Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Soelastri Sosrosoebroto
"ABSTRAK
Salah satu usaha untuk meringankan/menyembuhan penyakit wasir adalah dengan pemberian obat tradisional. Dan pengumpulan data didapat banyak sekali tanaman yang digunakan untuk pengobatan wasir dan ternyata tanaman yang tergolong dalam famili Leguminosae merupakan jumlah yang paling besar. Golongan senyawa seperti flavonoid, tanin, antrakinon dan sebagainya tidak jarang dijumpai dalam tumbuh-tumbuhan dan diketahui ada effek positif pada pengobatan wasir. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui adanya golongan senyawa tersebut disamping glikosida, sterol, saponin dan lain-lain didalam daun Abrus precatonius,L., daun Desmodium tnquetrum, D.C., daun dan akar Mimosa pigra,L., daun dan akar Mimosa pudica,L. Metode yang digunakan adalah metode fitokimia umum, meilputi pemeriksaan ekstrak air terhadap pH., fenol yang larut dalam air, glikosida, zat yang mereduksi, alkaloid dan saponin; pemeriksaan ekstrak petroleumeter terhadap minyak lemak; pemeriksaan ekstrak etanol terhadap golongan 4 kaloid, glikosida, flavonoid, sterol dan/atau terpenoid dan tanin; pemeriksaan serbuk terhadap antrakinon dan saponin; pemeriksaan kromatografi lapisan tipis dari ekstrak etanol dan metanol dengari beberapa pelarut dan larutan penampak noda. Metode yang digunakan itu masih menunjukkan segi-segi yang kurang memuaskan, sehingga dilakukan pemeriksaan khusus terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan untuk glikosida. Selain itu pengaruh cara ekstraksi juga d perhatikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun Abrus precatorius,L. mengandung glikosida, saponin, flavono Id, sterol dan/atau terpenoid, tanin dan senyawa yang benflouresensi dengan sinar U.V. 366 rim; daun Desmodium trique trum,D.C. mengandung glikosida, flavonoid, sterol dan/atau terpenoid dan tanin; daun Mimosa pigra,L. mengandung glikosida, saponin, flavonoid, sterol dan/atau terpenoid dan tanm; akar Mimosa pigra,L. mengandung glikosida, sterol dan/ atau terpenoid, tanin dan senyawa yang berfiouresensi biru dengan sinar U.V. 366 nm; daun Mimosa pudica,L. mengandung glikosida, f1avonoid sterol dan/atau terpenoid dan tanin; akar Mimosa pudica,L. mengandung glikosida, sterol dan/atau terpenoid, tanin dan senyawa yang berfiouresensi biru dengan sinar H.V. 366 nm; penambahan larutan Pb(II)asetat harus sesuai/secukupnya. Jika penelitian ini hendak dilanjutkan sebaiknya diutamakan pemeniksaan flavonoid, glikosida dan senyawa yang berfiouresensi biru dengan sinar U.V. 366 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Herman Komintas
"ABSTRAK
Banyak jenis tanaman obat yang biasa digunakan Untuk mengobati penyakit 'batu ginjal", tetapi baru sebagian kecil saja yang telah diteliti tentang kandungan kimianya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalam beberapa jenis tanaman obat tersebut, seperti : Clerodendron calamitosuni L, Desniodium gangeticum L (Do), Hemigraphis cobrata H, OrthosiDhon stamineus Bentb, Ruellia napif era Zoll & Mor, Sonchus arvensis L dan Strobilanthes crispus Bi. Terutama terhadap kemungkinan adanya persamaan golongan senyawa kimianya yang diduga ikut berperanan didalam proses penyembuhan penyakit "batu ginjal". Pemeriksaan dilakukan dengan cara-cara yang umum untuk golongan senyawa kimia tanaman seperti alkaboida, glikosida, flavonoida, sterol dan ion-ion P, Na+ serta Ca+1. Keniudian dilanjutkan dengan pezneriksaan secara Kbroinatografi Lapisan Tipis yang menggunakan berbagai jenis pelarut dan larutan penampak noda yang sesuai. Dari hasil-hasil pemeriksaan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa seluruh contoh tanaman yang diperiksa mengandung senyawa flavonoida dan ion-ion K+,Na serta Ca. Diduga juga bahwa pada seluruh contoh tanaman tersebut terkandung senyawa gobongan glikosida dan sterol, sedangkan pada Orthosiphon stamineus Benth terdapat suatu Senyawa yang mengandung - N, yang diduga senyawa alkaboida. Pada penelitian lebih lanjut disarankan agar dilakukan isolasi dan identifikasi terhadap senyawa flavonoida serta senyawa yang diduga golongan glikosida dan sterol dari seluruh contoh tanaman. Juga terhadap senyawa yang diduga alkaloida dari Orthosiphon stainineus Benth, untuk kemudian dilakukan penelitian secara farmakologis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widiahwati Sudiro
"ABSTRAK
