Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Pantas
"ABSTRAK
Dewasa ini banyak digunakan flavonoid sebagai bahan utama dalam obat-obatan modern, yang digunakan untuk pengobatan wasir dan varices. Ekstra Farmakope Indonesia dan buku-buku resmi lainnya hanya memuat monografi Rutin. Dalam rangka pengawasan mutu dibutuhkan suatu metode pemeriksaan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu cara pemeriksaan sediaan obat modern yang mengandung flavonoid. Dalam pene1itian ini dilakukan percobaan terhadap 7 sediaan yang terdaftar dengan metode kromatografi dan spektrofotometri. Metode yang dapat dipakai untuk identifikasi flavonoid dalam obat modern ialah kromatografi kertas dengan pelarut n-butanol - asam asetat - air (4:1:5), kromatografi lapisan tipis denan pelarut etil asetat - metil etil keton - asam formiat - air (:3:1:1) dan spektrofotometni memakai pelarut metanol dengan penambahan pereaksi A101 3 ,HC1,NaOAc dan H3B03. Penetapan kadar Rutin dalam sediaan dapat ditentukan secara spektrofotometri dari hasil ekstraksi sediaan dengan etanol pada panjaag gelombang 36l nm. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan penetapan kadar flavonoid dalam sediaan dan pemakaian lebih luas metode spektrofotometri untuk identifikasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudayanti
Universitas Indonesia, 1995
S32013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kurniasih
"Larutan Kloramfnikol dalarn air pada peflyimpaflaa suhu kamar akan terhidrolisa meaghasilkan beberapa rrtacam senyawa peruraian yang akan memberikan efek toksik. Dipasaran terdapat sediaan tetes mata klorathfenikol dalam air ( 0 2 5%) deagan batas daluwarsa yang relatif panjang.Karena itu dilakukan penelitian untuk niengetahui apakah sediaan tersebut masih memenuhi persyaratan.
Pada peaelitian ini diperiksa 2 sediaan tetes inata kloramfenikol dalam air yang beredar dipasaran. Persyaratan ini berdasarkan pada kadar kloramfenikol dan hasil uraiannya,1-p-nitro fenil propan-1 ,3-diol-2-amiii, dimana sediaan masih memenuhi syarat bila kadar uraian tersebut tidak lebih dan 5%. Metode pemeriksaan secara spektrofotometri, yang sebelumnya harus dipisahkan dulu kloramfenikol dan uraiannya dengan. Cara ekstraksi menggunakan eter.Lapisan air diukur resapan maksimumnya pada panjang gebombang 272 am untuk penentuan kadar uraian.Sedang kboramfenikol total ditetapkan secara langsung (hukan dari hasil ekstraksi) dan diukur resapan maksimumnya pada panjang gebombang 278 am.
Hasil pemeriksaan dari kedua sediaan yang didapat dari apotik dan toko obat menunjukkan kadar uraian. antara 1,6% - ,0%, sedangkan sediaan yang didapat dan PEF dan pabrik antara 2,6% - 627%. Dari hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan kboramfenikol dalarn air yang didapat dan apotik dan toko obat masih memenuhi persyaratan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1985
S31930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Linatri Purwati Latifah Supriatna
"Epidemi tuberkulosis masih menjadi beban Indonesia saat ini dimana tercatat sebanyak 845 ribu jiwa di Indonesia mengidap penyakit tuberkulosis dengan persentase terbanyak terdapat pada kelompok usia produktif, yaitu umur 15 – 64 tahun sebanyak 89,6%. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Kemunculan Multi-drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) mendorong adanya pemanfaatan flavonoid sebagai sediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Flavonoid memiliki kemampuan untuk mengembalikan resistensi antibiotik dan meningkatkan performa OAT saat ini. Perkembangan dalam penemuan obat saat ini dilakukan dengan melakukan studi in silico melalui penambatan molekuler antara beberapa senyawa golongan flavonoid dengan protein pada Mycobacterium tuberculosis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kuersetin menghasilkan nilai penambatan dan konstanta inhibisi terbaik dengan nilai penambatan pada protein β-ketoacyl-ACP reductase (PDB ID:1UZN), Enoyl-Acyl Carrier Protein Reductase (PDB ID:2X23), dan Protein Kinase G (PDB