Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dito Pramono
"Buah alpukat (Persea gratissima Gaertn) merupakan buah yang biasa dikonsumsi di Indonesia. Namun pemanfaatannya masih terbatas pada daging buahnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap amilum dari biji alpukat sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembantu dalam sediaan farmasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu pembuatan amilum dari biji alpukat dan karakterisasi amilum yang meliputi karakterisasi fisik, kimia dan fungsional. Karakteristik amilum biji alpukat dibandingkan dengan karakteristik amilum yang tercantum dalam The Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Hasil penelitian untuk karakteristik fisik menunjukkan bahwa amilum biji alpukat memiliki susut pengeringan 10,72 ± 0,16%; dan sisa pemijaran 0,16 ± 0,02%. Sedangkan untuk karakteristik kimia menunjukkan bahwa amilum biji alpukat mengandung 27,28 ± 0,47% amilosa; 6,1 ± 0,44% lemak; 0,21 ± 0,03% serat kasar; pH 4,19 ± 0,02; kadar SO2 kurang dari 0,008%; dan tidak mengandung zat pengoksidasi.
Hasil penelitian untuk karakteristik fungsional menunjukkan bahwa amilum biji alpukat tergelatinasi pada suhu 79,5oC, sedangkan viskositas maksimum amilum biji alpukat tidak dapat ditentukan. Karakteristik amilum biji alpukat memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam The Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Avocado (Persea gratissima Gaertn) is a fruit that usually consumed in Indonesia. But the function still limited only daily consumption. Therefore, starch from avocado seed was analyzed as excipients in pharmaceutical forms. This research was divided in two stages, starch production from avocado seed and starch characterization including physical, chemical, and functional characterization. Avocado seed starch characteristics were compared to starch characteristics in The Handbook of Pharmaceutical Excipients.
The result of physical characteristic showed that avocado seed starch has 10.72 ± 0.16 % loss on drying and 0.16 ± 0.02 % residue on ignition. Meanwhile for the chemical characteristic showed that avocado seed starch contains 27.28 ± 0.47 % amilose; 6.1 ± 0.44 % lipid; 0.21 ± 0.03 % crude fiber; pH 4.19 ± 0.02; sulphur dioxide percentage less than 0.008 %; and not contain oxidizing substances.
The result for functional characteristic showed that avocado seed starch were gelatinized at temperature 79.5oC, meanwhile the maximum viscosity cannot be difined. The characteristics of avocado seed starch can fulfill the requirements in The Handbook of Pharmaceutical Excipients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Clara
"Pati singkong terpregelatinasi propionat (PSTP) merupakan hasil modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pati singkong terpregelatinasi (PST) dengan asam propionat 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik PSTP apakah dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika, dan fungsional. Perbandingan karakterisasi dilakukan terhadap pati singkong asli, PST, dan PSTP.
Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa PSTP memiliki sifat fungsional yang lebih baik daripada pati singkong alami dan PST yaitu kompresibilitas, laju alir, sudut istirahat, viskositas dan kekuatan mengembang. Nilai derajat putih PSTP lebih rendah dibandingkan pati singkong dan PST.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa PSTP berpotensi digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi yaitu sebagai penghancur, pengikat, penyalut pada sediaan tablet, sebagai matriks pada sediaan lepas terkendali dan sebagai pengental dalam sediaan suspensi.

Pregelatinized cassava starch propionate (PSTP) is a physically and chemically modified starch product which made by reacting cassava pregelatinized starch (PST) with propionic acid 10%. The aim of this study was to investigate the chemical, physical, and functional properties of PSTP so that it may be used as excipient in pharmaceutical dosage forms. This study compared PSTP to cassava native starch and PST.
This research showed PSTP had better functional properties that is compressibility, flowability, angle of repose, viscosity, and swelling power. PSTP had lower whiteness compare to cassava native starch and PST.
