Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2006
S33055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Glibenklamid merupakan obat diabetes mellitus tipe 2 golongan sulfonilurea yang praktis tidak larut dalam air. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air seringkali menunjukan ketersediaan hayati yang rendah dan kecepatan disolusi merupakan tahap penentu pada absorpsi obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan profil disolusi lima merek dagang tablet glibenklamid 5 mg yang diproduksi oleh PMA dan PMDN dengan menggunakan parameter faktor perbedaan (f1) dan faktor persamaan (f2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah glibenklamid yang terdisolusi setelah 2 jam dari tablet A 85,68%, tablet B 28,7%, tablet C 160,85%, tablet D 92,37% dan tablet pembanding 116,93%. Hasil perhitungan nilai f1 dan f2 menunjukkan bahwa profil disolusi tablet A, B, C, D berbeda dengan profil disolusi tablet pembanding, sedangkan profil disolusi tablet A kemiripan dengan profil disolusi tablet D."
Universitas Indonesia, 2006
S32389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Amoxiciilin is an antibiotic of penicillin. It has been used to treat bacterial infections that caused by Gram negative bacteria and Gram positive bacteria. Most of amoxicillin tablet has been sold with generic name and non generic name. This research was proposed to compare quality and price of amoxicillin tablet 500 mg at the drug store. Especially, for amoxicillin tablet 500 mg generic and non generic. Determination of quality amoxicillin tablet could be showed from standard quality of amoxicillin tablet was based at USP XXVI. Identification, dissolution and assay were included standard quality of amoxicillin tablet. Identification test was performed by TLC with mobile phase consist of methanol, chloroform, water and pyridine (90:80:30:10). Assay of dissolution test was performed by HPLC with mobile phase potassium dihydrogen phosphate buffer and acetonitrile (39:1). Assay of tablet was performed by HPLC with mobile phase potassium dihydrogen phosphate buffer and acetonitrile (96:4). The experiment was held to 15 brands of tablet which they had consisted 3 brands of generic tablet and 12 brands of non generic tablet. The test resulted that every brands of tablet fulfilled standard quality of amoxicillin tablet. But in the test, there was variation of price, in ordinarily price of non generic tablet was more expensive than generic tablet."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin yang digunakan
untuk pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri Gram negatif dan Gram
positif. Tablet amoksisilin yang beredar ada yang dipasarkan dengan nama
generik dan non generik (nama dagang). Penelitian bertujuan untuk
membandingkan mutu dan harga tablet amoksisilin 500 mg yang beredar di
pasaran, khususnya antara tablet amoksisilin 500 mg generik dengan non
generik. Mutu tablet amoksisilin ditinjau dari terpenuhinya syarat baku tablet
amoksisilin berdasarkan USP XXVI. Syarat baku tersebut yaitu identifikasi, uji
disolusi dan penetapan kadar. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan
KLT dengan fase gerak metanol, kloroform, air dan piridin (90:80:30:10).
Kadar hasil uji disolusi diukur dengan menggunakan KCKT dengan fase
gerak buffer kalium dihidrogen fosfat dan asetonitril (39:1). Penetapan kadar
dilakukan dengan menggunakan KCKT dengan fase gerak buffer kalium
dihidrogen fosfat dan asetonitril (96:4). Penelitian dilakukan terhadap 15
merek tablet dimana terdiri dari 3 merek tablet generik dan 12 merek tablet
non generik. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua merek tablet yang
diperiksa memenuhi syarat baku tablet amoksisilin tetapi terdapat variasi
harga dimana pada umumnya tablet non generik jauh lebih mahal
dibandingkan dengan tablet generik."
Universitas Indonesia, 2006
S32388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Uswatun Hasanah
"Propranolol Hidrochloride to belong to the drug of reseptor β-adrenergik inhibitor non selective. Reseptor β-adrenergik inhibitor by propranolol hydrochloride will lessen the heartbeat and contractility miokard. Dissolution rate represent the limiting step drug absorption.
