Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Patar Parlindungan
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S28327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
TA103
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Sedikitnya penelitian tentang bata merah pejal (Solid Clay Brick) di Indonesia disebabkan oleh tingginya faktor kesulitan dalam menentukan parameter mekanik bata tersebut. Penelitian kali ini dilakukan untuk mencari parameter mekanik bata pejal Cikarang yaitu; Modulus Elastisitas Dinamis, Modulus Geser Dinamis, dan Nisbah Poisson dengan menggunakan metode Non Destructive Test. Alat non destructive yang digunakan adalah Ultra Sonic Scope dan Young's Modulus Rigidity Meter yang terdapat di Laboratorium Struktur Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kedua alat ini sangat mengandalkan kondisi fisik dari benda uji guna mendapatkan hasil yang akurat. Kehomogenan dan tingkat kepadatan menjadi faktor penentu utama. Bata pejal Cikarang memiliki sifat yang tidak homogen. Pengaruh kulit padi (sekam), sebagai bahan campuran sedikit banyak membawa andil terjadinya lubang di bagian dalam bata saat dibakar. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Ultra Sonic Scope didapat nilai-nilai parameter mekanik yang cukup logis dibandingkan dengan nilai referensi yang ada. Dari nilai rata-rata kasarnya dihasilkan Nisbah Poisson sebesar 0,17, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , Eo = 49.382 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 21.250 kg/cm_. Jika digunakan Young's Modulus Rigidity Meter dihasilkan nilai rata-rata kasar Nisbah Poisson sebesar 0,535, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , ED = 34.168 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 1.214 kg/cm_. Sedangkan dari referensi diketahui bahwa nilai Nisbah Poissonnya mencapai 0,20, nilai Modulus Elastisitas Dinamis , ED = 100.000 - 240.000 kg/cm_ dan nilai Modulus Geser Dinamis, GD = 41.667 - 100.000 kg/cm_. Dilihat dari hasil yang didapatkan, maka pada contoh kasus bata pejal Cikarang ini, alat Ultra Sonic Scope lebih akurat dibanding dengan Young's Modulus Rigidity Meter seningga nilai yang didapat dari Young's Modulus Rigidity Meter untuk bata pejal ini tidak dapat digunakan, Satu hal yang dapat digunakan sebagai hipotesis awal adalah meningkatnya kuat tekan bata sebanding dengan semakin besarnya cepat rambat gelombang Ultra Sonic Scope pada bata. Selain itu, melalui penggunaan Young's Modulus Rigidity Meter yang memang begitu peka, dapat disimpulkan bahwa ada ketidakhomogenan pada sebagian besar bata yang diuji. Dan dilihat dari berbedanya nilai parameter mekanik dari masing-masing bata dapat dikatakan bahwa pembuatan bata pejal Cikarang belum terstandard."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
TA72
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"ABSTRAK
Struktur jalan baja tersusun atas komponen-komponen: Rel, Bantalan, Balas dan Subgrade, yang membentuk satu kesatuan struktur sehingga dapat berfungsi untuk menerima dan menyalurkan beban ke bumi. Lendutan merupakan masalah utama dalam struktur jalan baja karena lendutan yang terjadi akibat beban yang bekerja akan mempengaruhi besaran tegangan yang terjadi. Semakin kaku komponen-komponen tersebut, lendutan yang terjadi akan semakin kecil dan tegangan juga akan semakin kecil. Parameter untuk menentukan kekakuan komponen jalan baja digunakan nilai k sebesar 180 kg/cm2 yang diperoleh berdasarkan literatur. Untuk mengetahui besaran k yang sesungguhnya terjadi, dapat dilakukan penelitian di lapangan. Dengan mengetahui besaran k yang terjadi di lapangan, tegangan yang terjadi akan dapat ditentukan dan dapat dilakukan evaluasi pada struktur jalan baja sehingga dapat diambil tindak lanjut bagi perawatan komponen-komponennya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mawardi
"Dalam susunan kristal terdapat gaya-gaya antar atom yang menyusunya. Diketahui bahwa pada temperatur T atom-atom mempunyai tenaga gerak sebesar f x kT/2, dimana f adalah dera jat kebebasannya. Namun demikian atom-atom dalam susunan ini tidak bebas bergerak akibat adanya gaya dalam tersebut. Dalam menganalisa fenomena ini para ahli mengasumsikan bahwa susunan atom-atom dalam benda padat antara satu atom dengan lainnya terkait oleh pegas ( spring ), sehingga atom-atom yang menyusun kristal selalu bergetar/bervibrasi terhadap posisi kesetimbangannya. Lebih lan jut di kembangkan bahwa vibrasi atom-atom ini tidaklah bebas bervibrasi dengan frekwensi sendiri-sendiri, melainkan berupa getaran kolektif yang dalam fisika zat padat disebut sebagai phonon.
