Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Elva Aprilia
"Lovastatin adalah produk metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Aspergillus terreus dan mempunyai aktivitas sebagai inhibitor enzim hidroksi metil glutaril koenzim A (HMG-KoA) reduktase. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kadar lovastatin yang dihasilkan oleh A. terreus BSC1 isolat lokal dan A. terreus F2 hasil fusi protoplas. Fermentasi dilakukan dengan metode kultur kocok menggunakan media Albert, media Martius, media Martius dengan minyak kedelai dan minyak sawit. Analisis kaldu fermentasi menggunakan KCKT dengan fase gerak asetonitril : asam fosfat 0,1% (65:35 v/v), fase diam supercosil LC-18 dan detektor spektrofotometer UV-Vis pada  235 nm. Konsentrasi lovastatin tertinggi isolat lokal A.terreus BSC1 sebesar 1094,27 ppm diperoleh menggunakan media Martius dengan minyak kedelai, sedangkan konsentrasi lovastatin tertinggi fusan A. terreus F2 sebesar 1003 ppm diperoleh dengan menggunakan media Albert.

Lovastatin is a secondary metabolite produced by Aspergillus terreus. Lovastatin is an inhibitor of hydroxyl methyl glutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase. The objective of this study were to recognize the comparition concentration between lovastatin produced by A. terreus the local isolate and A. terreus produced by protoplast fusion. Shake flask fermentation was carried out a rotary shaker using an Albert medium, a Martius medium, a Martius medium with soybean oil and palm oil. Lovastatin in fermentation broths was determined by HPLC using a Supercosil LC-18 column with an eluen comprising acetonitrile : 0,1% aqueous phosphoric acid (65:35 v/v) with the flow rate was 1,5 mL/min. The absorbtion was measured at a wavelength of 254 nm. The highest lovastatin concentration from isolate local A. terreus BSC1 was 1094,27 ppm using a Martius medium with soybean oil. The highest lovastatin concentration from fusan A. terreus F2 was 1003 ppm using an medium Albert."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Meizar Pradana
"Bekatul merupakan salah satu produk samping dari proses penggilingan padi yang memiliki manfaat. Salah satu manfaatnya, bekatul berpotensi menjadi sumber asam lemak esensial. Hal ini dikarenakan kandungan minyak pada bekatul mengandung asam lemak tak jenuh sebanyak 80%. Ekstrak minyak bekatul memiliki banyak manfaat bagi manusia terutama pada bidang kesehatan. Salah satu manfaat dari asam lemak tak jenuh yaitu dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti menurunkan risiko jantung koroner. Pengayaan asam lemak tak jenuh pada bekatul dilakukan dengan menggunakan metode fermentasi padat dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan pada penelitian ini yaitu kapang Aspergillus terreus. Kandungan asam lemak tak jenuh yang dihasilkan oleh Aspergillus terreus lebih tinggi dibandingkan Aspergillus lain. Penelitain ini mengkaji pengaruh volume inokulum terhadap pengayaan asam lemak tak jenuh pada minyak bekatul dari hasil fermentasi menggunakan kapang Aspergillus terreus. Metode fermentasi yang digunakan yaitu metode fermentasi padat dengan dengan ekstraksi Bligh-Dyer termodifikasi dan instrumen Gas Chromatography/Mass Spectrometry (GC/MS) untuk mengetahui kandungan dari asam lemak tak jenuh pada minyak bekatul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa volume inokulum optimum untuk memperkaya asam lemak tak jenuh pada minyak bekatul, yaitu volume inokulum sebanyak 7 mL dengan kandungan asam lemak tak jenuh meningkat dari 37,90% menjadi 41,39%.

Bran is a by-product of the rice milling process which has benefits. One of its benefits, bran has the potential to be a source of essential fatty acids. This is because the oil content in bran contains 80% unsaturated fatty acids. Bran oil extract has many benefits for humans, especially in the health sector. The benefits of unsaturated fatty acids can reduce the risk of cardiovascular disease like reducing the risk of coronary heart disease. Enrichment of unsaturated fatty acids in bran is using the solid fermentation method using the help of microorganisms. The microorganisms used in this study were Aspergillus terreus molds. The content of unsaturated fatty acids produced by Aspergillus terreus is higher than another Aspergillus. This study examines the effect of inoculum volume on the enrichment of unsaturated fatty acids in bran oil from fermentation using Aspergillus terreus molds. The fermentation method used is solid fermentation method with modified Bligh-Dyer extraction and (GC/MS) instruments to determine the content of unsaturated fatty acids in bran oil. The results of this study indicate that the optimum inoculum volume to enrich unsaturated fatty acids in bran oil, is 7 mL with unsaturated fatty acid content increased from 37.90% to 41.39%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Siti Yunita A.