The aim of is to know the comparison of dissolution profile two trademark of tablet of propranolol hydrochloride 10 mg produced by PMA and PMDN with using parameter of difference factor (F1) and similarity factor ( F2). The result showed that the amount of propranolol hydrochloride which dissolution after 1 hour from tablet A (comparator tablet) 104,87% and tablet B 106,84%.
Calculation result the difference factor (F1) and similarity factor (F2) indicate that dissolution profile of tablet A (comparator tablet) with the tablet B in medium buffer chloride pH 1,2 showed the dissolution profile which do not different.

Propranolol Hidroklorida merupakan obat penghambat reseptor β-adrenergik non selektif. Penghambat reseptor β-adrenergik oleh Propranolol Hidroklorida akan mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard. Kecepatan disolusi merupakan tahap penentu pada absorpsi obat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan profil disolusi dua merek dagang tablet Propranolol Hidroklorida 10 mg yang diproduksi oleh PMA dan PMDN dengan menggunakan parameter faktor perbedaan (F1) dan faktor persamaan (F2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Propranolol Hidroklorida yang terdisolusi setelah 1 jam dari tablet A (tablet pembanding) 104,87% dan tablet B 106,84%. Hasil perhitungan nilai f1 dan f2 menunjukkan bahwa profil disolusi tablet A (tablet pembanding) dengan tablet B dalam media dapar klorida pH 1,2 tidak berbeda."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alawiyah Aswar
"Eksipien koproses merupakan kombinasi dua atau lebih eksipien yang memiliki keuntungan penampilan yang tidak dapat dicapai oleh pencampuran secara fisik biasa dengan eksipien yang sama. Kombinasi eksipien yang dipilih dapat melengkapi satu sama lain untuk menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien sekaligus dapat mempertahankan atau meningkatkan sifat eksipien yang diinginkan. Pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai matriks hidrofilik belum menghasilkan laju disolusi obat yang konstan, oleh sebab itu pada penelitian ini dikombinasikan dengan karboksimetilselulosa (CMC). Sifat pembentuk gel dari CMC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pembentukan gel dari pati, sebagai matriks dalam sediaan lepas terkendali sehingga mampu menahan pelepasan obat dari sediaan.
Koproses PPS - CMC dibuat dengan mendispersikan PPS dalam air (1:5) dan CMC dengan konsentrasi 5% b/v, keduanya dicampurkan dengan berbagai perbandingan yaitu 4:1, 3:1, dan 2:1. Eksipien koproses 4:1 dan 2:1 digunakan sebagai matriks dalam sediaan tablet serta dilakukan perbandingan dengan matriks PPS dan CMC sebagai eksipien awal penyusunnya. Tablet dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan teofilin sebagai model obat. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa eksipien koproses yang dihasilkan memiliki sifat fisik lebih baik dibandingkan eksipien awal penyusunnya (PPS dan CMC), namun sebagai matriks belum mampu menahan pelepasan obat dengan baik."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S32226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Defriandi
"Industri farmasi tidak lepas dari pemakaian API (Active Pharmaceutical Ingredient) sebagai bahan aktif dalam produksi obat-obatan yang dapat berdampak pada gangguan kesehatan pekerjanya. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan evaluasi efektivitas pengendalian pajanan API pada proses pembuatan tablet obat Dhasolone 5 mg menggunakan Prednisolone sebagai bahan aktifnya yang termasuk OHC (Occupational Hazard Category) 4 dan dapat menyebabkan gangguan hormonal dengan adanya penurunan kortikotropin. Penelitian ini merupakan survei analitik kuantitatif dengan mengambil sampel pajanan debu API Prednisolone dan dilakukan analisis laboratorium menggunakan HPLC-UV (High Performance Liquid Chromatography-Ultra-Violet) sesuai metode BV-2012-25247. Metode lainnya yang digunakan dalam penelitian ini juga mengacu pada SNI 7325:2009 untuk pengambilan sampel pajanan debu respirabel yang dilakukan analisisinya secara gravimetri. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja pada proses pembuatan tablet obat Dhasolone 5 mg, yang meliputi tahapan penimbangan, pengayakan, granulasi, pencetakan tablet dan pengemasan primer dengan mengambil sampel pajanan personal awal sebanyak 15 orang. Hasil pengukuran awal menunjukkan pajanan Prednisolone di bagian penimbangan, pengayakan, dan granulasi memiliki hasil peringkat pajanan pada kategori 4 (pajanan tidak terkendali dengan baik). Kemudian dilakukan perbaikan proses kerja melalui pemasangan enclosure system (dispensing booth) pada proses penimbangan sehingga dilakukan pengukuran pajanan personal kembali dengan hasil pengendalian tersebut efektif mengendalikan risiko pajanan pada pekerja dari rata-rata geometrik (GM) 100±1,68 µg/m3 menjadi 0,44±6,72 