ID:2PZI) masing-masing sebesar -8,0 kkal/mol; -9,2 kkal/mol; dan -8,0 kkal/mol serta konstanta inhibisi masing-masing sebesar 1,345 µM; 0,177 µM; dan 1,345 µM. Kuersetin dari daun keji beling (Strobilanthes crispus L.) selanjutnya diperoleh menggunakan metode Ultrasound Enzymatic-Assisted Aqueous Two-Phase Extraction (UEAATPE) dengan sistem etanol/amonium sulfat. Adapun rancangan sistem Aqueous Two-Phase terbaik yaitu etanol 33% (w/w) dan amonium sulfat 14% (w/w) dengan konsentrasi kuersetin yang dihasilkan sebesar 44,717±0,295 mg/L. Selain kuersetin, senyawa 1,14-tetradecanediol yang teridentifikasi oleh Gas Chromatography-Mass Spectophotometer (GC-MS) juga memiliki aktivitas anti tuberkulosis

Tuberculosis epidemic is still a burden for Indonesia. There are 845 thousand of Indonesian people suffer from tuberculosis with the highest percentage in the productive age which 15 - 64 years by 89.6%. Tuberculosis is an infectious disease that caused by Mycobacterium tuberculosis infection. The emergence of Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) encourages the utilization of flavonoids as anti-tuberculosis drugs. Flavonoids have the ability to recover antibiotic resistance and improve current anti-tuberculosis drugs performance. Development of drug discovery is currently being carried out by in silico study through molecular docking between flavonoid compounds to protein targets in Mycobacterium tuberculosis. This study shows that quercetin produces the best docking score and inhibition constant with the docking score of β-ketoacyl-ACP reductase (PDB ID: 1UZN), Enoyl-Acyl Carrier Protein Reductase (PDB ID : 2X23), and Protein Kinase G (PDB ID: 2PZI) respectively are -8.0 kcal/mol; -9.2 kcal/mol; and -8.0 kcal/mol and the inhibition constants respectively are 1,345 µM; 0,177 µM; and 1,345 µM. Quercetin from Strobilanthes crispus L. is obtained using Ultrasound Enzymatic – Assisted Aqueous Two-Phase Extraction (UEAATPE) method with ethanol/ammonium sulfate system. The best proportion of the system is ethanol 33 wt% and ammonium sulfate 14 wt% with concentration of quercetin is 44.717±0,295 mg/L. Besides quercetin, 1,14-tetradecanediol compound identified by Gas Chromatography – Mass Spectophotometer (GC-MS) is also has an anti-tuberculosis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Probo Kusuma Ningtyas
"Ultrasound Assisted Extraction (UAE) merupakan salah satu metode green extraction yang menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan yield dan mempercepat waktu ekstraksi. Penelitian dengan metode konvensional seperti soxhlet, maserasi, perkolasi dan refluks telah dilakukan dan memiliki beberapa kekurangan antara lain, menghasilkan yield yang rendah, selektivitas yang rendah dan menggunakan volum pelarut organik yang besar sehingga menimbulkan masalah keamanan dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Continuous Ultrasonic Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) yang merupakan salah satu metode green extraction untuk mengekstraksi berbagai jenis senyawa. Kondisi operasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran simplisia daun kejibeling 80 mesh, konsentrasi enzim selulase 30 mg/g, pelarut etanol konsentrasi 50%, waktu ekstraksi 180 menit dan variasi suhu 30, 40, 50 dan 60 0C. Hasil uji menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan Total Phenolic Content (TPC) optimum sebesar 2,864 mg GAE/g daun kering dan Total Flavonoid Content (TFC) optimum sebesar 2,582 mg QE/g daun kering pada suhu 50 0C dengan waktu ekstraksi 10 menit. Ekstraksi dengan menggunakan metode CUAEE, menunjukkan bahwa proses ekstraksi secara kontinyu dapat mempercepat waktu ekstraksi. Ekstrak daun kejibeling diuji menggunakan GC–MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) dan teridentifikasi senyawa yang memiliki senyawa aktivitas antihiperglikemik yaitu 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diisooctyl ester serta yang memiliki senyawa aktivitas antihiperkolesterolemia yaitu Tetradecanoic acid dan Palmitic acid vinyl ester.