"Kapang Aspergillus terreus menghasiikan suatu metabolit skunder
yang tergolong ke dalam kelompok senyawa statin yaitu lovastatln. Senyawa
statin merupakan senyawa penurun kadar kolesterol dengan cara
menginhibisi enzim HMG-CoA reduktase pada biosintesis kolesterol. Kapang
Aspergillus terreus yang digunakan adalah Aspergillus terreus UlCC 368.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan pH media
fermentasi terhadap produksi lovastatin menggunakan fermentasi media cair.
Hasil fermentasi Aspergillus terreus UlCC 368 dianalisis pienggunakan TLC,
LCMS, GCMS dan kromatografi kolom. Pra eksperimen dilakukan dengan
kondisi sebagai berikut; waktu inkubasi sampai 14 hari, kecepatan agitasi 150
rpm, dilakukan pada suhu kamar (28-30°C) dan pH media 6,5. Dari hasil pra
eksperimen, terbukti Aspergillus terreus UlCC 368 positif menghasiikan
lovastatin sejak hari ke-6 dan lovastatin masih terus diproduksi sampai
dengan hari ke-12. Adanya lovastatin yang dihasilkan pada pra eksperimen
memungkinkan dilakukan tahap eksperimen selanjutnya, yaitu eksperimen
variasi pH media, dapat dilakukan dengan kapang yang sama. Eksperimen
variasi pH media dilakukan pada 5 nilai pH, yaitu: 6,00; 6,25; 6,50; 6,75 dan
7,00 dengan kondisi kecepatan agitasi 150 rpm, waktu inkubasi 10 hari dan
dilakukan pada suhu kamar (28-30°C). Semua ekstrak eksperimen variasi pH
media tidak ditemukan adanya lovastatin. Hal ini didukung oleh hasil analisis
dengan TLC dan LCMS. Dengan tidak dihasilkannya lovastatin pada eksperimen ini menunjukkan bahwa AspergiHus terreus UlCC 368 dapat
menghasilkan lovastatin namun hasilnya tidak reproducible (bila dilakukan
pengulangan belum tentu diperoleh hasil yang sama)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendra Oktawira
"ABSTRAK
Lovastatin merupakan metabolit sekunder yang dapat dihasilkan oleh kapang dari jenis Aspergillus terreus melalui proses fermentasi. Senyawa ini telah diteliti manfaatnya sebagai obat yang dipakai dalam mengobati penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama yang disebabkan oleh tingglnya kadar koiestero! seseorang dl dalam tubuhnya. Oleh karena semakin banyaknya permlntaan pasar akan obat ini, maka telah diupayakan beberapa teknik untuk mengisolasi dan memurnikannya.
Penelitian dilakukan untuk mengisolasi dan memumikan senyawa lovastatin dari kaldu hasil fermentasi. Optimasi proses isolasi dilakukan pada saat melakukan ekstraksi dan kristalisasi. Untuk itu dilakukan variasi-variasi pada saat melakukannya, seperti variasi jenis pelarut, waktu ekstraksi, pH, perbandingan volume pengekstrak danperbandingan campuran pelarut. Hasil penelitian yang diperoleh pada saat melakukan proses ekstraksi memperlihatkan, bahwa pada saat proses ekstraksi tahap pertama, pengekstrak yang paling baik adalah etil asetat, dengan perbandingan volume pengekstrak 1 ; 1 dan pH pada saat melakukan ekstraksi adalah 3. Proses ekstraksi tahap dua memperlihatkan bahwa dengan semakin lamanya waktu ekstraksi (2 Jam), maka jumlah lovastatin yang dapat terekstrak akan semakin banyak. Untuk proses ekstraksi tahap III pelarut yang dapat mengekstrak lovastatin sekaligus melangsungkan proses laktonisasi adalah butil asetat.
