Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Gelatin kulit ikan nila merupakan hasil hidrolisis dari kolagen yang berasal dari kulit ikan nila yang kini sedang dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang dapat menambah nilai guna dari gelatin kulit ikan nila tersebut, salah satunya dalam bidang farmasi. Telah diteliti penggunaan gelatin kulit ikan nila yang dikombinasikan dengan derivat selulosa yaitu HPMC (Metolose 90SH-4000SR) dan CMCNa (CMC Daichi Japan) sebagai granul mukoadhesif. Granul dibuat secara granulasi basah dengan 5 formula berbeda. Daya lekat granul diteliti dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off pada lambung dan usus kelinci. Hasil menunjukkan bahwa semua formula masih melekat pada mukosa lambung dan usus setelah 10 menit pada uji bioadhesif in vitro. Uji wash off pada usus, formula granul yang mengandung HPMC dan gelatin kulit ikan nila (7:3) menunjukkan hasil paling baik yaitu masih menempel sebanyak 85%±1% pada menit ke-120. Uji wash off pada lambung tidak ada perbedaan signifikan dari tiap formula, empat formula hanya bertahan menempel di lambung hingga menit ke-30 saja, sedangkan formula granul pembanding positif (HPMC 100%) masih menempel di lambung pada menit ke-60 sebanyak 62%±2%."
Universitas Indonesia, 2007
S32591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Sulistiawati
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
T39519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan
mengapung dari kombinasi kitosan, gelatin ikan nila dan beberapa derivat
selulosa, seperti etil selulosa, metil selulosa dan CMC-Na, serta
mengevaluasi mutu dan profil pelepasan obat dari sediaan tersebut. Pada
penelitian ini, tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan
menggunakan diltiazem HCl sebagai model obat. Formulasi tablet
mengapung dibuat dengan mengubah komposisi kitosan, gelatin ikan nila
dan derivat selulosa. Daya mengembang dan keterapungan tablet
mengapung dievaluasi. Pelepasan obat dari tablet mengapung diteliti dan
dianalisa dengan menggunakan beberapa model persamaan kinetika. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa formula yang mengandung gelatin ikan nila
dan etil selulosa dengan perbandingan 1:18 merupakan formula yang terbaik
dengan daya mengembang sebesar 16,4% dan waktu mengapung 61 menit.
Formula tersebut juga menunjukkan profil pelepasan obat yang terkendali
dan mendekati model kinetika Higuchi serta mekanisme difusi Fickian."
Universitas Indonesia, 2007
S32624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dave Jason Satria
"Ulkus peptik, yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H. pylori), merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang cukup tinggi, termasuk di Indonesia. Klaritromisin adalah salah satu obat yang dipakai untuk mengatasi infeksi bakteri ini sebagai bagian dari regimen tiga obat. Sediaan konvensional klaritromisin hanya bertahan 1-3 jam di lokasi aksi. Oleh karena itu, klaritromisin dibuat menjadi granul gastroretentif mukoadhesif dengan bantuan polimer untuk meningkatkan waktu singgah obat yang meningkatkan efektivitas terapi dan mengurangi insidensi resistensi. Polimer yang dipilih, yaitu hidroksietil selulosa (HEC), hidroksipropil selulosa (HPC), dan polimetakrilat mempunyai rekam jejak yang baik dalam aktivitas mukoadhesinya, namun masih belum ada studi yang mempelajari polimer berikut untuk sediaan mukoadhesi gastroretentif. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi granul gastroretentif dengan sifat fisik yang baik dan profil pelepasan obat, serta daya mukoadhesi granul secara in vitro. Granul dengan konsentrasi 1:1 tiap polimernya dibuat dengan metode granulasi basah yang dievaluasi dari karakterisasi fisiknya, fungsional, kadar, profil pelepasan, dan mekanisme pelepasannya. Hasil granul Klaritromisin : HEC (F1) = 1:1 menghasilkan hasil yang paling baik diantara ketiga formula. Granul yang dihasilkan memiliki rendemen 93,25% dan sifat alir excellent. Granul mengembang hingga 822,69%, mampu bertahan hingga 12 jam pada uji mukoadhesi in-vitro, dan daya adhesi yang terbaik dari ketiga formula. Dari uji disolusi, granul F1 memiliki kadar 77,58% dan profil pelepasannya adalah orde 0 difusi disolusi yang terdapat fenomena lag release. Oleh karena itu, granul F1 dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut seperti pada uji in vivo.

