Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cholilurohman
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S28234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Ricky Andrian
"ABSTRAK
Penelitian ini memberikan perspektif baru mengenai mekanisme pembentukan Cekungan Sumatera Utara, karena penelitian sebelumnya masih melihat Sesar Malaka sebagai sesar yang berperan dalam pembentukannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta gaya berat, peta konfi gurasi batuan dasar, data seismik dan data sumuran. Cekungan Sumatera Utara dapat dibagi menjadi dua (2) sub-cekungan yaitu: Sub-Cekungan Bagian Utara dan Sub-Cekungan Bagian Selatan. Sub-Cekungan Bagian Utara, dalam, diendapkan batuan sedimen serpih Paleogentebal, mengalami percepatan gravitasi rendah serta nilai alir bahang kecil seperti di Rendahan Arun. Sebaliknya, di Sub-Cekungan Bagian Selatan, dangkal, batuan serpih Paleogen relatif tipis tetapi mengalami percepatan gravitasi tinggi serta nilai alir bahangnya tinggi, sehingga berpotensi sebagai batuan induk gas serpih. Sub-Cekungan Bagian Selatan (Dalaman Tamiang) mengalami tektonik intensif. Penelitian mengenai proses sedimentasi, tektonik, dan analisis geokimia dapat menentukan konsep eksplorasi potensi gas serpih di Cekungan Sumatera Utara."
Jakarta: Bidang Afiliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS", 2017
665 LPL 51:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siswoyo
"
ABSTRAK
Jika terjadi gempabumi, efek yang ditimbulkan pada suatu tempat diantaranya adalah percepatan tanah maksimum dan cepat rambat maksimum. Harga besaran kedua parameter ini merupakan resiko gempabumi tektonik. Dari beberapa faktor tertentu akan didapatkan nilai percepatan tanah di setiap tempat yang berbeda,dan diambil nilai percepatan tanah yang terbesar (maksimum) di tempat atau titik tersebut.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai percepatan maksimum mulai dari 40.0 gal sampai dengan 180.0 gal dengan interval 10.0 gal. Angka ini dapat digunakan dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Berdasarkan pola penyebaran nilai percepatan tanah maksimum yang berbeda di jeberapa titik tertentu dapat dibuat kontur yang merupakan peta hasil, yang dapat dipergunakan sebagai informasi faktor resiko pada perhitungan perencanaan bangunan tahan gempa di wilayah Bali dan Lombok.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S29952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Suteja
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian delineasi subcekungan sedimen di cekungan Sengkang yang terletak di lengan bagian selatan Sulawesi. Delineasi subcekungan ini menggunakan kombinasi metode gaya berat dan magnetik, dimana cakupan data magnetik terbatas hanya didaerah Sengkang, sedangkan gaya berat tersebar diseluruh lengan bagian selatan Sulawesi. Berdasarkan analisis horizontal derivative dan second vertical derivative terhadap data gaya berat dan magnetik, subcekungan yang terbentuk dikontrol oleh patahan-patahan di lengan bagian selatan Sulawesi, terutama oleh patahan Walanae. Hasil analisis spektrum menunjukkan kedalaman rata-rata residual adalah 2 km dan kedalaman rata-rata regional sebesar 5,8 km. Hasil dari analisis horizontal derivative dan second vertical derivative yang di overlay dengan citra anomali residual dari gaya berat, dimana batuan dengan densitas tinggi seperti batuan ultrabasa, metamorf dan volkanik menjadi batas masing-masing subcekungan, sehingga terbentuk 8 subcekungan yaitu subcekungan A, subcekungan B, subcekungan C, subcekungan D, subcekungan E dan subcekungan F, subcekungan G dan subcekungan H. Batuan penyusun subcekungan ini diisi oleh batuan sedimen dari formasi Walanae yang dicirikan dengan densitas rendah dan anomali gaya berat yang rendah pula.