Pada proses ekstraksi tahap I dan III lovastatin dldistribusikan ke dalam fasa organik yang bersifat kurang polar, sedangkan pada proses ekstraksi tahap II lovastatin didistribusikan ke dalam fasa air yang bersifat polar. Hal ini didasarkan pada bentuk lovastatin yang dapat berubah sesuai dengan pH lingkungan. Setelah melalui proses ekstraksi, dilakukan proses kristalisasi pada senyawa lovastatin dengan menggunakan campuran pelarut (aseton - air). Hasil optimal ditunjukkan pada perbandingan aseton-air 1 : 1,5; di mana berat lovastatin pada fasa organik hasil ekstraksi yang pada mulanya 103 mg dengan kemurnian 95,9%, setelah dilakukan proses kristalisasi berat kristal lovastatin yang dihasilkan sebesar 99,2 mg dengan kemurnian 98,3%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza, Author
"Lovastatin merupakan metabolit sekunder yang dapat dihasilkan oleh kultur jamur Aspergillus terreus dan Monascus rubber. Senyawa Lovastatin telah ditelitl manfaatnya sebagai senyawa penurun kadar LDL-kolesterol dengan cara menginhibisi enzim HMG-CoA reduktase pada sintesis kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa turunan lovastatin melalui reaksi transesterifikasi senyawa lovastatin dengan pentanol menggunakan katalis asam yaitu HCI gas. Reaksi dilakukan pada suhu 138° C selama 36 jam. Hasil reaksi diekstraksi dengan pelarut diklorometana-air. Fasa diklorometana kemudian diidentifikasi dengan metode Kromatografi Lapis Tip is (KL T) menggunakan eluen n-heksana : etil asetat 1 : 1 (v/v). Pemisahan senyawa hasil sintesis dilakukan dengan kromatografi kolom dengan fasa gerak yang sesuai dengan kromatografi lapis tipis yaitu n-heksana: etil asetat (sistem gradien polaritas), sehingga didapatkan fraksi berupa lapisan minyak berwarna kuning.: Fraksi I:I kolom kemudian diidentifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KL T;) menggunakan eluen n-heksana : etil asetat 1 : 1 (v/v). Selanjutnya, fraksi dengan Rt = 0,40, diidentifikasi dengan MS.Dari hasil identifikasi dengan MS, senyawa hasil sintesi$ mempunyai M+ 408, yaitu pentil 3,5-dihidroksi-7-(1'-hidroksi ... 3',8'-dimetilheksahidronaftalen)-heptanoat denQan rendemen sebesar 12,9 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Esterina
"Bekatul merupakan limbah yang dihasilkan saat proses penggilingan padi. Bekatul dapat digunakan sebagai bahan baku penghasil minyak dengan melewati proses ekstraksi. Minyak bekatul bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung senyawa bioaktif. Salah satu senyawa bioaktif yang terkandung dalam minyak bekatul adalah tokotrienol. Tokotrienol merupakan senyawa keluarga bagian vitamin E. Pengayaan tokotrienol dalam minyak bekatul dapat dilakukan dengan fermentasi padat (solid state fermentation) menggunakan kapang Aspergillus terreus. Proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah waktu inkubasi. Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu inkubasi kapang untuk mengetahui kandungan tokotrienol dalam minyak bekatul hasil fermentasi. Variasi waktu inkubasi dengan rentang 3-7 hari dilakukan untuk menentukan waktu inkubasi optimum dari Aspergillus terreus. Setelah melalui proses fermentasi, bekatul diekstraksi dengan metode ekstraksi Bligh Dyer termodifikasi untuk mengekstrak bekatul. Pada penelitian ini dilakukan analisis kandungan tokotrienol terhadap minyak bekatul dengan menggunakan instrumen Spektrofotometri UV dan Gas Chromatography /Mass Spectrometry (GC/MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu inkubasi untuk pengayaan tokotrienol dalam minyak bekatul dengan menggunakan Aspergillus terreus, yaitu selama 5 hari dengan kandungan tokotrienol semula 2005,405 ppm menjadi 3789,189 ppm dengan persentase peningkatan sebesar 88,95%. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam minyak bekatul setelah proses fermentasi adalah senyawa fenol, asetofenon, benzil salisilat, asam lemak MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) dan PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid).

Rice bran is a waste generated during the rice milling process. Rice bran can be used as raw material for producing oil by going through the extraction process. Rice bran oil is beneficial for health because it contains bioactive compounds. One of the bioactive compounds contained in rice bran oil is tocotrienols. Tocotrienols are part of the vitamin E family. Enrichment of tocotrienols in rice bran oil can be carried out by solid state fermentation using the Aspergillus terreus. The fermentation process is influenced by several factors, one of which is incubation time. This research examined the effect of fungi incubation time to determine the content of tocotrienols in fermented rice bran oil. Variations in incubation time with a range of 3-7 days were carried out to determine the optimum incubation time of Aspergillus terreus. After going through the fermentation process, the bran will be extracted using a modified Bligh Dryer extraction method to extract bran. In this research, an analysis of the tocotrienol content of rice bran oil will be carried out using UV Spectrophotometry and Gas Chromatography /Mass Spectrometry (GC/MS) instruments. The results showed that the incubation time for enrichment of tocotrienols in rice bran oil using Aspergillus terreus was 5 days with tocotrienol content from 2005,405 ppm to 3789,189 ppm with an increase of 88.95% percentage. The bioactive compounds contained in rice bran oil after the fermentation process are phenolic compounds, acetophenone, benzyl salicylate, MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) and PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) fatty acids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sabrina
"Minyak sel tunggal dianggap sebagai sumber minyak alternatif yang menjanjikan karena komposisinya mirip dengan asam lemak minyak nabati. Akan tetapi, biaya tinggi dalam media kultur membuat minyak sel tunggal kurang kompetitif secara ekonomi. Pada penelitian ini, dilakukan pemanfaatan minyak jelantah sebagai alternatif substrat pertumbuhan kapang Aspergillus niger dalam menghasilkan lipid untuk mengurangi biaya produksi. Penelitian ini juga mengkaji pengaruh variasi kondisi kultur terhadap yield lipid yang dihasilkan. Ekstraksi lipid dilakukan menggunakan metode Bligh Dyer. Hasil penelitian menunjukkan yield lipid optimum didapatkan sebesar 52,76%.