Ultrasound Assisted Extraction (UAE) is a green extraction method that is one of the solutions to increase yield and speed up extraction time. Research using conventional methods such as soxhlet, maceration, percolation and reflux has been carried out and has several shortcomings, including low yield, low selectivity and using large volumes of organic solvents, causing safety and environmental problems. The method used in this research is the Continuous Ultrasonic Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) method, which is one of the green extraction methods for extracting various types of compounds. The operating conditions used in this study were the size of kejibeling leaf simplicia 80 mesh, cellulase enzyme concentration 30 mg/g, 50% ethanol solvent concentration, extraction time of 180 minutes and temperature variations of 30, 40, 50 and 60 0C. The test results using UV-Vis spectrophotometer showed the optimum Total Phenolic Content (TPC) was 2.864 mg GAE/g dry leaves and the optimum Total Flavonoid Content (TFC) was 2.582 mg QE/g dried leaves at 50 0C with an extraction time of 10 minutes. Extraction using the CUAEE method, shows that the continuous extraction process can speed up the extraction time. Kejibeling leaf extract was tested using GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) and identified compounds that have antihyperglycemic activity compounds, namely 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diisooctyl ester and those with antihypercholesterolemic activity compounds, namely Tetradecanoic acid and Palmitic acid vinyl ester."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Samantha Ruth Andriawan
"Pendahuluan: Dalam pembentukan kanker mulut, ada banyak faktor yang memiliki peran besar, salah satunya protein epidermal growth factor receptor atau EGFR. EGFR merupakan gen yang sangat polimorfik dan rentan terhadap mutasi. Mutasi ini menyebabkan reseptor EGFR yang lebih aktif dan sensitif terhadap ligan EGF (epidermal growth factor) sehingga menyebabkan aktivitas persinyalan EGFR yang terus meningkat, proliferasi sel kanker yang tidak terkendali, resistensi terhadap apoptosis, hingga terjadi proses angiogenesis. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, salah satunya adalah tanaman akar manis atau disebut juga Glycyrrhiza glabra. Pada tanaman ini, terdapat delapan jenis flavonoid yang memiliki potensi antikanker yang besar, yaitu isoliquiritigenin, glyzaglabrin, prunetin, shinpterocarpin, licochalcone A, glabridin, glisoflavone, dan isoangustone A. Kedelapan senyawa flavonoid ini berpotensi untuk berikatan dengan reseptor EGFR serta berkompetisi dengan ligan EGF untuk menghasilkan efek antikanker. Tujuan: Mengingat mayoritas penduduk Indonesia yang tinggal jauh dari perkotaan, tanaman ini dapat menjadi salah satu tanaman yang berpotensi untuk pengobatan kanker mulut. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan bisa menggali potensi yang dimiliki oleh Glycyrrhiza glabra sebagai kandidat obat kanker mulut. Metode: Studi in silico melalui penambatan molekuler dengan program AutoDockTools v.1.5.6 digunakan untuk menguji potensi kedelapan senyawa flavonoid yang terkandung dalam Glycyrrhiza glabra untuk berikatan dengan protein target EGFR. Hasil: Penambatan molekuler kedelapan senyawa flavonoid menunjukkan bahwa seluruh senyawa yang diuji memiliki ikatan yang sangat stabil karena lebih rendah dari -7 kcal/mol. Selain itu, stabilitas dari interaksi ini juga diperkuat oleh keberadaan ikatan Van der Waals, ikatan hidrogen, serta ikatan hidrofobik. Kesimpulan: Dari kedelapan senyawa yang diuji, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang memiliki afinitas ikatan terbaik dengan protein EGFR adalah senyawa glabridin, dengan nilai ΔG = -10.53 kcal/mol dan Ki = 19.23 nM.