Peptic ulcer, caused by Helicobacter pylori (H. pylori) infection, is a global health issue with a significant prevalence, including in Indonesia. Clarithromycin is one of the drugs used to treat this bacterial infection as part of a triple therapy regimen. Conventional clarithromycin formulations only remain active for 1-3 hours at the site of action. Therefore, clarithromycin was formulated into gastroretentive mucoadhesive granules using polymer assistance to prolong drug residence time, enhance therapeutic effectiveness, and reduce resistance incidence. The selected polymers hydroxyethyl cellulose (HEC), hydroxypropyl cellulose (HPC), and polymethacrylate have shown good track records in mucoadhesive activity, yet there are no studies on the latter polymer for gastroretentive mucoadhesive formulations. This research aims to formulate gastroretentive granules with good physical properties and drug release profiles, as well as in vitro mucoadhesive properties. Granules with a 1:1 concentration of each polymer were prepared using wet granulation method and evaluated for their physical and functional characteristics, drug content, release profile, and release mechanism. Among the three formulations, the Clarithromycin:HEC (F1) granules at a 1:1 ratio showed the most promising results. The resulting granules had a yield of 93.25% and excellent flow properties. They expanded up to 822.69%, could sustain for up to 12 hours in in-vitro mucoadhesion tests, and exhibited the best adhesion capability compared to the other formulations. Dissolution testing showed that F1 granules had a drug content of 77.58% and followed a zero-order release with lag release phenomenon. Hence, F1 granules are suitable for further research, such as in vivo studies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Jesse Rajabosi
"Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang banyak terdapat di Indonesia. Kolagen dari kulit ikan ini dapat diolah menjadi gelatin yang dapat digunakan pada produk ?produk farmasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji karakteristik dari gelatin dari kulit ikan nila agar dapat digunakan sebagai eksipien, khususnya bahan pengikat, di bidang farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik gelatin dari kulit ikan nila dan menggunakannya sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet secara granulasi basah. Karakterisasi yang dilakukan meliputi analisis proksimat, sifat fungsional, kandungan logam berat, analisis asam amino dan kandungan mikrobiologi. Formula tablet yang dibuat terdiri dari lima formula tablet plasebo. Tiga formula menggunakan gelatin dari kulit ikan nila, sedangkan dua formula lain menggunakan gelatin komersial dan muscilago amilii sebagai pembanding. Semua formula tablet tersebut dilakukan evaluasi, terhadap uji visual, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan dan waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dari kulit ikan nila dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet secara granulasi basah dan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III dan Farmakope Indonesia Edisi IV."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisya
"Ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) diketahui memiliki aktivitas gastroprotektif sehingga digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Pemberian kombinasi kedua ekstrak tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga dosis yang digunakan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak kulit batang mimba dan kunyit diformulasikan menjadi sediaan granul mukoadhesif untuk meningkatkan efektivitasnya dengan memperpanjang waktu tinggal sediaan di lambung. Granul mukoadhesif dibuat dengan metode granulasi basah dalam enam formula menggunakan HPMC, Carbopol, dan kombinasi HPMC dan Carbopol sebagai polimer mukoadhesif. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi distribusi ukuran partikel, laju alir, kadar air, daya mengembang, daya mukoadhesif dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off, serta disolusi. Uji bioadhesif in vitro menunjukkan bahwa seluruh formula memiliki daya mukoadhesif yang baik. Uji wash off menunjukkan penggunaan kombinasi HPMC dan Carbopol dapat meningkatkan daya mukoadhesif formula. Daya mukoadhesif meningkat dengan peningkatan jumlah HPMC. Hasil penelitian menunjukkan formula dengan kombinasi HPMC dan Carbopol (2:1) memiliki daya mukoadhesif yang terbaik dengan pelekatan 98,67% pada uji bioadhesif in vitro dan 38,00% pada uji wash off.

Neem bark (Azadirachta indica A.Juss) and turmeric (Curcuma domestica Val.) extracts have been found posses gastroprotective effect so that they are used in the treatment of gastric ulcer. Administration of combination of both extracts can give synergistic effect so that the administration dose can be reduced. In this research, combination of neem bark and turmeric extracts were formulated as mucoadhesive granules to improve their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach. Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in six formulas using HPMC, Carbopol, and combination of HPMC and Carbopol as mucoadhesive polymers. Granules were evaluated for particle size distribution, flow rate, moisture content, swelling, mucoadhesive strength with bioadhesive in vitro test and wash off test, and dissolution. Bioadhesive in vitro test showed that all formulas have good mucoadhesive strength. Wash off test showed that combination of HPMC and Carbopol can improve mucoadhesive strength of formulas. Mucoadhesive strength increased with the increasing of HPMC. The result of this research indicated that formula with combination of HPMC and Carbopol (2:1) showed best mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 98.67% in bioadhesive in vitro test and 38.00% in wash off test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Lemna perpusilla adalah suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien. Tumbuhan ini lebih dikenal sebagai gulma yang cenderung sulit untuk dikendalikan karena memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Penelitian untuk menganalisis kemampuan ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam memanfaatkan L. perpusilla sebagai pakan kombinasi telah dilakukan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan konsentrasi pakan 100 persen L. perpusilla + 0 persen pelet, 25 persen L. perpusilla+ 75 persen pelet, 50 persen L. perpusilla+ 50 persen pelet, 0 persen L. perpusilla+ 100 persen pelet. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (O. niloticus). Padat tebar ikan 20 individu per waring dengan bobot rata-rata 20�0,01 g per individu. Ikan diberi pakan sebanyak dua kali per hari selama 50 hari. Setiap tujuh hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. perpusilla dapat menggantikan pelet sebagai pakan sebesar 25 persen. Lemna tidak dapat menggantikan pakan secara keseluruhan karena terkait dengan tingginya serat yang terkandung di dalamnya yang dapat mempersingkat waktu tubuh untuk melakukan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi."
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rihastiwi Setiya Murti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tingi sebagai bahan penyamak ulang terhadap derajat penyamakan dan morfologi kulit. Proses penyamakan dilakukan dengan menggunakan glutaraldehida. Variasi penyamakan ulang adalah variasi kadar tingi 3, 6, 9, 12, dan 15%. Mimosa 9% digunakan sebagai pembanding dalam proses penyamakan ulang. Uji morfologi kulit nila tersamak dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Penyamakan ulang kulit ikan nila menggunakan tingi optimum pada konsentrasi tingi 15%. Hasil uji kimia menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar tingi maka kadar tanin terikat dan derajat penyamakan semakin tinggi. Morfologi kulit menunjukkan serat-serat kulit semakin kompak dengan meningkatnya kadar tingi."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Dewirani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>