Berbagai jenis tumbuhan dipakai untuk mengobati haemorrhoid, antara lain jenis-jenis berikut yang umum didapat dengan mudah di Indonesia : Allium odorum Linn., Bryophyllum cali cynum Saliab., Clerodendron calamitosum Linn., Coleus atropur pureus Benth., EcLipta alba Hassk. dan Nasturtium officinale R.Br. Jenis-jenis tersebut belum banyak diketahui kandungan kimianya, karena itu perlu diadakan penelitian kimia terhadap keenam jenis tumbuhan tersebut. Untuk keperluan tersebut dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap ekstrak air dan petroleum eter, juga dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan ekatrak etanol terhadap berhagai golongan senyawa, seperti glikosida, antrakinon, saporiin, flavonoid, sterol dan tanin, kemudian di ikuti dengan pemeriksaan kromatografi lapisan tipis Dan hasil-hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa-senyawa sterol dan fenol terdapat pada keenam jenis tumbuhan yang diperiksa; Senyawa-senyawa glikosida dan flavonoid terdapat pada semua jenis tumbuhan, kecuali Alliwn odorum Linn. Sebaliknya saponin hanya terdapat pada Eclipta alba Hassk., sedangkan antrakinoz, dan tanin hanya terdapat pada Coleus atropurpureus Benth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eva Kurnia Septiana
"Diabetes melitus adalah penyakit yang serius dan kronis di mana tingkat terjadinya meningkat seiring dengan peningkatan obesitas dan penuaan. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial adalah dengan memperlambat penyerapan glukosa karena adanya penghambatan terhadap α-glukosidase.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui beberapa tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase serta melakukan identifikasi golongan kandungan kimia dari famili Apocynaceae dan Clusiaceae.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga ekstrak yang memiliki nilai IC50<5μg/ml, yaitu ekstrak daun dan kulit batang Garcinia daedalanthera serta ekstrak daun Garcinia kydia menunjukkan nilai IC50 2,33 µg/ml, 3,71 µg/ml dan 3,88 µg/ml. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa famili Apocynaceae mengandung alkaloid, saponin, terpen, dan glikosida, sedangkan famili Clusiaceae mengandung tanin, terpen, saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is a most serious and chronic disease whose incidence rates are increasing with incidences of obesity and aging of the general population over the world. One therapeutic approach for decreasing postprandial hyperglycemia is to retard absorption of glucose by inhibition of a-glucosidase.
The aim of this research was to screen some plants that had α-glucosidase inhibiting activity and identified chemical groups of the Apocynaceae and Clusiaceae families. The results showed that three extracts have IC50 value<5μg/ml. The leaves and barks extracts of Garcinia daedalanthera also leaves extract of Garcinia kydia showed high inhibitory activities, with IC50 values of 2.33 µg/ml, 3.71 µg/ ml and 3.88 µg/ml.
The results of phytochemistry screening showed that Apocynaceae family contains class of alkaloid, terpen, saponin and glycoside, while Clusiaceae family contains tannin, terpen, saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Yuliastuti
"Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat resistensi insulin, insufisiensi sekresi insulin, atau keduanya. Salah satu jenis DM adalah Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (DM tipe 2) dan salah satu cara pengobatannya yaitu dengan penghambatan kerja enzim α-glukosidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari ekstrak etanol 80% beberapa simplisia dari famili Apocynaceae dan Rubiaceae, untuk mengetahui jenis mekanisme penghambatan dari ekstrak yang memiliki aktivitas paling baik, dan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung pada ekstrakekstrak tersebut. Pengujian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dilakukan secara in vitro menggunakan metode spektrofotometri. Nilai IC50 ekstrak-ekstrak dalam penelitian ini berkisar antara 3,64 µg/mL sampai dengan 181,90 µg/mL. Ekstrak daun Amaracarpus pubescens Blume. memiliki aktivitas penghambatan paling baik. Jenis mekanisme penghambatan kerja enzim α-glukosidasenya adalah penghambat campuran (mixed inhibitor). Kandungan golongan senyawa kimia yang banyak ditemukan pada ekstrak etanol 80% dari lima simplisia famili Apocynaceae dalam penelitian ini adalah tanin, glikosida, saponin, dan antrakuinon. Sedangkan, pada ekstrak etanol 80% dari sepuluh simplisia famili Rubiaceae dalam penelitian ini adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, glikosida, dan antrakuinon.

