Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Madu bentuk cair memiliki beberapa keterbatasan dalam penggunaan,
penyimpanan, dan pendistribusian. Selain itu, rasa serta aroma madu belum
tentu disukai oleh semua orang. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha
diversifikasi yang diharapkan mampu untuk mengatasi keterbatasan madu
bentuk cair. Pada penelitian telah dilakukan pembuatan tablet madu sebagai
produk diversifikasi. Serbuk madu dibuat dengan metode pengeringan oven.
Madu dicampur dengan Avicel® PH 101 dengan perbandingan 5:5, 6:4, dan
7:3, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu ±50°C sampai diperoleh kadar
air 3-5%. Pengeringan 5:5 selama satu jam diperoleh kadar air 3,72±0,14%
dan pengeringan 6:4 selama dua jam diperoleh kadar air 3,96±0,14%. Tablet
madu dengan formula serbuk madu perbandingan 5:5 89%, Primojel® 5%,
Aerosil® 1%, talk 5% dan formula serbuk madu perbandingan 6:4 89%,
Primojel® 5%, Aerosil® 1%, talk 5% memenuhi syarat uji keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, waktu hancur, kekerasan dan keregasan."
Universitas Indonesia, 2006
S32735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak lama madu telah dikenal sebagai obat dan makanan yang
berguna bagi masyarakat di seluruh dunia. Madu diharapkan dapat
diformulasikan dalam bentuk tablet. Namun, banyak kendala dalam
memformulasikan madu ke dalam bentuk tablet. Penelitian bertujuan untuk
mempelajari proses pengeringan madu dengan menggunakan oven dan
adsorben HPMC dan mencoba memformulasikan serbuk madu dalam bentuk
tablet. Madu dicampur adsorben HPMC dengan perbandingan madu dan
HPMC 5:5; 4:6 dan 3:7 kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu
50°C, 60°C dan 70°C. Pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 180,
240, 300, 360, 420, 480, 540, 600 pengeringan ditentukan kadar airnya.
Serbuk madu terbaik kemudian diformulasikan menjadi tablet. Hasil serbuk
madu yang terbaik adalah serbuk madu dengan perbandingan 4:6 dan
dikeringkan dalam oven dengan suhu 50°C selama 4 jam. Waktu hancur
tablet madu buruk."
Universitas Indonesia, 2006
S32538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Arief Kurniawan
"Metode fused deposition modelling (FDM) merupakan salah satu teknik pencetakan tiga dimensi (3D-printing) yang sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam pembuatan tablet. Metode ini diawali proses ekstrusi untuk menghasilkan filamen menggunakan polimer termoplastik sebagai bahan pembentuknya, namun pemanfaatan polimer farmasi dalam bidang ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan filamen mengandung teofilin berbasis campuran polimer polivinil pirolidon – poli asam laktat (PVP-PLA) serta polikaprolakton (PCL) melalui proses ekstrusi dengan konsentrasi bahan aktif maksimal dan mengamati pengaruhnya terhadap kekuatan mekanis filamen serta pelepasan obat. Filamen yang dibuat menggunakan campuran PVP-PLA dipreparasi dengan alat twin-screw extruder, sementara filamen berbasis PCL dibuat menggunakan alat single-screw extruder. Seluruh filamen hasil ekstrusi dikarakterisasi meliputi bentuk dan diameter, morfologi permukaan (SEM), kekuatan mekanis, analisis kandungan obat dan uji pelepasan obat. Tiga filamen berbasis PVP berhasil dibuat dengan diameter rata-rata berkisar antara 1,51 ± 0,11 mm hingga 1,60 ± 0,10 mm, sementara filamen berbahan dasar PCL berhasil diekstrusi dalam 12 formulasi dengan rentang diameter antara 1,38 ± 0,07 mm hingga 1,56 ± 0,07 mm. Tampilan SEM menunjukkan filamen yang dihasilkan memiliki bentuk permukaan yang cukup halus dengan bahan aktif terlihat tersebar di dalam filamen. Seluruh filamen memiliki kekuatan mekanis yang memenuhi syarat dengan rentang kekerasan antara 0,611 ± 0,044 kg hingga 2,478 ± 0,135 kg dan diamati terjadi penurunan kekuatan mekanis seiring dengan meningkatnya konsentrasi teofilin dalam filamen. Kapasitas pemuatan teofilin maksimal dalam filamen sebesar 18,25 ± 0,29% (b/b) untuk formula berbasis PVP dan 5,09 ± 0,07% (b/b) untuk formula berbasis PCL. Hasil uji pelepasan obat menunjukkan bahwa filamen dengan bahan dasar PVP memiliki karakteristik pelepasan segera, sementara filamen berbasis PCL memiliki karakteristik pelepasan diperlambat. Secara keseluruhan, filamen yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan berpotensi untuk diaplikasikan dalam pembuatan sediaan farmasi dengan bantuan teknologi 3D-printing.