ABSTRACT
The delineation of sub basin has conducted at Sengkang basin that located in the southern part of Sulawesi arm. The delineation of sub basin using a combination of gravity and magnetic methods, where the magnetic data is limited, coverage only Sengkang area, while gravity station are scattered throughout the southern part of Sulawesi arm. Based on analysis of horizontal derivative and second vertical derivative of the magnetic and gravity data, sub basins formerd controlled by faults in the southern arm of Sulawesi, mainly by Walanae fault. The results of the spectrum analysis shows the average depth of residual is 2 km and the depth of the regional is 5.8 km. The results analysis of the horizontal derivatives and the second vertical derivative that are overlaid with the anomalies residual of gravity, where rocks with high density like ultramafics, metamorphic and volcanic be the edge for each sub basin, and there are 8 sub basin namely by sub basin A, sub basin B, sub basin C, sub basin D, sub basin E, sub basin F, sub basin G and sub basin H. Sub basin are filled by sedimentary rocks from Walanae formation that characterized by low density and low gravity anomaly."
2017
T47428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Femmy Priscillya
"Tektonik berbicara mengenai penekanan aspek konstruksi sebagai hal yang hakiki dalam arsitektur. Material, detail, dan struktur merupakan unsur-unsur yang selalu hadir dalam bentuk-bentuk arsitektur yang dapat dilihat, disentuh, dan didengar manusia sehingga tektonik merupakan sebuah kepenuhan yang dapat dirasakan manusia dalam bangunan. Sebagai salah satu bentuk pemahaman manusia terhadap diri dan dunianya, arsitektur merupakan sistem makna. Sebagai sang penguasa, pengendali, dan pengatur, seorang arsitek adalah master builder yang berpotensi memberi penjelasa terhadap segala sesuatu yang dlbuat dan dibangunnya-menclptakan pemaknaan­pemaknaan baru terhadap arsiteklur.
Begitu maraknya bentuk-bentuk dan aliran arsitektur yang beragam menjelang pasca gerakan modern menciptakan sebuah kondisi yang membuat banyak hal menjadi indah mempesona. Penilaian terhadap keindahan arsitektur yang sejati sering kali menjadi sulit sehingga timbul hasrat mempertanyakan konsep keindahan sejati yang selalu dipandang subjektif tersebut. Lalu bagaimana cara menuju kepada kebenaran dan kesejatian arsitektur tersebut ? Dan apakah hal ini akan membatasi kebebasan berekspresi dan bereksperimen itu ? Jadi bagaimana menjadi kreatif?.
Pengkajian ini merupakan usaha untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Untuk itu dalam kajian ini digunakan pendekatan fenomenologi dan pembelajaran filsafat sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih dalam terhadap arsitektur itu sendiri dan prakteknya. Kebenaran berarsitektur ialah aletheia, sebuah penyingkapan, yang akan menyatakan kesejatian arsitektur itu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Muharini
"Sampel serpih (2), batubara (14) dan fosil resin (1) Formasi Telisa dan Cekungan Sumatera Selatan telah dianalisis dengan metode kromatografi gas - spektrometri massa (GC-MS). Sebagian sampel batubara (4) yang tersedia diantaranya dianalisis lebih lanjut menggunakan metode HPLC (kromatografi cairan penampilan tinggi). Seluruh sampel teranalisis telah diyakini mengandung resin tumbuhan tinggi dari famili Dipterocarpaceae seperti sekobikadinana diaromaik (dimer) dan trikadinana diaromatik (trimer) serta porfirin dari fraksi makromolekul.
Kedua kelompok dieter (C27 dan C30) dan trimer (C42 dan C45) telah diidentifikasi berdasarkan pada bukti spektra-massa dan waktu retensi kromatografi gas (GC). Perbedaan tiga atom karbon dengan massa 42 sma pada setiap kelompok diyakini berstruktur isopropil. Kelimpahan relatif dari dimer dan trimer bergantung pada kematangan termal sedimen dengan kematangan relatif moletas dimetilnaftil yang meningkat secara sistematik seiring dengan kenaikan kematangan termal sedimen.
