Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Mauizzati
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S31926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Evi Azizah
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini dikenal obat tradisional cina " Pien Tze Huang " , yang berdasarkan data empiris dikatakan dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu khasiatnya adalah untuk pengobatan peradangan dan berbagai penyakit inflamasi. Untuk mendapatkan bukti efektifitasnya, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian peroral suspensi " Pien Tze Huang " dalam CMC 0,5% terhadap udem yang ditimbulkan dengan injeksi 0,2 ml larutan karagenin ( 10 mg/ml dalam NaC1 0,9% ) secara subplantar pada tikus putih. Dalam penelitian ini digunakan tikus putih jantan jenis LMR ( Lembaga Makanan Rakyat ) dengan berat badan antara 160 - 265 gram. Tiga kelompok hewan uji diberi suspensi Pien Tze Huang dalam CIMC 0,5% dengan 3 dosis bèrtingkat 20 2 kO, 80 kali dos±s sehari pada manusia, 3 jam sebelum injeksi karagenin. Satu kelompok diberi obat pembanding Natrium diklofenak dengan dosis 20 kali dosis sehari pada manusia, yang diberikan sesaat sebelum injeksi karagenin. Satu kelompok diberi suspensi CMC 0,5% dan satu kelompok tidak diberi perlakuan apa-apa ( hanya diradangkan saja )."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sannidhya Rakhmadini
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu tentang khasiat gambir sebagai analgesik dan efek katekin sebagai anti inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa khasiat gambir (Uncaria gambier Roxb.) dari PT. ?X? yang diduga mempunyai efek anti inflamasi terhadap udem akibat induksi karagenin pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. Tikus percobaan dibuat udem dengan karagenin 2% yang diberikan subplantar setengah jam setelah suspensi gambir dalam CMC 1% per oral dengan dosis 216 mg/200 g bb, 270 mg/200 g bb dan 337,5 mg/200 g bb. Sebagai kontrol digunakan tikus yang diberi natrium diklofenak dengan dosis 27 mg/200 g bb dan CMC 1% secara oral dan diperlakukan sama seperti kelompok uji. Volume udem diukur dengan pletismometer. Pemberian suspensi gambir dengan dosis 216 mg/200 g bb, 270 mg/200 g bb dan 337,5 mg/200 g bb memperlihatkan efek anti inflamasi yang bermakna pada jam kedua dan ketiga setelah injeksi karagenin. Suspensi gambir dengan dosis 270 mg/200 g bb dan 337,5 mg/200 g bb memperlihatkan efek anti inflamasi yang sebanding dengan obat anti inflamasi non steroid natrium diklofenak dosis 27 mg/200 g bb pada jam kedua setelah injeksi karagenin.

This study was based on the last researchs about efficacy of gambir as an analgesic and the anti-inflammatory effect of catechin. The aim of this study was to evaluate the anti-inflammatory effect of Gambir (Uncaria gambier Roxb.) from ?X? company on the carrageenin-induced inflammatory in male Sprague-Dawley albino rats. Inflammation in rats were induced by 2% carrageenin subplantar, half hour before oral adsministration of gambir suspension at various dose 216 mg/200 g bw, 270 mg/200 g bw and 337,5 mg/200 g bw. As control groups were used rats which were given diclofenac sodium 27 mg/200 g bw and CMC 1% at the same volume and were treated exactly as same as experiment groups. The volume of inflammation were measured with plethysmometer. The results were administration of gambir suspension at dose 216 mg/200 g bw, 270 mg/200 g bw and 337,5 mg/200 g bw had a significant anti-inflammatory effect at 2-3 hours after carrageenin injection. The anti-inflammatory effect of gambir suspension at dose 270 mg/ 200 g bw and 337,5 mg/200 g bw were equal as a non steroid anti-inflammatory drug diclofenac sodium at dose 27 mg/200 g bw two hours after carrageenin injection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2006