This study showed that PSTP may be used as pharmaceutical excipient that is as a disintegrate, binder, coating agent in the tablet form, as a matrics in the sustained release form and as a thickening in the suspention form.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S33023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifthah Nur Sya`baniah
"ABSTRAK
Kitosan merupakan polimer alam yang bersifat kationik. Sifat kationik tersebut membuat kitosan dapat berinteraksi dengan senyawa anionik membentuk ikatan taut silang. Dalam penelitian ini, natrium tripolifosfat digunakan sebagai agen penaut silang. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi kitosan-tripolifosfat sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Larutan kitosan 3% dan larutan natrium tripolifosfat 0,145% dicampur dengan perbandingan 5:1. Eksipien hasil taut-silang dikarakterisasi secara fisik, kimia dan fungsional, meliputi bentuk dan morfologi, distribusi ukuran partikel, susut pengeringan, pola diffraksi sinar-X, sifat termal, higroskopisitas, derajat keasaman (pH), sisa pemijaran, derajat substitusi, analisis gugus fungsi, viskositas dan rheologi, kompresibilitas, laju alir dan sudut reposa, kekuatan gel, uji sineresis, indeks mengembang, sifat elongasi, tensile strength, dan Young?s modulus. Hasil karakterisasi kitosan-tripolifosfat menunjukkan adanya peningkatan fungsionalitas kitosan sehingga kitosan-tripolifosfat dapat dijadikan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

ABSTRACT
Chitosan is a cationic natural polymer. Cationic nature makes chitosan can interact with anionic compounds to form crosslink bond. In this study, sodium tripolyphosphate used as crosslink agent. This study aims to create and characterize chitosan-tripolyphosphate as a pharmaceutical excipient. 3% chitosan solution and 0,145% sodium tripolyphosphate mixed with ratio of 5:1. Excipient results were characterized physically, chemically and functionally, including the shape and morphology, particle size distribution, moisture content, X-ray diffraction patterns, thermal properties, hygroscopicity, the degree of acidity (pH), total ash, the degree of substitution, functional group analysis, flow rate and angle of repose, compressibility, viscosity and rheological, swelling index, gel strength, syneresis test, elongation properties, tensile strength and Young?s modulus. Characterization of chitosan-tripolyphosphate results showed an increase in functionality so that the chitosan-tripolyphosphate can be used as excipient in pharmaceutical dosage forms. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ramadiyanti
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan anhidrida suksinat. Tujuan penelitian ini adalah mencari pH optimum pembuatan PPSS yang dilakukan pada variasi pH 6-9 dan pH 10-12. Pada pH 6-9 terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat, sedangkan pada pH 10-12 terjadi reaksi cross-linking antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat sehingga diperoleh karakteristik yang lebih baik dari pregel pati singkong suksinat (PPSS) sebagai bahan eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika dan fungsional. Perbandingan karakteristik dilakukan terhadap PPS, PPSS pH 8 dan PPSS pH 10. Berdasarkan sifat fungsional, baik PPSS pH 8 dan PPSS pH 10 memiliki indeks kompresibilitas, sudut istirahat, kekuatan mengembang, kekuatan gel lebih baik daripada PPS. Penelitian ini memperlihatkan bahwa PPSS pH 8 maupun pH 10 dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a modified of starch physically and chemically which made by reacting pregelatinized cassava starch (PCS) and succinic anhydride. The aim of this research is to find the optimum pH of making PCSS using variation of pH 6-9 and pH 10-12. On pH 6-9 there was a substitution reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride, and on pH 10-12 was a cross-linking reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride so a better characteristic of PCSS was gained as an excipient pharmaceutical dosage form. Chemical, physical and functionally characterizations of PCS, PCSS pH 8 and PCSS pH 10 had been done. Based on the functional characteristic, either PCSS pH 8 or PCSS pH 10 have a better compressibility index, angle repose, swelling and gelling strength compared to PCS. This research showed that PCSS pH 8 and PCSS pH 10 can be used as excipient in the pharmaceutical dosage form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pati singkong merupakan eksipien yang paling umum digunakan dalam sediaan padat farmasi. Namun, pati singkong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik yang lebih baik yang berasal dari pati singkong dan salah satunya adalah dengan suksinilasi pati singkong. Pati singkong yang telah disuksinilasi dapat digunakan dalam formulasi obat lepas lambat dan lepas terkendali. Suksinilasi pati singkong dilakukan dengan mereaksikan pati singkong dengan anhidrida asam suksinat pada pH 8 dengan penambahan NaOH 0,8 N. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik pati singkong suksinat lalu dibandingkan dengan pati singkong dan Primogel®. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pati singkong suksinat memiliki perbedaan dengan pati singkong dan Primogel®. Namun, dalam beberapa hal pati singkong suksinat memiliki karakteristik yang lebih baik daripada kedua eksipien tersebut."