µg/m3. Pada proses lainnya, pengendalian pajanan dilakukan melalui administrasi dan Alat Pelindung Diri (APD). Pengendalian melalui APD juga dikatakan efektif mengendalikan pajanan API tersebut dengan penggunaan unit PAPR (Powered Air Purifying Respirator) yang memiliki nilai APF (Assigned Protection Factor) 1.000 di atas minumum APF yang dipersyaratkan, yaitu 250. Penilaian terhadap kefektifan penggunaan PAPR ini juga dilakukan menggunakan data surrogate, yaitu data hasil pengukuran pajanan personal terhadap debu respirabel yang dilakukan pada pekerja di bagian pengayakan, granulasi, dan cetak tablet. Secara umum dari hasil pengukuran, pengendalian melalui penggunaan PAPR ini efektif mengendalikan pajanan debu respirabel (karakteristiknya sama dengan API) dengan hasil pajanan berada pada kategori 2 yang menandakan pajanan terkendali dengan baik dan memiliki probabilitas sebesar 97,8%.  Sementara pengendalian secara administrasi, terdapat kesenjangan yang perlu dilakukan perbaikan melalui implementasi komunikasi bahaya API serta sosialisasi terkait prosedurnya.

The pharmaceutical industry cannot be separated from the use of API (Active Pharmaceutical Ingredient) as an active ingredient in the production of medicines that can have an impact on the health of its workers. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of API exposure control in the process of making Dhasolone 5 mg drug tablets using Prednisolone as the active ingredient which belongs to OHC (Occupational Hazard Category) 4 and can cause hormonal disturbances with a decrease in corticotropin. This research is a quantitative analytical survey by taking dust exposure samples from API Prednisolone and laboratory analysis using HPLC-UV (High Performance Liquid Chromatography-Ultra-Violet) according to the BV-2012-25247 method. Another method used in this study also refers to SNI 7325:2009 for sampling of respiratory dust exposure which is analyzed gravimetrically. The population in this study were workers in the process of making Dhasolone 5 mg drug tablets, which included the stages of weighing, sifting, granulating, tablet compression and primary packaging by taking samples of initial personal exposure as many as 15 people. The results of the initial measurement showed that the exposure to Prednisolone in the weighing, sieving, and granulation section had an exposure rating of category 4 (exposure was not well controlled). Then the work process was improved through the installation of an enclosure system (dispensing booth) in the weighing process so that personal exposure measurements were carried out again with the results of this control effectively controlling the risk of exposure to workers from the geometric average (GM) of 100±1.68 g/m3 to 0 ,44±6.72 g/m3. In other processes, exposure control is carried out through administration and Personal Protective Equipment (PPE). Control through PPE is also said to be effective in controlling API exposure by using a PAPR (Powered Air Purifying Respirator) unit which has an APF (Assigned Protection Factor) value of 1,000 above the minimum required APF, which is 250. An assessment of the effectiveness of using PAPR was also carried out using data surrogate, which the measurement data of personal exposure to respirable dust carried out on workers in the sieving, granulation, and tablet compression sections. In general, from the measurement results, control through the use of PAPR is effective in controlling respiratory dust exposure (characteristics are the same as API) with the exposure result being in category 2 which indicates the exposure is well controlled and has a probability of 97.8%. While controlling administratively, there are gaps that need to be improved through the implementation of API hazard communication and socialization related to the procedure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Inawati Asih
"ABSTRAK
Gliklazid (GL) merupakan obat hipoglikemia oral golongan sulfonilurea generasi kedua yang digunakan untuk perawatan diabetes mellitus tidak tergantung insulin. Permasalahan utama dalam formulasi gliklazid adalah sifat kelarutannya yang sangat rendah dalam air sehingga membatasi absorpsinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan laju disolusi gliklazid dengan membentuk kompleks inklusi dengan beta siklodekstrin. Pembuatan kompleks inklusi dilakukan dengan metode kneading dan spray drying. FTIR, XRD, dan DSC digunakan untuk mengkarakterisasi kompleks inklusi gliklazid-beta siklodekstrin. Laju disolusi gliklazid dan kompleks inklusi diuji dalam medium HCl dan dapar fosfat. Hasil analisis kompleks dengan FTIR, XRD, dan DSC menunjukkan terjadinya penurunan derajat kristalinitas dan terbentuknya kompleks inklusi. Pembentukan kompleks inklusi metode kneading dapat meningkatkan laju disolusi dari serbuk sebesar 7,5 kali dan dari tablet sebesar 4,3 kali.