Fused deposition modelling (FDM) is one of the 3D-printing techniques which is potential to be applied in tablet manufacturing. This method started with the hot melt extrusion process which requires thermoplastic polymer as the filament-forming material, but the use of pharmaceutical polymers still has to be developed. This study aims to obtain theophylline-loaded filaments using the combination of polyvinyl pyrrolidone and polylactic acid (PVP-PLA) as well as polycaprolactone (PCL) with maximum drug-loading capacity through extrusion process and observing their impact to the mechanical properties and drug release profile. Filaments made of the PVP-PLA mixture were prepared using twin-screw extruder, while the PCL-based filaments were fabricated using the single-screw extruder. All extruded filaments were characterized for shape and diameter, surface morphology (SEM), mechanical properties, drug content, and drug release profile. Three PVP-based filaments were successfully prepared with average diameter ranging in 1.51 ± 0.11 mm to 1.60 ± 0.10 mm and 12 PCL-based filament formulations were successfully made with the range of diameter between 1.38 ± 0.07 mm and 1.56 ± 0.07 mm. SEM images showed that all filaments have fairly smooth surface and the active ingredients were spread evenly inside the filaments. All filaments have proper mechanical properties with the hardness value ranging in 0.611 ± 0.044 kg to 2.478 ± 0.135 kg and it was observed that the strength was decreased as the amount of theophylline in filaments increased. Maximum drug-loading capacity for the PVP-based filaments was 18.25 ± 0.29% (w/w) and 5.09 ± 0.07% (w/w) for the PCL-based filaments. The results of drug release study showed that filaments using PVP have the immediate-release profile, while the PCL-based filaments have slow release profiles. Overall, the extruded filaments have excellent properties and potential to be applied in the manufacturing of pharmaceutical preparations using the 3D-printing technology."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Primadawaty
"Pati aren berasal dari empulur batang tanaman aren (Arenga pinnata Merr.). Pada penelitian ini telah dilakukan asilasi pati aren dengan cara mencampur pati aren dengan larutan asam stearat 7% dan 9% dalam etanol 96% pada suhu 50oC selama 12 jam. Selanjutnya terhadap hasil asilasi dilakukan uji karakteristik fisika, kimia dan fungsional kemudian diaplikasikan sebagai salut film tablet. Data percobaan menunjukkan terjadi ikatan ester antara gugus hidroksil (OH) pada pati dengan gugus stearat yang ditandai dengan terbentuknya gugus CO karbonil pada bilangan gelombang 1700-1725 cm-1 yang menghasilkan pati aren stearat (PAS). Kekuatan gel dan daya adhesi meningkat secara bermakna. Aplikasi PAS pada salut film mendekati kualitas salut film hidroksilpropilmetilselulosa (HPMC).
