-turut sebesar 83.38% dan 73,14% dengan rasio produk H2/CO adalah 2,28. Penambahan promotor CeO2 meningkatkan chemisorption H2 sedangkan promotor penambahan MgO meningkatkan jumlah inti aktif nikel dengan mencegah terbentuknya spinel NiA12O4 yang merupakan fasa tidak aktif dengan terbentuknya spinel MgAl2O4 sehingga kombinasi keduanya dapat meningkatkan kinerja katalis. Reaksi tersebut dilakukan pada kondisi tekanan atmosferik, pada temperatur 800°C, rasio reaktan CH4 : O2 = 2 : 1,2 dan WIF = 0,2 g.detiklml. Perlakuan ultrasonik yang diberikan dapat menaikkan selektivitas produk H2 dan CO hingga 9% dan 12% berturut-turut, karena memiliki diameter partikel yang lebih kecil dan komposisi yang lebih seragam dibandingkan dengan katalis tanpa perlakuan ultrasonik.

Partial oxidation of methane has been an interested process since 1990s, because of the reaction is mildly exothermic and also the syngas obtained a suitable H2/CO ratio of 2 for Fischer Tropsch process and production of methanol. This process is more valuable than the process of syngas production through conventional method (Steam Reforming) which is a highly endothermic reaction and the H2/CO≥3ratio of 3 is not suitable for Fischer Tropsch process. Ni/Al2O3 catalyst has been widely used for partial oxidation of methane reaction. Nevertheless the carbon deposit and catalyst deactivation has become the main obstacle in this process.
The powder of Nily-Al2O3 catalyst was prepared by sol gel method using aluminum isopropoxide as a precursor to get a support with high surface area and more porous, impregnation method with Ni(N03)3.6H2O as precursor to get the active site of nickel with addition of various promoters CeO2, La2O3, and MgO or the combination of them. Ultrasonic treatment when impregnation process has been done with 18 - 22 kHz frequency for 60 minutes.
Nily-Al2O3 catalyst with promoters CeO2 and MgO (SG 5NU-CeMg) with 5 wt. % loading of Ni has high catalytic activity and stable for 48 hours time reaction. The mean methane convert-ion is 97,06 % and the product selectivity of H2 and CO is 83.38% and 73,14% respectively, with product H2/CO ratio of 2,28. The addition of CeO2 promoter increase the H2 chemisorptions while the addition of MgO promoter increase the active site of nickel with decreasing the formation inactive NiAl2O4 spine' by forming a stable MgAI2O4 spinel, therefore the combination of these two kind promoters increase the performance of the catalyst. These reaction was studied at atmospheric pressure, with temperature 800°C, CH4:O2 ratio is 211,2 and WIF ratio is 0,2 g.second/ml. Ultrasonic treatment increase the product selectivity of Hz and CO up to 9% and 12% respectively, because of has a smaller particle diameter and more homogeneous composition than the catalyst without ultrasonic treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>