Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Swarday, Harry Mollan
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Clara
"Pati singkong terpregelatinasi propionat (PSTP) merupakan hasil modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pati singkong terpregelatinasi (PST) dengan asam propionat 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik PSTP apakah dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika, dan fungsional. Perbandingan karakterisasi dilakukan terhadap pati singkong asli, PST, dan PSTP.
Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa PSTP memiliki sifat fungsional yang lebih baik daripada pati singkong alami dan PST yaitu kompresibilitas, laju alir, sudut istirahat, viskositas dan kekuatan mengembang. Nilai derajat putih PSTP lebih rendah dibandingkan pati singkong dan PST.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa PSTP berpotensi digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi yaitu sebagai penghancur, pengikat, penyalut pada sediaan tablet, sebagai matriks pada sediaan lepas terkendali dan sebagai pengental dalam sediaan suspensi.

Pregelatinized cassava starch propionate (PSTP) is a physically and chemically modified starch product which made by reacting cassava pregelatinized starch (PST) with propionic acid 10%. The aim of this study was to investigate the chemical, physical, and functional properties of PSTP so that it may be used as excipient in pharmaceutical dosage forms. This study compared PSTP to cassava native starch and PST.
This research showed PSTP had better functional properties that is compressibility, flowability, angle of repose, viscosity, and swelling power. PSTP had lower whiteness compare to cassava native starch and PST.
This study showed that PSTP may be used as pharmaceutical excipient that is as a disintegrate, binder, coating agent in the tablet form, as a matrics in the sustained release form and as a thickening in the suspention form.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S33023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ramadiyanti
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan anhidrida suksinat. Tujuan penelitian ini adalah mencari pH optimum pembuatan PPSS yang dilakukan pada variasi pH 6-9 dan pH 10-12. Pada pH 6-9 terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat, sedangkan pada pH 10-12 terjadi reaksi cross-linking antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat sehingga diperoleh karakteristik yang lebih baik dari pregel pati singkong suksinat (PPSS) sebagai bahan eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika dan fungsional. Perbandingan karakteristik dilakukan terhadap PPS, PPSS pH 8 dan PPSS pH 10. Berdasarkan sifat fungsional, baik PPSS pH 8 dan PPSS pH 10 memiliki indeks kompresibilitas, sudut istirahat, kekuatan mengembang, kekuatan gel lebih baik daripada PPS. Penelitian ini memperlihatkan bahwa PPSS pH 8 maupun pH 10 dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a modified of starch physically and chemically which made by reacting pregelatinized cassava starch (PCS) and succinic anhydride. The aim of this research is to find the optimum pH of making PCSS using variation of pH 6-9 and pH 10-12. On pH 6-9 there was a substitution reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride, and on pH 10-12 was a cross-linking reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride so a better characteristic of PCSS was gained as an excipient pharmaceutical dosage form. Chemical, physical and functionally characterizations of PCS, PCSS pH 8 and PCSS pH 10 had been done. Based on the functional characteristic, either PCSS pH 8 or PCSS pH 10 have a better compressibility index, angle repose, swelling and gelling strength compared to PCS. This research showed that PCSS pH 8 and PCSS pH 10 can be used as excipient in the pharmaceutical dosage form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pati singkong merupakan eksipien yang paling umum digunakan dalam sediaan padat farmasi. Namun, pati singkong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik yang lebih baik yang berasal dari pati singkong dan salah satunya adalah dengan suksinilasi pati singkong. Pati singkong yang telah disuksinilasi dapat digunakan dalam formulasi obat lepas lambat dan lepas terkendali. Suksinilasi pati singkong dilakukan dengan mereaksikan pati singkong dengan anhidrida asam suksinat pada pH 8 dengan penambahan NaOH 0,8 N. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik pati singkong suksinat lalu dibandingkan dengan pati singkong dan Primogel®. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pati singkong suksinat memiliki perbedaan dengan pati singkong dan Primogel®. Namun, dalam beberapa hal pati singkong suksinat memiliki karakteristik yang lebih baik daripada kedua eksipien tersebut."
Universitas Indonesia, 2005
S32531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S32295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilal Samsuri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS), yang merupakan modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia sebagai matriks dalam sediaan tablet mengapung. Formulasi tablet mengapung dibuat dengan mengkombinasikan PPSS dengan natrium alginat dan PPSS dengan HPMC. Telah dibuat 5 formula yaitu FI PPSS : natrium alginat (50:50), FII PPSS : natrium alginat (60:40), FIII PPSS : natrium alginat (70:30), FIV PPSS : natrium alginat (80:20), dan FV PPSS : HPMC (50:50). Evaluasi terhadap semua sediaan tablet mengapung yang dilakukan meliputi floating lag time, kemampuan keterapungan, daya mengembang serta profil laju disolusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa floating lag time yang tercepat adalah FII dan FV yaitu 1,0 + 0,0 detik, sedangkan FI 2,5 + 1,06 detik, FIV 3,5 + 0,35 detik dan FIII 10,5 + 1,76 detik. Uji keterapungan menunjukkan bahwa semua tablet mampu mengapung selama 24 jam. Kelima formula tersebut mampu menahan pelepasan verapamil HCl sampai 8 jam dengan jumlah pelepasan antara 33,67% - 78,66%.