Aren starch are obtained from aren stalk (Arenga pinnata Merr.). In this study acylation of aren starch had done by mixing aren starch with 7% and 9% stearic acid solution in ethanol 96% with temperature 50oC for 12 hours. The result of acylation are tested for the physics, chemical and functional characteristics and then applied as a film coating tablet. The experimental data showed that the ester binding are occurs between hydroxyl groups (OH) of starch with stearic groups which marked by the existances of CO carbonyl at wavelength 1700 - 1725 cm-1 which produce aren starch of stearic (ASS). Gel strength and adhesion energy significantly increase. The application of ASS as film coating are close enough with the quality hydroxypropilmethylcellulose (HPMC) as film coating."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Wikarsa
"Dipiridamol sebagai obat pencegah komplikasi tromboembolik dalam terapi pasca operasi katup jantung dan terapi jangka panjang angina pectoris akan diabsorpsi dengan baik dalam lambung. Untuk dapat menjaga konsentrasi terapetik dalam waktu lama dan untuk meningkatkan ketersediaan hayatinya diperlukan sediaan lepas lambat dengan waktu tinggal di lambung yang lama. Untuk mencapai tujuan tersebut pada penelitian ini akan dibuat tablet lepas lambat
dipiridamol yang dapat mengapung dengan persyaratan yang dibuat sesuai dengan konsentrasi terapi dipiridamol. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan menggunakan aquades sebagai cairan pengikat menggunakan hidroksipropil metil selulosa (HPMC) K4M, Ac-di-sol, Avicel PH 102, talk dan Mg stearat. Uji pelepasan dipiridamol
dilakukan secara in vitro menggunakan alat tipe 2 (dayung) dengan kecepatan pengadukan 50 rpm dalam medium HCl 0,1 N sebanyak 900 mL pada suhu 37 ± 0,5 °C selama 8 jam. Formulasi tablet dengan komposisi dipiridamol 50 mg, HPMC K4M (30%), Ac-di-sol (20%), Avicel PH 102 (37%), talk (2%), dan Mg Stearat (1%) menghasilkan tablet
mengapung dengan pelepasan sebesar 59,61 ± 23,35% pada jam ke-4 dan 89,34 ± 34,19% pada jam ke-8 yang memenuhi persyaratan pelepasan.
Dipyridamole is a drug for prevention of postoperative thromboembolic complication of heart valve replacement and long term therapy of angina pectoris will be well absorbed in stomach. To maintain therapeutic plasma concentration in long time and to increase bioavalaibility is needed a sustained release dosage form having the long residence time in the stomach. The objective
of this research was to make floating sustained release tablet of dipyridamole conforming to the requirement that was
set up by dipyridamol therapeutic concentration. Tablets were made by wet granulation method using aquadest as a liquid binder, HPMC K4M, Ac-di-sol, Avicel PH 102, talk, and Mg stearat. Dissolution assay was carried out using type 2 release tester at rotation speed of 50 rpm in medium 900 mL HCl 0.1 N at 37 ± 0.5 °C for 8 hours. The
formulation containing of 50 mg dipirydamole, HPMC K4M (30%), Ac-di-sol (20%), Avicel PH 102 (37%), talk (2%), and Mg stearat (1%) released 59.61 ± 6.73% and 89.34 ± 5.87% of dipyridamole respectively after 4 and 8 hours that conformed to the requirement."
[Institut Teknologi Bandung. Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung. Sekolah Farmasi], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tendean, Susiana
"Kejang adalah suatu gejala yang disebabkan oleh gangguan paroksismal involunter akibat lepasnya muatan listrik di neuron otak. Manifestasi klinis kejang dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik dan otonom. Penanganan kejang ditujukan untuk menghentikan kejang secepatnya dan mencari faktor penyebab yang melatarbelakangi timbulnya serangan. Penghentian kejang secepatnya diperlukan untuk mencegah terjadinya status epileptikus namun penatalaksanaan kejang sering kali tidak dilakukan secara adekuat. Pemakaian obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan kejang sulk terkontrol.
Penggunaan obat golongan benzodiazepin masih menjadi pilihan utama dalam mengatasi kejang termasuk status epileptikus karena awitan kerja obat cepat dan mempunyai efek samping yang relatif kecil. Di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM digunakan diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk pasien dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk pasien dengan berat badan lebih dari 10 kg atau diazepam intravena dengan dosis 0,3 - 0,5 mg/kgBB.