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by high blood sugar levels as a result of insulin resistance, insulin secretion insufficiency, or both. One type of DM is Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (type 2 DM) and one way of its treatment is by inhibiting the α-glucosidase. The purpose of this study was to determine the α-glucosidase inhibitory activity of ethanol 80% extracts of several symplicia from the Apocynaceae and Rubiaceae, to determine inhibitory mechanism type of the extract that has the best activity, and to screen the phytochemical compounds contained in these extracts. Inhibitory activity testing of the α-glucosidase was performed in vitro using spectrophotometric methods. IC50 value of extracts in this study ranged from 3.64 µg/mL to 181.90 µg/mL. Amaracarpus pubescens Blume. leaf extract has the best inhibitory activity. Its type of enzyme inhibition mechanism is the mixed inhibitor. The phytochemical compounds which are found in ethanol 80% extracts of five symplicia of Apocynaceae in this study are tannins, glycosides, saponins and anthraquinones. Meanwhile, in ethanol 80% extracts of ten symplicia of Rubiaceae in this study are alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, glycosides, and anthraquinones."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S744
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marista Gilang Mauldina
"Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah dan telah banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Pengobatan tradisional untuk penyakit diabetes dilakukan menggunakan berbagai macam tanaman obat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase pada 15 jenis tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai antidiabetes. Pengujian dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak etanol tanaman menggunakan enzim α-glukosidase dan substrat P-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida yang menghasilkan produk paranitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 400 nm. Parameter adanya aktivitas penghambatan yang dimiliki oleh ekstrak ditunjukan oleh nilai %inhibisi dan IC50. Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menunjukkan bahwa hampir semua ekstrak memiliki aktivitas penghambatan, kecuali buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan umbi wortel (Daucus carota L.), sedangkan ekstrak yang memiliki daya penghambatan terbaik adalah kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii (Nees & T.Nees) Blume) dengan nilai IC50 2,11 μg/mL, diikuti oleh kulit batang jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) dengan nilai IC50 3,78 μg/mL, kulit batang bidara laut (Strychnos lucida R.Br.) dengan nilai IC50 5,40 μg/mL, dan bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) dengan nilai IC50 5,78 μg/mL. Golongan senyawa yang dikandung oleh ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan yang tinggi adalah glikosida dan tanin.

Diabetes mellitus is a disease with high blood glucose levels, and this is one of the common diseases in Indonesia. A traditional medication for diabetes mellitus did by using the medicinal plants. The aim of this research was to determine an α-glucosidase inhibiting activity from 15 ethanolic extracts of Indonesian medicinal plants that had been used for diabetes mellitus. The method was an in vitro model using α?glucosidase and P-Nitrophenyl-α-D-Glucopyranoside as enzyme and substrate that produced p-nitrophenol. The product was measured by Spectrophotometer UV-Vis at λ 400 nm. The parameters of inhibiting activity were indicated by the values of % inhibition and IC50. The results indicated that almost of the extracts have inhibiting activity, except the Averrhoa bilimbi L. fruits and the Daucus carota L. tubers. The high activities are belong to the cortexes of Cinnamomum burmanii (Nees & T.Nees), Blume, Syzygium cumini L., Strychnos lucida R.Br. and the flowers of Syzygium aromaticum L. with IC50 value of 2.11 μg/mL, 3.78 μg/mL, 5.40 μg/mL, and 5.78 μg/mL. The phytochemical screening indicated that the extracts with high inhibiting activity contain glycosides and tannins as their chemical compounds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armaya Hanum
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan efek androgenik seduhan 15 obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat afrodisiaka, menggunakan metode pertumbuhan jengger ayam. Masing-masing obat tradisional diberikan kepada sekelompok anak ayam jantan jenis Lenghorn Putih secara intramuskuler selama 5 hari berturut-turut dengan pembanding larutan testoteron propionat dalam minyak kelapa dans secara oral selama 10 hari berturut dengan pembanding suspensi metiltestoteron dalam air. Efek androgenik dinyatakan sebagai respon yaitu pembandingan antara berat jengger (mg) terhadap berat badan (g) dari masing-masing anak ayam pada akhir percobaan. Disamping itu juga dilakukan pengamatan terhadap berat testis untuk membedakan afek androgenik yang timbul disebabkan aktifitas biologis seperti androgen ataykah seperti gonadotropin. Pada pemberian obat tradisional secara intramuskuler dengan dosis total 10 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, ditemukan 6 obat tradisonal yang memberikan respon yang bermakna secara statistik dimana 4 diantaranya terdapat ditentukan kesetaraanya terhadap testosteron propionat. Pada pemberian secara oral dengan dosis 500 kali dosis manusia berdasarkan berat badan, hanya terdapat 2 obat tradisional yang memberikan respons yang bermakna secara statistik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>