Adanya gaya-dalam ( internal spring force ) pada benda padat tersebut dan getaran atom disekitar posisi kesetimbangannya menunjukkan adanya konstanta elastik dalam benda padat.
Pada tesis ini di selidik besarnya tensor konstanta elastik kristal Germanium dengan melihat kurva dispersi phonon menggunakan teknik hamburan neutron inelastik dengan menggunakan peralatan " Triple Axis Spectrometer ". Dengan mengetahui besarnya konstanta elastik ini dapat ditentukan tetapan makroskopik modulus Young dari bahan Germanium tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Zainuri
"Bahan komposit merupakan bahan alternatif yang banyak dikembangkan dikalangan indutriawan untuk menggantikan bahan konvensional. Kelemahan sifat yang ada pada bahan konvensional seperti sifat mekanik, fisis dan kimiawi diharapkan dapat diatasi dengan cara merekayasa bahan komposit. Pada penelitian ini digunakan bahan komposit jenis serbuk Aluminium sebagai matrik dan penguatnya digunakan SiC. Tujuan dari penelitian ini untuk merekayasa modulus Young dari komposit SiC-Al dengan cara memvariasi besaran dimensi SiC dan fraksi volumenya. Prosedur percobaan yang dilakukan pertama-tama menentukan densitas dari SiC dan Al dengan menggunakan X-Ray diffraksi, selanjutnya dilakukan penimbangan dan penyampuran kedua bahan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan proses kompresi dan vakum sintering . Untuk menguji hasil sampel komposit SiC-Al agar dapat ditentukan modulus Youngnya digunakan pengujian kompresi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kecenderungan SiC yang berdimensi paling kecil (320 Mesh) mempunyai modulus Young yang lebih baik dibandingkan dimensi 180 dan 220 Mesh, dan fraksi volume SiC yang paling besar (20%) mempunyai modulus Young yang tertinggi dibandingkan 10 dan 15%. Formulasi modulus Young model tabung dan kubus digunakan sebagai pembanding dari hasil eksperimen. Kompaktibilitas dari kedua bahan pembentuk komposit SiC-Al dapat dilihat dengan menggunakan metode grafis Upper dan Lower Bound . Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dimensi SiC 320 Mesh mempunyai kompaktibilitas yang paling baik dibandingkan dimensi 220 dan 180 Mesh."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyza Herda
"The purpose of this study is to obtain the Young's Modulus (elastic property) of Cu6Sn5 phase by using ultrasonic technique and composite theory. Alloy with the following composition (weight percent = wt%): 15.00% Cu and 85.00% Sn was fabricated by casting method. Phases identification were determined by using X-ray Diffraction (XRD), Differential Scanning Calorimeter (DSC), and Scanning Electron Microscope (SEM) + EDAX (Energy Dispersive X-ray Analysis). A non destructive technique is preferable evaluation method for evaluation the elastic property of material, that is by utilizing longitudinal and transversal waves velocity employed by ultrasonic pulse-echo method. X-ray diffraction, DSC, and SEM+EDAX analysis indicate that the fabricated Cu-85% Sn alloy produce a composite in situ material which consist of Sn as a matrix (0.67 volume fraction) and Cu6Sn5 phase as a reinforcing material (0.33 volume fraction). The Young's Modulus value of Cu-85% Sn is 67.7 GPa. This value is base on the calculating result on the longitudinal and transversal waves velocity. In order to obtain the Young's Modulus of reinforcement (Cu6Sn5 phase) the composite theory was applied to this material (Cu-85% Sn), and the resulted value is 103.8 GPa."
[place of publication not identified]: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Adi Prabowo
"ABSTRAK
Modulus Young atau konstanta elastis adalah salah satu tolak ukur
keelatisitasan suatu material. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui nilai
modulus Young suatu material sebelum material tersebut digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah mendapatkan nilai modulus Young
suatu material, dibuatlah alat/sistem pengukur modulus Young berbasis
mikrokontroler. Dengan menggunakan sensor gaya untuk mendeteksi gaya dan
potensiometer untuk mendeteksi perubahan panjang, maka didapatkan nilai
modulus Young. Mikrokontroler berfungsi mengatur dan memantau sensor gaya
dan potensiometer. Selain itu mikrokontroler digunakan untuk sebagai alat hitung
data yang nantinya akan menghasilkan nilai modulus Young secara otomatis.

ABSTRACT
Young?s modulus or elastic modulus is one of material elasticity benchmark.
Therefore, it is really important to know the value of Young modulus before the
material used in daily basis. To get the value of young?s modulus easier, the
author made Young?s modulus measurement equipment/system based on
microcontroller. By using force sensor to detect the force and potentiometer to
detect the change of length, the value of young?s modulus can be known.
Microcontroller is used for regulated and monitoring force sensor and
potentiometer. Moreover, microcontroller is used as function as calculating data
which will lead to produce Young?s modulus value automatically."
Universitas Indonesia, 2012
S42190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
TA76
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>