Penggunaan diazepam rektal mempunyai beberapa kelemahan antara lain adalah obat sering keluar kembali bersamaan dengan feses, memerlukan teknik tertentu dalam pemberian obat tersebut dan rasa enggan orangtua jika memberikan obat melalui jalur ini terutama jika pasien sudah menginjak usia remaja. Hal ini membuat dipikirkannya pemberian obat melalul jalur lain yang lebih nyaman, efektif dan tidak melibatkan akses vena. Jalur pemberian obat tersebut adalah melalui mukosa bukal. Keunggulan pemberian obat melalui mukosa bukal disebabkan oleh karena pada daerah tersebut mengandung banyak vaskularisasi dan pemberian obat melalui mukosa bukal menyebabkan obat terhindar dari first-pass effect sehingga obat cepat memasuki sirkulasi sistemik. Pemberian obat melalui mukosa bukal/sublingual disebut juga dengan oral transmucosal administration.
Beberapa kepustakaan merekomendasikan lorazepam untuk mengatasi kejang karena awitannya cepat, mempunyai waktu paruh distribusi lebih panjang sehingga efek antikonvulsan lebih lama dan mempunyai efek samping depresi pernapasan lebih kecil dibandingkan diazepam.
Penggunaan lorazepam bukal dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengatasi kejang dan menurut penelitian dikatakan bahwa pemberian antikonvulsan secara bukal lebih dapat diterima dibandingkan pemberian secara rektal karena seringkali baik orangtua, perawat maupun dokter yang memberikan pertolongan enggan dalam melakukan pemberian secara rektal.
Berdasarkan alasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang membandingkan pemberian lorazepam bukal dan diazepam rektal dalam tata laksana kejang pada anak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka diajukan permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
Apakah efekfivitas lorazepam bukal dalam mengatasi kejang lebih baik dibandingkan dengan diazepam rectal.
Hipotesis: pemberian lorazepam bukal lebih efektif dibandingkan diazepam rektal dalam mengatasi kejang. Tujuan umum untuk mendapatkan alternatif obat antikonvulsan yang bekerja efektif, aman dan pemberiannya mudah dilakukan. Tujuan khusus membandingkan proporsi kejang yang terkontrol dengan lorazepam bukal dan diazepam rectal, membandingkan waktu yang diperlukan oleh lorazepam bukal dan diazepam rektal dalam mengatasi kejang, menilai efek samping secara klinis yang terjadi pada subyek penelitian setelah pemberian masing-masing obat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T58465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Binsar
"Telah dirancang dan dibuat sistem penumbuhan semikonduktor yang telah digunakan dalam penumbuhan semikonduktor lapisan tipis Cadmium Telleruide (CdTe). Sistem penumbuhan yang dirancang dan yang dibuat tersebut, terdiri dari tabung tempat penu nbuhan yang dibuat dari tabung kwarsa, sedangkan kumparan pemanas dibuat dari kawat kantha tipe A dengan diameter 0,508 mm dan resistivitasnya 9,915 ohm/m Sebagai dudukan source, dopant dan substrat holder dibuat dan grafit.
Untuk menutup tabung tempat penumbuhan semikonduktor tersebut, dibuat penutup tabung dari bahan messing yang dilengkapi dengan sheel dan bahan apiezon grease yang digunakan untuk menghindari kebocoran pada persambungan antara tabung kwarsa dengan tutup tabung tersebut. Untuk mendeteksi keadaan temperatur yang terjadi dalam tabung kwarsa, pada masing masing lokasi source, dopant dan substrat holder digunakan thermocoupet tipe K. Untuk mengontrol temperatur yang terjadi dalam tabung kwarsa, digunakan alat kontrol temperatur yang diintegrasikan dengan triac, sebagai alat pembatas temperatur bila melebihi yang ditentukan sebelumnya.
Pada penumbuhan semikonduktor tersebut, menggunakan source Cadmium Tefleruide (CdTe) dan dopant Aluminium (Al) dengan kemurnian 6N, sedangkan substrat holdernya menggunakan grafit dan gelas corning. Penumbuhan semikonduktor lapis CdTe dilakukan dalam tabung kwarsa yang divakumkan dengan metoda penguapan CVD (Chemical Vapour Deposition). Penumbuhan semikonduktor lapis ini dilakukan dengan cara source maupun dopant dipanaskan sampai menguap sedangkan substrat holder dipanaskan antara 360 samai 460 C, kemudian dialirkan gas nitrogen (N2) untuk membawa uap-uap source maupun dopant ke substrat holder. Dari hasil penumbuhan yang dilakukan diperoleh semikonduktor tipe-n dan tipe-p."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>