Universitas Indonesia, 2005
S32531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaidar
"Pati ganyong berasal dari rimpang tanaman ganyong (Canna edulis Kerr.) yang dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Namun, pati ganyong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik pati ganyong yang lebih baik dan salah satunya adalah dengan fosforilasi pati ganyong. Fosforilasi pati ganyong dilakukan dengan mereaksikan pati dengan Na2HPO4 1% dan 3% pada pH 9 dengan penambahan NaOH 5 N, yang akan menghasilkan pati dalam bentuk ikatan esterfosfat, disebut pati ganyong fosfat (PGF). Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji karakteristik PGF sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi Na2HPO4 meningkatkan kadar fosfor dalam pati. Peningkatan kadar fosfor mempengaruhi karakteristik kimia, fisika, dan fungsional pati. PGF memiliki karakteristik yang berbeda dengan pati ganyong. PGF 3% memiliki kekuatan gel dan kompresibilitas yang lebih baik dibandingkan PGF 1% dan pati ganyong. Penelitian ini menunjukkan PGF dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat dan bahan pengental dalam sediaan farmasi.
Queensland arrowroot starch is obtained from Queensland arrowroot rhizomes, it’s could be used as a pharmaceutical excipient. However, Queensland arrowroot starch as an excipient still has unbeneficial properties. So, many efforts done to get a better excipient from Queensland arrowroot starch and one of that is by phosphorylation of Queensland arrowroot starch. Phosphorylation of Queensland arrowroot starch is done by reacting Queensland arrowroot starch with Na2HPO4 1% and 3% under pH 9 by adding NaOH 5N, which produce starch in ester phosphate binding, who called Queensland arrowroot starch phosphate (SP). The aim of this research is the made and to test characteristics Queensland arrowroot starch phosphate (SP) as a pharmaceutical excipient. The research showed increasing Na2HPO4 concentration that increase phosphorus contents in starch. Increasing phosphorus contents are influence chemistry, physics, and functional characteristics of starch. SP have difference characteristics with Queensland arrowroot starch. SP 3% have better strong gel and compressibility than SP 1% and Queensland arrowroot starch. This research showed SP could be used as filler, binder, and thickening agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amat Paziri
"Pati singkong merupakan eksipien yang paling umum digunakan dalam sediaan farmasi. Namun, pati singkong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik lebih baik yang berasal dari pati singkong dan salah satunya memodifikasi pati secara kimia dan fisika, yaitu esterifikasi pati singkong dengan anhidrida propionat pada pH 8-9 dengan penambahan NaOH 1N lalu di pragelatinisasi, yang disebut dengan pragelatinisasi pati singkong propionat. Penelitian ini bertujuan mencari kondisi modifikasi pragelatinisasi pati singkong propionat pada suhu yang sesuai lalu dibandingkan dengan pati singkong. Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa pragelatinisasi pati singkong propionat memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan pada singkong yaitu meliputi kompresibilitas, laju alir, sudut istirahat, dan kekuatan mengembang.