Introduction: In the formation of oral cancer, there are many factors that play a significant role, one of which is the epidermal growth factor receptor protein, or EGFR. EGFR is a highly polymorphic gene and is susceptible to mutations. These mutations lead to a more active EGFR receptor that is sensitive to the EGF (epidermal growth factor) ligand, resulting in increased EGFR signaling activity, uncontrolled proliferation of cancer cells, resistance to apoptosis, and the occurrence of angiogenesis. Indonesia is rich in biodiversity, including the licorice plant, also known as Glycyrrhiza glabra. This plant contains eight types of flavonoids with significant anticancer potential, namely isoliquiritigenin, glyzaglabrin, prunetin, shinpterocarpin, licochalcone A, glabridin, glisoflavone, and isoangustone A. These eight flavonoid compounds have the potential to bind to the EGFR receptor and compete with the EGF ligand to produce anticancer effects. Objective: Given that the majority of Indonesia's population resides far from urban areas, this plant has the potential to be used in the treatment of oral cancer. Therefore, this research aims to explore the potential of Glycyrrhiza glabra as a candidate for oral cancer treatment. Method: In silico studies using molecular docking with AutoDockTools v.1.5.6 were conducted to test the potential of the eight flavonoid compounds found in Glycyrrhiza glabra to bind to the target protein EGFR. Results: Molecular docking of the eight flavonoid compounds showed that all the tested compounds had highly stable bindings, with binding energies lower than -7 kcal/mol. Additionally, the stability of these interactions was reinforced by the presence of van der Waals forces, hydrogen bonds, and hydrophobic interactions. Conclusion: From the eight compounds tested, it can be concluded that the compound with the best binding affinity to the EGFR protein is glabridin, with a ΔG value of -10.53 kcal/mol and a Ki value of 19.23 nM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Elisa Tazar
"Sediaan obat asma di Indonesia mengandung teofilin sebagai zat berkhasiat. Selain itu, juga ditemukan zat berkhasiat lain seperti efadrin hidroklorida, bromheksin hidroklorida, gliseril guaikolat, klorfeniramin maleat, luminal, dan lain-lain. Karena sediaan obat asma ini mengandung lebih dari satu zat berkhasiat, maka sulit untuk menetapkan kadar kompone-komponen secara bersamaan tanpa pemisahan terlebih dahulu. Metode kroatografi lapisan tipis (KLT) dapat digunakan sebagai untuk memisahkan komponen zat berkhasiat yang terdapat dalam sirup obat asma.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh euleun yang tepat untuk memisahkan teofilin, efadrin hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida serta menetapkan kadar tiap komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen yang tepat digunakan sistem optimasi prisma.
Satu sample sirup obat asma telah ditetapkan kadar teofilin, efadrin, hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida-nya secara spektofotodensitometri seteleh diekstrasi dan dipisahkan dengan KLT menggunakan eluen etanol-2-propanol- dioksidan-amonia dengan perbandingan 12;6;2;0;2.
Kadar tiga zat berkhasiat dalam sample yang diperiksa memenuhi syarat karena terletak antara 90%-110% dari kadar yang tertera pada etiket."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filinda Wijaya
"ABSTRAK
Merk dagang obat asma yang beredar di Indonesia sangat banyak, dan banyak di antaranya yang mengandung teofilin sebagai zat berkhasiatnya. Zat berkhasiat lain yang juga sering ditemui misalnya efedrin hidrokiorida, bromheksin hidroklorida, gliseril gualakolat, kiorfeniramin maleat, predinosolon, dan lain-lainnya. Umumnya sediaan obat asma ini mengandung lebih dan 1 zat berkhasiat, karena itu sulit untuk menetapkan kadar komponen-komponennya secara simultan tanpa pemisahan terlebih dulu. Untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam tablet obat asma digunakan kromatografi lapisan tipis. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh eluen yang tepat untuk memisahkan teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efedrin hidroklorida, dan menetapkan kadar ketiga komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen ini digunakan sistem optimasi prisma. Tiga sampel tablet asma telah ditetapkan kadar teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efednin hidroklonidanya secara spektrofotodensitometri setelah dipisahkan dengan kromatografi lapisan tipis menggunakan eluen etanol - 2-propanol - dioksan - amonia dengan perbandingan 12:6:2:0,2. Kadar teofilin, bromheksin hidrokIorda, dan efedrin hidrokiorida pada ketiga sampel tersebut memenuhi syarat (90,0 % - 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket).
ABSTRACT
There are a lot of trademarks of asthmatic drugs in Indonesia , and many of them contain theophylline as the active ingredient. Other active ingredients usually found are ephedrine hydrochloride , bromhexine hydrochloride glyceryl guatacolate chlorpheniramine maleate prednisolone , and so on. Usually asthmatic druscontain more than 1 active ingredients , therefore simultaneous determination of the components without preceding separation is complicated. To separate the components of asthmatic drug tablet , thin layer chromatography is used. The purpose of this study are to obtain the most suitable mobile phase to separate theophylline bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride and to determine the quantities of the three components spectrophotodensitometrically. In order to search for this mobile phase , prisma optimization system is used. The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in three samples of asthmatic drug tablets have been determined spectrophotcdensitornetrically after being separated with thin layer chromatography using mobile phase consisting of ethanol - 2-propanol - dioxan - ammonia (12:6:2:0,2). The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in the three samples meet.. the requirement (90,0 % -110,0 % from the quantity written on the label)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>