Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaen, Nella Ria
"Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan adalah dengan swamedikasi atau pengobatan sendiri (self medicated).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga, mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan swamedikasi dan mendapatkan informasi tentang materi dan metode yang dibutuhkan untuk penyuluhan swamedikasi pada masyarakat di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat.
Desain penelitian ini adalah dengan Cross Sectional study. Data primer didapatkan dari responden dengan wawancara menggunakan pedoman kuesioner. Sampel penelitian adalah 96 orang ibu-ibu rumah tangga yang melakukan swamedikasi dalam tiga bulan terakhir penelitian yang diambil dengan metode sampling random. Ditemukan bahwa responden terbesar berusia 40 ? 49 tahun, berpendidikan tamat SLTA, tidak bekerja, dengan pendapatan rumah tangga antara Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Responden terbesar yang melakukan swamedikasi mengeluh sakit kepala dan maag, mengobati sendiri menggunakan obat dengan bentuk sediaan tablet sebagai pilihan terbesar, dosis obat yang digunakan dua kali sehari selama 1 ? 2 hari dengan hasil 93,8 % sembuh (hilang keluhan). Persentase terbesar obat yang digunakan berharga Rp 400 ? Rp 1.000 berasal dari warung yang jaraknya 0?100 meter dari rumah, tanpa mengeluarkan biaya transportasi. Alasan melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri persentase terbesar karena penyakit yang diderita masih dianggap ringan. Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga, pengetahuan, sikap responden dan biaya obat dengan tindakan swamedikasi. Menurut responden penyuluhan swamedikasi yang dibutuhkan masyarakat adalah mengenai efek samping obat dan gejala penyakit yang diberikan oleh dokter puskesmas atau kader, melalui media telivisi atau ceramah. Dengan melihat aspek kebutuhan informasi untuk meningkatkan kualitas pengobatan sendiri, maka diperlukan suatu upaya untuk membekali masyarakat dengan informasi yang benar dalam hal ini apoteker merupakan fasilitator yang ideal bagi kegiatan tersebut.

The first health seeking action undertaken by most people to overcome mild disease is through self medication.
This research aim to describe the use of drug in self medication of housewives, to find out the related factors in self medication and to get information about material and method needed in health education of Utan Panjang community.
This study employed Cross Sectional approach design, primary data are acquired from the respondents through interviews using questionnaire as the guidelines. The samples of this research are 96 respondents consist of housewives who perform self medication in the recent three months which are taken through random sampling method. It is discovered that most respondents aged between 40 ? 49 years old, most with high school educational background, with household incomes around Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Most respondents use drugs in self medication if they get headache and digestive problem. They use tablet to treat themselves which dosage two times in a day among 1 ? 2 days latter. 93,8 % of respondents are cured. Cost of drugs between Rp 400 ? Rp 1000. The respondents can get the drug at any small shops, which are near from their house without spending more money for transportation. The reason of doing self medication is the assumption that their illness is mild and they know about the drug itself. Statistically there was no significantly relation between educational levels, household incomes, respondents knowledge, respondents? attitude, and the drugs cost with self medication. The information about drugs in self medication needed by the community of Utan Panjang are drugs side effects and sickness symptoms, the information should be given by physician at health center via television or presentation. Considering the requires of information to improve quality of self medication, we have to contribute the society with right information in this case pharmacist as the ideal facilitator.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joosje J. Hassan
"Di Indonesia berhasilnya pembangunan pada masa orde baru khususnya di bidang kesehatan berdampak positif pada Umur Harapan Hidup {Life Expectancy) pada penduduk Indonesia, sehingga penduduk yang berusia lanjut/manula akan meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal ini mempunyai dampak pada timbulnya masalah kesehatan dan gizi manula. Salah satu masalah kesehatan pada golongan tersebut adalah anemia. Di Indonesia Husaini (1990) mendapatkan prevalensi anemia pada golongan tersebut 37,5% dan di Amerika Serikat Jansen {1990) 40%. Pada umumnya anemia yang terdapat disebabkan oleh defisiensi zat besi. Faktor-faktor penyebab defisiensi zat besi pada golongan manula ini adalah masukan makanan yang kurang, gangguan absorpsi zat besi dan perdarahan gastrointestinal yang kronis. Ketiga faktor penyebab tersebut erat kaitannya dengan perubahan fisiologis dan patologis yang terjadi pada golongan manula.