S32546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Hernawati Purwaningsih
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan cara penelltian : Telah dilakukan panelitian eksperimental pada tikus jantan dan betina galur Wistar, berumur 2-3 buian dengan berat badan 110-160 g, untuk melihat efek proteksi kurkumin terhadap kerusakan hati yang ditimbulkan oieh parasetamol dosis toksik. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan pada 70 ekor tikus, yang dibagi secara acak kedalam 7 kelompok, masing-masing kelompok terdin atas 10 ekor. Kelompok A - G secara bemrutan mendapat perlakuan sebagai berikut : A = kontrol sehat ( hanya mendapat akuades p.o.) ; B = kontrol sakit( parasetamol 2500 mg/kgBB p_o = par. + CMC 0,5 % ) ; C = par. + kurkumin p.o. = kur. 2,5 mg/kgBB ; D = par. + kur. 5 mg/kgBB ; E = par. + kur. 10 mglkgBB ; F = par. + ekstrak kurkuma 1000 mgIkgBB p.o. dan G = par. + N-asetilsistein 500 mglkgBB p.o. Paracetamol diberikan pada jam ke 0, sedangkan obat uji dibenkan pada jam ke 1, 3, 5, 22, 28, 46 setelah pemberian parasetamol. Tahap ke dua dilakukan untuk melihat efek kurkumin ternadap keracunan parasetamol melalui cara pembenan yang berbeda. Tahap ke dua diiakukan pada 18 ekor tikus, yang dibagi secara acak ke dalam 3 kelompok: K, L, M. Pada jam ke 0, terhadap setiap hewan coba diberikan parasetamol 500 mglkgBB IP, selanjutnya pada jam ke 1, 3, dst. seperti pada tahap I, setiap kelompok secara berurutan, diberikan CMC 0,5 % p.o. (kontrol), kurkumin 10 mglkgBB p.o. dan ekstrak kurkuma 1000 mglkgBB p.o. Tahap ke tiga terdin dari 33 ekor yang dibagi secara acak kedaiam 5 kelompok (N,O,P,Q,S). Pada jam ke 0, setiap hewan coba mendapat parasetamoi 2500 mglkgBB p.o. selanjutnya pada jam ke 1, 3, dst. kelompok N dan S secara bemrutan diberikan CMC 0,5 % p.o. (kontrol) dan arang aktif 2500 mglkgBB p.o. sedangkan terhadap kelompok O, P, Q, pada jam ke 1, 7, 22, 28 dan 46, berturut-turut diberikan kurkuminoid 20 mg ; 10 mg ; dan 2,5 mglkgBB IP_ Empat puluh delapan jam setelah pemberian parasetamoi, tikus dibunuh dengan cara xii ekapitasi setelah dibius dengan eter. Darah ditampung untuk pemeriksaan aktivitas SGPT dan SGOT. Hati tikus dieksisi, ditimbang dan dinksasi dalam larutan fonnalin-dapar 10 %, kemudian diproses tebih lanjut untuk pemenksaan histopatoiogik. Data diuji secara statistik dengan menggunakan metode analisis varians satu arah dan Kmskal-Wallis dengan batas kemaknaan p s 0,05.
Hasil dan kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok E yang
mendapat kurkumin 10 mgIkgBB p.o., memperiihatkan efek proteksi yang Iebih balk terhadap kemsakan hati tikus yang disebabkan oleh parasetamol dosis toksik, dibandingkan dengan kelompok lain. Efek proteksi ditunjukkan dengan menurunnya aktivitas SGPT, SGOT yang tidak berbeda bennakna (p>0,05) dibandingkan dengan kontrol sehat (kelompok A), menurunnya aktivitas SGOT yang berbeda bennakna (p<0,05) dibandingkan dengan kontrol yang hanya mendapat parasetamol (kelompok B). Terdapat perbaikan gambaran histopatologik sel hati pada kelompok E (2,1_-g0,38) dibandingkan dengan kelompok B (3,1;0,31), tetapi tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05). Walaupun demikian, gambaran histologik kelompok E menunjukkan
kerusakan yang berslfat reversibel, yang berbeda dengan kelompok B, yaitu berupa kerusakan yang irreversibel. Selain itu, pembengkakan hati yang teriadi pada kelompok E, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) dibandingkan dengan konirol sehat. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kurkumin yang diberikan pada dosis 10 mg/kgBB p_o_ menunjukkn efek proteksi terhadap keracunan parasetamol pada tikus. Efek proteksi tersebut tampaknya tidak dilangsungkan lewat penghambatan absorpsi parasetamol di saluran cema.

