Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1993
S27923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suprapto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S28929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dibuat studi awal pembuatan sensor pH berdasarkan prinsip kerja FET, yang terdiri atas silikon tipe-p, tebal 0.1 mm yang dilapisi dengan Si02 dan alumunium (Si02/Si/A1). Permukaan Si02 adalah permukaan kontak sensor dengan cairan. Pelapisan Si02 dilakukan dengan cara meletakkan wafer Si pada udara luar selama 24 jam dan 48 jam setelah wafer dibersihkan dan dilapisi Al. Tanggap waktu sensor berkisar 40-50 detik, sedangkan sensitifitas sensor (4.7 ± 0.1) mV/pH"
JURFIN 6:19 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"INTISARI Peneitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat getaran bandul berpegas dengan can simulasi numerik Simulasi numerik dilakukan untuk memvariasi syarat awal dan redaman bandul berpegas. Pada harga syarat awal dan redaman tertentu di' dalam simulasi numerik menunjukkan bahwa simpangan ayunan menjadikan osilasi pada pegas bersifat kaotik. Keadaan ini dapat diatasi dengan memperbesar redaman ayunan pegas. Sistem bandul berpegas dengan harga koefisien redaman lebih besar daripada harga kritisnya dapat dipakai sebagai syarat untuk pembuatan seismometer satu komponen."
JURFIN 1:3 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK Polianilina sebagai sensor pH secara optik yang telah dilakukan oleh Zhe Jin et al, diperoleh hasil yang cukup baik dengan range pH yang bisa diukur 5-8. Poly(o-toluidine) adalah turunan dari polianilina yang mempunyai daerah serapan sinar tampak yang berdekatan dengan polianilina sehingga diharapkan poly(o-toluidine) ini bisa digunakan sebagai sensor pH sebagaimana polyaniline. Sintesis poly(o-toluidine) dilakukan untuk mendapatkan film poly(o-toluidine) yang digunakan sebagai sensor pH, dan serbuk poly(o-toluidine) untuk karakteristiknya. Kondisi polimerisasi optimum diperoleh dengan memvariasikan konsentrasi HCl, waktu, rasio inisiator dengan monomer, dan suhu. Yields polimer maksimum didapat pada kondisi kelebihan 1 M HCl pada suhu ruang dengan waktu perendaman 18 jam. Film POT sebagai sensor pH dapat mengukur pada daerah pH 2-8. Film POT sebagai sensor pH tidak dapat digunakan untuk sistem yang kontinyu, karena adanya efek hysteresis. Kata kunci : poly(o-toluidine), sensor pH, optik xiv + 82 hlm ; 16 gbr. ; 8 tab Daftar pustaka : 17 (1971-2004)"
[Universitas Indonesia, ], 2005
S30283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setiono
"Pada umumnya sensor Fiber Bragg Grating (FBG) bekerja berdasarkan pengamatan karakteristik respon spektral FBG terhadap besaran yang ingin dideteksi. Pada tesis ini dipelajari kemungkinan pemanfaatan respon intensitas FBG untuk mengamati besaran yang ingin dideteksi, khususnya regangan statis dan dinamis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa intensitas transmisi dan refleksi FBG berbanding lurus dengan regangan statis dan dinamis. Berdasarkan karakteristik FBG tersebut, dilakukan rancang bangun sensor getaran FBG untuk mendeteksi getaran pada frekuensi rendah. Sensor ini dibuat dengan cara menempelkan sebuah FBG pada kantilever berbahan perunggu dengan dimensi 85x3x0,5 mm. Hasil pengukuran pada rentang temperatur 25-45°C menunjukkan bahwa sensor ini dapat mendeteksi getaran dalam rentang frekuensi 7-10 Hz. Rentang frekuensi ini termasuk dalam rentang frekuensi aktivitas penggalian, sehingga dapat diterapkan pada sistem deteksi tindakan vandalisme pada jalur pipa minyak.