Penelitian ini bertujuan mengetahui status besi pada golongan manula dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Telah dilakukan studi cross sectional pada 100 orang manula umur 60-83 tahun yang tinggal di Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisik,laboratorium dan wawancara terarah meliputi keadaan social ekonomi, pengetahuan dan perilaku gizi serta kebiasaan makan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada manula yang diteliti, tingkat status besi yang tergolong normal 81% sedangkan yang tergolong defisiensi 19%, berpenghasilan rendah 85%, berpendidikan rendah 75%, berpengetahuan gizi kurang 88% dan berperilaku gizi kurang 93%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara status besi dengan masukan zat besi, vitamin C dan tingkat penghasilan dan juga hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan tingkat pendidikan. Variabel-variabel lain yang diteliti tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan status besi.

The National Development programmed implemented by the Indonesian government in the last two decades have brought about positive effects on life expectancy, which results in a yearly increase of the elderly among the population. The increase has certain important implications on health and nutrition in the elderly. One of the many problems encountered in the specific age is anemia, the prevalence of which is currently 37.5 percent for Indonesia (Husa7ni, 1990), and 40 percent in the United States (Jansen, 1990). The anemia among the elderly is mostly caused by iron deficiency. The causative factors of iron deficiency anemia in the elderly are poor intake, disorders of iron absorption and chronic gastrointestinal bleeding. Those three factors are closely related to the physiological and pathological changes occurring in old age.
This study was done to obtain data on iron status and the influencing factors in elderly. A cross sectional study was done among 100 elderly persons, ages between 60 to 83 years old, at utan Kayu Selatan, Matraman district, East Jakarta. Investigation includes physical examination, laboratory test, and guided interview encompassing socioeconomic, general knowledge, and nutritional lifestyle and eating habits.
The results of the investigation among the elderly revealed that, 81 percent, among the elderly was normal level of iron status whereas Deficiency was found in 19 percent; low income was found in 85 percent of respondents, and low educational level 75 percent. Lack of knowledge on nutrition was found in 88 percent and poor nutritional lifestyle in 93 percent. Significant associations were found between iron status and iron, vitamin C intake and the level of income; and also between knowledge on nutrition and. the level of education. There was no significant association between iron status and the other variables being studied.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shenia Ananda
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hipertensi dan faktor risikonya pada pra lansia dan lansia
(45-74 tahun). Penelitiannya bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan
jumlah sampel 120 orang. Pengambilan data dilakukan selama empat minggu
pada bulan April 2011. Data karakteristik individu (usia, status kawin, pendidikan,
pekerjaan), pola makan (frekuensi makanan tinggi natrium, frekuensi makanan
tinggi lemak, kebiasaan minum kopi), gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan
merokok, stres) didapatkan melalui wawancara dengan kuesioner. Sedangkan data
indeks massa tubuh diperoleh dengan pengukuran antropometri dan data tekanan
darah diperoleh dengan pengukuran menggunakan sphygmomanometer dan
stetoskop. Analisa hubungan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 72,5%. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi yaitu asupan natrium, kebiasaan minum kopi dan
stres. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan penelitian lebih mendalam
mengenai frekuensi minum kopi yang aman, penggunaan food frequency
questionnaire semi kuantitatif untuk pola makan dan kuesioner stres terbaru untuk
mengetahui tingkat stres.

ABSTRACT
The focus of this study is to discuss about the risk factor of hypertension in
pre elderly and elderly (45-74 years old). The research is quantitative with cross
sectional design and 120 samples. Data collection was done in four weeks in April
2011. Data of subject?s characteristics (age, marital, education, job) nutrient
intakes (sodium, fat, coffee), life styles (physical activity, smoking, stress) were
collected through interview. While data of body mass index were collected with
anthropometry measurement and data of blood pressure were measured with
sphygmomanometer and stethoscope. The analysis of relationship used chi square
test. The result shows that prevalence of hypertension are the sodium intake, the
habit of habit drinking coffee, and stress. For the next research, it is suggested to
investigate more deeply about the frequency of drinking coffee, using semi
quantitative food frequency questionnaire for eating habit and using the newest
questionnaire to know the level of stress."