Abstract
Scope and Method of Study: The purpose of this study is to investigate the possible protective effects of curcumin on liver damage induced by paracetamol in rat. The study was carried out on 110 - 160 g, 2-3 months old Vlhstar derived rats of both sexes, and was divided into three steps. The first step was intended to investigate the optimal dose of curcumin in reducing liver damage induced by paracetamol. The experimental animals were divided into 7 groups of 10 rats each randomly. All drugs were given orally, and were treated as follows : Group A : normal rats (were given
water only) ; B (paracetamol 2500 mg/kgBW) ; C (paracetamol 2500 mg/kgBW and curcumin 2.5 mg/kgBW) ; D (paraoetamol 2500 mg/kgBW and curcumin 5 mg/kgBW) ; E.(paracetamol 2500 mglkgBW and curcumin 10 mg/kgBW) ; F (paracetarnol 2500 mg/kgBW and curcuma extract 1000 mg/kgBW) and group G (paracetamol 2500 mg/kgBW and N-acetylcysteine 500 mg/kgBW), respectively. Curcumin, curcuma extract and N-acetylcysteine was given at 1, 3, 5, 22, 28, and 46 hours afterparacetamol. The second step was intended to investigate the effect of curcumin P.O. on llver damage induced by IP injection of paracetamol 500 mgIkgBW. The groups consist of control group (K), given only paracetamol, curcumin-treated group (L), 10 mg/kgBW P.O. and curcuma-treated rats (M), 1000 mg/kgBW P.O. The third step was intended to investigate the effect of curcuminoid IP on liver damaged induced by paracetamol 2500 mg/kgBW orally. This groups consist of control group (N), given only paracetamol; curcuminoid treated groups (O, P, Q) 1 20 mg ; 10 mg, and 2.5 mg/kg BW, respectively, given at 1, 7, 22, 28 and 46 hours after paraoetamol administration, and activated charcoal-treated rats, 2500 mg/kgBW orally (group S). Fourty eight hours afterthe administration of paracetamol, the experimental animals were ether anesthetized and decapltated. Blood were collected and SGPT XlV nd SGOT activities were determined ; the livers were excised, weighted, and 'fixed in 10 % buffered-formalin for making histologic preparations. Data were statistically analyzed using analysis of varians and Kruskal-Wallis methods.
Result and Conclusions: The results showed that curcumin of 10 mgIl
2,1 10,38 VS 3,1f_O,31), but not statistically difference from control. Moreover, the livers of the curcumln-treated are less. Swollen and that the lesions of the liver are better-intemis of reversibility to the full recovery than those of the rats treated with paracetamol only. The protective effects of curcumin might not be mediated by inhibition of absorption of paraoetamol in the intestine.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmawati
"Minyak olahan tradisional merupakan obat tradisional yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit. Minyak mi adalah hasil penyarian beberapa bahan tanaman yang sebagian besar mengandung fenol, tanin dan saponin. Penelitian dilakukan tmtuk mengetahui efek penyembuhan minyak olahan tradisional dan bentuk sediaan krimnya dengan konsentrasi minyak 30% terhadap luka terbuka pada tikus putih. Pada penelitian mi digunakan 5 kelompok tikus putih betina galur Wistar yang dilukai dengan cara menggunting kulit pada bagian punggung sampai lapisan dermis dan jaringan yang terikat di dalamnya, berbentuk lingkaran dengan diameter 2 cm. Kelompok uji adalah tikus yang diberi minyak olahan tradisional dan krimnya, kelompok pembanding diberi asam salisilat 1% clan minyak kelapa, serta kelopmok kontrol tanpa pemberian bahan obat. Masing-masing kelompokterdiri dan 8 ekor tikus dan perlakuan dilakukan setiap han. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter luka secara melintang, membujur dan pada 2 diagonal setiap hari mulai han ke-0 (hari pembuatan luka) sampai han ke-10. Hasil percobaan menunjukkan minyak olahan tradisional clan knimnya memberikan efek yang sangat bermakna terhadap penyembuhan luka terbuka pada tikus putih. Minyak olahan tradisional menghasilkan bekas luka yang lebih baik disertai pertumbuhan rambut yang lebih banyak dibandingkan dengan sediaan knimnya.

This traditional processed oil is a traditional medicine that is used to cure some kind of skin diseases. This oil is extracted from plants that mostly contains phenolic, tannin and saponine compounds. This research was done to study the vulnerary effect of the traditional processed oil and the cream which contained 30% oil on open wounded albino rats. Five groups of female albino rats, Wistar strain, were excised through the dermis and adherent tissues on the dorsal region, in circular form with 2 cm diameter. The tested group consisted rats that had been given the traditional processed oil and its cream, a comparing group was given 1% salicylic acid and coconut oil, another control group without any medicine. Each group contained 8 rats, and the treatment was done once a day. Longitudinal, transverse and 2 diagonal average diameter were measured everyday from day-U until day- 10. The result showed that the traditional processed oil and its cream gave a very significant vulnerary effect of an open wound in albino rats. The traditional processed oil gave a less scar with more hair growth than its cream"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sihombing, Hotrim Elsandra
"Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak kental - daun jambu biji segar dan daun yang dikeringkan terhadap diare buatan dengan menggunakan minyak jarak pada hewan percobaan tikus putih . Bahan diberikan per oral 1 jam Sebelum dan sesudah pemberian minyak jarak dengan dosis lx 5x , 25x dan 125x dosis manusia dengan menggunakan LOperamide sebagai pernbanding dan air suling sebagai plasebo"
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>