Single cell oil is considered as a promising alternative source of oil since fatty acid composition similar to vegetable oil. However, the high cost of the culture medium make single cell oil less economically competitive. In this study, conducted the utilization of used cooking oil as an alternative substrate culture of Aspergillus niger in producing lipids to reduce production costs. This study also examines the influence of variations in the conditions of inoculation against yield lipid. Lipid extraction will be performed using the method of Bligh Dyer. The results showed the optimum yield lipid obtained was 52.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wednes Suci Pradafitri
"Aspergillus flavus UICC 360 merupakan fungi yang mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder berupa lovastatin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Proses fermentasi menggunakan konsentrasi inokulum Aspergillus flavus UICC 360 sebesar 1,96% (v/v) dalam medium Czapek’s Dox Broth (CDB) modifikasi dengan variasi konsentrasi urea (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, dan 67 mM) dan inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang (27--300C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstrak hasil fermentasi dalam etil asetat diuji terhadap Candida albicans UICC Y-29 menggunakan metode difusi agar cara cakram. Ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM mempunyai indeks penghambatan rata-rata tertinggi sebesar 0,54 ± 0,15. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa nilai Rf ekstrak hasil fermentasi dari konsentrasi urea 42 mM sama dengan lovastatin standar, yaitu 0,42 yang mengindikasikan ekstrak mengandung lovastatin. Uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata variasi konsentrasi urea terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian variasi konsentrasi urea berpengaruh terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin.

Aspergillus flavus UICC 360 is capable of producing secondary metabolites such as lovastatin. The study aims to determine the effect of variations of urea concentration on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The fermentation process using 1.96% (v/v) inoculum concentration of Aspergillus flavus UICC 360 in the Czapek’s Dox Broth (CDB) medium modified with urea concentration variations (0 mM, 33 mM, 42 mM, 50 mM, 58 mM, and 67 mM) and incubated for 7 days at room temperature (27--30 °C) with agitation speed of 90 rpm. Ethyl acetate extracts were tested against Candida albicans UICC Y-29 using agar disc diffusion method. The extract from fermentation medium of 42 mM urea has the highest average of inhibition index of 0.54 ± 0.15. Results of Thin Layer Chromatography (TLC) showed that the extract from fermentation medium of 42 mM urea has the same Rf value with lovastatin standard Rf 0.42 which indicated that the extract contained lovastatin. Least Significant Difference (LSD) test showed that there were significant differences in the urea concentration variation in the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. It shows that variation of urea concentrations affect the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia, 2015
S62186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wamid Antaboga
"Pembuatan model perhitungan kapasitansi telah dikembangkan untuk memprediksi nilai kapasitansi per sel dari Aspergillus niger. Model ini dikembangkan dengan mengasumsikan kondisi sel yang terdistribusi adalah homogeny dalam mediumnya dan sel-sel tersebut tersusun secara parallel dan/atau seri dengan sel-sel lainnya. Data yang digunakan berdasarkan data hasil eksperimen yang dilakukan di laboratorium untuk menghitung nilai kapasitansi dari suspense sel dan sel pada kertas saring. Nilai kapasitansi per sel dari Aspergillus niger yang diprediksi sebesar 3,00 x 10-12 F dimana tidak begitu berbeda jauh dengan hasil eksperimen yaitu 2,75 x 10-12 F.

Capacitor Method A simple model of calculation of capacitance have been developed to predict the capacitance of one cell for Aspergillus niger. This model have been developed under assuming condition that the cells are distributed homogently in its media and they are arranged parallel and or series among each others. The input data are based on the experimental data, which conducted in laboratorium to measure the capacitance of cell suspension and cells in filter paper. The capacitance of an Aspergillus niger is predicted 3,00 x 10-12 F which is approximately the same with the experimentally results 2,75 x 10-12 F."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>