Cassava starch is one of the most widely used excipient in the solid pharmaceutical dosage form. However cassava starch as an excipient still has unbeneficial properties. So, many efforts were done to get a better excipient from cassava starch and one of them is a physically and chemically modified starch product , which was made by esterification of cassava starch with propionate anhydride under pH 8-9 adjusting with NaOH 1 N, then it was pregelatinized, which is called pregelatinized cassava starch propionate. This research was aimed to look for condition of pregelatinized cassava starch propionate modification in appropriate temperature then it was compared to cassava starch. Characteristic evaluation results showed that pregelatinized cassava starch propionate has better value than cassava starch involving compressibility, flowability, angle of repose, swelling strength."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Swarday, Harry Mollan
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Umbi ganyong (Canna edulis Ker.) mudah tumbuh dan banyak terdapat di Indonesia. Umbi ini dapat diolah menjadi tepung dan amilum (pati). Namun, pemanfaatannya baru terbatas pada industri pangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji karakteristik dari amilum ganyong agar dapat digunakan sebagai eksipien di bidang farmasi, sehingga dapat meningkatkan manfaat dari umbi ganyong dan menambah alternatif untuk pemilihan bahan eksipien dalam sediaan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat amilum dari umbi ganyong dan menguji karakteristiknya. Amilum yang dibuat dibedakan menjadi dua, dari umbi yang dikupas (AGYD) dan umbi yang tidak dikupas (AGDK). Uji karakteristik juga dilakukan terhadap amilum ganyong kemasan (AGK) yang dijual di pasaran. Karakterisasi yang dilakukan meliputi karakterisasi kimia, fisika, dan fungsional. Dari hasil penelitian terlihat bahwa AGYD dan AGDK tidak memiliki perbedaan karakteristik yang mencolok. Namun, bila dibandingkan dengan AGK terdapat perbedaan besar pada beberapa karakteristik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa AGYD dan AGDK memenuhi persyaratan standar amilum menurut Farmakope Indonesia edisi IV, sehingga dapat digunakan sebagai eksipien farmasi."
Universitas Indonesia, 2006
S32480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Pragelatinisasi pati singkong fosfat (PPSF) adalah hasil modifikasi fisik dan kimia dari pati singkong. Pati singkong dimodifikasi menjadi pragelatinisasi pati singkong (PPS). PPS dapat mengalami retrogradasi yang akan menyebabkan terjadinya sineresis sehingga PPS perlu dimodifikasi secara kimia. Pada penelitian ini, PPS dimodifikasi kimia dengan pereaksi natrium tripolifosfat, dengan konsentrasi 5% (b/b) dan pH 9-10, selanjutnya dikeringkan dengan drum dryer. PPSF yang dihasilkan dikarakterisasi yang meliputi karakterisasi fisika, kimia dan fungsional. Derajat substitusi yang dimiliki PPSF sebesar 0,05% (%P). Gel PPSF yang diletakkan pada suhu ruang masih stabil serta tidak mengalami sineresis sampai hari ke-11.
Indeks mengembang PPSF selama 8 jam menunjukkan hasil terbesar pada medium aquadest yaitu 235,85% dan tekecil pada larutan HCl pH 1,2 yaitu 182,50%. Viskositas PPSF dengan konsentrasi 15% sebesar 2645 cps dan kekuatan gel PPSF dengan konsentrasi 30% sebesar 8,70 gF. Karakteristik film PPSF dengan konsentrasi 15% memiliki elongasi 31,67%, tensile strength 3,56x106 N/m2 dan modulus elastis 0,62x106 N/m2. Berdasarkan karakteristik yang dimiliki, PPSF mungkin dapat dimanfaatkan dalam formulasi tablet sebagai pengikat, matriks dalam sediaan sustained release, bahan penyalut baik salut film maupun salut gula, bahan pembentuk film untuk penutup luka, basis gel, bahan pengental dan bahan pensuspensi.

Pragelatinized cassava starch phosphate (PCSP) is a result of physical and chemical modification from cassava starch. Cassava starch was modified into Pragelatinized cassava starch (PCS). PCS may experience retrogradation that will cause syneresis therefore PCS was modified chemically. In this research, PCS was modified by reacting it with 5% sodium tripolyphosphate (w/w) at pH 9-10, then dried using drum dryer. PCSP produced was then characterized by means of physical, chemical and functional characterizations. Substitution degree of PCSP was 0,05% (%P). PCSP gel which was placed in room temperature was not syneresis until the 11th day.
Swelling index of PCSP during 8 hours showed the highest in aquadest was 235,85% and the lowest in HCl solution pH 1,2 was 182,50%. Viscocity of PPSF with concentration 15% was 2645 cps and gel strength of PPSF with concentration 30% was 8,70 gF. Characterizations of PCSP film with concentration 15% were 31,67% elongation, 3,56x106 N/m2 tensile strength and 0,62x106 N/m2elastic modulus. Based on PCSP characterizations, it may be applied in formulation of pharmaceutical dosage forms, such as tablet binder, matrix in sustained release tablet, tablet coating material either film coating or sugar coating, film forming for wound dressing, gel base, thickening agent and suspending agent.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42399
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>