The aim of this research is to know the capability of pregelatinized cassava starch succinate (PCSS), which constitutes modified of cassava starch physically and chemically as a matrix in the floating tablet dosage form. The formulas of floating tablet dosages form were made by combining PCSS with sodium alginic and PCSS with HPMC. It has been made 5 formulas, which were FI PCSS: sodium alginic (50:50), FII PCSS: sodium alginic (60:40), FIII PCSS: sodium alginic (70:30), FIV PCSS: sodium alginic (80:20), and FV PCSS: HPMC (50:50). Evaluation to all of the floating dosages form were floating lag time, buoyancy test, swelling index, and rate of dissolution profile. The fastest floating lag time FII and FV were 1,0 + 0,0 second, while FI 2,5 + 1,06 seconds, FIV 3,5 + 0,35 seconds and 10,5 + 1,76 seconds for FIII. The buoyancy test showed that all of the formulas were able to buoy for 24 hours. All of the formulas can retain releasing of verapamil HCl for 8 hours by means of releasing between 33,67% - 78,66%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amat Paziri
"Pati singkong merupakan eksipien yang paling umum digunakan dalam sediaan farmasi. Namun, pati singkong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik lebih baik yang berasal dari pati singkong dan salah satunya memodifikasi pati secara kimia dan fisika, yaitu esterifikasi pati singkong dengan anhidrida propionat pada pH 8-9 dengan penambahan NaOH 1N lalu di pragelatinisasi, yang disebut dengan pragelatinisasi pati singkong propionat. Penelitian ini bertujuan mencari kondisi modifikasi pragelatinisasi pati singkong propionat pada suhu yang sesuai lalu dibandingkan dengan pati singkong. Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa pragelatinisasi pati singkong propionat memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan pada singkong yaitu meliputi kompresibilitas, laju alir, sudut istirahat, dan kekuatan mengembang.

Cassava starch is one of the most widely used excipient in the solid pharmaceutical dosage form. However cassava starch as an excipient still has unbeneficial properties. So, many efforts were done to get a better excipient from cassava starch and one of them is a physically and chemically modified starch product , which was made by esterification of cassava starch with propionate anhydride under pH 8-9 adjusting with NaOH 1 N, then it was pregelatinized, which is called pregelatinized cassava starch propionate. This research was aimed to look for condition of pregelatinized cassava starch propionate modification in appropriate temperature then it was compared to cassava starch. Characteristic evaluation results showed that pregelatinized cassava starch propionate has better value than cassava starch involving compressibility, flowability, angle of repose, swelling strength."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Setia Windra Dharmawan
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan pati singkong yang termodifikasi secara fisika dan kimia. Karakteristiknya yang dapat membentuk gel dan mengembang dalam air dingin memungkinkan digunakan sebagai eksipien pada formulasi tablet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan PPSS sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur pada sediaan tablet. Kemampuan PPSS sebagai bahan pengikat diamati dengan membuat tablet yang menggunakan PPSS sebagai pengikat dengan konsentrasi 15 – 20% dan amilum dengan konsentrasi 15% sebagai bahan penghancur tablet. Sedangkan kemampuan penghancur PPSS diamati dengan menggunakan PPSS sebagai bahan penghancur dengan konsentrasi 5 – 10% dan sebagai bahan pengikatnya digunakan Avicel 102 dengan konsentrasi 10%. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung dan sebagai model obat digunakan diltiazem HCl. Hasil evaluasi tablet yang diperoleh menunjukkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada konsentrasi 20%, dan digunakan pada konsentrasi 10% sebagai bahan penghancur dengan metode cetak langsung.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a physically and chemically modified-starch. Its characteristic, which able to form gel and swell in cold water, enables it to be applied as an excipient in tablet formulation. The aim of the research is to study the PCSS ability as the binder and the disintegrant in tablet dosage form. As a binder, tablets were formulated using PCSS at concentration 15 - 20% and amilum 15 % as a disintegrant. On the other tablet formulations, PCSS at concentraction 5-10% were used as disintegrant, and Avicel 10% as a binder. Tablets were prepared by direct compression method and used diltiazem hydrochloride as a drug model. According to the evaluation of the result - tablets, PCSS could be applied in direct compression tablet formulations as a binder and disintegrant at consentration of 20% and 10%, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>