Lengkap +
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Striratnaputri
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan vektor DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30-31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 27 orang (27%), 38 orang (38%) cukup, dan 35 orang (35%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia (p=0,918), pekerjaan (p=0,641), tingkat pendidikan (p=0,790), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,285) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,541). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD tergolong cukup dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about elimination of DHF’s vector and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 27% of respondents are lack of knowledge, 38% of samples has adequate knowledge, and 35% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,918), their work (p=0,641), their formal education (p=0,790),their activity in the environment (p=0,285) and the number of information’s sources they received (p=0,541). In conclusion, mostly the level of knowledge about elimination of DHF’s vector among housewives in Paseban is adequate and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information’s sources they received."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Gilang Dwiputra
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai vektor DBD dan faktor yang berhubungan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 44 orang (44%), 24 orang (24%) cukup, dan 32 orang (32%) baik.
Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai vektor DBD dengan usia (p=0,484), pekerjaan (p=0,634), dan tingkat pendidikan (p=0,301), sedangkan terdapat perbedaan bermakna dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,019) dan jumlah sumber informasi (p=0,028).
Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai vektor DBD kurang, berhubungan dengan aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan dan pendidikan.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. The objective of this research is to identify the knowledge about vector of DHF and its associated factors among housewives.
The design of this research is cross sectional. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 44% of respondents are lack of knowledge, 24% of samples has adequate knowledge, and 32% has good knowledge about DHF.
There is no significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their age (p=0,484), work (p=0,634), and formal education (p=0,301), but there is significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their activity in the environment (p=0,019) and the number of information?s sources they received (p=0,028).
In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has an association with activity in the environment, and the number of information?s sources they received, but doesn?t have association with age, work, and formal education.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudibyo Supardi
"WHO me1alui resolusi tahun 1977 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak dapat merata sampai tahun 2000 tanpa mengikut sertakan sistem pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional antara lain menggunakan obat tradisional, yang terdiri dari simplizia, jamu gendong, jamu berbungkus dan obat fitoterapi. Dalam upaya pembinaan dan pemanfaatan obat tradisional agar dapat digunakan oleh masyarakat desa, diperlukan intormasi tentang penggunaan obat tradisional dan faktor?faktor yang berhubungan dengannya. Untuk mendapakan informasi tersebut dilakukan survai secara cross sectional terhadap 27 ibu rumah tangga di desa Tapos, Bogor yang dipilih secara multistage random sampling. Data dikumpulkan deagan cara mewawancarai responden di rumahnya menggunakan kuesioner. Untuk analisis data dilakukan uji Chi-square dan uji Phi atau Cramer -s V. Dari hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari karakteristik ibu rumah tangga yang berupa umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan, hanya hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu rumah tangga dengan pengetahuan tentang obat tradisional yang bermakna.
2. Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang obat tradisional, sikap terhadap obat tradisional, kepercayaan terhadap khasiat obat tradisional dan ketersediaan obat tradisional dengan penggunaan obat tradisional secara statistik bermakna. Keeratan hubungan utama pada ketersediaan, lalu kepercayaan terhadap khasiat. pengetahuan dan terakhir sikap.
3. Ibu rumah tangga di desa Tapos yang menggunakan obat tradisional selama satu bulan sebesar 37,6%.
4. Penggunaan obat tradisional oleh ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan : berupa simplisia nabati, digunakan untuk pengobatan sariawan pegel linu dan menjaga kesehatan beralasan karena manjur/cocok 1-4 kali sebulan, mendapat secara gratis/tidak membayar dan mengetahui manfaatnya dari orang tua.
5. Ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan lebih mengenal simplisia nabati darapada jamu berbungkus maupun jamu gendong."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifan Fauzie
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa, dengan komposisi 64,63% adalah pekerja laki-laki dan sebanyak 35,37% wanita yang bekerja. Permasalahan yang timbul adalah perlakuan yang sama dalam segi kesehatan bagi wanita yang bekerja sedangkan mereka memiliki perbedaan sesuai kodratnya. Diantaranya adalah wanita yang bekerja akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayinya. Kenyataan yang ada saat ini adanya suatu kontradiksi antara keadaan tersebut dengan program pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia seperti yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKFS/IV/2004. Pihak wanita yang bekerja di Indonesia saat ini hanya mendapatkan cuti resmi berdasarkan peraturan pemerintah yaitu 6 rninggu sebelum melahirkan dan 6 minggu setelah melahirkan. Dengan masa cuti itu sulit untuk mencapai cakupan ASI eksklusif seperti yang telah ditargetkan.
Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Meskipun pada beberapa tahun terakhir didapatkan adanya kecenderungan peningkatan angka caku pan wanita yang menyusui bavinva segera setelah melahirkan, namun angka cakupan ASI eksklusif itu sendiri masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui dapat merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media rnassa dan lama waktu meninggalkan rumah.
Hingga saat ini belum didapatkan data-data yang pasti mengenai pola menyusui dan cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) di Indonesia serta faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhinya sehingga diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa masalah pada pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja, yaitu :
1. Berapa besar proporsi ibu pekerja di beberapa tempat di Jakarta yang menyusui sendiri bayinya ?
2. Faktor-faktor apa yang memiliki kecenderungan untuk dapat mempengaruhi pemberian AS1 eksklusif pada ibu bekerja di Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan ibu pekerja mengenai fisiologi laktasi ?"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Chrissendy Tuan Laham
"Dusun Tipar Kelurahan Cikelet Kabupaten Garut pernah terjangkit Flu Burung dan sempat menjadi perhatian Dunia Tahun 2006. Hingga Tahun 2009 kondisi Dusun ini masih sangat berisiko terjadinya penyakit Flu Burung pada manusia. Maka dilakukan penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan Simple Random Sampling pada ibu rumah tangga. Didapatkan 62,4 % berpengetahuan kurang, 70,4% bersikap tidak tepat, 58,4% berperilaku buruk terhadap Flu Burung. Variabel yang diduga mempengaruhi pengetahuan, sikap, perilaku ibu rumah tangga memperlihatkan 63,2% ibu kurang/tidak terpapar informasi, 21,6% ibu kurang memiliki motivasi, 52,8% masih memiliki persepsi negatif, juga terdapat 79,2% ibu yang tidak mendapat dukungan sosial.

Orchard of Tipar Sub-District of Cikelet Garut?s City have been infected by Avian Influenza and ever become attention of World on 2006th. Until 2009th, Orchard of Tipar still have more risk for Avian Influenza happened at human. Therefore, researcher doing reseacrh using cross-sectional?s design study with Simple Random Sampling at housewife. Result of research is 62,4% housewife still have less knowledge, 70,4% housewife have imprecise attitude, and 58,4% housewife have bad behavior to Avian Influenza. Variable that predicted influenced to knowledge, attitude, and behavior to Avian Influenza at housewife showing: 63,2% housewife less/no exposed with Avian Influenza Information, 21,6% housewife owning less motivation, 52,8% housewife have negative perception, as well as there are 79,2% housewife never get social support."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 45 orang (45%), 23 orang (23%) cukup, dan 32 orang (32%) baik. Terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan usia (p= 0,031), tingkat pendidikan (p=0,002) dan jumlah sumber informasi IRT (p= 0,016). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan pekerjaan (p= 0,223) dan aktivitas yang diikuti di lingkungan (p= 0,546). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang, berhubungan dengan usia, pendidikan dan jumlah sumber informasi, dan tidak berhubungan dengan pekerjaan dan aktivitas di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems especially in Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society?s knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about eliminition of mosquito breeding places (PSN) and their associatied factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on 30th and 31st of May 2009. The number of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data was analyzed using chi-square fascilitated by SPSS. The outcome shows that 45% of respondents are lack of knowledge, 23% of respondents have adequate knowledge, and 32% has good knowledge about PSN. There are significant difference between respondent's knowledge about DHF and their age (p=0,031), their formal education (p=0,002) and the number of information's sources they received (p=0,016). There are no significant difference between respondent's knowledge about DHF and their work (0,223) and their activity in the environment (0,546). In conclusion the level of knowledge about PSN DBD among housewives in Paseban is mostly poor and has significant difference with their age, level of formal education and number of information source they have got. However it has no significant difference with their job and their activity in the environment."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>