In general, Fiber Bragg Grating (FBG) sensor works based on the observation of spectral response characteristic to detect the desired parameter. In this thesis, we studied the possibility of using the FBG intensity response characteristic to detect the desired parameter, especially in static and dynamic strain. Experiment result show that the transmitted and reflected intensity have linier relationships with static and dynamic strain. Based on these characteristics, we developed the FBG sensor to detect low frequency vibration. This sensor is designed by attaching the FBG on the bronze cantilever with dimensions of 85x3x0.5 mm. Measurement results show that the sensor is able to detect vibrations in the frequency range of 7-10 Hz at a temperature range of 25-45°C. The measured frequency range is still within the frequency range of digging activity, therefore this vibration sensor can be applied on oil pipelines vandalisation detection system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiha Firdaus
"ABSTRAK
Penentuan kadar capsaicin menggunakan elektroanalisis pada saat ini banyak dikembangkan sebagai alternatif dalam penentuan kadar rasa pedas. Hal ini dilatar belakangi oleh satuan untuk rasa pedas yaitu Scouville Heat Unit SHU yang kurang presisi dan bersifat subjektif karena bergantung pada opini dari penguji yang semuanya memiliki kemungkinan sensitivitas rasa pedas yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya satuan pasti yang lebih presisi dibandingkan dengan SHU dalam menentukan tingkat kepedasan yaitu dengan melihat kadar capsaicin yang merupakan senyawa yang menimbulkan rasa pedas. Untuk membuat suatu sensor, perlu diketahui dulu sifat elektrokimia dari capsaicin itu sendiri. Sehingga dilakukan studi elektrokimia terlebih dahulu dengan mengunakan Screen Printed Electorde SPE . Pada penelitian ini sampel capsaicin yang digunakan berasal dari hasil ekstraksi cabai rawit Capsicum frutescens L. yang sebelumnya dikarakterisasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji KLT, IR dan GC-MS. Cabai diekstrak dengan menggunakan metode refluks. Ekstraksi dengan refluks menghasilkan oleoresin sebanyak 9,147 gram dan padatan capsaicin sebanyak 0.0113 gram. Studi elektrokimia dilakukan dengan melihat voltametri siklik dari oleoresin dan padatan capsaicin. Keduanya menunjukkan ciri khas dari puncak capsaicin. Hanya saja pada studi elektrokimia capsaicin dari oleoresin terdapat banyak puncak-puncak gangguan akibat belum dilakukannya pemurnian. Ciri khas dari puncak capsaicin yang tergolong ke dalam ECE mechanism dapat terlihat dengan terbentuknya tiga puncak reduksi dan oksidasi. Saat terjadi penambahan laju reaksi scan rate , puncak yang terbentuk berkurang menjadi dua puncak sesuai dengan ciri khas dari ECE mechanism. Puncak oksidasi capsaicin terjadi pada besar potensial 0,474 V dan puncak reduksi capsaicin terjadi pada besar potensial 0,386 V.

ABSTRACT
Determination of capsaicin level using electroanalysis methods is now commonly used as alternative methods to determine a level of spiciness. People started to come up with this concept because the unit of spiciness itself, Scouvile Heat Unit SHU is very subjective and not precise. The result is based on the opinion of the examiners whom probably have different sensibility on level of spiciness. According to this issue, there should be an unit of spiciness that more precise than SHU so we can have an accurate result on level of spiciness, this can be reach by determining the level of capsaicin which is a compound that create a sensation of spicy. Before we learn about capsaicin and it rsquo s sensory ability, we need to know the electrochemistry properties of capsaicin itself. So first, electrochemistry study about capsaicin using Screen Printed Electode SPE need to be done. This research use a sample of capsaicin that comes from a simple extraction of chilli Capsicum frutescens L. which been characterized using KLT test, IR test, and GC MS test. The chilli was extracted using reflux methods. From this reflux methods, 9,146 gram of oleoresin and 0,0113 gram of capsaicin is produced. The electrochemistry study can be done by observing the voltammetry cycle of oleoresin and capsaicin solid. Both of the compound shows the characteristic of capsaicin rsquo s peak. But the electrochemistry result of capsaicin from oleoresin shows a lot of peak bias because it didn rsquo t get purified before. The characteristic of capsaicin rsquo s peak which included into ECE mechanism can be seen by the forming of three peak of reduction and oxidation. When the reaction rate increase, the peak that was formed reduce from three to two peak, this event represent the characteristic of ECE mechanism. The oxidizing peak of capsaicin occurs when the amount of voltage is 0,474 V and the reduction peak of capsaicin occurs when the amount voltage is 0,386 V."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srihadi Susilo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA3235
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryati Soebadio
Jakarta: Djambatan, 1990
899.221 3 HAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>