ABSTRACT
Gliclazide (GL) is a second-generation sulphonylurea of hypoglicemia drug which is used for nor insulin independent diabetes mellitus treatment. Primary problem in gliclazide formulation is its low solubility in water that limits its absorption. This study is intended to enhance the dissolution rate of gliclazide by forming inclusion complexes with beta cyclodextrin. Inclusion complexes were made by kneading and spray drying method. FTIR, XRD, and DSC were used to characterize inclusion complexes of gliclazide-beta cyclodextrin. Dissolution rate of gliclazide and inclusion complexes were examined in HCl and buffer phosphate pH 6,8. Analysis result of complexes with FTIR, XRD, and DSC showed reduction degree of cristallinity and formation of inclusion complexes. Formation of inclusion complexes kneading method could increase dissolution rate from powder's form about 7,5 times and from tablet dosage form about 4,3 times. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Finanda
"ABSTRAK
Pekerjaan dan pelayanan kefarmasiaan harus dapat dipahami dan dipraktikkan oleh seorang apoteker. Untuk dapat menjadi seorang apoteker yang kompeten, calon apoteker harus memiliki wawasan dan pemahaman yang baik terkait pekerjaan kefarmasiaan yang nantinya akan dilaksanakan. Wawasan dan pemahaman tersebut didapatkan dengan adanya pembelajaran secara teoritis dan praktis. Demi terwujudnya seorang apoteker yang profesional dalam melakukan pekerjaan kefarmasiaan, salah satu hal yang penting untuk dilakukan adalah berpartisipasi secara langsung dalam melakukan pekerjaan dan pelayanan kefarmasiaan pada institusi kefarmasian, seperti industri farmasi dan apotek. Industri farmasi dan apotek dapat menjadi wadah bagi seorang calon apoteker untuk dapat mengasah keterampilan kefarmasiaannya sehingga dapat diterapkan dalam dunia kerja nanti. Untuk itu, mahasiswa melakukan Praktik Kerja Profesi apoteker di PT Novell Pharmaceutical Laboratories dan Apotek Rizki. Dengan adanya kegiatan PKPA ini, mahasiswa mampu menambah wawasan, keterampilan, dan ilmu pengetahuan dalam melakukan praktik dan pekerjaan kefarmasian secara langsung di institusi farmai.

ABSTRACT
Pharmaceutical practices must be implemented and practiced by a pharmacist. In order to become a competent pharmacist, prospective pharmacists must have good insight and understanding of the pharmacy practice to be carried out. These insights and understandings are obtained through theoretical and practical learning. For the sake of realizing a professional pharmacist in doing pharmacy practice, one of the important things to do is directly in carrying out work and pharmaceutical practice in the pharmaceutical institutions, such as the pharmaceutical industry and pharmacies. The pharmaceutical industry and pharmacies can be a place for prospective pharmacists to be able to hone their pharmacy skills so that they can be applied in the current world of work. For that, students do Intership at PT Novell Pharmaceutical Laboratories and Apotek Rizki. With this internship, students are able to build insights, skills, and knowledge in pharmaceutical practice directly in pharmaceutical intitutions."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>