Perubahan ini akibat proses deisopropilasi fraksi kadalenil (yang cenderung kurang stabil) menjadi dimetilnaftil (senyawa aromatik yang lebih stabil). Parameter baru berdasarkan pada kelimpahan relatif dari masing-masing analisis dimer dan trimer diusulkan dalam penelitian ini. Parameter baru ini merupakan rasio kuantitas isomer C27 terhadap kuantitas isomer sejenisnya (C27 dan C30), sekobikadinana diaromatik dan rasio kuantitas isomer C42 terhadap kuantitas isomer sejenisnya (C42 dan C45), trikadinana diaromatik, disebut RS dan RT masing-masing untuk dimer dan trimer.
Perubahan nilai RS dan RT terjadi di dalam zona jendela minyak-bumi. Batasan ` tak matang" dan "matang" ditentukan berdasarkan referensi, parameter kematangan baku Ro-vitrinite reflectance dan komputer pemodelan cekungan). Hasil penelitian ini, nilai RS = 52% dan RT = 2% merupakan rasio kematangan termal sampel dari Cekungan Sumatera Selatan. Parameter RT khususnya sangat berguna untuk penentuan kematangan termal pada zona "pascamatang" karena reaksi-deisopropilasi masih terus berlangsung pada zona tersebut.
Penelitian fraksi makromolekul telah dilakukan terhadap sebagian sampel batubara (4) yang tersedia. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa senyawa porfirin belum atau tidak ditemukan. Hal ini disebabkan prasarana yang digunakan tidak sesuai dengan literatur yang digunakan. Dengan perkataan lain, penelitian terhadap fraksi makromolekul tidak berhasil mengelusidasi porfirin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suliestyah
"Abstrak
Eksperimen pemansan isothermasl di dalam ampul gelas telah dilakukan terhadap substrat murni 1-mutilfenantrena (1-MP) dan 9-metilfenantrena (9-MP) masing-masing dalam kondisi vakum tanpa katalis. Hasil eksperimen dianalisis menggunakan metoda GCMS hingga diketahui bahwa pemanasan 1-MP menghasilkan fenantrena dan 9-MP menghasilkan fenantrena dan 9,10-dihidro fenantrena. Melalui pendekatan kinetika isothermal kedua reaksi mengikuti hukum laju orde satu dengan energy aktivasi ( E ) dan konstanta Arrhenius (A) masing-masing 103,567 kj Mol-1 dan 1,7x103 detik-1 untuk reaksi 1-MP, serta 94,762 kj Mol-1 dan 6,6x102 detik-1 untuk reaksi 9-MP. Indikator kematangan aromatik yang disusulkan yaitu RP-II sebagai rasio P/{P+(1-MP)+(9-MP)] dengan parameter kinetik E dan A masing-masing 99,165 kj Mol-1 dan 1,2x103 detik-1 telah dikalibrasi terhadap parameter kematangan termal biomarker konvensional, refleksitas vitrinit dan data pirolisis Rock Eval. Hasil kalibrasi menunjukkan bahwa indikator RP-II dapat digunakan sebagai parameter kematangan termal untuk sumur Gunung Kemala di Cekungan Palembang Selatan. Dengan menggunkan pendekatan kinetika non isotermal, parameter kinetika E dan A juga telah ditentukan terhadap rasio fenantrena (RP-II) dan rasio kadalena {(I/(I+C)} masing-masing 47,158 Kj Mol-1 dan 28x20-5 detik-1 untuk indikator RP-II serta 56,573 kj Mol-1 dan 1,4x10-4 detik-1 untuk indikator I/(I+C). Parameter kinetika ini telah digunakan untuk memperkirakan zona jendela pembentukan minyak bumi dengan kematangan termal yang tinggi, berdasarkan peningkatan nilai indikator RP-III terhadap kedalaman sedimen dengan menggunakan indikator I/(I+C) sebagai pembanding. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa zona kematangan termal tinggi yang dapat diperkirakan sebagai puncak pembentukan hidrokarbon cair untuk sumue GK diperkirakan akan tercapai pada kedalaman antara 2500-2600 m."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>